175 research outputs found

    Ekopreferensi Dua Jenis Avicennia Terhadap Parameter Lingkungan Di Tegakan Bakau Muara Sungai Wulan Demak

    Full text link
    Studi mengenai ekopreferensi dan dua jenis mangrove (Avicennia marina dan A. alba) dilakukan di tegakan mangrove muara sungai Wulan, Demak. Tujuan penelitian ini diarahkan untuk melihat kemampuan ekopreferensi A. marina dan A. alba terhadap salinitas, jenis sedimen dan kandungan air. Data vegetasi diperoleh dengan menggunakan transek garis yang dikombinasikan dengan cara kuadrat yang dimodifikasi dari Cox (1967) dan Mueller-Dumbois & Ellenberg (1977). Dua stasiun pengumpulan data vegetasi ditentukan secara horisontal dari garis pasang terendah sampai garis pasang tertinggi. Pengukuran parameter lingkungan dilakukan pada transek yang ada dan tanah sampel dianalisis untuk melihat fraksi tekstur. Hasil analisis menunjukkan bahwa dalam hal keragaman vegetasi, tegakan mangrove yang ada di muara Sungai Wulan miskin dalam hal komposisi jenis dibandingkan dengan tegakan mangove yang ada di sepanjang pantai utara Jawa Tengah. Studi ini juga menunjukkan bahwa kehadiran A. marina cenderung menjadi species pelopor dibandingkan dengan A. alba. Diduga hal ini disebabkan oleh kemampuan A marina untuk beradaptasi pada kondisi salinitas dan tipe tanah yang marginal. Kata kunci: Bakau, ekopreferensi, A. marina, A. alba, Muara Sungai Wulan A b s t r a c t Study on ecological preferences of two Avicennia species was carried out in Wulan River, Demak, Central Java. The sudy was aimed at revealing the eco-preference toward salinity, sediment types and water content. Vegetation data were collected by implementing line transect approach combined with quadrate methods modified according to Cox (1967) and Mueller-Dumbois & Ellenberg (1977). Two sites for vegetation data collection were set horizontally from High Tide Mark toward Low Tide Mark. All ecological parameters were measured in situ on the established transects. The results showed that in term of mangrove species diversity this area is low or marginally poor compared to other mangrove belts along the northern coast of Central Java. The study also showed that the two Avicennia species are the pioneer species. These two species of Avicennia are adaptable to the salinity and soil types that are poor in term of nutrients content

    Microbiología molecular y celular

    Get PDF
    Objetivos, Contenido, Metodología, Criterios de Evaluación del Curso y Bibliografía.Peer Reviewe

    Growth Potential of Mangrove Crab (Scylla Serrata) in Mantehage Island Waters, Bunaken National Park, North Sulawesi

    Get PDF
    Scylla serrata is one of the dominant muddy crabs caught in Mantehage Island coastal waters, North Sulawesi. The study was aim to determine the temporal distribution of S. serrata condition i based on carapace length - weight relationship and its condition factors. Data carapace width and weight of muddy crabs collected by enumerators from Oktober 2014 to April 2015. The results showed that b value of male (2.219 – 2.835) and female (1.264-2.352) were significantly different (P<0.05). Male and female crabs have a negative allometric growth pattern with b value of males tend to be larger than females. Range of values for K and Kn male crabs longer than females that male crabs tend to be fatter. Temporal distribution of this mangrove crab condition factors is assumed to be related with the reproductive cycle. The value is increasing since October to a peak season in January which estimated related to a peak of the muddy crabs spawning season in Mantehage Island coastal waters. Key words: growth potential, Mantehage Island coastal waters, Scylla serrata _____________________________________________________________________ 1Staf Pengajar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan UNSRAT A b s t r a k Scylla serrata merupakan salah satu jenis kepiting bakau yang dominan tertangkap di perairan Pulau Mantehage Sulawesi Utara. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi pertumbuhan kepiting bakau ditinjau dari hubungan panjang karapas dengan berat. Data panjang karapas dan berat kepiting bakau dikumpulkan melalui nelayan setempat sebagai enumerator sejak Oktober hingga April 2015. Hasil menunjukkan nilai b antara kepiting jantan (2,219 – 2,835) dan betina (1,264 - 2,352) berbeda nyata (P<0,05). Keduanya memiliki pola pertumbuhan allometrik negatif dengan nilai b kepiting jantan cenderung lebih besar dibandingkan betina. Kisaran nilai K dan Kn menunjukkan kepiting jantan lebih panjang dibandingkan betina sehingga kepiting jantan cenderung lebih gemuk. Sebaran faktor kondisi kepiting bakau diduga terkait dengan siklus reproduksinya. Nilai faktor kondisi meningkat sejak bulan Oktober 2014 hingga puncaknya pada bulan Januari 2015yang diduga pada saat tersebut merupakan puncak musim pemijahan kepiting bakau di perairan P. Mantehage

