22 research outputs found
Analisis Hukum Acara Dalam Pelayanan Terpadu Sidang Keliling Pada Pengadilan Agama Gunung Sugih
Dalam mencari keadilan pasti dibutuhkan suatu badan peradilan yang dapat memutuskan perkara yang sedang digugat/dimohonkan tentu putusan yang didapat akan kuat jika dihasilkan dari badan resmi berupa badan peradilan yang dinanunggi oleh mahkahmah agung seperti halnya pengadilan agama yang menyelesaikan perkara perdata terhadap individu dan individu lain, namun pada kenyataannya sering kali dijumpai masyarakat tidak dapat mengakses kedalam pengadilan dikarenakan jarak yang jauh atau ongkos biaya transportasi yang cukup mahal menjadi masyarakat enggan untuk melaksanakan sidang secara resmi sehingga mereka lebih memutuskan untuk menyelesaikan secara musyawarah, dengan adanya permasalah ini mahkamah agung mengeluarkan suatu sistem yang berbeda dalam melaksanakan sidang secara keliling atau langsung mendatangi masyarakat yang mencari keadilan namun dengan biaya yang tidak cukup besar dan persidangan yang cepat
LAPORAN KEGIATAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN LOKASI SMA KOLOMBO SLEMAN
Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) merupakan program yang wajib diikuti
oleh setiap mahasiswa jurusan kependidikan. Kegiatan PPL ini bertujuan agar
mahasiswa lebih memahami teori mengajar yang selama ini di dapatkan di
perkuliahan. Karena setiap ilmu yang didapat apabila dipraktekkan akan lebih
tersimpan lama dibandingkan jika hanya dibaca maupun ditulis. Untuk itulah
mahasiswa jurusan kependidikan harus melewati kegiatan PPL ini.
Sebagai salah satu mahasiswa di Universitas egeri Yogyakarta, maka prktikan
juga mengikuti kegiatan PPL dilaksanakan pada tanggal 15 Juli-15 September 2016
di SMA Kolombo Sleman. Mahasiswa yang melakukan praktik PPL di SMA
Kolombo berjumlah 6 orang, yang terdiri dari 2 orang program Pendidikan Bahasa
Inggris, 2 orang program Pendidikan Ekonomi, dan 2 orang program Pendidikan
sejarah.
Program kegiatan PPL dapat terlaksana dengan baik dan lancar berkat adanya
bimbingan dan arahan dari guru pembimbing dan dosen pembimbing selama praktek
mengajar serta peran aktif peserta didik selama berlangsungnya kegiatan belajar
mengajar (KBM). Selain itu terlaksananya program PPL ini tidak terlepas dari
dukungan dan bantuan dari pihak sekolah yang telah memberikan keluasan
kesempatan kepada para mahasiswa PPL untuk mengembangkan potensi yang
dimilikinya.
Namun terdapat hambatan yang ditemui praktikan dalam melaksanakan PPL
yakni praktikan masih kurang dalam penguasaan kelas, selama pembelajaran
berlangsung seringkali praktikan mengalami kesulitan dalam mengontrol siswa
terutama saat penguasaan kelas dan menerangkan materi karena ada sebagian siswa
yang tidak memperhatikan. Ketika diberi umpan balik, untuk menanyakan kejelasan
dan ketidakjelasan siswa terhadap materi, hanya sedikit siswa yang memberikan
respon. Praktikan menyadari bahwa munculnya hambatan dalam pelaksanaan
kegiatan PPL adalah hal yang wajar. Karena hal ini merupakan salah satu tantangan
yang harus dihadapi praktikan selama mengajar
Pengaruh Persepsi Resiko, Kemudahan, Kegunaan , dan Kepercayaan Terhadap Sikap Dalam Penggunaan Mobile Banking (Survey pada nasabah Bank BRI, Bank Mandiri , dan Bank BNI di Solo)
This study purposes to examine and analyze factors - factors that influence attitudes in the use of mobile banking by modifying the model of the Technology Acceptance Model (TAM) developed by Davis on tahun1989. The population used in this study are customers of Bank Mandiri, Bank BRI and Bank BNI in solo. Data collection was performed using a questionnaire. The sampling method using convinience sampling method. The total samples collected as many as 90 customers. Analysis technique used is multiple linear regression. The results of the analysis for this model indicate that the construct is the perceived Ease of use, perceived usefulnes and trust affect the attitudes in the use of mobile banking, otherwise the perceived risk does not affect the attitude in the use of mobile banking. This means that the attitude in the use of mobile banking is influenced by the perceived Ease of use, perceived usefulness, and trust.
