33 research outputs found

    Analisis Pengendalian Kualitas Proses Pengemasan Produk Kurma Salak Dengan Metode Six Sigma Di UKM Kelompok Tani Ambudi Makmur II Bangkalan

    Get PDF
    Kualitas merupakan salah satu jaminan yang diberikan dan harus dipenuhi oleh perusahaan kepada pelanggan. Penelitian ini dilakukan menggunakan metode Six Sigma melalui tahap Define, Measure, Analyze dan Improve. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis produk cacat dan rusak pada kemasan kurma salak serta mengetahui sebab dan akibat cacat itu terjadi. Hasil penelitian menunjukkan ada 4 CTQ yaitu kemasan sobek, lipatan dobel, kemasan renggang dan kemasan kotor. Dari hasil analisis, nilai DPMO menunjukan angka 119.000 dengan tingkat level sigma 2,68 dan final yield 53,55%. Faktor penyebab tejadi defect kemasan kurma salak antara lain: 1) Manusia, kurang fokus dan teliti, karyawan terburu-buru. 2) Metode, posisi peletakan kurang tepat, prosedur tidak beraturan dan kurang instruksi keja. 3) Lingkungan, pencahayaan Kurang dan lingkungan kurang nyaman. 4) Bahan Baku, pemakaian plastik kurang efisien dan plastik kurang diseleksi. Usulan saran yang diberikan mengantisipasi empat faktor penyebab kerusakan antara lain: Memberikan arahan dan penjelasan kepada karyawan agar lebih teliti dalam bekerja serta diadakan evaluasi dan diskusi dalam menghadapi masalah-masalah yang mungkin akan muncul di lapangan. Melakukan pengawasan karyawan dan bahan baku. Memeriksa kembali bahan baku yang diterima dari pemasok. Membuat check sheet pendataan produk cacat dan produk baik. Membuat Desain dan bahan baku kemasan baru yang lebih efesien

    Penentuan Strategi Mitigasi Risiko Produksi Pia Apel Dengan Metode Fuzzy Failure Mode Effect Analysis (FFMEA) dan Analytical Hierarchy Process (AHP) (Studi Kasus CV Permata Agro Mandiri Kota Batu)

    No full text
    CV Permata Agro Mandiri merupakan salah satu usaha di Kota Batu yang mengolah apel manalagi menjadi produk pia apel. Kegiatan proses produksi pia apel di usaha ini tidak terlepas dari risiko yang mungkin atau sudah terjadi. Risiko-risiko itu dapat merugikan dan menghambat pencapaian tujuan sehingga perlu pengendalian. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis prioritas risiko dan menentukan alternatif strategi mitigasi yang tepat untuk risiko paling berpengaruh pada proses produksi pia apel. Penelitian ini menggunakan dua metode yaitu Fuzzy Failure Mode and Effect Analysis (FFMEA) dan Analytical Hierarchy Process (AHP). Metode FFMEA untuk mengidentifikasi dan menentukan prioritas risiko berdasarkan nilai FRPN tertinggi dan AHP untuk mendapatkan bobot pada setiap alternatif strategi yang diusulkan untuk memitigasi risiko prioritas pada proses produksi pia apel di CV Permata Agro Mandiri. Data diperoleh dengan menyebarkan kuesioner FFMEA dan AHP ke 3 responden pakar. Responden pakar terpilih yaitu pemilik usaha, kepala bagian produksi, dan karyawan bagian produksi. Hasil dari penelitian menunjukkan terdapat 10 kejadian risiko yang teridentifikasi pada proses produksi pia apel dengan 3 risiko prioritas. Risiko prioritas pada variabel bahan baku yaitu fluktuasi harga buah apel memiliki nilai FRPN 5,667, pada variabel proses produksi yaitu mesin continuous sealer tidak bekerja optimal memiliki nilai FRPN 5,619, dan pada variabel produk akhir yaitu kerusakan produk selama penyimpanan memiliki nilai FRPN 5,758. Alternatif strategi prioritas yang diusulkan adalah menambah stok produk pia apel sebelum musim hujan dengan bobot 0,454, menyusun SOP penggunaan mesin continuous sealer dengan bobot 0,433, dan mengatur tumpukan produk jadi dengan bobot 0,477. Saran untuk mengurangi risiko proses produksi pia apel dengan menerapkan alternatif strategi mitigasi yang telah diusulkan untuk risiko paling utama yang terdapat dalam variabel produk akhir yaitu risiko kerusakan produk selama penyimpanan. Strategi mitigasi yang dapat diterapkan berdasarkan urutan prioritas adalah mengatur tumpukan produk jadi maksimal 10 tumpukan, melakukan perencanaan produksi, dan menyediakan rak penyimpanan

