12 research outputs found

    MANAJEMEN STRATEGI PADA PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN SEBAGAI BIDANG GARAP MANAJEMEN PENDIDIKAN

    Get PDF
    Human resources for educators and education personnel are very crucial components in the education system. This figure will always be in the strategic spotlight when talking about educational issues because teachers or educators are always related to components and within the education system. Choosing human resources who are able to answer the challenges in the 4.0 era or the millennial era should use strategic management, because strategic management is a process of determining the direction and goals of an organization in the long term through method selection, strategy formulation and systematically planned implementation. Educators and educational staff in the educational process play an important role, especially in efforts to shape the character of the nation through developing personality and desired values. The aim of this research is to describe the management of educators and education personnel in various schools. The research method used in this research is qualitative with a library research approach by collecting data from various literature sources. It was concluded that the strategic management of educators and education personnel goes through the stages of managing classes, choosing appropriate learning methods and media, utilizing literacy 4.0 and using learning trends 4.0

    Preparation and Characterization of Betel Leaves (Piper betle Linn) Extract Nanoparticle with Ionic Gelation Method

    Get PDF
    Nanoparticles are used in drug delivery which can increase mass transfer so increase the absorption and effectiveness of the drug. Therefore, its prospect to improve antibacterial and antioxidants activities of betel leaves. The research aimed to preparation and characterization of betel leaf extract using ionic gelation technique. The formulation of nanoparticles from betel leaf extract with ionic gelation method using alginate and CaCl2 with a ratio of 2.5: 1. The characterization of the nanoparticles includes particle size analysis, zeta potential, particle morphology and determination of flavonoid content. Particle size analysis demonstrated that the betel leaf extract nanoparticles had a particle size of 243,03 ± 1,48 nm, zeta potential of -23,0 ± 0,35 mV and morphology of particle showed that a flat shape. The betle leaf exctract nanoparticle positively contained flavonoid with Rf 0.7 equivalent to quercetin. The betel leaf extract can be made nanoparticles with ionic gelation method using alginate and CaCl2

    Edukasi Pemilihan Obat dalam Swamedikasi Penyakit Flu dan Batuk pada Anak

    Full text link
    Prevalensi penyakit ringan misalnya batuk dan flu cukup tinggi di daerah tersebut karena Perubahan cuaca lingkungan terutama pada anak-anak. Jumlah anak-anak di wilayah RW 04 Padokan, Sawahan, Ngemplak, Boyolali cukup tinggi. Mudahnya akses pelayanan kefarmasian di sekitar daerah tersebut sangat memungkinkan untuk melakukan swamedikasi bagi masyarakat. Pelaksanaan swamedikasi harus didukung pengetahuan dan kesadaran dari masyarakat. Sasaran kegiatan yaitu warga di lingkungan RW 04 Desa Sawahan. Metode yang digunakan yaitu dengan memberikan kuisioner dan penyuluhan. Kuisioner diberikan 1 hari sebelum pelaksanaan kegiatan dan 1 hari setelah pelaksanaan kegiatan kepada 20 responden perwakilan tiap RT. Hasil kuisioner digunakan untuk mengetahui menilai pemahaman masyarakat tentang swamedikasi dan sebagai indikator keberhasilan dari kegiatan. Penyuluhan disampaikan oleh Dwi Saryanti, S.Farm., M.Sc., Apt dengan tema penggolongan obat dan dilanjutkan Truly Dian Anggraini, S.Farm., M.Sc., Apt dengan tema pemilihan obat dalam pengobatan flu dan batuk pada anak. Hasil penyuluhan menunjukkan adanya peningkatan pemahaman masyarakat mengenai swamedikasi yaitu dari 67,83% menjadi 90,43%. Berdasarkan hasil ini diharapkan masyarakat dapat lebih bijak dalam memilih obat dalam melakukan swamedikasi untuk penyakit flu dan batuk pada anak

