154 research outputs found

    Attitudinal Predictors of Preferred Policy Options: Contrasting AFDC with Work Programs

    Get PDF
    Two studies were conducted in order to determine the attitudinal predictors of support for AFDC, work programs, and the option of the government playing no role in protecting the welfare of poor children whose families have no income. The first study evaluated this question in 362 students of Criminal Justice, Business, Urban Studies, and Public Administration at an urban university in Georgia. The second study evaluated the question in a telephone poll sample of 822 randomly sampled Georgians throughout the state. Majorities in both samples preferred work programs. In the student sample, all three choice groups were distinguishable on the variables of beliefs about the causes of poverty, the Work Ethic, concern over the widening gap between the rich and the poor, and belief that the government should play a role in protecting its citizen\u27s welfare. In the poll sample, those opting for no government role were distinguished from those choosing AFDC or work programs, although the latter two choice groups did not differ. A measure of attitude toward work programs was included in Study 1. This attitude measure was not correlated with the Work Ethic, although it did correlate with other predictor attitudes. Over 70% of both samples identified AFDC as the most expensive policy option. However, even among those who perceived work programs to be the more expensive option the bulk still preferred this option. Implications for sustaining public support for high quality work programs are generated

    EFFECTIVENESS ANTIBACTERIAL OF POWWOOD EXTRACT (SPATHOLOBUS LITTORALIS HASSK) AGAINST PSEUDOMONAS AERUGINOSA

    Get PDF
    Bajakah Tampala (Spatholobuslittoralis Hassk) adalah salah satu tanaman yang banyak tumbuh pada Kalimantan Tengah namun belum banyak dimanfaatkan. Kebaruan dalam penelitian ini karena melakukan uji efektivitas kandungan anti bakteri dari bajakah terhadap bakteri Pseudomonas Aeruginosa. Tujuan penelitian untuk mengetahui konsentrasi yang terbaik yang dapat menghambat pertumbuhan kedua bakteri tersebut. Metode penelitian menggunakan metode Disc Diffusion (Kirby-Bauer) untuk menguji bakteri Pseudomonas Aeruginosa dengan memakai kertas cakram yang didalamnya  terdapat ekstrak akar kayu bajakah  pagar kemudian diletakkan ke media kultur (MHA) metode ini berguna untuk mengamati diameter zona hambat ekstrak kemudian hasilnya batch-to-batch yang baik. Metode pengolahan data yang digunakan dalam uji coba penelitian adalah Shapiro-Wilk yaitu oneway ANOVA untuk mengetahui efek antibakteri dari ekstrak daun jarak pagar dan uji Least Significant Difference (LSD) untuk mengetahui perbedaan efek antibakteri antar 2 kelompok perlakuan. Hasil penelitian yang didapatkan adalah bakteri Pseudomonas Aeruginosa memiliki nilai rata-rata lebih tinggi diameter zona hambat tertinggi pada perlakuan 100% sekitar 22,4 mm dengan menggunakan kontrol positif (Ciprofloxacin)  sebagai perbandingan dengan rata – rata 50.1 mm. Kesimpulannya adalah ekstrak kayu bajakah memiliki efektivitas pada bakteri Pseudomonas Aeruginosa.Kata Kunci : Akar Kayu Bajakah; Antibakteri; Pseudomonas Aeruginosa.AbstractBajakah Tampala (Spatholobus littoralis Hassk) is one of the most widely grown plants in Central Kalimantan but has not been widely used. The novelty in this research is to test the effectiveness of the anti-bacterial content of bajakah against Pseudomonas aeruginosa bacteria. The purpose of the study was to determine the best concentration that could inhibit the growth of the two bacteria. The research method uses the Disc Diffusion (Kirby-Bauer) method to test Pseudomonas Aeruginosa bacteria using disc paper in which there is an extract of the root of the bajakah fence then placed into culture media (MHA). -good batches. The data processing method used in the research trial was the Shapiro-Wilk one-way ANOVA to determine the antibacterial effect of jatropha leaf extract and the Least Significant Difference (LSD) test to determine the difference in antibacterial effect between the two treatment groups. The results obtained were Pseudomonas aeruginosa bacteria had a higher average value of the highest inhibition zone diameter at 100% treatment of about 22.4 mm using a positive control (Ciprofloxacin) as a comparison with an average of 50.1 mm. The conclusion is that the extract of bajakah wood has effectiveness on Pseudomonas aeruginosa bacteria

