13 research outputs found

    Bagaimana hobi membaca fiksi berperan terhadap empati di kehidupan nyata?

    Get PDF
    Penelitian terdahulu mengenai pengaruh fiksi terhadap empati di Indonesia umumnya dilakukan dengan desain eksperimen, yang mana terbatas hasilnya pada setting eksperimen itu sendiri. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti hal yang serupa namun dengan desain non-eksperimen. Bersama variabel narrative empathy, penelitian ini berupaya meneliti pengaruh fiksi terhadap empati dengan menggunakan Author Recognition Test (ART) untuk keterpaparan fiksi, Interpersonal Reactivity Index (IRI) untuk empati, dan skala EDI untuk narrative empathy. Partisipan penelitian adalah 332 pembaca fiksi di Indonesia yang merupakan pengikut akun seputar sastra di media sosial Twitter. Partisipan penelitian diminta mengisi kuesioner online melalui Google Form. Data kemudian dianalisis dengan teknik regresi linear berganda menggunakan SPSS IBM versi 20. Hasil penelitian menemukan bahwa keterpaparan fiksi dan narrative empathy secara simultan berpengaruh terhadap empati pada pembaca fiksi sebesar 26,1%

    Validasi Struktur Internal Alat Ukur Refleksi Diri Adaptif melalui CFA

    Get PDF
    Adaptive self-reflection could be done if people could react positively when analyzing negative experienced by reflecting emotions, allowing the self to reconstruct the feelings and meaning of the experience rather than recounting what has happened and what is perceived or avoiding it (self-distancing). The purpose of this study is to developed adaptive self-reflection questionnaire by validating internal structure some of the scales that have the same relation with adaptive self-reflection construct. This study used a quantitative approach with Confirmatory Factor Analysis (CFA) method involving 100 respondents in the trial and 306 respondents in the next test. The Adaptive self-reflection questionnaire that produced in this study consisted of 15 items that measure three dimensions, namely the emotional reactivity, thought content, and avoidance. The Adaptive self-reflection questionnaire proved to be valid and reliable (CR = 0.80). The test results proved that measuring adaptive self-reflection questionnaire meet the unidimensionality assumption. Abstrak : Seseorang mencapai refleksi diri adaptif apabila dapat bereaksi secara positif ketika mengingat peristiwa negatif yang pernah dialaminya dengan melakukan refleksi diri, membiarkan diri merekonstruksi perasaan dan makna dari pengalaman daripada mengulang apa yang telah terjadi dan apa yang dirasakan secara nyata atau melakukan penghindaran (self-distancing). Tujuan penelitian ini merancang alat ukur refleksi diri adaptif dengan cara memvalidasi struktur internal beberapa alat ukur sejenis yang berkaitan dengan refleksi diri dengan menggunakan metode Confirmatory Faktor Analysis (CFA) yang melibatkan 100 responden pada tahap uji coba dan 306 responden pada pengujian berikutnya. Alat ukur refleksi diri adaptif yang dihasilkan dari penelitian ini terdiri dari 15 aitem yang mengukur tiga dimensi yaitu reaksi emosi, konten pikiran dan penghindaran. Alat ukur refleksi diri adaptif terbukti valid dan reliable (CR = 0.80). Hasil pengujian membuktikan bahwa alat ukur refleksi diri adaptif ini memenuhi asumsi unidimensionalitas

    Bahagia Karena Allah: Religiusitas Sebagai Mediator Antara Komunikasi Intim Dan Kepuasan Perkawinan Pada Wanita Yang Menikah Dengan Cara Ta’aruf