    Edukasi Pemilihan Obat dalam Swamedikasi Penyakit Flu dan Batuk pada Anak

    Get PDF
    Prevalensi penyakit ringan misalnya batuk dan flu cukup tinggi di daerah tersebut karena perubahan cuaca lingkungan terutama pada anak-anak. Jumlah anak-anak di wilayah RW 04 Padokan, Sawahan, Ngemplak, Boyolali cukup tinggi. Mudahnya akses pelayanan kefarmasian di sekitar daerah tersebut sangat memungkinkan untuk melakukan swamedikasi bagi masyarakat. Pelaksanaan swamedikasi harus didukung pengetahuan dan kesadaran dari masyarakat. Sasaran kegiatan yaitu warga di lingkungan RW 04 Desa Sawahan. Metode yang digunakan yaitu dengan memberikan kuisioner dan penyuluhan. Kuisioner diberikan 1 hari sebelum pelaksanaan kegiatan dan 1 hari setelah pelaksanaan kegiatan kepada 20 responden perwakilan tiap RT. Hasil kuisioner digunakan untuk mengetahui menilai pemahaman masyarakat tentang swamedikasi dan sebagai indikator keberhasilan dari kegiatan. Penyuluhan disampaikan oleh Dwi Saryanti, S.Farm., M.Sc., Apt dengan tema penggolongan obat dan dilanjutkan Truly Dian Anggraini, S.Farm., M.Sc., Apt dengan tema pemilihan obat dalam pengobatan flu dan batuk pada anak. Hasil penyuluhan menunjukkan adanya peningkatan pemahaman masyarakat mengenai swamedikasi yaitu dari 67,83% menjadi 90,43%. Berdasarkan hasil ini diharapkan masyarakat dapat lebih bijak dalam memilih obat dalam melakukan swamedikasi untuk penyakit flu dan batuk pada anak

    Peningkatan Pengetahuan Masyarakat Tentang Penyakit Diabetes Melitus

    No full text
    Prevalensi penyakit Diabetes melitus (DM) cukup tinggi di Desa Mancasan, Kecamatan Baki Kabupaten Sukoharjo dan pengetahuan masyarakat terhadap penyakit ini masih rendah sehingga perlu adanya peningkatan pengetahuan tentang penyakit DM. Penyakit DM yang tidak terkontrol dapat mempengaruhi ginjal, mata, sistem saraf dan organ lain dalam tubuh. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan edukasi tentang penyakit DM dan cara pengatasannya, serta memberikan pelatihan pembuatan teh celup herbal yang dapat digunakan untuk menunjang pengobatan penyakit DM. Kegiatan dilakukan dengan memberikan edukasi kepada masyarakat tentang penyakit DM dan cara pengatasannya dan pelatihan pembuatan teh celup herbal dengan memanfaatkan biji mahoni yang merupakan bahan alam yang tersedia berlimpah disekitar lingkungan. Metode yang digunakan yaitu dengan memberikan penyuluhan dan pelatihan. Sebelum dan setelah penyuluhan dan pelatihan dilakukan diberikan pretes dan post tes  untuk menilai pemahaman masyarakat tentang diabetes melitus dan sebagai indikator keberhasilan dari kegiatan. Hasil penyuluhan menunjukkan adanya peningkatan pemahaman masyarakat mengenai diabetes melitus yaitu dari 67,83% menjadi 90,43%. Berdasarkan hasil ini diharapkan masyarakat dapat lebih bijak dalam menggunakan obat diabetes melitus dan dapat memanfaatkan teh herbal dari bahan alam

    Formulasi dan Evaluasi Sediaan Nanoemulsi Ekstrak Umbi Bawang Putih (Allium sativum L.): Formulation and Evaluation of Nanoemulsion of Garlic (Allium sativum L.) Extract

