545 research outputs found

    Perancangan Interior Shinjuku Hairmake Di Surabaya

    Full text link
    Interior Design Shinjuku Hairmake Surabaya is a project of designing the interior of a place of beauty and hair care that located in the city of Surabaya. interior design can attract the curiosity and provide comfort for visitors. Facility that will be designed are the lobby, waiting room, haircut hall, hairwash room, hair care hall, makeup hall, nail art hall, retail hall, and staff hall. This design is expected to provide the characteristics and identity of the Shinjuku Hairmake in Surabaya. With an attractive interior and comfortably space can be a plus point for the salon itself, supported with lighting and regular circulatio

    Workload Evaluation Towards the Dodol Workers From Dryer Section in Buleleng Bali

    Get PDF
    Penglatan village, one of the villages in Buleleng Regency-Bali, is the center of dodol industry, with a number of makers up to 44 small group makers, on which each group consisting of 6 to 8 workers. Dodol is a sweet snack that has been sold to many regions in Bali as well as to modern markets such as minimarkets or supermarkets and Bali souvenir shops. In Bali, dodol has become one of the traditional snacks used for offering in the religious ceremony. The making process of dodol consisted of several processes, which were dough making, cooking, packaging/wrapping, and lastly, drying. The drying process was done by the workers through the natural method by utilizing the traditional tool to spread the dodol on the bamboo mat on which afterward, continued by drying them in the sun. The kind of drying process can cause ergonomic problems such as pain in the neck, shoulder, back, lower back, head, and hands. As a result, it can decrease work productivity as well as product quality

    KENDANG SUNDA

    Get PDF
    Pendahuluan Jawa Barat kaya akan bentuk-bentuk kesenian daerah baik yang di pentaskan di panggung atau memerlukan tempat,seperti pagelaran Wayang Golek,bangreng,kendang panca,ketuk tilu,ataupun yang bersifat helaran,artinya di pentaskan dengan berjalan ataupun pawai atau arak-arakan seperti kuda renggong,sisingaan,barongsai. Di dalam pertunjukannya kesenian tersebut sudah barang tentu memakai tabuh-tabuhan atau kita sebut saja dengan gambelan dari yang sederhana sampai yang lengkap. Kita perhatikan lagi lebih jauh bahwa setiap yang di pergunakan dalam seni pertunjukan tersebut ada satu instrument membranophone yang di sebut dengan kendang. Walaupun tidak semua seni pertunjukan di Jawa barat menggunakan kendang serti tembang sunda Cianjuran,Jentreng,ataupun pantun. Namun dalam seni pertunjukan itu pun fungsi instrumen kendang kadang di ambil oleh instrument lain. Dalam setiap pertunukan yang memakai gamelan ini,kadang sering di jumpai dan sering menjadi pusat perhatian penonton maupun pendengar karawitan. Hal ini di sebabkan dalam satu stel kendang yang minimal di gunakan tiga buah terdiri dari dua kendang kecil yang dinamakan Kulanter dan satu kendang besar yang dinamakn batangan. Dari tiga buah kendang ini hanya memerlukan satu orang pemain/penabuh kendang saja.Di sinilah letak keunikan dari pemain kendang dimana kelincahan tangan dalam menabuhnya disertai dengan hentakan-hentakan yang memerlukan pengalaman dan kemahiran tersendiri. Oleh karenanya jumlah orang yang bisa memainkan alat relatif sedikit dibandingkan dangan penabuh instrument lainnya. Sehingga sering terjadi suatu grup gamelan menyewa pengendang dari kelompok lain untuk keperluan pagelaran

    Ajaran organisasi penghayat kepercayaan terhadap tuhan yang maha esa perguruan tenaga dalam bambu kuning

    Get PDF
    Dalam usaha mengenalkan ajaran organisasi penghayat kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa kepada masyarakat dan instansi yang terkait, maka Bagian Proyek Pembinaan dan Pengembangan Budaya Spiritual Tahun 2000 berusaha menerbitkan ajaran organisasi penghayat kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa tersebut dalam bentuk buku