    PENINGKATAN KEMAMPUAN OPERASI PENJUMLAHAN BERSUSUN MENGGUNAKAN MEDIA KANTONG BILANGAN PADA ANAK TUNARUNGU KELAS IV DI SLB PRIMA KARYA MAKASSAR

    Get PDF
    ANDI NURUL SAHNA BILQIS 2019 Peningkatan Kemampuan Operasi Penjumlahan Bersusun Menggunakan Media Kantong Bilangan pada Anak Tunarungu Kelas IV di SLB Prima Karya Makassar, Skripsi, Dibimbing oleh, Dr. Mustafa, M.Si dan Drs. Mufa’adi, M.Si. Jurusan Pendidikan Luar Biasa, Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Makassar. Penelitian ini mengkaji tentang rendahnya hasil belajar anak tunarungu pada mata pelajaran Matematika, khususnya penjumlahan di SLB Prima Karya Makassar. Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu 1. Apakah media kantong bilangan dapat meningkatkan kemampuan operasi penjumlahan bersusun pada anak tunarungu kelas dasar IV di SLB Prima Karya Makassar?, 2. Apakah media kantong bilangan dapat meningkatkan kemampuan operasi penjumlahan bersusun pada anak tunarungu kelas dasar IV di SLB Prima Karya Makassar? ”. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui: Kemampuan operasi penjumlahan bersusun pada anak tunarungu kelas dasar IV di SLB Prima Karya Makassar sebelum diberikan perlakuan, kemampuan penjumlahan saat diberikan perlakuan, kemampuan penjumlahan setelah diberikan perlakuan, kemampuan penjumlahan setelah menggunakan media kantong bilangan berdasarkan hasil analisis antar kondisi sebelum ke saat diberikan perlakuan dan dari diberikan perlakuan ke setalah diberikan perlakuan. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah tes perbuatan. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen yaitu Single Subject Research (SSR) dengan desain A-B-A. Hasil penelitian ini yaitu perbandingan kemampuan penjumlahan bersusun subjek ANI sebelum dan setelah diberikan perlakuan menunjukkan perubahan peningkatan yang signifikan, dari kategori sangat rendah meningkat menjadi kategori sangat tinggi dan dari kategori sangat tinggi menurun menjadi kategori tinggi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penggunaan media kantong bilangan dapat meningkatkan kemampuan penjumlahan bersusun anak tunarungu kelas IV di SLB Prima Karya Makassar