    Get PDF
    Marriage satisfaction is caused by many factors. From various researches it was concluded that there are two main factors that cause marital satisfaction, namely communication and socio-economics. Among social factors, there are factors that encourage marital satisfaction, namely religiosity. In these two decades the practice of marriage without dating, which is often referred to as ta'aruf, is an expression of religious behavior. Although there are several studies linking the variables of intimate communication, religiosity and marital satisfaction, there is no research that explains the relationship of intimate communication and marital satisfaction with religiosity as mediator variables in the context of ta'aruf. The purpose of this research is to find evidence whether religiosity mediates the relationship between intimate communication and marital satisfaction. The sample of this study consisted of 150 women living in Tangerang who all underwent ta'aruf before marriage, with a marriage age of 1 to 25 years of marriage. Samples were obtained from study groups who practice ta'aruf as expressions of religious teachings, using a purposive method. Mediation analysis was performed by regression analysis of the PROCESS V3.0 procedure with SPSS version 2.5. The importance of religiosity in explaining the relationship between intimate communication and the satisfaction of Muslim marriages is discussed and discussed.Kepuasan perkawinan disebabkan oleh banyak faktor. Dari berbagai riset disimpulkan bahwa ada dua faktor utama yang menimbulkan kepuasan perkawinan yakni komunikasi dan sosial-ekonomi. Diantara faktor sosial, terdapat faktor yang mendorong kepuasan perkawinan, yakni religiusitas. Pada dua dekade ini marak praktik pernikahan tanpa pacaran, yang sering disebut sebagai ta’aruf, sebagai sebuah ekspresi perilaku religius. Meskipun ada beberapa penelitian yang mengaitkan variabel komunikasi intim, religiusitas dan kepuasan perkawinan, namun belum ada penelitian yang menjelaskan relasi komunikasi intim dan kepuasan perkawin dengan religiusitas sebagai variabel-mediator dalam konteks ta’aruf. Tujuan penelitian untuk mencari bukti apakah religiusitas memediasi hubungan antara komunikasi intim dengan kepuasan perkawinan. Sampel dari penelitian ini terdiri dari 150 wanita yang tinggal di Tangerang yang seluruhnya menjalani ta’aruf sebelum menikah, dengan usia perkawinan 1 hingga 25tahun perkawinan. Sampel diperoleh dari kelompok pengajian yang mempraktikkan ta’aruf sebagai ekspresi ajaran agama, dengan metode purposive. Analisis mediasi dilakukan dengan analisis regresi prosedur PROCESS V3.0 dengan SPSSversi 2.5.Pentingnya religiusitas dalam menjelaskan hubungan antara komunikasi intim dan kepuasan perkawinan muslim dibahas dan didiskusikan

    Refleksi Diri Melewati Peristiwa Retaknya Keluarga dalam Penulisan Naratif: Studi Analisis Isi

    Get PDF
    Saat individu berusaha mengatasi dampak emosional menghadapi keluarga retak,  individu mencoba untuk melakukan refleksi atas peristiwa tersebut meski kadang sulit karena individu larut pada emosi negatif (ruminasi). Namun, individu juga mampu melihat pengalamannya secara adaptif dari perspektif pengamat dengan merespon tekanan dengan berjarak, sehingga mampu memaknai atau mendapatkan solusi dari tekanan. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan proses refleksi diri adaptif ketika merespon peristiwa retaknya keluarga dengan cara menulis narasi dengan kata ganti personal satu (perspektif pelaku) dan menulis narasi dengan kata ganti personal nama-diri (perspektif pengamat). Riset Kross dkk. (2014) menyatakan bahwa kata ganti personal nama-diri merupakan metode untuk refleksi diri yang dianggap lebih adaptif dibandingkan dengan menggunakan kata ganti personal satu (perspektif diri pelaku) yang menyebabkan efek larut pada emosi negatif. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode analisis isi. Subjek penelitian berjumlah tujuh orang (5 wanita dan 2 pria). Data diperoleh dari teks tulisan subjek yang mengikuti eksperimen menulis naratif selama empat hari berturut-turut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa instruksi menulis dengan bahasa yang berjarak menggunakan perspektif pengamat, jika dibandingkan dengan instruksi menulis dengan menggunakan perspektif pelaku, pada level tertentu dapat membantu proses refleksi diri adaptif dengan mekanisme yang berbeda

    Rancangan Aplikasi Smart-Senyum Untuk Deteksi Dini Kesehatan Mental

    Get PDF
    Mental health for teenagers needs attention, especially for students with non-formal education (Sanggar Kegiatan Belajar 26 Bintaro). Everyday problems, at school and at work, are triggers for students to experience mental health problems. Mental health education is very necessary, considering that there are no mental health services and no guidance and counseling teachers, as well as tools to help carry out early detection. The design of the Smart-smile application was built using a prototype method to help carry out early detection. The measuring tool used in screening is the Self Reporting Questionnaire-20 (SRQ-20). By using the Smart Smile application, early detection of mental health can be easily done.Kesehatan mental bagi remaja perlu mendapatkan perhatian terlebih lagi untuk siswa dengan pendidikan non formal (Sanggar Kegiatan Belajar 26 Bintaro). Permasalahan sehari-hari, disekolah dan ditempat pekerjaan menjadi pemicu bagi siswa mengalami gangguan kesehatan mental. Penyuluhan kesehatan mental sangat diperlukan, mengingat belum adanya layanan kesehatan mental dan belum tersedianya guru bimbingan konseling, serta alat membantu untuk melakukan deteksi dini. Perancangan aplikasi Smart-senyum dibangun dengan metode prototype guna membantu untuk melakukan deteksi dini. Alat ukur yang digunakan dalam melakukan skrining adalah Self Reporting Questionnaire-20 (SRQ-20). Dengan menggunakan Aplikasi Smart senyum deteksi dini kesehatan mental dapat dengan mudah dilakukan

