43 research outputs found

    Status of Seaweed K. alvarezii Cultivation Sustainability as a Strategic Direction for Seaweed Management in Baubau City, Southeast Sulawesi

    Get PDF
    This study aims to examine its sustainability status. This study used survey techniques and interviews with seaweed cultivators to collect data. Sustainability data on seaweed cultivation include social, economic, and ecological aspects. The Rapseaweed approach (Rapid Appraisal for Seaweed) has been modified from Rapfish (Rapid Appraisal for Fisheries) to evaluate the sustainability status of seaweed in a multidisciplinary manner. Analysis of the sustainability of K. alvarezii seaweed cultivation using the MDS method. The Rapseaweed analysis reveals that the ecological sustainability index value is 57.76, and the availability of seeds is the most sensitive attribute, with a change in root mean square RMS value of 4.59. Seaweed marketing is the most sensitive attribute, with a change in root mean square RMS value of 12.96, and the economic dimension index value is 65.62. The cultivator's habits have the highest index value of 69.75% for the social dimension, with a root mean square RMS change value of 10.47. All dimensions are considered to be "sufficiently sustainable" by these index values. In the three dimensions, each RMS value indicates that there are sensitive attributes whose existence is suppressed or paid attention to. To obtain a strategic direction for the management of seaweed cultivation in Baubau City based on the RMS value, which has been ranked from highest to lowest, a seaweed management strategy for related stakeholders, namely the local government, the industrial sector, and the cultivating community, namely; strengthening coastal communities' capacity to maximize seaweed cultivation activities, ensuring market availability and price stability, and increasing production at seaweed cultivation centre locationsDimensi ekologi, ekonomi, dan sosial dari pembangunan berkelanjutan diperlukan untuk mengukur status keberlanjutan kegiatan budidaya rumput laut di kota pesisir Baubau untuk arah strategi pengelolaan. Akibatnya, strategi manajemen diperlukan untuk memastikan kelangsungan jangka panjang dari operasi budidaya rumput laut. Sebagai panduan strategi pengelolaan budidaya rumput laut K. alvarezii di pesisir Kota Baubau Provinsi Sulawesi Tenggara, penelitian ini bertujuan untuk mengkaji status kelestariannya. Penelitian ini menggunakan teknik survei dan wawancara dengan pembudidaya rumput laut untuk mengumpulkan data. Data keberlanjutan budidaya rumput laut meliputi aspek sosial, ekonomi, dan ekologi. Pendekatan Rapseaweed (Penilaian Cepat untuk Rumput Laut) telah dimodifikasi dari Rapfish (Penilaian Cepat untuk Perikanan) untuk mengevaluasi status keberlanjutan rumput laut secara multidisiplin. Analisis keberlanjutan budidaya rumput laut K. alvarezii menggunakan metode MDS. Analisis Rapseaweed menunjukkan bahwa nilai indeks keberlanjutan ekologi adalah 57,76, dan ketersediaan benih adalah atribut yang paling sensitif, dengan perubahan nilai RMS root mean square sebesar 4,59. Pemasaran rumput laut merupakan atribut yang paling sensitif, dengan perubahan nilai RMS root mean square sebesar 12,96, dan nilai indeks dimensi ekonomi sebesar 65,62. Kebiasaan pembudidaya memiliki nilai indeks tertinggi sebesar 69,75% untuk dimensi sosial, dengan nilai perubahan RMS root mean square sebesar 10,47. Semua dimensi dianggap "cukup berkelanjutan" dengan nilai indeks ini. Pada ketiga dimensi tersebut, setiap nilai RMS menunjukkan adanya atribut-atribut sensitif yang keberadaannya ditekan atau diperhatikan. Untuk mendapatkan arahan strategis pengelolaan budidaya rumput laut di Kota Baubau berdasarkan nilai RMS yang telah diurutkan dari tertinggi hingga terendah, strategi pengelolaan rumput laut bagi stakeholder terkait yaitu pemerintah daerah, dunia industri, dan masyarakat pembudidaya , yaitu; penguatan kapasitas masyarakat pesisir untuk memaksimalkan kegiatan budidaya rumput laut, memastikan ketersediaan pasar dan stabilitas harga, serta meningkatkan produksi di lokasi sentra budidaya rumput laut. &nbsp

    Oseanographic Conditions of Grenn Mussel Cultivation (Perna viridis) Using Multilevel Plastic Baskets Method in Salemo Island Waters, Pangkep Regency, Indonesia

