36 research outputs found

    PENGARUH LINGKUNGAN KERJA TERHADAP MOTIVASI KERJA PEGAWAI DIBADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT

    Get PDF
    Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran yang jelas dan aktual mengenai pengaruh lingkungan kerja terhadap motivasi kerja di Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah (Badiklatda) Provinsi Jawa Barat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah pegawai di lingkungan Badiklatda Provinsi Jawa Barat. Teknik pengumpulan data menggunakan angket tertutup yang disebarkan kepada 53 pegawai sebagai sampel penelitian ini dan yang dapat diolah sebanyak 52 angket. Hasil perhitungan dengan menggunakan teknik Weighted Mean Scores (WMS), menunjukan bahwa lingkungan kerja di Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat termasuk dalam kategori sangat baik dengan skor rata-rata sebesar 3,48 dan motivasi kerja sebesar 3,44. Analisis korelasi antara lingkungan kerja dengan motivasi kerja diperoleh bahwa lingkungan kerja memiliki hubungan yang sedang, dan harga koefisien korelasi antara kedua variabel sebesar 0,492. Persamaan regresinya dari kedua variabel ini yaitu Y=14,695+0,687X harga adalah bersifat signifikan dan linier, hal ini berarti bahwa setiap perubahan satu unit pada lingkungan kerja akan memberikan perubahan kepada motivasi sebesar 0,687. Hasil uji koefesien determinasi menunjukan bahwa derajat keterhubungan antara lingkungan kerja terhadap motivasi kerja berpengaruh sebesar 24,2% sedangkan sisanya sebesar 75,8% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Kata kunci : Lingkungan kerja, Motivasi kerja In general, this study aimed to determine the true and actual work on the environmental influences on the motivation of the District Board of Education and Training (Badiklatda) of West Java. The method used in this research is descriptive method with a quantitative approach. The population in this study is in the range officer Badiklatda West Java. A survey of collection data techniques using question closed disseminated to 53 officers as the sample of this study and that can be processed only 52 A survey. The calculations using the technique Weigh Mean Scores (WMS), shows that the work environment at the Board of Education and Training West Java, including in the very good category with a score average of 3.48 and the work motivation of 3,44. the Analisis correlation between work environment and job motivation showed, price correlation coefficient of 0.492 between the two variables. Regresinya from the second equation of this variable that is Y = 14.695 + 0,687x price is significant and linear, this means that each unit change in the work environment will provide a change to the motivation of 0.687. Test results showed that the degree of determination koefesien connectivity between work environment to motivate the influential work of 24.2% while the rest of 75.8% influenced by other factors that were not examined in this study. Key Words: Job Motivation,Work Environmen

    Pendekatan Total Quality Manajement (Tqm) Dalam Globalisasi Pendidikan

    Full text link
    Pada abad ini, percepatan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK)sangat pesat. Indikator percepatan tersebut diantaranya adalah arus informasi semakin gencarmenerobos batasan ruang dan waktu, sehinga dunia semakin transparan dan serba dekat. Kondisitersebut oleh Taffler (1995) disebut dengan istilah era globalisasi informasi, yaitu era dimanaperubahan-Perubahan berlangsung serba proses yang cepat dengan jaringan komunikasi (SuperHighway Information), yang saat ini telah terjadi. Era globalisasi tersebut pada gilirannya telahmenggeser paradigma, dari mengutamakan pemerataan (equity) menjadi mengutamakan mutudan relevansi. Sesuai dengan ramalan Naisibitt (1990) bahwa akhir abad 20 trend pentingyaitu tergesernya masyarakat industri menjadi masyarakat informasi dan kehidupan nasionalmenjadi kehidupan global dengan mengedepankan mutu (Quality).Faktor Mutu (Quality) sangat penting, karena menjadi salah satu standar persainganglobal, selain factor harga (Prince) dan factor pelayanan (service). Krakteristik globalisasi yangmenuntut persyaratan mutu tersebut, ternyata merambah pada berbagai bidang dan aktivitaskerja, termasuk bidang pendidikan

    Perkembangan Teknologi Komunikasi: Perspektif Komunikasi Peradaban

    Full text link
    The word of technology was derived from technique and logos, means knowledge about methods or doing something (technical term). Technology refered to how-to-do an act or product. In Greek language, technology means 'techne' or 'art', or 'skill'. In term of specified meaning, technology refer to industrial process which leads to skills in performing an activity. In broad meaning, technology refer to the whole process of materials. Communication technology is differentiated from information technology. Communication technology was utilized for conducting any kind of message transmission, from the act of sending to receiving. Whereas information technology is concerning managing and collecting information. It is hard to differentiate communication and information technology due to technology convergence. Both information and communication technology, as a term, are freely exchanging today because in every communication, there's always be information as well

    PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PADA SUBTEMA GAYA DAN GERAK DI KELAS V SDN KARANGHARJA 03 ( Penelitian Tindakan Kelas Selalu Berhemat Energi Sekitar Subtema Gaya Dan Gerak Di Kelas IV SDN Karangharja 03 Kecamatan Pebayuran Kabupaten Bekasi)

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa melalui model Cooperative Learning Tipe Jigsaw pada subtema gaya dan gerak. Penelitian tindakan kelas dilaksanakan di kelas IV SDN Karangharja 03. Penelitian ini dilatar belakangi dengan keadaan siswa di kelas IV SDN Karangharja 03 yang tidak menggunakan model pembelajaran yang bervariasi, sehingga suasana belajar menjadi tidak aktif dan hasil belajar yang relatif kurang memenuhi KKM .Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan menggunakan sistem siklus yang terdiri dari perencana an, pelaksanaan, observasi, analisis dan refleksi. Penelitian ini dilaksanakan dalam 3 siklus. Dalam tiap siklusnya dilaksanakan kegiatan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran Tipe Jigsaw. Teknik evaluasi yang digunakan pada penelitian ini adalah teknik tes dan non tes. Teknik tes untuk mengetahui hasil belajar siswa, dan teknik non tes untuk mengetahui aktivitas siswa . Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan model pembelajaran Cooperative Learning Tipe Jigsaw dapat meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai rata-rata peningkatan kemampuan siswa dalam mengerjakan pretes dari siklus I sampai siklus III, yaitu pada siklus I sebesar 52%, siklus II 63% yang memenuhi KKM dan siklus III 85% yang memenuhi KKM. Kesimpulan yang diperolah dari penelitian ini adalah, bahwa penggunaan model pembelajaran Kooperatife sangat menunjang terhadap peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa pada subtema gaya dan gerak di kelas IV Sekolah Dasar. Dengan demikian, penggunaan model Cooperative Learning Tipe Jigsaw dapat dijadikan salah satu model pembelajaran untuk diterapkan pada pembelajaran subtema gaya dan gerak. Kata kunci: Aktivitas, Hasil Belajar, Gaya dan Gerak, Cooperative Learning Tipe Jigsa

    ANALISA PERUBAHAN GAMBAR TERHADAP KONTRAK KERJA DAN WAKTU PELAKSANAAN (Studi Kasus Pembangunan Kantor Pengelola Terminal Wisata Dan Parkir Terpadu Paniis Kabupaten Kuningan)

    Get PDF
    Perubahan gambaran kontrak kerja dan waktu pelaksanaan pada suatu konstruksi bangunanbisa saja terjadi, hal ini karena adanya ketidaksesuaian perencanaan sehingga terjadiperubahan desain luasan lahan yang ada di site plan tidak sesuai dengan luasan lahan yangada dilapangan. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui mengetahuiperubahan kontrak dari kontrak lump sump menjadi kontrak unit price dalam suatu proyekakibat adanya perubahan gambar, sehingga mengakibatkan terjadinya perubahan pekerjaan menjadi adendum kontrak, dimana pada kontrak awal bangunan kantor pengelola hanya sebatas pekerjaan struktur serta tidak bisa fungsional, sementara pada adendum kontrak bangunan kantor pengelola di desain fungsional sehingga bisa langsung dipergunakan tanpa menunggu tahap berikutnya. Pada nilai kontrak akhir keseluruhan tidak mengalami perubahan/tetap dikarenakan ada pekerjaan tambah kurang (variation order). durasi waktu pelaksanaan tidak ada perubahan dikarenakan pelaksanaan dilapangan menggunakan bahan pabrikasi/praktis tinggal pasangdilapangan. Metode penelitian ini merupakan jenis kualitatitf deskriptif. Dengan prosedur pengolahan data dilakukan dengan bantuan software Microsoft Excel dan AutoCad dengan teknik analisis kausal. Hasil penelitian perubahan desain dari kontrak awal. Dari hasil yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa dalam analisis perubahan gambaran ulang tidak mengalami perubahan yang mencolok, hal ini karena beberapa alteratif tindakan yang digunakan adanya kesesuaian dengan kontrak kerja sesbelumya.Perubahan gambaran kontrak kerja dan waktu pelaksanaan pada suatu konstruksi bangunan bisa saja terjadi, hal ini karena adanya ketidaksesuaian perencanaan sehingga terjadi perubahan desain luasan lahan yang ada di site plan tidak sesuai dengan luasan lahan yang ada dilapangan. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui mengetahui perubahan kontrak dari kontrak lump sump menjadi kontrak unit price dalam suatu proyek akibat adanya perubahan gambar, sehingga mengakibatkan terjadinya perubahan pekerjaan menjadi adendum kontrak, dimana pada kontrak awal bangunan kantor pengelola hanya sebatas pekerjaan struktur serta tidak bisa fungsional, sementara pada adendum kontrak bangunan kantor pengelola di desain fungsional sehingga bisa langsung dipergunakan tanpa menunggu tahap berikutnya. Pada nilai kontrak akhir keseluruhan tidak mengalami perubahan/tetap dikarenakan ada pekerjaan tambah kurang (variation order). durasi waktu pelaksanaan tidak ada perubahan dikarenakan pelaksanaan dilapangan menggunakan bahan pabrikasi/praktis tinggal pasangdilapangan. Metode penelitian ini merupakan jenis kualitatitf deskriptif. Dengan prosedur pengolahan data dilakukan dengan bantuan software Microsoft Excel dan AutoCad  dengan teknik analisis kausal. Hasil penelitian perubahan desain dari kontrak awal. Dari hasil yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa dalam analisis perubahan gambaran ulang tidak mengalami perubahan yang mencolok, hal ini karena beberapa alteratif tindakan yang digunakan adanya kesesuaian dengan kontrak kerja sesbelumya