    Analisis Pengaruh Video Blog (Vlog) Terhadap Minat Beli dan Keputusan Pembelian Konsumen Pada Produk Keripik Apel Citra Batu

    No full text
    Seiring dengan perkembangan teknologi media online menjadi salah satu media yang populer dikarenakan penyebaran informasi yang sangat mudah dan cepat. Media online banyak digunakan sebagai media promosi bagi perusahaan besar ataupun UMKM untuk memberikan informasi tentang produk. Salah satu cara untuk melakukan promosi menggunakan media online adalah dengan menggunakan Video Blog atau yang sering disebut sebagai vlog. Vlog dengan mudah menyampaikan informasi dalam bentuk teks, audio dan video. Dalam sebuah vlog, vlogger melakukan review atau rekomendasi terhadap suatu produk ataupun perusahaan dalam bentuk video untuk menarik konsumen. Setelah melihat video review dari vlogger konsumen dapat melakukan perbandingan dari kualitas dan kuantitas suatu produk yang nantinya berpengaruh dalam minat beli konsumen. Hal inilah yang nantinya menjadi pertimbangan konsumen untuk melakukan keputusan pembelian suatu produk. Oleh karena itu pada penelitian kali ini dilakukan penelitian untuk mengetahui hubungan antara vlog, minat beli dan keputusan pembelian produk. Penelitian ini menggunakan metode Partial Least Square (PLS) menggunakan 3 variabel (vlog, minat beli, dan keputusan pembelian) yang terdiri dari 3 indikator dalam 1 variabel. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu, purposive sampling. Penelitian dilakukan dengan melakukan analisis deskriptif dengan menggunakan software SPSS versi 18.0, analisis inferensial menggunakan software smartPLS 5.0. Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya pengaruh signifikan terhadap setiap variabel. Sehingga hal ini dapat dikatakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara variabel vlog terhadap variabel minat beli, variabel vlog terhadap keputusan pembelian dan variabel minat beli terhadap variabel keputusan pembelian. Berdasarkan penelitian yang dilakukan variabel minat beli berpengaruh signifikan memediasi hubungan antara vlog dengan keputusan pembelian

    Perencanaan Strategi Pemasaran Menggunakan Analisis SWOT dan Metode Quantitative Strategic Planning Matrix (Studi Kasus di Coffee Shop L’Albero Malang)