Keywords: Technology Acceptance Model (TAM), perceived risk, perceived Ease of use, Perceived Usef ulness, Trust, attitudes in the use of mobile bankin
Treatment expectations in glaucoma: what matters most to patients?
Background/Objectives:
Recent clinical trials in glaucoma have used patient-reported outcome measures (PROMs) of health-related quality of life to evaluate interventions. However, existing PROMs may not be sufficiently sensitive to capture changes in health status. This study aims to determine what really matters to patients by directly exploring their treatment expectations and preferences.
Subjects/Methods:
We conducted a qualitative study using one-to-one semi-structured interviews to elicit patientsâ preferences. Participants were recruited from two NHS clinics serving urban, suburban and rural populations in the UK. To be relevant across glaucoma patients under NHS care, participants were sampled to include a full range of demographic profiles, disease severities and treatment histories. Interview transcripts were evaluated using thematic analysis until no new themes emerged (saturation). Saturation was established when 25 participants with ocular hypertension, mild, moderate and advanced glaucoma had been interviewed.
Results:
Themes identified were: Patientsâ experiences of living with glaucoma, patientsâ experiences of having glaucoma treatment, most important outcomes to patients, and COVID-related concerns. Participants specifically expressed their most important concerns, which were (i) disease-related outcomes (intraocular pressure control, maintaining vision, and being independent); and (ii) treatment-related outcomes (treatment that does not change, drop-freedom, and one-time treatment). Both disease-related and treatment-related experiences were covered prominently in interviews with patients across the spectrum of glaucoma severity.
Conclusions:
Outcomes related both to the disease and its treatment are important to patients with different severities of glaucoma. To accurately evaluate quality of life in glaucoma, PROMs may need to assess both disease-related and treatment-related outcomes
Pemilihan Cemilan Khas Sampit Terlaris Pada Kedai 24 Dengan Metode AHP (Analytic Hierarchy Process)
Penentuan cemilan khas Sampit terlaris pada Kedai 24 adalah salah satu hal yang penting, sebab dengan menentukan produk apa yang terlaris, kedai 24 dapat memprediksi produk apa yang harus diproduksi lebih banyak. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk memilih produk adalah dengan cara menerapkan sistem penunjang keputusan. Dengan menerapkan sisitem penunjang keputusan pemilik kedai dapat memutuskan dengan hasil yang tepat dalam memilih produk terlaris. Ada beberapa kriteria pilihan yang diterapkan dan ada beberapa alternatif pilihan yang dapat dipilih dalam memilih produk yang terlaris. Analisis data menerapkan metode Analytical Hierarchical Process (AHP), yang memungkinkan perhitungan dengan berbagai kriteria yang ditentukan pemilik kedai. Hasil perhitungan yang telah dilakukan didapatkan rata-rata kriteria rasa sebesar 0,633346, rata-rata kriteria harga sebesar 0,260498 dan rata-rata kriteria kemasan sebesar 0,106156. Setelah dilakukan perhitungan dengan masing-masing alternatif yang ada, didapatkan hasil tertinggi yaitu produk jenis Abon sebesar 0,48
Health-related quality of life in glaucoma and ocular hypertension: utility values and disease severity
Pemilihan Cemilan Khas Sampit Terlaris Pada Kedai 24 Dengan Metode AHP (Analytic Hierarchy Process)
Penentuan cemilan khas Sampit terlaris pada Kedai 24 adalah salah satu hal yang penting, sebab dengan menentukan produk apa yang terlaris, kedai 24 dapat memprediksi produk apa yang harus diproduksi lebih banyak. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk memilih produk adalah dengan cara menerapkan sistem penunjang keputusan. Dengan menerapkan sisitem penunjang keputusan pemilik kedai dapat memutuskan dengan hasil yang tepat dalam memilih produk terlaris. Ada beberapa kriteria pilihan yang diterapkan dan ada beberapa alternatif pilihan yang dapat dipilih dalam memilih produk yang terlaris. Analisis data menerapkan metode Analytical Hierarchical Process (AHP), yang memungkinkan perhitungan dengan berbagai kriteria yang ditentukan pemilik kedai. Hasil perhitungan yang telah dilakukan didapatkan rata-rata kriteria rasa sebesar 0,633346, rata-rata kriteria harga sebesar 0,260498 dan rata-rata kriteria kemasan sebesar 0,106156. Setelah dilakukan perhitungan dengan masing-masing alternatif yang ada, didapatkan hasil tertinggi yaitu produk jenis Abon sebesar 0,48
PENGARUH KEMANDIRIAN BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMPN 1 BOJONEGARA PADA MATERI ALJABAR