    Economic Valuation of Pasirpanjang Ecotourism in Lembeh Island

    Get PDF
    Ecotourism is viewed as an economic incentive for the communities living near the protected areas, as well as a tool to enhance their participation to preserve an ecosystem. Pasirpanjang Ecotourism Area in Lembeh Island has been developed since some part of its’ waters were promoted as a Coastal and Small Island Conservation Area of Bitung City in 2014. The aims of this study are to estimate the economic value of Pasirpanjang Ecotourism Area using Zonal Travel Cost Method and resulting a policy recommendation to develop Pasirpanjang Ecotourism. This study was conducted in Pasirpanjang village, Sub-district of South Lembeh on May 2018. The result showed the total economic value of Pasirpanjang Ecotourism is Rp. 1,610,786,697 per annum. The result also indicated the importance of ecotourism concept to be considered by government in managing mangrove ecosystems. The potential value of the area of Pasirpanjang Ecotourism could be considered as a long term economic asset and for the sustainability of the conservation as well.Key Words: Economic Value, Pasirpanjang Ecotourism Area, Economic Incentive, Zonal Travel Cost MethodABSTRAKEkowisata dipandang sebagai insentif ekonomi bagi masyarakat yang berada di sekitar area perlindungan, serta menjadi alat untuk meningkatkan partisipasi mereka dalam upaya pelestarian suatu ekosistem. Ekowisata Pasirpanjang di Pulau Lembeh telah dikembangkan sejak wilayah perairan di sekitarnya dicadangkan sebagai Kawasan Konservasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Kota Bitung pada tahun 2014. Penelitian ini bertujuan untuk menaksir nilai ekonomi dari Ekowisata Pasirpanjang menggunakan Metode Biaya Perjalanan Zonasi (Zonal Travel Cost Method) dan menghasilkan rekomendasi kebijakan untuk pengembangan kawasan Ekowisata Pasirpanjang. Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Pasirpanjang di bagian selatan Pulau Lembeh pada bulan Mei 2018. Berdasarkan estimasi nilai ekonomi dari Ekowisata Pasirpanjang adalah sebesar Rp. 1.610.786.697 per tahun. Estimasi nilai tersebut menunjukan pentingnya konsep ekowisata sebagai pertimbangan oleh pemerintah dalam mengelola ekosistem mangrove. Potensi nilai Ekowisata tersebut juga dapat dipertimbangkan sebagai aset ekonomi jangka panjang dan keberlanjutan pelestarian. Kata kunci: Nilai ekonomi, Kawasan Ekowisata Pasirpanjang, Insentif ekonomi, Zonal Travel Cost Metho