    No full text
    Coffee Shop L’ Albero Malang merupakan cafe yang menjual berbagai macam varian minuman kopi dan memiliki beberapa menu makanan. Kegiatan pemasaran yang dilakukan oleh Coffee Shop L’ Albero Malang masih memerlukan adanya perbaikan dan pengembangan. Adanya pesaing sejenis dan munculnya pendatang baru menjadi suatu ancaman dan tantangan bagi Coffee Shop L’ Albero Malang. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis posisi Coffee Shop L’ Albero Malang saat ini, untuk mendapatkan prioritas strategi pemasaran yang tepat dan dapat diterapkan untuk Coffee Shop L’ Albero Malang. Penelitian ini menggunakan metode SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Threat) dan Metode QSPM (Quantitive Srategic Planning Matrix) untuk mengevaluasi pilihan alternatif secara objektif, menetapkan daya tarik relatif dan menetapkan strategi yang tepat dan dapat diterapkan di Coffee Shop L’Albero Malang. Responden yang digunakan yaitu berasal dari pihak manajemen perusahaan (owner, manajer pemasaran, dan manajer operasional) dan dari konsumen sebanyak 50 responden. Faktor internal yang digunakan pada penelitian ini meliputi variabel pemasaran (product, price, place, promotion, process, person, phisical evidence). Pada faktor eksternal meliputi variabel lokasi, pelanggan, pemasok, pesaing, dan adanya ancaman pendatang baru. Berdasarkan hasil penelitian, menunjukkan pada faktor internal kekuatan Coffee Shop L’Albero Malang didapatkan hasil yaitu kemasan yang ramah lingkungan dan hasil pada faktor internal kelemahan yaitu karyawan yang belum berpengalaman dan lokasi yang cukup jauh dari pusat coffee shop di Kota Malang. Posisi Coffee Shop L’Albero Malang pada matriks internal eksternal berada pada kuadran I yaitu grow and build dengan nilai 3,77 (IFE) dan 3,42 (EFE). Strategi yang dapat diterapkan yaitu intensif dan integratif. Berdasarkan matriks SWOT didapatkan 8 strategi alternatif. Strategi tersebut kemudian diolah menggunakan matriks QSPM dan dapatkan urutan prioritas strategi berdasarkan Total Attractive Score yaitu bekerjasama dengan layanan pesan antar online (7,552), mempertahankan kualitas produk dan layanan (7,552) dan membuka cabang baru (7,172

    Analisis Risiko dan Mitigasi Risiko Proses Produksi Jamu Jahe Merah Instan Menggunakan Metode Fuzzy Failure Mode and Effect Analysis dan Analytical Hierarchy Process (Studi Kasus: Industri Rumah Tangga ‘Murni’ di Kota Malang)

    No full text
    Jamu adalah salah satu pilihan yang digunakan oleh masyarakat Indonesia untuk meningkatkan imunitas tubuh ketika wabah Covid-19 terjadi. Jahe merah merupakan bahan baku yang paling banyak digunakan dalam pembuatan jamu. Industri Rumah Tangga ‘Murni’ Kota Malang merupakan salah satu produsen jamu jahe merah instan. Selama kegiatan proses produksi jamu jahe merah yang dilakukan oleh Industri Rumah Tangga ‘Murni’ memiliki kemungkinan terjadinya berbagai macam risiko yang belum pernah dilakukan analisis lebih lanjut. Oleh karena itu tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk menganalisis urutan prioritas risiko dan usulan terkait alternatif mitigasi yang tepat untuk risiko prioritas pada proses produksi jamu jahe merah instan oleh Industri Rumah Tangga ‘Murni’ di Kota Malang. Salah satu metode yang digunakan untuk menganalisis urutan prioritas risiko adalah metode Fuzzy FMEA yang didasarkan pada hasil FRPN. Risiko dengan nilai FRPN tertinggi digunakan sebagai kriteria dalam menentukan mitigasi risiko dengan menggunakan metode AHP dengan cara menyusun masalah dalam bentuk hierarki. Metode tersebut digunakan untuk menilai alternatif secara sistematis dengan melakukan perbandingan berpasangan (pairwise comparison) pada setiap alternatif yang dipilih. Hasil dari perbandingan berpasangan berupa bobot setiap alternatif sehingga diketahui alternatif mana yang paling tepat untuk segera diterapkan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa proses produksi jamu jahe merah instan memiliki tiga risiko prioritas pada setiap variabel. Risiko prioritas pada variabel bahan baku adalah kerusakan bahan baku selama penyimpanan. Risiko prioritas pada variabel proses adalah sari jahe tidak mengkristal. Risiko prioritas pada variabel produk akhir adalah bubuk jahe merah mengalami penggumpalan. Nilai FRPN risiko prioritas secara berurutan adalah 0,5082; 0,8893; dan 0,5844. Alternatif prioritas mitigasi risiko yang sarankan pada setiap risiko prioritas secara berurutan adalah membuat perencanaan persediaan bahan baku dengan bobot 0,5479; mengikuti pelatihan pembuatan jamu dengan bobot 0,8145; dan memperhatikan perlakukan penyimpanan produk akhir dengan bobot 0,5080. Saran untuk perbaikan risiko yang dialami oleh IRT ‘Murni’ Kota Malang adalah menerapkan usulan alternatif mitigasi pada risiko paling utama yaitu pada variabel proses berupa sari jahe tidak mengkristal. Tindakan mitigasi yang dapat dilakukan berdasarkan prioritas alternatif adalah mengikuti pelatihan pembuatan jamu, membeli alat tambahan untuk mengukur panas api, dan penerapan SOP pada proses produksi