    Get PDF
    ABSTRACTCultivation of green mussels (Perna viridis) using multilevel plastic baskets has been carried out in the waters of Salemo Island, Pangkep Regency, Indonesia. The purpose of this study was to determine the oceanographic parameters that affect mussel cultivation at different water depths. The research treatment was placement on the surface and bottom of the waters (five meters deep) with different stocking densities. Green mussel cultivation is carried out for 4 months, namely May, June, July and August. Measurement of oceanographic parameters was carried out every month during green mussel cultivation, in situ, namely temperature, turbidity, salinity, pH, DO and those analyzed in the laboratory, namely TSS, TOM, Nitrate, Phosphate and the composition and abundance of plankton. Growth measurements of green mussels were also carried out, namely absolute weight and survival (SR). The results showed that the condition of oceanographic parameters differed between the surface and bottom waters, especially the parameters of TSS, turbidity, TOM, nutrients and plankton abundance. This situation is related to the absolute growth value and SR of mussels at different stocking densities and depths.Keywords: Oceanographic, green mussels, multilevel baskets, absolute growth, Salem

    AKUMULASI LOGAM BERAT PB PADA RANGKA DAN POLIP KARANG LUNAK Sinularia polydactyla

    Get PDF
    Ocean become dumping waste from human activities that can be polluted. The presence of heavy metals dangerous waters either directly or indirectly to the living organisms. One of the negative impacts from heavy metals can be deadly marine organisms, such as a Plumbum (Pb). Soft coral Sinularia polydactyla is one kind of organism marine waters that accumulate heavy metals Pb. This aims of research to find out the heavy metal concentrations of Pb in shell and polyps Sinularia polydactyla in\ud Laelae, Bonebatang and Badi Islands water. The results of study to show that Sinularia polydactyla able to accumulate heavy metals and Pb in shell and polyps. Concentrations of heavy metals Pb in shell Sinularia polydactyla for Laelae Island of 8.382 ?? 1.205 ppm, Bonebatang Island 12.378 ?? 2.256 ppm and Pulau Badi 10.127 ?? 2.955 ppm, while in polyps of Sinularia polydactyla for Laelae Island of 0.029\ud ?? 0.004 ppm, Bonebatang Island 0.084 ?? 0.043 ppm and Badi Island 0.072 ?? 0.035 ppm. The differences in concentration Pb in seawater is not consistent with the concentration in the body of organisms coral Sinularia polydactyla

    BUDI DAYA KARANG HIAS DENGAN TEKNIK TRANSPLANTASI DI PERAIRAN PULAU SAMATELLULOMPO KABUPATEN PANGKEP

    Get PDF
    Budidaya karang hias dengan teknik transplantasi bertujuan untuk mengetahui keberhasilan teknik transplantasi dalam budidaya karang hias berdasarkan tingkat pertumbuhan dan kelulushidupan dari beberapa fragmen karang. Lokasi penempatan media budi daya dilakukan di sebelah timur perairan Pulau Samatellu dengan kedalaman 3-4 meter saat surut. Dalam penelitian ini dicoba 7 jenis karang dengan masing-masing fragmen sebanyak 50 jenis yang ditempatkan pada 9 rak yang berbentuk persegi secara acak sebanyak 2-9 fragmen per jenis. Selama masa budidaya dilakukan pembersihan terhadap lumut dan biota penempel pada rak dan substrat budidaya. Pengukuran pertumbuhan mutlak dan kelangsungan hidup dilakukan pada hari ke-77 masing-masing dengan menggunakan kaliper dan menghitung secara langsung jumlah fragmen karang yang mati atau bertahan hidup. Setelah pemeliharaan selama 77 hari didapatkan nilai sintasan yang cukup tinggi yaitu berkisar 65,19 ??? 94,67% dengan pertumbuhan mutlak berkisar 0,11 ??? 1,81 cm. Sintasan dan pertumbuhan mutlak yang tinggi ditemukan pada karang bercabang dari jenis Acropora sp., Acropora formosa, dan Pocillopora verrucosa. Sedangkan sintasan yang rendah pada jenis Euphyllia sp, dan untuk pertumbuhan mutlak yang rendah pada jenis karang daun yaitu Turbinaria sp. dan Montipora sp

    Karakterisasi Spektral Sedimen Tersuspensi di Perairan Muara Sungai Kota Makassar Menggunakan Citra Sentinel 2A