    DIAGNOSTIC AND MANAGEMENT OVERVIEW OF COVID-19 ELDERLY PATIENTS AT ROYAL PRIMA HOSPITAL MEDAN

    Get PDF
    Abstrak Latar Belakang: Coronavirus Disease-2019 (COVID-19) merupakan infeksi yang disebabkan oleh coronavirus 2 sindrom pernapasan akut atau Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARSCoV-2). Gejala yang sering dijumpai adalah demam, batuk, hilang penciuman dan sesak nafas. Pemeriksaan yang dapat dilakukan adalah PCR, foto thorax, CT-Scan dan D-Dimer. Pada penderita Covid-19 dapat diperberat jika pasien berumur lansia (≥ 60 tahun). Tujuan: Untuk mengetahui gambaran diagnostic dan penatalaksanaan Covid-19 pada pasien lansia di RSU Royal Prima Medan. Metode Penelitian: Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif yang bersifat deskriptif retrospektif. Penelitian ini menggunakan data sekunder, yaitu rekam medis Covid-19 pada pasien lansia di RSU Royal Prima Medan. Jenis teknik pengambilan sampel dalam penelitian adalah Purposive Sampling dengan kriteria pasien lansia yang berusia ≥60 tahun, pasien Covid-19 lansia dengan data lengkap, pasien Covid-19 lansia yang dinyatakan sembuh dengan jumlah 100 pasien. Hasil: Berdasarkan data rekam medik didapatkan usia pada lansia yang paling banyak terkena Covid-19 dimortalitas usia 71-75 tahun, dan dimana didominasi oleh laki-laki. Gejala klinis yang paling sering didapatkan yaitu Demam + Batuk + Sesak Napas + Lemas, dan Pcr + Foto Thoraks + D-Dimer sebagai pemeriksaan penunjang yang paling sering dilaksanakan oleh pasien. Penatalaksanaan yang paling sering diberikan yaitu Antibiotik (Levofloxacin) + Antivirus (Remdesivir) + Antipiretik (Paracetamol) + Vitamin. Kesimpulan: Pada hasil penelitian didapatkan bahwa terdapat 100 pasien lansia yang terkena Covid-19 dengan gejala dominan: demam, batuk, sesak napas dan lemas. Selanjutnya didapatkan penatalaksanaan paling sering diberikan adalah Levofloxacin, Remdesivir, Paracetamol dan Vitamin. Kata kunci:  Coronavirus Disease-2019; Covid-19; Lansia; Diagnostik; Penatalaksanaan.  Abstract  Background: Coronavirus Disease-2019 (COVID-19) is an infection caused by Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARSCoV-2). The most common symptoms are fever, cough, loss of smell and shortness of breath. Examinations that can be done are PCR, chest X-ray, CT-Scan and D-Dimer. In patients with Covid-19, it can be aggravated if the patient is elderly (≥ 60 years). Objective: To determine the diagnostic and management of covid-19 in elderly patients at RSU Royal Prima Medan in October-December 2020. Research Methods: This study used a quantitative method with a retrospective descriptive study. This study uses secondary data, medical records of Covid-19 in elderly patients at RSU Royal Prima Medan. The type of sampling technique in this study is Purposive Sampling with criteria for elderly patients aged ≥60 years, Covid-19 patients elderly with complete data, elderly patients who were declared cured with a total of 100 patients. Results: Based on medical record data, it was found that the age of the elderly who were most affected by Covid-19 mortality was aged 71-75 years, and which was dominated by men. The most common clinical symptoms are Fever + Cough + Shortness of Breath + Weakness, and Pcr + Chest X-ray + D-Dimer as the most frequent investigation carried out by patients. The most frequently given treatment is antibiotics (Levofloxacin) + antivirus (Remdesivir) + antipyretics (Paracetamol) + vitamin. Conclusion: In the results of this study, it was found that there were 100 elderly patients affected by Covid-19 with dominant symptoms: fever, cough, shortness of breath and weakness. Furthermore, the treatment most often given was Levofloxacin, Remdesivir, Paracetamol and Vitamins. Keywords: Coronavirus Disease-19; Covid-19; Elderly; Diagnostic; Treatment

    Pengaruh Kadar Hormon Estradiol dan Profil Lipid Pada Kanker Payudara dan Hubungannya Dengan Gen BRCA1 Mutasi C61G