    Analisis Peningkatan Kualitas Produk dengan Integrasi Metode Importance Performance Analysis dan Quality Function Deployment (Studi Kasus di Usaha Keripik Tempe Rohani, Sanan)

    No full text
    Kedelai merupakan salah satu komoditas pertanian Indonesia yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat sebagai bahan baku tempe dan tahu. Berdasarkan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian pada tahun 2020, rata-rata konsumsi kedelai sebesar 13,04 ribu ton/kapita/tahun dan tingkat kebutuhan kedelai nasional mencapai 632.326 ton. Tempe memiliki kandungan protein 14 per 100 gram penyajian. Pengolahan tempe diperlukan untuk mencegah cepatnya kerusakan serta untuk meningkatkan nilai jualnya. Salah satu produk olahan tempe yakni keripik tempe. Usaha Keripik Tempe Rohani adalah salah satu produsen keripik tempe di Kota Malang. Terdapat penyimpangan produk pada tahap produksi seperti keripik tempe gosong, pecah, tekstur tidak stabil, dan ketebalan keripik berbeda yang menyebabkan konsumen kurang puas. Oleh karena itu diperlukan analisis peningkatan kualitas untuk meningkatkan kepuasan konsumen. Tujuan penelitian ini ialah mengetahui atribut yang dipentingkan konsumen untuk mencapai kepuasan dan menentukan strategi atribut yang harus diperbaiki untuk meningkatkan kualitas produk keripik tempe. Metode penelitian ini menggunakan Importance Performance Analysis (IPA) dan Quality Function Deployment (QFD). IPA digunakan untuk memperoleh nilai tingkat kepuasan dari 14 Atribut yang sudah ditetapkan peneliti. Penetapan atribut didapatkan melalui pendekatan dengan delapan atribut kualitas produk meliputi Feature, Reliability, Durability, Service Ability, Perceived Quality, Aesthetics, Conformance, dan Performance. Output dari IPA yaitu memasukkan atribut ke dalam diagram kartesius berdasarkan tingkat kepentingan dan kinerja yang diperoleh dari kuesioner. QFD dimanfaatkan untuk mendapatkan prioritas perbaikan produk serta menyusun usulan perbaikan melalui wawancara dengan pihak UKM. Output dari QFD berupa matrix House of Quality dan Nilai Bobot Respon Teknis yang menunjukkan prioritas atribut yang perlu didahulukan perbaikannya. Hasil analisis metode IPA diperoleh 6 atribut yang berada pada kuadran I (Prioritas Perbaikan) yakni tekstur produk, keseragaman ketebalan keripik, tingkat kematangan, harga produk, kestabilan kualitas isi produk, kekuatan dan bahan kemasan. Keenam atribut tersebut merupakan masukan metode QFD untuk menentukan strategi usulan perbaikan kualitas produk. Hasil analisis metode QFD diperoleh respon teknis pihak UKM terhadap keenam atribut tersebut ialah penyusunan SOP adonan pelapis keripik, pengembangan alat pemotong tempe dengan mata pengiris yang lebih kecil, melakukan peningkatan pengawasan pada stasiun kerja, menambah sensor suhu deep fry thermometer pada penggorengan, memberikan diskon kepada konsumen pada kondisi tertentu, mengganti bahan kemasan keripik dengan kepasan standing pouch 0,10 mm. Usulan dan prioritas perbaikan diharapkan membantu Usaha Keripik Tempe Rohani untuk meningkatkan kualitas produk serta meningkatkan kepuasan konsumen