    No full text
    Garlic bulbs (Allium sativum L.) has an active substance in the form of allicin which is thermolabil, allicin as the main antioxidant that can prevent free radicals. Nanoemulsion has a particle size of 20-500 nm which is an oil and water dispersion system stabilized by a combination of surfactant and cosurfactant. The purpose of this study was to obtain the best formula from the variation of VCO concentration 3%, 5%, 8% and determine the stability of nanoemulsion preparations. Nanoemulsions are formulated in oil phase VCO, surfactant Tween 80, and cosurfactant PEG 400. Nanoemulsion preparation performed organoleptic test, pH, viscosity , transmittance%, stability. The best Formula continued particle size test, and zeta potential. This study used laboratory experimental method, the results of the study were analyzed by one way ANOVA test. Obtained the best formula of nanoemulsion preparation of garlic bulb extract at a concentration of 8% VCO, the best formula physical results with clear yellow organoleptic characteristics, distinctive odor, and does not separate, pH value 4.9, viscosity value 7.0 d'pas, transmitan % value 96.11, nanoemulsion preparation of garlic bulb stable after stability test. The best Formula in Continue particle size test is the average value obtained 607.0, 53.4 and the average value of the potential Zeta test obtained -5.7, 0.86. The higher the concentration of VCO, the stability of smakin good preparation, nanoemulsion preparation that has good stability in formula 3 with a concentration of 8% VCO. Keywords: Nanoemulsion, Antioxidants, VCO, PEG 400, Tween 80 Abstrak Umbi bawang putih (Allium sativum L.) memiliki zat aktif berupa allicin yang bersifat termolabil, allicin sebagai antioksidan utama yang dapat mencegah radikal bebas. Nanoemulsi memiliki ukuran partikel 20-500 nm yang merupakan suatu sistem dispersi minyak dan air yang distabilkan oleh kombinasi surfaktan dan kosurfaktan. Tujuan penelitian ini untuk mendapatkan formula terbaik dari variasi konsentrasi VCO 3%, 5%, 8% dan mengetahui kestabilan sediaan nanoemulsi. Nanoemulsi diformulasikan dalam fase minyak VCO, surfaktan Tween 80, dan kosurfaktan PEG 400. Sediaan nanoemulsi dilakukan uji organoleptis, pH, viskositas, % transmitan, stabilitas. Formula terbaik dilanjutkan uji ukuran partikel, dan zeta potensial. Hasil penelitian dianalisis dengan uji one way anova. Berdasarkan % transmitan tertinggi didapatkan formula terbaik sediaan nanoemulsi ekstrak umbi bawang putih pada konsentrasi VCO 8%, dengan karakteristik organoleptis kuning bening, bau khas, dan tidak memisah, pH 4,9, viskositas 7,0 d’Pas, % transmitan 96,11%. Sediaan nanoemulsi umbi bawang putih stabil setelah dilakukan uji stabilitas. Formula terbaik mempunyai ukuran partikel yaitu 607,0±53,4 nm dan nilai zeta potensial sebesar -5,7±0,86 mV. Semakin tinggi konsentrasi VCO maka stabilitas sediaan semakin baik, sediaan nanoemulsi yang memiliki stabilitas yang baik yaitu pada formula 3 dengan konsentrasi VCO 8%. Kata Kunci: Nanoemulsi, Antioksidan, VCO, PEG 400, Tween 8

    Optimasi CMC Na dan Carbopol dalam Sediaan Gel Ekstrak Etanol Daun Ketapang (Terminalia cattapa L.) dengan Metode Simplex Lattice Design: Optimation of CMC Na and Carbopol in Gel Extract Ethanol Ketapang Leaf (Terminalia cattapa L.) with Simplex Lattice Design Method