    Get PDF
    Pengaruh Kadar Hormon Estradiol dan Lipid Profile PadaKanker Payudara dan Hubungannya Dengan Gen BRCA1 Mutasi C61G Oleh:Sahna Ferdinand Ginting (Dibawah bimbingan Prof.Dr.Sumaryati Syukur, Prof.Dr.Sanusi Ibrahim, Dr. Djong Hon Tjong) RINGKASAN Studi epidemiologi telah menemukan beberapa faktor resiko yang berhubungan dengan peningkatan kasus kanker payudara termasuk diantaranya genetik, riwayat keluarga, riwayat reproduksi dan faktor lingkungan. Dalam banyak kasus, belum diketahui apa penyebab wanita dapat terserang kanker payudara. Faktanya, 75% dari semua wanita dengan kanker payudara tidak mempunyai pengetahuan mengenai faktor resiko. Tidak semua wanita mempunyai faktor resiko yang sama untuk terkena kanker payudara dalam hidupnya. Beberapa faktor resiko ini bersifat tidak reversibel tetapi beberapanya dapat dikendalikan. Faktor resiko lain terutama terkait dengan perkembangan kanker payudara seperti telarche awal, menarche awal, dan usia akhir kehamilan pertama, yang semuanya mungkin berhubungan dengan peningkatan paparan estrogen. Peningkatan eksposur terhadap hormon estrogen akan meningkatkan resiko terjadinya kanker payudara. Akhirnya, tingginya asupan lemak juga meningkatkan resiko melalui peningkatan kadar estrogen. Obesitas juga akan meningkatkan resiko kanker payudara karena sumber estrogen pada wanita post menopause berasal dari konversi androstenodion menjadi estron yang terjadi pada jaringan adiposa, karena itu obesitas berhubungan dengan eksposur estrogen jangka lama. Germ line mutation gen BRCA1 sekitar 40%-45% dari sejumlah kanker payudara yang dapat diturunkan dan setiap anggota keluarga mempunyai insiden yang tinggi berkaitan dengan kanker payudara. Pada penelitian saya sekarang ini dilakukan pemeriksaan Gen BRCA1 mutasi C61G dan pengaruh faktor - faktor resiko tambahan lainnya untuk terjadinya kanker payudara. Kondisi yang rusak, tereduksi atau tidak adanya gen ini merupakan salah satu keberadaan dari sebagian tumor payudara. Proses proses ini mempengaruhi cell cycle chekpoints, transkripsi, protein ubiquitination, apoptosis dan DNA repair. DNA genom yang diperoleh dari hasil isolasi, dengan menggunaan teknik PCR, fragmen-fragmen DNA genom yang ingin dianalisis dapat ditingkatkan kuantitasnya dengan cara diamplifikasi secara in vitro dalam waktu yang singkat dengan menggunakan pasangan primer oligonukleotida sintetik yang membatasi daerah yang akan diperbanyak. Kualitas DNA hasil amplifikasi dengan teknik PCR dilihat dengan menggunakan tehnik elektroforesis gel agarose (konsentrasi 2%). Selanjutnya dideteksi dengan menggunakan Gel Doc 1000 (BioRad, USA) untuk divisualisasi dengan sinar ultra violet. Polimorfisme Gen BRCA1 pada alel C61G ditentukan dengan analisis PCR-RFLP (tidak dilaksanakan ) . Polimorfisme gen BRCA1 pada alel C61G ditentukan dengan analisis Polymerase chain reaction (PCR) Sequencing. Produk hasil PCR sebanyak 20 µL dipurifikasi menggunakan Na-asetat dan Etanol. selanjutnya produk di kirim ke Macrogen korea selatan, untuk dilakukan proses sequencing. Data hasil sequencing kemudian diolah menggunakan softwear Genious ( contig, aligment dan multiple aligment ) untuk mendapatkan data mutasi Single nucleotide Polimorphism (SNP) alel C61G. Urutan Basa Nucletida Gen BRCA1 untuk menentukan mutasi C61G dapat diunduh di NCBI ( GeneBank National Center for Biotechnology/NSBI) dapat diakses dengan kode akses melalui website http://www.ncbi.nlm.nih.gov). Pemilihan primer dengan memperhitungkan syarat suatu primer dengan memperhatikan letak polimorfisme alel C61G yang dapat dikenali oleh enzim restriksi AvaII. Pasangan primer terpilih mempunyai sekuen 5’- CTC TTA AGG GCA GTT GTG AG -3’ untuk primer C61G (forward) dan 5’- TTC CTA CTG TGG TTG CTT CC -3’untuk primer C61G (reverse). Prinsip dasar amplifikasi DNA dengan menggunakan mesin PCR adalah sintesis DNA in vitro secara bireksional berulang melalui ekstensi sepasang primer oligonukleotida yang dirancang berdasarkan urutan nukleotida dari kedua rantai DNA yang diamplifikasi. Proses sintesis ini berlangsung dalam tiga tahap reaksi yang berulang sebanyak 35siklus pada suhu yang berbeda, yaitu denaturasi, Anneling dan Elongasi. Berdasarkan hasil uji statistik menunjukkan bahwa pada pasien kanker payudara kelompok umur 50 tahun serta diikuti dengan kadar HDL kolesterol pada kelompok umur 50 tahun. Kemudian dilanjutkan uji Chi-square dan didapatkan hasil p < 0,05 (0,04<0,05). Berdasarkan penelitian sebelumnya di kota medan diketahui bahwa untuk pasien sehatsejumlah 120 orang