    Study Of Fish Layang Otolith, Decapterus Akaadsi, Abe 1958 From Amurang Bay

    Get PDF
    Otolith atau batu telinga ikan dikenal sebagai hasil dari biomineralisasi yang berlangsung dalam tubuh ikan. Pada beberapa studi, otolith digunakan untuk mengestimasi umur ikan serta struktur. Otolith dimiliki oleh semua ikan teleost dengan tiga (3) organ otolith antara lain sagitta, utrikulus dan lagena. Hingga kini jenis Decapterus akaadsi family Carangidae, belum pernah diungkapkan karakteristik morfometrik otolithnya, demikian halnya dengan struktur mikro dari morfologi Panjang, lebar, area, keliling otolith dan elemen biomineralnya.Otolith ikan layang, Decapterus akaadsi telah ditelaah dari sampel pasangan otolith sagita (kiri dan kanan) sebanyak 29 ikan jantan dan 22 ikan betina. Citra foto otolith ini ditafsirkan dengan piranti ImageJ untuk mendeskripsikan panjang, lebar, perimeter, dan luas otolith Panjang total tubuh Decapterus akaadsi contoh ditemukann non signifikan menentukan descriptor utama otolith. Sementara variasi morfometrik panjang otolith (2,24 mm) dan lebar (5,26 mm) tidak menunjukkan perbedaan baik antara otolith kiri dan otolith kanan, seperti juga antara otolith dari ikan betina dan ikan jantan.Berdasarkan hasil analisis pola pertumbuhan, uji t terhadap nilai b ikan layang, Decapterus akaadsi jantan memiliki t hit > t tabe maka dari itu H1 diterima (alometrik) dan betina t hit > t tabel serta gambungkan (jantan-betina) t hit > t tabel dimana hipotesis H1 diterima (alometrik)

    Economic Valuation of Pasirpanjang Ecotourism in Lembeh Island

    Get PDF
    Ekowisata dipandang sebagai insentif ekonomi bagi masyarakat yang berada di sekitar area perlindungan, serta menjadi alat untuk meningkatkan partisipasi mereka dalam upaya pelestarian suatu ekosistem. Ekowisata Pasirpanjang di Pulau Lembeh telah dikembangkan sejak wilayah perairan di sekitarnya dicadangkan sebagai Kawasan Konservasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Kota Bitung pada tahun 2014. Penelitian ini bertujuan untuk menaksir nilai ekonomi dari Ekowisata Pasirpanjang menggunakan Metode Biaya Perjalanan Zonasi (Zonal Travel Cost Method) dan menghasilkan rekomendasi kebijakan untuk pengembangan kawasan Ekowisata Pasirpanjang. Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Pasirpanjang di bagian selatan Pulau Lembeh pada bulan Mei 2018. Berdasarkan estimasi nilai ekonomi dari Ekowisata Pasirpanjang adalah sebesar Rp. 1.610.786.697 per tahun. Estimasi nilai tersebut menunjukan pentingnya konsep ekowisata sebagai pertimbangan oleh pemerintah dalam mengelola ekosistem mangrove. Potensi nilai Ekowisata tersebut juga dapat dipertimbangkan sebagai aset ekonomi jangka panjang dan keberlanjutan pelestarian

    Brucella abortus ure2 region contains an acid-activated urea transporter and a nickel transport system

    Get PDF
    <p>Abstract</p> <p>Background</p> <p>Urease is a virulence factor that plays a role in the resistance of <it>Brucella </it>to low pH conditions, both <it>in vivo </it>and <it>in vitro</it>. <it>Brucella </it>contains two separate urease gene clusters, <it>ure1 </it>and <it>ure2</it>. Although only <it>ure1 </it>codes for an active urease, <it>ure2 </it>is also transcribed, but its contribution to <it>Brucella </it>biology is unknown.</p> <p>Results</p> <p>Re-examination of the <it>ure2 </it>locus showed that the operon includes five genes downstream of <it>ureABCEFGDT </it>that are orthologs to a <it>nikKMLQO </it>cluster encoding an ECF-type transport system for nickel. <it>ureT </it>and <it>nikO </it>mutants were constructed and analyzed for urease activity and acid resistance. A non-polar <it>ureT </it>mutant was unaffected in urease activity at neutral pH but showed a significantly decreased activity at acidic pH. It also showed a decreased survival rate to pH 2 at low concentration of urea when compared to the wild type. The <it>nikO </it>mutant had decreased urease activity and acid resistance at all urea concentrations tested, and this phenotype could be reverted by the addition of nickel to the growth medium.</p> <p>Conclusions</p> <p>Based on these results, we concluded that the operon <it>ure2 </it>codes for an acid-activated urea transporter and a nickel transporter necessary for the maximal activity of the urease whose structural subunits are encoded exclusively by the genes in the <it>ure1 </it>operon.</p
    corecore