    No full text
    Ketapang leaves (Terminalia cattapa L.) contain flavonoid and tannin which can be used as an antibacterial. This research aims to find the optimal comparison between CMC Na and carbopol concentrations. Carbopol can compensate for the lack of CMC Na in ketapang leaf ethanol extract gel (GEEDK), because CMC Na has lower spreadability and viscosity than carbopol. In this research, expert design software version 13 was used using Simplex Lattice Design (SLD). Optimization was carried out to produce the best base mixture by including response pH, viscosity, spreadability and adhesive. The SPSS One Sample T test program was used to confirm the optimal formula obtained. The best GEEDK formula with a CMC composition of 79.85% and carbopol 20.15% in 4g gelling agent, with a desirability value of 0.990. The optimal formula produces gel that does not pass viscosity and spreadability tests, with a pH of 6,67 ± 0,957, a viscosity of 480 ± 2,998 dPas, a spreadability of 3.55 ± 0,302 cm, and an adhesion time of 22.61 ± 0.112 seconds. The verification results show that there is no statistically significant difference between predictions and test results and it can be concluded that SLD is valid for identifying the best formulation. The acceptability test results with a value of 3, indicate that the optimal GEEDK formula was well accepted by respondents. Keywords:          Optimization, Ketapang leaf (Terminalia cattapa L.), Simplex Lattice Design, gels   Abstrak Daun ketapang (Terminalia cattapa L.) mengandung senyawa flavonoid dan tanin yang dapat digunakan sebagai antibakteri. Penelitian ini bertujuan untuk mencari perbandingan optimal antara konsentrasi CMC Na dan carbopol. Carbopol dapat mengkompensasi kekurangan CMC Na dalam gel ekstrak etanol daun ketapang (GEEDK), karena CMC Na memiliki daya sebar dan viskositas yang lebih rendah dibandingkan carbopol. Dalam penelitian ini menggunakan software design expert versi 13 dengan menggunakan Simplex Lattice Design (SLD). Optimasi dilakukan untuk menghasilkan formula campuran basis terbaik dengan memasukkan respon, pH, viskositas, daya sebar, dan daya lekat. Program uji SPSS One Sample T digunakan untuk mengkonfirmasi formula optimal yang diperoleh. Formula GEEDK terbaik dengan komposisi CMC 79,85% dan carbopol 20,15% pada total gelling agent yang digunakan sebanyak 4 g, dengan nilai desirability 0,990. Formula optimal menghasilkan gel yang tidak lulus uji viskositas dan daya sebar, dengan pH 6,67±0,957, viskositas 480±2,998 dPas, daya sebar 3,55±0,302 cm, dan waktu adhesi 22,61±0,112 detik. Hasil verifikasi menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan secara statistik antara prediksi dan hasil pengujian dan dapat disimpulkan bahwa SLD valid untuk mengidentifikasi formulasi terbaik. Hasil pengujian akseptabilitas dengan nilai 3, menunjukkan bahwa formula optimal GEEDK diterima dengan baik oleh responden. Kata Kunci:         Optimasi, Ketapang (Terminalia cattapa L.), Simplex Lattice Design, ge

    Use of CMC Na as Gelling Agent in Nanoemulgel Formulation of Methanol Extract of Sappan Wood (Caesalpinia sappan L)

    No full text
    Sappan wood ( Caesalpinia sappan L.) contains brazilin including isoflavonoids which act as antimicrobials (against bacteria on skin) and antioxidants. Nano technology increases surface area, enhance stability, reduces skin irritation, protects from degradation, and has good drug delivery. Nano emulsion preparations can help permeability of the drug on the membrane surface. Nanoemulgel preparations can provide stability and good drug release compared to mixing drugs directly in a gel base. The purpose of this study were to determine the effect of different concentrations of CMC-Na gelling agents and which concentration of CMC-Na gelling agents that can produce the best nanoemulgel preparations. Nanoemulsion made from isopropyl myristate as oil phase, tween 80 as surfactant and polyethylenglycol as co-surfactant. Nanoemulsion formulations were tested by measurement of % transmittance by UV-Vis spectrophotometry at a wavelength 650nm. Nanoemulgel is made from nano emulsions used basis of CMC-Na at concentrations 3%, 4%, and 5%. The results showed percent transmittance was 71.86%. The results of physical quality and stability tests of the nanomulgel wood preparations showed an influence on the physical properties such as adhesion, dispersion and viscosity, the greater concentration of CMC-Na gelling agents in nanoemulgel preparations, the greater values adhesion and viscosity, while the spreadability was smaller. Concentration of CMC-Na gelling agent that produced the best of sappan wood nanoemulgel ( Caesalpinia sappan L.) was 5% that stable by freeze-thaw testing
    corecore