    Get PDF
    Keberlangsungan hidup terumbu karang di pesisir dapat terganggu dengan tingginya sedimentersuspensi di perairan. Kota Makassar memiliki dua muara sungai besar, yaitu Sungai Tallo disebelah Utara dan Sungai Jeneberang di Selatan. Kedua sungai ini berkontribusi pada kondisikekeruhan perairan yang tinggi terutama pada saat musim penghujan. Ekosistem terumbu karangdan padang lamun di pesisir kota Makassar dapat terancam dengan situasi ini sehingga perludilakukan upaya pemantauan sebaran sedimen tersuspensi secara berkala. Sentinel 2A adalahsalah satu satelit penginderaan jauh yang memiliki resolusi spasial dan temporal yang tepat untukkegiatan pemantauan lingkungan pesisir. Sampling TSS (total suspended solid) telah dilakukandi muara Sungai Tallo dan Jeneberang pada waktu yang bersesuaian dengan satelit melintas yaitupada tanggal 6 dan 21 Maret 2019. Sampel TSS di ambil menggunakan van doorm water samplerpada kedalaman secchi disk dan selanjutnya dianalisis di laboratorium. Arah dan kecepatan arusditreking menggunakan GPS drifter. Hasil analisa laboratorium memperlihatkan TSS hasilsampling di Muara Sungai Tallo berkisar antara 53,8 mg/l hingga 103,4 mg/l dengan rata-rata 68,8± 16,7 mg/l. Kadar TSS di Muara Sungai Jeneberang adalah antara 44,2 mg/l hingga 69,1 mg/ldengan rata-rata 52,7 ± 8,1 mg/l. Kedalaman secchi disk pada saat sampling di Muara SungaiTallo adalah 1,4 ± 0,6 m dan di Muara Sungai Jeneberang adalah 0,8 ± 0,4 m. Pola spektral TSSdi muara Sungai Tallo berbeda dengan di muara Sungai Jeberang sehingga algoritma citra satelityang digunakan untuk pemantauan kedua muara sungai ini secara spesifik juga berbeda.Kata kunci :total suspended solid, Sentinel 2A, Jeneberang, Tallo, Makassa

    KUALITAS KARAGINAN RUMPUT LAUT JENIS Eucheuma spinosum DI PERAIRAN DESA PUNAGA KABUPATEN TAKALAR

    Get PDF
    Rumput laut merupakan salah satu sumber devisa bagi negara dan sumber pendapatan bagi masyarakat pesisir. Salah satu jenis rumput laut yang dibudidayakan di Sulawesi Selatan khususnya di perairan Desa Punaga Kab. Takalar adalah Eucheuma spinosum. Kajian tentang Kualitas Karaginan Rumput Laut Jenis Eucheuma spinosum belum banyak dilakukan, sehingga data dan informasi yang berhubungan dengan aspek tersebut masih sangat terbatas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas karaginan rumput laut Eucheuma spinosum yang di budidayakan di desa punaga kab. Takalar dan Mengetahui parameter lingkungan yang berpengaruh terhadap kualitas karaginan. Penelitian ini dilaksanakan mulai dari bulan Maret ??? Juli 2011 di perairan Desa Punaga Kabupaten Takalar, berlokasi di tiga stasiun yaitu stasiun I (luar), stasiun II (dalam), dan stasiun III (muara) dengan menggunakan metode long line. Untuk mengetahui kualitas karaginan dilakukan ekstraksi, hasil dari ekstraksi diuji kadar abu dan kadar sulfat. Parameter kualitas air yang berpengaruh terhadap kualitas karaginan di lokasi penelitian dianalisis dengan menggunakan analisis PCA (Principle Component Analysis). penciri lingkungan di lokasi penelitian bagian luar adalah arus dan suhu tinggi. Sedangkan pada stasiun bagian muara adalah Nitrat (NO3), dan Kekeruhan yang tinggi, pada stasiun bagian dalam yaitu Fosfat (PO4) yang tinggi. Parameter yang paling berpengaruh terhadap pertumbuhan rumput laut dan karaginan yaitu suhu, salinitas dan kecepatan arus yang tinggi sehingga menghasilkan kualitas karaginan yang baik

    DISTRIBUSI POLUTAN LOGAM BERAT DI PERAIRAN PANTAI YANG DIGUNAKAN UNTUK MEMASOK TAMBAK UDANG TERDEKAT DAN MITIGASINYA DI KECAMATAN JABON PROVINSI JAWA TIMUR