    Expressive writing changes grief into meaning – a sequential explanatory design approach

    Get PDF
    The purpose of the present study was to describe the effect of expressive writing on the level of one’s grief through a sequential design (expressive writing experiments for 3 consecutive days for 15 minutes each days then an analysis of the participant’s writing contents was conducted). This study used a pre-post test matching technique experimental design follow up by content analysis. The total number of participants (both in the experimental and control groups) was 30 (M-age = 21.2; SD = 1.2), lost their parents more than six month. Randomized matching technique was use to divide participant into experimental (expressive writing) and control (non-expressive writing).The baseline score measured by the complicated grieving inventory of >25 (Prigereson, 1995). Results showed that the experimental group had a decreased level of grief relative to the control group, the texts showed an interested result to be further discussed

    Perbedaan Kepribadian dan Perilaku Seks Pranikah pada Remaja yang Berpacaran dan Tidak Berpacaran di Jakarta Barat

    Get PDF
    Currently, more problems are found in adolescent lives. One of its problem is the increasing rate of premarital sex behavior among teenagers. Previous studies showed that personality played an important role for teenagers’ pre-marital sex behavior. Another thing related to pre-marital sex behavior is whether individuals choose to date or not to date before marriage.  Several studies that link dating behavior to pre-marital sex behavior resulted in positive and significant relationship between dating behavior and pre-marital sex. This current research aim to found out whether there’s a difference between the personality of teenagers who date and who don’t date with their pre-marital sex behavior. The population of this research is grade XI students in West Jakarta and the sample was 3582 respondents using random sampling. The scale used to measure pre-marital sex behavior is a modification of Vener and Stewart’s heterosexual activity items by Miladiyani (2008) which consists of 12 pre-marital sexual behavior starting from eye-to-eye contact up to sexual intercourse

    Immediate Effect of Expressive-Gratitude Writing: Emotion Craft through Writing During the Covid-19 Pandemic

    No full text
    The world is gradually recovering from the coronavirus outbreak, which was first declared in early 2020 and the pandemic is slowly shifting into an endemic. This transition has brought a profound effect on individuals’ mental states. Grief over the loss of loved ones and general suffering appear simultaneously with gratitude because of receiving social support and surviving among many other things. One of the effective and inexpensive interventions to deal with depression is expressive writing. To date, this intervention is still popular. There are two types of expressive writing, the first is writing down negative events, and the second is writing positive things or gratitude writing. These two writing techniques are generally not combined and alone rarely result in immediate effect (Baikie & Wilhelm, 2005). The purpose of this research is to find out the immediate effect of expressing negative events as well as gratitude writing, combining the two writing techniques with the perspective of cathartic-insight theory and gratitude. In the course of this research, expressive-gratitude writing was carried out for three consecutive days. The participants wrote about negative events on the first day, the impact of negative events from the perspective of others on the second, and on the last day, they wrote a letter of gratitude and learning. Immediately after completing the tasks, the depression level of the research participants (N=50, M-age= 33.69; n-woman= 40, n-man= 10) was measured using the BDI-II (21 items) and the Gratitude Questionnaire (6 items). The statistical test using the paired t-test revealed a significant decrease in the BDI-II average score and a significant increase in the gratitude average score. In contrast to previous studies which found that the immediate effect of expressive writing was either enhancing distress or showing no effect whatsoever, this research suggested that the immediate effect of expressive-gratitude writing could significantly reduce negative emotions and increase gratitude

    Gambaran Body Image Dengan Kecemasan Penampilan Sosial Pada Remaja Akhir Perempuan

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara body image dengan kecemasan penampilan sosial (social appearance anxiety), pada remaja akhir perempuan saat harus tampil di depan publik. Subjek penelitian ini adalah remaja akhir perempuan yang berusia 18-21 tahun dan bertempat tinggal atau berada di wilayah DKI Jakarta dengan jumlah responden 95 responden. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kuantitatif dengan desain korelasi, dengan teknik pengambilan sampling, yaitu purposive sampling. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu Social Appearance Anxiety Scale (SAAS) dan Multidimensional Body Self Relation Questionnaire (MBSRQ). Seluruh analisis data dalam penelitian ini menggunakan bantuan program SPSS 21. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif yang siginifikan antara social appearance anxiety dengan body image saat harus tampil di depan publik pada remaja akhir perempuan dengan memberikan nilai koefisien sebesar -.243. Penelitian ini diharapkan dapat dikaji kembali dengan variabel yang berbeda dan dapat menjadi bahan literatur terkait penelitian selanjutnya.
    corecore