telah terjadi perbedaan untuk kadar estradiol yang menurun secara bermakna antara kelompok umur 40-49 tahun dengan kadarnya 48,8 ± 21 pg/mL dan kelompok umur 50- 59 tahun kadarnya 8,6 ± 4,2 pg/mL . Sedangkan pasien kanker payudara sejumlah 45 orang , didapatkan juga perobahan pada umur 40-49 tahun dan pada umur 50-59 tahun, dimana terjadi penurunan kadar estradiol dari umur 40- 49 tahun (114,2 ± 107,2 pg/dL) ke umur 50-59 tahun (33,4± 43,98 pg/dL). Sehingga terjadi perbedaan bermakna antara 50 tahun ( premenopause dan menopause ) . Berdasarkan penelitian sebelumnya di kota medan diketahui bahwa untuk pasien sehatsejumlah yang sama dan pada sampel yang sama terjadi perbedaan untuk kadar HDL kolesterol yang menurun secara bermakna pada kelompok umur 30-39 tahun, 40-49 tahun dan 50-59 tahun dengan nilai kadarnya masing masing 56 ± 5 mg/dL, 52 ± 14 mg/dl dan 39 ± 15 mg/dl. Sedangkan pada pasien kanker payudara sejumlah 45 orang didapatkan juga kadar HDL kolesterol pada kelompok umur 30-39 tahun ( 32,2± 15,8 mg/dL), umur 40-49 tahun ( 28,6± 15,3 mg/dL) dan umur 50-59 tahun ( 25,9± 21,6 mg/dL ) terjadi penurunan. Sehingga juga terjadi perbedaan bermakna antara kelompok umur 50 tahun (premenopause dan menopause). Maka dari data tersebut diatas didapat kesimpulan bahwa ada korelasi antar kelompok umur 40-49 tahun dan kelompok umur 50-59 tahun terhadap terjadinya kanker payudara yang dikaitkan dengan pertambahan umur dengan kandungan estradiol dan HDL- kolesterol (p < 0.05). Penelitian sebelumnya tentang hormon reproduksi pada wanita sehat dengan sampel 120 orang kelompok umur 30 – 60 tahun didapatkan nilai nilai batasan untuk terjadinya masa mulainya menopause bahwa kadar hormonal estradiol menurun sejak umur 50 tahun dan juga nilai kadar FSH/LH > 1. Pada penelitian untuk sampel yang sama juga dilakukan pemeriksaan lipid profile dan ditemukan perobahan nilai kadar HDL-kolesterol yang menurun pada kelompok umur > 50 tahun berkaitan dengan masa menopause dan pasca menopause. Pada kanker payudara jenis reseptor untuk positif ganda (ER+/PR+) kelompok umur 30-39 tahun dan 40-49 tahun dijumpai : 9 kasus, dimana yang tertinggi pada kelompok umur 40-49 tahun. Untuk negatif ganda kelompok umur 30-39 tahun dan 40-49 tahun dijumpai : 7 kasus , dimanayang tertinggi pada kelompok 40-49 tahun. Dari data tersebut diatas didapatkan kesimpulan bahwa tumor positif ganda ER+/PR+ dan tumor negatif ganda (ER-/PR-) lebih banyak ditemukan pada kelompok premenopause dibandingkan terhadap kelompok menopause. Untuk HER-2/neu (+1) , kelompok umur 30-39 tahun dan 40-49 tahun dijumpai : 2 kasus Untuk HER-2/neu (+2) , kelompok umur 30-39 tahun dan 40-49 tahun dijumpai : 1 kasus dan 2 kasus Untuk HER-2/neu (+3) ,kelompok umur 30-39 tahun dan 40-49 tahun dijumpai : 13 kasus Untuk HER-2/neu (+3), kelompok umur 50-59 tahun dan >60 tahun dijumpai : 7 kasus Maka dapat disimpulkan bahwa : - HER-2/neu (+1) pada kelompok premenopause > menopause - HER-2/neu (+2) pada kelompok pre menopause < menopause - HER-2/neu (+3) pada kelompok pre menopause > menopause Untuk Grade I kelompok umur 30-39 tahun dan 40-49 tahun : 1 kasus Untuk Grade I kelompok umur 40-49 tahun dan 50-59 tahun : 5 kasus Untuk Grade II kelompok umur 30-39 tahun dan 40-49 tahun : 10 kasus Untuk Grade II kelompok umur 50-59 tahun dan > 60 tahun : 9 kasus Untuk Grade III kelompok umur 30-39 tahun dan 40-49 tahun : 3 kasus Untuk Grade III kelompok umur 50-59 tahun dan > 60 tahun : 1 kasus Dari data diatas tersebut ditemukan bahwa Grade II ditemukan pada semua kelompok umur dengan perbandingan premenopause > menopause. Selanjutnya tahapan berikutnya adalah dilakukan pemeriksaan PCR DNA jaringan/darah kanker dan dilakukan sequensing. Berdasarkan analisa hasil sequensing tidak ditemukan mutasi atau polimorfisme pada SNP ini. Dari 35 sampel yang dianalisa, seluruhnya memiliki alel normal (wild type). Sehingga disimpulkan dalam hasil penelitian ini bahwa dijumpai pada kelompok umur 40-60 tahun merupakan moment berkembangnya kanker payudara yang berhubungan dengan hormon estradiol yang menurun drastis dan HDL kolesterol yang menurun. Hal tersebut juga dapat berhubungan dengan kelompok usia 50 tahun ( menopause dan post menopause ). Serta tidak dijumpainya mutasi BRCA1-C61G dalam penelitian ini disebabkan oleh karena adanya perbedaan tempat, ras, gaya hidup dan lingkungan di Sumatera Utara berbeda jauh dengan Negara Eropa Timur dan orang Yahudi. Sehingga tidak dijumpainya mutasi BRCA1-C61G yang akan menjadikan terapi cisplatin dapat dilakukan pada pasien