    Get PDF
    Budidaya tambak merupakan andalan perikanan di Kabupaten Sidoarjo Provinsi Jawa Timur, namun terdapat berbagai kegiatan yang berpotensi menghasilkan bahan pencemar berupa logam berat di kawasan pesisir yang menjadi sumber air bagi budidaya tambak. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan konsentrasi dan status mutu logam berat dalam air sehubungan dengan potensi pencemaran dalam air yang mungkin terjadi dalam kaitannya dengan pemanfaatan untuk budidaya tambak. Penelitian dilaksanakan di kawasan pesisir Kecamatan Jabon Kabupaten Sidoarjo dengan mengambil contoh air pada 12 stasiun pengambilan contoh dan selanjutnya dianalisis di laboratorium untuk logam berat As, Cd, Co, Cr, Cu, Hg, Mn, Mo, Pb, dan Zn. Data dari hasil analisis logam berat dianalisis secara deskriptif dan selanjutnya dengan metode Storage and Retrieval (Storet) digunakan untuk menentukan status mutu air dari logam berat untuk biota laut. Hasil penelitian yang dilakukan pada tahun 2015 ini menunjukkan bahwa kisaran konsentrasi Co, Hg, Mn, Mo, Pb, dan Zn berturut-turut < 0,001-0,072; < 0,001-0,045; 0,02-0,18; < 0,001-0,011; 0,309-0,835; dan 0,01-0,04 mg/L. Hasil penentuan status mutu air menunjukkan bahwa air di kawasan pesisir Kecamatan Jabon tergolong tercemar berat dari logam berat Hg dan Pb untuk biota laut. Disarankan agar kegiatan yang dapat menjadi sumber pencemar logam berat terutama Hg dan Pb di kawasan pesisir Kecamatan Jabon agar dikurangi dan atau mengaplikasikan Instalasi Pengolahan Air Limbah dan merehabilitasi hutan mangrove untuk menjadi bioakumulator logam berat, serta melakukan pengelolaan berkelanjutan yang meliputi pemantauan, pembinaan, dan penegakan hukum sehingga dapat menjadi sumber air untuk budidaya tambak yang produktif dan berkelanjutan.Brackishwater aquaculture is one of the major aquaculture activities in Sidoarjo District, East Java Province. Unfortunately, its sustainability is currently threatened by the increased level of heavy metal pollutants in the coastal waters used as the major water source for the fish farming activity. The objective of this study was to determine the concentrations and distribution of heavy metal elements in the coastal water and devised potential mitigation plans in relation to the sustainability of existing brackishwater in the area. Water samples were collected from 12 sampling stations on the coastal waters of Jabon Subdistrict, Sidoarjo District. Laboratory analyses were performed to identify and measure the level of the heavy metal elements including As, Cd, Co, Cr, Cu, Hg, Mn, Mo, Pb, and Zn. The results of the analysis were descriptively discussed. The Storage and Retrieval (Storet) method was used to determine the quality status of the coastal water based on heavy metals standard limits for marine biota. The results of this 2015 research showed that the concentrations of Co, Hg, Mn, Mo, Pb, and Zn were < 0.001-0.072; < 0.001-0.045; 0.02-0.18; < 0.001-0.011; 0.309-0.835; and 0.01-0.04mg/L, respectively. These heavy metal levels showed that water quality in the coastal area of Jabon Subdistrict was heavily polluted, particularly by Hg and Pb for marine biota. This research recommended that activities in the coastal area suspected to be the sources of heavy metals contaminants, especially Hg and Pb, have to be controlled or reduced. The application of wastewater treatment plants, rehabilitating mangrove forests as heavy metal bio accumulators as well as the implementation of sustainable water management procedures through monitoring, guidance, and law enforcement are highly recommended to ensure the long term sustainability of brackishwater aquaculture activities in the study area

    ACCUMULATION OF HEAVY METALS WITHIN HARD CORAL Porites lutea IN SPERMONDE ARCHIPELAGO, SOUTH SULAWESI

    Get PDF
    Hard coral Porites lutea is an animal that lives on the ocean floor. This species may live for years and accumulate heavy metals from its surrounding environments. The aims of this study was to know accumulation of heavy metals (Pb, Cd, and Cu) pollution by Porites lutea at different islands in Spermonde Archipelago waters. This study used field surveys around Laelae, Bonebatang and Badi Islands of South Sulawesi. Field parameters measured were oceanographic parameters, metals in water and sediment. Hard coral was extracted using nitric acid, then measured its heavy metal levels using Atomic Absorption Spectrophotometer. Several field parameters such as temperature, salinity, turbidity, pH and dissolved oxygen indicated no differences at each location, whereas the difference was observed in the values of Total Suspended Solid and dissolved oxygen. The results showed the accumulation of heavy metals in the skeleton of Porites lutea was Pb>Cu>Cd and Laelae>Bonebatang>Badi Island

    CORRELATION BETWEEN CADMIUM CONCENTRATION AND TOTAL ORGANIC MATTER IN SEDIMENTS AT TALLO ESTUARY, MAKASSAR CITY, INDONESIA

    Get PDF
    This study aims to determine the distribution and relationship between the concentration of cadmium metal (Cd) and total organic matter (TOM) in sediments in the Tallo estuary, Makassar City. The study collected sediment samples from 12 points, distance of 500m between points sampling. Furthermore, 12 sediment samples were analyzed for Cd and TOM concentrations in the laboratory. The results of measurements of Cd metal in sediments showed concentrations ranging from 0.001 - 0.037 mg/kg. The concentration of Cd metal found was still in the low category. While the concentration of TOM in sediment ranges from 6.7 -30.3%, indicating a low concentration. The distribution of Cd and TOM showed that the farther from the estuary, the lower the concentration. Based on the results of the regression test, the relationship between Cd and TOM concentrations was 80.1%. This shows that the accumulation of Cd metal in Tallo River sediments is strongly influenced by the concentration of organic matter
    corecore