    Pengaruh Keselamatan dan Kesehatan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan: Sebuah Reviu

    No full text
    Fakta bahwa pegawai atau karyawan adalah aset utama dalam suatu perusahaan dan harus diberikan perhatian serius serta dikelola dengan baik salah satunya yaitu keselamatan dan kesehatan kerja, hal tersebut agar karyawan mampu memberikan kinerja yang optimal. Keselamatan dan kesehatan karyawan di Indonesia masih minim sebab berdasarkan Badan Pusat Statistik Indonesia (BPSI) masih banyak jumlah kecelakaan kerja tahun 2019 dengan jumlah 120.969 kecelakaan. Dari sekian banyak kecelakaan yang telah terjadi, 32.953 diantaranya yaitu meninggal dunia, 42.122 yaitu luka berat, dan 45.894 yaitu luka ringan. Reviu ini dilakukan dengan menggunakan metode systematic review. Langkah pertama yaitu identifikasi permasalahan, yaitu bagaimana pengaruh keselamatan dan kesehatan kerja terhadap kinerja karyawan. Langkah kedua yaitu pencarian literatur yang dilakukan dengan menggunakan kata kunci (“Keselamatan dan kesehatan kerja” atau “occupational health and safety”) pada literatur internasional yang menaungi topik utama dari literatur yang dicari dengan tambahan kata kunci (“Kinerja karyawan” atau “ Employee Perfomance”) pada dua data base yaitu Science Direct dan Garuda. Langkah ketiga yaitu proses eliminasi literatur duplikat dan literatur yang tidak relevan dengan topik. Langkah keempat yaitu melakukan sistesis dan analisis literatur menyatukan hasil dari pengumpulan literatur menjadi satu ringkasan agar menjadi kesatuan yang padu, dengan mencari keterkaitan pada literatur serta dan melakukan pengolahan data yang penting untuk penarikan kesimpulan. Dari hasil analisis, dapat diketahui bahwa dengan adanya keselamatan dan kesehatan kerja dapat mempengaruhi secara positif atau signifikan terhadap kinerja karyawan

    Analisis Mitigasi Risiko Rantai Pasok Kangkung (Ipomea Aquatica) Menggunakan Metode House Of Risk (HOR) Di PT. XYZ