    NARATIVE REVIEW: POTENSI INULIN UMBI DAHLIA SEBAGAI ANTI DIABETES

    Get PDF
    Inulin is a type of polysaccharide that is commonly found in nature derived from the dahlia tuber plant, and other plants such as chicory, Jerusalem artichoke, Yaco´n potato and asparagus. Inulin is widely used in industry and pharmaceuticals. In the industrial world, inulin is used as a source of natural sweetener, enhances the taste of food, ferments, and is a low-fiber food source. While in the pharmaceutical world, inulin can be used in several studies, one of which is as an anti-diabetic. This study aims to determine the potential of dahlia tuber inulin as an anti-diabetic. The type of research is a narrative review. Search data using three databases, namely Elsevier (SCOPUS), Pubmed and Google Scholar with a limitation of the last 10 years of articles with the keyword "inulin for diabetes", with the PRISMA method. The results showed that inulin works on glucose absorption in the intestine, lowers blood sugar levels, lowers hemoglobin A1c, increases circulating GLP-1, reduces hyperglycemia, reduces insulin resistance (IR) and hyperlipidemia, reduces oxidative stress, increases insulin and leptin levels, facilitates glucose transport of GLUT4 by activating the PI3K/Akt pathway, is anti-inflammatory, and is involved in the expression of several anti-hyperglycemic genes. The conclusion is that dahlia tuber inulin has an anti-diabetic effect

    Comparison of Antioxidant and Anti-collagenase Activities Ethanol Extract of Black Soybeans with Daidzein Compounds

    Get PDF
    Aging is a natural process in human life; one of the triggers is free radicals. The use of antioxidants from natural ingredients is an effort to overcome premature aging and counteract the harmful effects caused by free radicals. Black soybean (Glycine soja), which easily obtained in Indonesia, contains a nutritional value that is very good for human health. The protein content is quite high (40.4 g / 100g) and rich in antioxidants. The results presented in this study revealed that black soybean extract (Glycine max (L.) Merr.) Had a higher antioxidant activity of FRAP compared to Daidzein compounds, black soybean extract had antiaging activity through better collagenase inhibition compared to Daidzein compounds. The largest FRAP activity at 50 ÎĽg / mL black soybean extract concentration was 146.35 ÎĽM Fe (II) / ÎĽg) and Daidzein 50 ÎĽg / mL concentration was 96.93 (ÎĽM Fe (II) / ÎĽg). Anticolagenase activity based on the IC50 value of black soybean extract was 84.73 ÎĽg / mL, and Daidzein was 98.18 ÎĽg / mL. From the above results, it can conclude that ethanol extract of black soybeans has excellent potential as an antioxidant that is useful as inhibiting collagenase

    IGF-1 levels in Patients with Type 2 Diabetes Mellitus

    Get PDF
    Type 2 Diabetes Mellitus (Type 2 DM) is a metabolic disorder group with mechanisms that include hyperglycemia, insulin resistance and hyperinsulinemia. Type 2 DM has a close association with IGF-1, where the active form of the IGF-1 becomes elevated by reason of the fact that hyperinsulinemia inhibits the production of IGF-binding proteins (IGFBP) 1/IGFBP 2. The active form of IGF-1 has the ability to promote cell proliferation and inhibit apoptosis, hence becomes one of the risk factors for cancer cell growth. This was an analytical study conducted in August at the Harapan Bunda Clinic, Medan, Indonesia to determine the difference between the IGF-1 level and blood glucose level in type 2 DM patients in different age groups. Twenty subjects with Type 2 DM participated in this study and were divided based on their age into 35-50 years old or Group 1 and 51-65 year old group or Group 2. The IGF-1 levels in both groups were compared and analyzed using the T-test dependent method. Results showed that the IGF-1 and blood glucose levels were higher in Group 1 (35-50 years old) when compared to Group 2 and the difference was significant. The change in the IGF-1 level in diabetic patients cannot be determined only by the blood sugar level