    IMPLEMENTASI PROGRAM INSERSI PENDIDIKAN ANTI KORUPSI (IPAK) DI SEKOLAH DASAR (Studi Kasus di SDN 1 Kayuambon Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat Provinsi Jawa Barat)

    Get PDF
    Tujuan penelitian ini yaitu untuk memperoleh deskripsi faktual rumusan program Insersi Pendidikan Anti Korupsi (IPAK), proses penerapan program Insersi Pendidikan Anti Korupsi (IPAK) yang meliputi kesiapan guru dalam merancang dan menjalankan program, fasilitas pendukung pelaksanaan program, dan penilaian keberhasilan keterlaksanaan program, serta pengaruh dari program Insersi Pendidikan Anti Korupsi (IPAK). Penelitian ini menggunakan metode studi kasus dengan pendekatan kualitatif. Subjek dalam penelitian ini yaitu warga sekolah yang terdiri dari kepala sekolah, guru, wali peserta didik, dan peserta didik, serta dokumen-dokumen pendukung dari terselenggaranya program Insersi Pendidikan Anti Korupsi (IPAK). Hasil penelitian menunjukkan bahwa sekolah tersebut sudah memiliki narasi pendidikan karakter yang tertuang dalam visi dan misi sekolah. Hanya saja tidak menuangkan narasi pendidikan karakter anti korupsi, secara langsung. Kemudian dalam Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dibuat oleh guru, isinya telah memuat aspek pembelajaran yang mengangkat nilai sikap anti korupsi. Dalam penerapannya, sekolah tersebut telah menciptakan slogan-slogan nilai pendidikan karakter dan sikap anti korupsi yang diletakan di lingkungan sekolah. Program tersebut menghasilkan pengaruh yang dapat meningkatkan sikap anti korupsi dalam diri peserta didik maupun orang tuanya, karena pada pelaksanaannya melibatkan peranan orang tua dalam aspek penilaian yang membuat efek timbal balik yang didapatkan. Kata kunci: Pendidikan karakter, Pendidikan anti korupsi, Program sekolah The aim of the study was to obtain a factual description to the formulation of the Anti-Corruption Education Insertion program, the process of implementing the Anti-Corruption Education Insertion program which included the readiness of teachers to design and run the program, supporting facilities for program implementation, funding for program sustainability, and assessment for the successful implementation of the program, as well as the influence of the Anti-Corruption Education Insertion program. The study employed the case study method with a qualitative approach. The subjects in the study were school community consisting of principals, teachers, guardians of students, and students, as well as supporting documents for the implementing the Anti-Corruption Education Insertion program. The findings showed that the school have the narrative of Character education in the vision and mission of the school. It's just not directly pouring the narrative of anti-corruption character education. Then in the syllabus and Learning Implementation Plan made by the teachers has contained aspects of learning that raise the value of anti-corruption attitudes. In its application, the school has created slogans of character education values and anti-corruption attitudes placed in the school environment. The program produces an influence that can improve anti-corruption attitudes in students and their parents, because the implementation involved the role of parents in the assessment which created a reciprocal effect. Keywords: Character education, Anti-corruption education, School progra