    No full text
    Kangkung (Ipomoea aquatica Forsk.) merupakan komoditas asli Asia Tenggara yang mempunyai nilai nutrisi tinggi, mudah dibiakkan, dan tahan terhadap hama (Schreinemachers, 2017). Potensi komoditas ini diperkuat juga dari angka permintaan kangkung yang sangat tinggi di Indonesia, Berdasarkan data BPS 2020 dalam Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas), Angka konsumsi kangkung Indonesia dilihat dari 514 kabupaten kota di 34 Provinsi mengonsumsi rata-rata 209,89 gram per kapita per hari dengan angka produksi agregat Indonesia tahun 2020 mencapai 312.336.00 (BPS, 2020). Adanya produksi - permintaan yang tinggi PT. XYZ yakni total 18.696 pesanan dalam bulan November 2021 sampai Januari 2022 dan ditemukan pemborosan sebanyak 0,92ton pada Bulan Januari. Hal tersebut membutuhkan proses penanganan rantai pasok yang optimum. Jika dilihat dari nilai produktivitas rata-rata kangkung yang tinggi hingga 23.5 ton/Ha, menjadikan komoditas ini memasuki 10 besar komoditas sayuran yang sangat bernilai. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi risiko rantai pasok kangkung dari PT.XYZ, menentukan agen risiko, memetakan dan menganalisis hingga memberi saran mitigasi risiko yang tepat. Konsep (HOR) digunakan sebagai pendekatan dari pengembangan House of Quality (HoQ) dan memiliki kelebihan jika dibandingkan dengan metode Failure Models and Effect Analysis (FMEA). Proses identifikasi risiko akan dilakukan dengan menggunakan diagram Ishikawa. Selanjuntya metode HOR membantu memetakan dan memprioritaskan agen risiko. Berdasarkan hasil penelitian mitigasi risiko rantai pasok kangkung PT. XYZ, dengan HOR, mampu memetakan 28 agen risiko (risk agent) dan 19 kejadian risiko (risk event) pada segmen rantai pasok kangkung di National Fullfillment Center (NFC) PT. XYZ. Hasil identifikasi pemicu risiko dan kejadian risiko menggunakan HOR fase 1 dengan perhitungan ARP dan pareto, didapat 2 prioritas agen risiko yang menjadi tingginya angka komplain pada kangkung beserta nilai Aggregate Risk Potential (ARP) masing-masing yakni tidak disiplinnya manpower (A12) bernilai 1208 dan belum optimumnya safety line antara forklift dengan manpower (A19) bernilai 1080. Hasil perhitungan HOR fase 2 dibantu dengan Ishikawa menghasilkan 9 strategi mitigasi risiko rantai pasok kankung dengan nilai ETDk tertinggi ke terendah masing-masing (PA1) bernilai 2718, (PA7) bernilai 2430, (PA8) bernilai 1944, (PA4) bernilai 1812, (PA6) bernilai 1620, (PA9) bernilai 1296, (PA3) bernilai 1208, (PA5) bernilai 906, dan (PA2) bernilai 0

    Analisis Produktivitas Proses Produksi Cokelat Menggunakan Integrasi Model Objective Matrix (OMAX) dan Pendekatan Fuzzy Analytical Hierarchy Process (FAHP) (Studi Kasus di PT Kakao Bhinneka Sejahtera, Kota Batu)

    No full text
    Indonesia merupakan salah satu negara penghasil kakao yang besar sehingga mampu mendongkrak perekonomian nasional. Salah satu perusahaan yang mengolah biji kakao menjadi aneka produk cokelat yaitu PT Kakao Bhinneka Sejahtera di Kota Batu, Jawa Timur. Produk Milk Chocolate ‘Arai’ yang merupakan best seller memiliki banyak peminat sehingga produksi yang dilakukan cukup banyak dibanding dengan produk lain. Perusahaan tersebut memiliki visi dan misi sehingga membutuhkan produksi cokelat yang lebih banyak secara efektif dan efisien. Diperlukan pengukuran pada tingkat produktivitas sekaligus mengidentifikasi permasalahan produktivitas serta memberikan usulan perbaikan yang dapat meningkatkan produktivitas pada perusahaan. Metode Objective Matrix (OMAX) digunakan untuk pengukuran produktivitas dan pendekatan Fuzzy Analytic Hierarchy Process (FAHP) diterapkan untuk pembobotan kriteria yang juga merupakan tahapan pada metode OMAX. Selanjutnya penggunaan diagram fishbone dilakukan untuk mengidentifikasi permasalahan terhadap terjadinya penurunan produktivitas serta memberi usulan dalam meningkatkan produktivitas. Berdasarkan hasil penelitian, pencapaian produktivitas tertinggi terjadi pada Juni 2022 dengan indeks produktivitas sebesar 63,258%. Sedangkan produktivitas terendah terjadi pada Agustus 2022 dengan penurunan indeks produktivitas sebesar -85,733%. Nilai indeks produktivitas mengalami fluktuasi setiap bulan selama periode pengukuran produktivitas. Penyebab penurunan performansi disebabkan oleh bahan baku tidak terstandarisasi, kurangnya ketersediaan bahan baku, penggunaan energi listrik yang berlebihan, dispensasi, karyawan kurang disiplin, dan kerja mesin kurang optimal. Usulan perbaikan yang dapat dilakukan yaitu pemilihan pemasok secara tepat, menjalin kerja sama dengan petani untuk meningkatkan kualitas bahan baku, melakukan pengecekan mesin secara rutin, memperbaiki sistem perawatan mesin, pemberian punisment terhadap karyawan, memperhatikan waktu istirahat yang cukup kepada karyawan agar tidak merasa jenuh pada saat bekerja, dan memotivasi karyawan agar produktivitas kerja dapat tercapai