This study aims to recognize whether there is any influence between learning independence and mathematics learning outcomes of students of SMPN 1 Bojonegara on Algebra Material. This research is an ex post facto study, with a population of all students of SMPN 1 Bojonegara and for the sample taken classes VII C and VII D, totaling 75 people. Data collection is done by using a questionnaire for learning independence and tests for learning outcomes. The results of this study were obtained by processing data using SPSS version 26 to test the normality of learning independence data, learning outcomes and residues as well as to test linearity and significance of regression. The results showed that there was a significant influence between learning independence on learning outcomes with an influence of 96.03
PELATIHAN DAN PENDAMPINGAN PEMBUATAN TOKO ONLINE PADA UMKM OLAHAN SINGKONG SEBAGAI ALTERNATIF PEMASARAN PRODUK
Batu Busuk merupakan kampung yang memiliki potensi wisata alam, peninggalan bersejarah, agrowisata dan budaya. Tujuan kegiatan ini adalah mengangkat dan mempromosikan potensi wisata Batu Busuk melalui penjualan kuliner olahan dan kontes buah durian. Metode pengabdian masyarakat yang diterapkan meliputi kegiatan penyuluhan, demonstrasi, pelatihan dan pendampingan sesuai dengan pelaksanaan kegiatan yang berlangsung secara berkelanjutan. Kedua kegiatan yaitu penjualan produk olahan dan kontes buah durian memberikan pengalaman baru bagi pengunjung karena unik dan tidak ditemui pada daerah tujuan wisata lainnya di Sumatera Barat. Dengan demikian kedua atraksi wisata ini dapat menjadi salah satu aktivitas promosi wisata Batu Busuk yang efektif. Seluruh wisatawan yang berkunjung menganggap penting bahwa kegiatan serupa dilakukan secara berkelanjutan. Khusus untuk kontes durian, seluruh responden (42 orang) baik stakeholder, pengunjung dan peserta kontes setuju bahwa kegiatan kontes seharusnya menjadi tanggung jawab pemerintah daerah, sehingga di masa mendatang pemerintah daerah sudah harus mengambil peran yang lebih besar untuk kemajuan wisata Batu Busuk.
Kata kunci: agrowisata, keberlanjutan, kuliner, promosi
ABSTRACT
Batu Busuk is a village with the potential for nature tourism, historical heritage, agro-tourism and culture. This activity aims to raise and promote the tourism potential of Batu Busuk through the sale of processed culinary delights and a durian fruit contest. The community service method applied includes counselling activities, demonstrations, training and mentoring following ongoing activities. The two activities, namely the sale of processed products and the durian fruit contest, provide new experiences for visitors because they are unique and cannot be found in other tourist destinations in West Sumatra. Thus, these two tourist attractions can be one of the practical Batu Busuk tourism promotion activities. All tourists who visit consider it necessary that similar activities are carried out sustainably. Especially for the durian contest, all respondents (42 people), including stakeholders, visitors and contestants, agreed that the contest activities should be the responsibility of the local government; hence the local government should take a more significant role in the progress of Batu Busuk tourism.
Keywords: agrotourism, sustainability, culinary, promotio
The relationship between self-efficacy and self-management in post stroke patients at Home Stroke Rehabilitation Malang
Background: Stroke is a neurological disorder characterized by blockage of blood vessels. The effects of stroke cause problems with motor, sensory and cognitive functions. These problems result in patients often complaining and feeling useless, so patients experience a decrease in self-efficacy. Low self-efficacy will cause a low level of self-acceptance and motivation that affects the patient's confidence in performing functional activities and self-management related to the healing process in stroke patients.
Objective: This study aimed to analyze the relationship between self-efficacy and self-management in stroke patients.
Methods: The research design used a cross-sectional study method conducted in December 2022 with a population of all stroke patients at Home Stroke Rehabilitation Malang who met the criteria to become participants in this study. Measurement of self-efficacy using The Stroke Self Efficacy Quetionnaire (SSEQ) and self-management using The Southampton Stroke Self Management Quetionnaire (SSSMQ). Rank Spearman was used to determining the relationship between the two variables showed that out of 49 respondents, there was a relationship between self-efficacy and self-management using the Rank Spearman test.
Results: The studyâs result (p = 0.000, r = 0.949) shows a very strong correlation. It can be concluded that there is a very strong relationship between self-efficacy and self-management in stroke patients because high confidence is very influential on the actions or attitudes of patients so that patients can move and prevent recurrent strokes and carry out rehabilitation programs properly.
Conclusion: The higher the self-efficacy, the higher the self-management in post-stroke patients and vice versa. These two crucial components will affect the rehabilitation phase of post-stroke patients