    Antidiabetic and Liver Tissue Improvement Potency of Surf Redfish (Actinopyga mauritiana) in Alloxan-Induced Diabetic Mice

    Get PDF
    Long-term hyperglycemia is associated with various organ damage. One of these damages is Non-Alcoholic Fatty Liver Disease (NAFLD). One of the potential natural products that may improve this impact is Surf Redfish. Hence this study aimed to investigate the antidiabetic and liver protection effects of Surf Redfish in some diabetic male Mice. This study was an experimental study that used 25 male mice grouped into control, standard, Surf Redfish Extract-I (100 mg/ kg BW), II (200 mg// kg BW), and III (400 mg/ kg BW). This study evaluated the blood glucose level (before and after induction, third, sixth, ninth, twelfth, and fifteenth days) and histology study of liver tissue. This study showed that the Surf Redfish ethanol extract significantly decreased blood glucose levels every day for fifteen days (P-Value &lt; 0.05). This extract also showed a significant decrease in vacuolated degeneration after fifteen days of extract administration (P-Value). Hence, it can be concluded that the most effective dose of Surf Redfish extracts in this study was 400 mg/ kg BW to decrease blood glucose level and width of vacuolated degeneration after fifteen days of administration

    Role of Cystatin-C as Serum Biomarkers in Predicting Glomerular Function-Associated with Copper-Induced Acute Kidney Injury

    Get PDF
    Cystatin C is a 13 kD molecular-weight protein synthesized by all nucleated cells which functions as a cysteine protease inhibitor. Cystatin C is detectable when kidney function decreases due to the excessive accumulation of nephrotoxic substances such as copper. Previous studies have proven that white turmeric rhizome can act as a nephroprotector agent at a dose of 500mg/BW. The purpose of this study was to compare Cystatin-C marker and serum creatinine as biomarkers in the examination of acute kidney injuries induced by nephrotoxic substance. This was a post-test only controlled experimental study on wistar strain male rats that were divided randomly using simple random sampling approach into three groups: normal control group, treatment control group (Curcumin for 2 weeks followed by CuSO4 for 3 days at each weekend), and CuSO4 pentahydrate control group. This study was conducted in Faculty of Pharmacy and Faculty of Medicine of the University of North Sumatera in May to August 2019. Results were normally distributed with significant differences in levels of Cystatin-C, creatinine, and protein serum due to differences in the treatment of each group  (p<0.05). Serum Cystatin-C is proven to be a more sensitive biomarker for detecting acute kidney damage compared to serum creatinine. Peran Cystatin-C sebagai Biomarker Serum dalam Memprediksi Fungsi Glomerulus-Terkait dengan Cedera Ginjal Akut yang Dipicu TembagaCystatin C adalah  protein dengan berat molekul 13 kD disintesis oleh setiap sel yang memiliki inti berfungsi sebagai inhibitor protease sistein. Cystatin C terdeteksi ketika fungsi ginjal menurun oleh zat nefrotoksik seperti tembaga. Tembaga merupakan salah satu logam yang dapat menjadi zat nefrotoksik bila terakumulasi berlebihan. Ekstrak rimpang kunyit putih memiliki manfaat sebagai nefroprotektor dengan dosis  mg/kgBB. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perbandingan Cystatin-C dan kreatinin serum sebagai biomarker dalam pemeriksaan kerusakan ginjal akut akibat zat nefrotoksik. Penelitian eksperimental ini menggunakan the post test only control group design dengan teknik simple random sampling. Penelitian ini dilakukan di Fakultas Farmasi dan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara pada bulan Mei hingga Agustus 2019. Tikus jantan dengan galur wistar dibagi tiga kelompok; kontrol normal, kontrol kunyit putih (500 mg/kgBB) sebagai pre-treatment (curcumin selama 2 minggu diikuti CuSO4selama 3 hari di setiap akhir pekan), dan kontrol  CuSO4 pentahidrat. Hasil analisis data terdistribusi normal dan terdapat perbedaan yang signifikan kadar Cystatin-C, kreatinin dan protein serum pada setiap kelompok dimana nilai p<0.05. Cystatin-C serum sebagai biomarker lebih sensitif dalam mendeteksi kerusakan ginjal akut dibanding dengan kreatinin serum
    • …
    corecore