    Pengendalian Kualitas Produksi Cokelat Bubuk Menggunakan Metode Six Sigma, Failure Mode And Effect Analysis (FMEA), dan Fault Tree Analysis (Studi Kasus Kelompok Tani Mulyo Jati, Mojokerto, Jawa Timur)

    No full text
    Kakao berperan penting di Indonesia dengan jumlah produksi 728.046 ton per tahun 2021 (Ditjenbun, 2021). Salah satu produk turunan biji kakao ialah cokelat bubuk yang dianggap menyehatkan tubuh karena kandungan polifenolnya. Kelompok Tani Mulyo Jati Mojokerto memproduksi produk olahan kakao termasuk cokelat bubuk. Masih sering ditemukan penyimpangan seperti biji tidak terpecah saat pemecahan biji, biji asing atau kotoran pada hasil roasting, berat produk akhir tidak sesuai, dan kemasan sobek. Masalah tersebut perlu diidentifikasi penyebab dan dicari solusi perbaikannya. Tujuan penelitian ialah mengidentifikasi penyimpangan dominan, penyebab dari tiap jenis penyimpangan dan merancang usulan perbaikannya. Metode pada penelitian ini yakni Six Sigma, Failure Mode and Effect Analysis serta Fault Tree Analysis. Pendekatan Six Sigma berperan meminimalisir variasi seluruh proses dengan konsep DMAI (Define, Measure, Analyze dan Improve). Metode ini diintegrasikan dengan FMEA untuk identifikasi peluang kegagalan selama proses produksi. Penyebab kegagalan dominan yang berdampak besar akan diketahui melalui RPN tertinggi. Selain itu dalam merancang usulan perbaikan digunakan FTA untuk mengetahui penyebab kegagalan secara rinci dari kegagalan paling dasar, sehingga usulan yang diberikan dapat sesuai dan diharapkan mampu mengatasi penyebab penyimpangan. Hasil analisis menunjukkan terdapat tiga jenis penyimpangan dominan pada produksi cokelat bubuk yaitu biji tidak terpecah sempurna, biji utuh hasil roasting dan berat produk cokelat bubuk varian dark, milk dan hazelnut tidak sesuai. Proses pemecahan biji, roasting, dan pengemasan usaha Kelompok Tani Mulyo Jati memiliki nilai sigma 3,05; 4,57; dan 3,29 yang menunjukkan bahwa produksi cokelat bubuk masih kompetitif di industri pangan Indonesia. Metode FMEA disusun untuk mengetahui prioritas penyimpangan dominan dengan diperoleh hasil peringkat tertinggi perhitungan RPN sebesar 256 pada berat produk tidak sesuai akibat bubuk menggumpal; RPN tertinggi kedua pada biji tidak terpecah 192 disebabkan ukuran biji tidak seragam yang diayak pada ayakan dengan kemiringan lebih dari 40° sementara biji utuh hhasil roasting akibat tidak terpecah memiliki RPN 120. Metode FTA mengidentifikasi penyebab paling dasar dari kedua penyimpangan sehingga dapat ditentukan perbaikan yang tepat. Usulan perbaikan antara lain penegasan dan pemberlakuan SOP pada tiap stasiun kerja khususnya proses sortasi, pencampuran bahan, penyimpanan, dan pengemasan; peningkatan pengawasan oleh pemilik usaha atau pekerja khusus, pengaturan ulang tingkat kemiringan bidang sortasi tidak lebih dari 30o, penambahan ember plastik sebanyak 1-2 buah untuk tiap varian sebagai wadah penyimpanan, serta pelaksanaan briefing setiap pagi sebelum proses produksi berlangsung
    corecore