    Cultivation Theory

    Full text link
    The idea of Cultivation Theory was first addressed by George Gerbner with his colleagues of Annenberg School of Communication, Pennsylvania (1969). Based on previous research about cultural indicators conducted by the same researcher, cultivation analysis focused on mass media impact on everyday life. Another important findings from cultivation analysis was the categorization of television audience to two different classes: heavy viewers and light viewers. Among those two, heavy viewer became the main concern of communication scholars. It was believed that heavy viewing of television behavior permanently would lead to deep and exaggerated belief toward symbolic realities as presented on the screen

    Cultivation Theory

    Full text link
    The idea of Cultivation Theory was first addressed by George Gerbner with his colleagues of Annenberg School of Communication, Pennsylvania (1969). Based on previous research about cultural indicators conducted by the same researcher, cultivation analysis focused on mass media impact on everyday life. Another important findings from cultivation analysis was the categorization of television audience to two different classes: heavy viewers and light viewers. Among those two, heavy viewer became the main concern of communication scholars. It was believed that heavy viewing of television behavior permanently would lead to deep and exaggerated belief toward symbolic realities as presented on the screen

    INTERPLAY ANTARA REJIM PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN DENGAN REJIM PERDAGANGAN INTERNASIONAL DALAM WTO

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk interplay antara rejim pembangunan berkelanjutan (sustainable developmentn) dengan rejim perdagangan internasional dalam WTO (world trade organization). Penelitian ini dianalisis dengan menggunakan teori rejim interplay yang dikemukakan oleh Oran R. Young. Penelitian ini difokuskan pada dinamika peraturan yang terdapat dalam kedua rejim tersebut sejak tahun 1992 hingga 2002. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa bentuk interplay antara kedua rejim tersebut adalah Overlapping yang bersifat reciprocal. Hal ini diindikasikan oleh dua hal yaitu pertama Karakteristik kedua rejim SD dan WTO yang berbeda baik dan sisi lalar belakang, tujuan dan bidang isu yang diaturnya. Rejim SD lahir akibat kerusakan lingkungan dalam proses pembangunan sedangkan rejim WTO lahir akibat terjadinya depresi ekonomi dunia. Tujuan utama rejim SD adalah penmgkatan kualitas kehidupan manusia, pertumbuhan ekonomi dan perlindungan lingkungan. Sedangkan rejim WTO bertujuan untuk menciptakan perdagangan bebas dunia. Rejim SD mengatur pembangunan sosial, pertumbuhan ekonomi dan perlindungan lingkungan. Sedangkan rejim WTO mengatur perdagangan barang, jasa dan hak milik intelektual. Kedua,; adanya hubungan yang saling mengadopsi aturan dan kedua rejim tersebut. Aturan yang diadopsi oleh rejim SD dan rejim WTO meliputi diadopsinya prinsip-prinsip perdagangan (non-diskriminasi, transparansi dan predictable}, nilai-nilai aturan TRIPs (trade related intellectual properly rights) dan liberalisasi produk pertanian. Sedangkan aturan yang diadopsi rejim WTO dan rejim SD meliputi dimasukkannya perlindungan lingkungan dalam program CTE (committee on trade and environment), kelonggaran dalam ketentuan TRIPs dalam bidang kesehatan dan transfer teknologi serta perlindungan terhadap manusia, binatang dan tumbuhan dalam perdagangan bebas melalui mekanisme TBT (technical barriers to trade) dan SPS (sanitary and phytosanitary measures). Kata kunci: Interplay, Rejim Pembangunan Berkelanjutan dan Rejim WT

    Model MahMud (menyenangkan,hangat dan muda)pada pembelajaran sains bagi anak usia 4-6 tahun di PAUD

    Get PDF
    Model MaHMud (Menyenangkan, Hangat,dan Mudah) merupakan cara belajar baru di Pendidikan anak usia dini. MaHMud berlandaskan pada konsep menyenangkan dalam proses pembelajarannya, hangat dalam penyampaiannya dan mudah dalam pelaksanaannya. Anak Usia Dini berada pada masa perkembangan operasional kongkret,maka model pembelajaran ini menyesuaikan dengan masa perkembangan tersebut. Pada prakteknya model ini menerapkan strategi belajar aktif dan menggunakan metode saintifik yang dikemas dalam 10 Prinsip MaHMud pada proses pembelajarannya. Model pembelajaran ini dapat diimplementasikan di semua lembaga PAUD yang berkeinginan untuk mengenalkan sains pada anak usia dini. Inti dari model ini terletak pada kemampuan pendidik PAUD dalam menguasai konsep MaHMud (Menyenangkan, Hangat, dan Memudahkan) dalam penyampaian kepada anak di dalam kelas dan mengikuti langkah MAHMUD dalam penyelenggaraan pembelajarannya
    corecore