    Perancangan Interior Fine Dining Restaurant melalui Pendekatan Healthy Lifestyle

    Full text link
    Gaya hidup sehat adalah gaya hidup yang ideal bagi manusia. Tidak hanya menghargai pentingnya menjaga kesehatantubuh untuk kehidupan sehari-hari, namun juga menghargai produk-produk yang dihasilkan langsung dari alam, karenagaya hidup sehat merupakan cara hidup manusia untuk mencegah ketidaknyamanan pada tubuh dengan menjaga asupangizi dan aktivitas. Junk food adalah jenis makanan yang kontras dengan prinsip gaya hidup sehat, namun sudah menjadigaya hidup baru, karena manusia dituntut menyelesaikan segalanya dengan lebih cepat. Tidak adanya nutrisi baik dalamjunk food menyebabkan makanan tersebut menjadi salah satu penyebab turunnya daya tahan tubuh. Edukasi kembaliakan pentingnya menjaga gaya hidup sehat adalah dengan mengkonsumsi makanan sehat. Dalam perancangan ini akandilakukan edukasi mengenai makanan sehat dengan sarana fine dining restaurant di Menteng, Jakarta Pusat.// /

    Analisis Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Wajib Pajak Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Gianyar (KPP Gianyar)

    Get PDF
    Tujuan penelitian untuk menganalisis kualitas pelayanan terhadap kepuasan wajib pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Gianyar (KPP Gianyar), maka dengan sampel 100 responden, dilakukan penelitian mengunakan  kuesioner. Data yang diperoleh  dari hasil penelitian dengan menggunakan kuesioner, dianalisis dengan menggunakan analisis kuantitatif dan kualitatif. Dalam menentukan katagori indeks kepuasan masyarakat maka harus dicari kepuasan maksimum dan minimum. Rentang skor kepuasan masyarakat di dapat adalah 800.000-(-800.000)=1.600.000, oleh karena tingkat kepuasan diklasifikasikan menjadi 5 (lima), maka interval skor untuk setiap klasifikasi adalah 1.600.000 : 5 = 320.000. Berdasarkan pengukuran indek kepuasan total dengan menggunakan rumus skor kualitas jasa dari Fandy Tjiptono, 2008 : 100, maka didapat indeks kepuasan wajib pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Gianyar (KPP Gianyar) sebesar 647.292 dimana point terletak antara 480.000 sampai dengan 800.000 yang artinya sangat puas

    KONSEP RWA BHINEDHA DALAM TARI REJANG SAKRAL LANANG DI DESA MAYONG BULELENG BALI

    Get PDF
    ABSTRAKPola lantai Tari Rejang Sakral Lanang di Desa Mayong berkonsep rwa bhinedha yang terlihat dari garis lurus satu banjar lalu membentuk garis melengkung. Kedua garis tersebut merupakan simbol purusa dan pradana untuk mencapai suatu kehidupan atau keseimbangan. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui konsep rwa bhinedha dalam pola lantai tarian tersebut. Teknik pengumpulan data penelitian ini adalah metode observasi tidak berstruktur, metode wawancara, studi dokumentasi, dan studi kepustakaan. Berdasarkan analisis data yang dilakukan, diperoleh hasil bahwa pola lantai Tari Rejang Sakral Lanang di Desa Mayong pada saat pementasan menggunakan konsep rwa bhinedha yang dilakukan di Jaba Tengah berbentuk kalangan pada setiap pura (Kahyangan Desa) yang terdapat di Desa Mayong. Pola lantai hanya terdiri dari satu banjar panjang yang membentuk garis lurus dan melengkung di dalamnya. Penelitian ini menggunakan Teori Semiotika dari Ferdinand de Saussure yaitu penanda dan petanda. Garis lurus dan garis melengkung yang membentuk lingkaran pada pola lantai sebagai penanda dan petanda adalah garis lurus tersebut merupakan simbol purusa dan garis lengkung merupakan simbol pradana. Kedua garis tersebut merupakan bagian dari konsep rwa bhinedha. ABSTRACT The floor pattern of the Rejang Sakral Lanang Dance in Mayong Village has a rwa bhinedha concept which is seen from a straight line and forms a curved line. Both of these lines are purusa and pradana symbols to achieve a life or balance. The purpose of this study was to determine the concept of rwa bhinedha in the dance floor pattern. The research data collection techniques are unstructured observation methods, interview methods, documentation studies, and library studies. Based on the data analysis, the results showed that the floor pattern of the Lanang Sacred Rejang Dance in Mayong Village during the staging used the concept of rwa bhinedha which was carried out in Jaba Tengah in the form of circles in each temple (Kahyangan Desa) located in Mayong Village. The floor pattern consists of only one long line that forms a straight and curved line in it. This study uses the Semiotics Theory of Ferdinand de Saussure namely markers and markers. Straight lines and curved lines that form a circle on the floor pattern as markers and markers are straight lines are symbols of the purusa and curved lines are symbols pradana. These two lines are part of the concept of rwa bhinedha
    corecore