Analisis Risiko dan Mitigasi Risiko Proses Produksi Jamu Jahe Merah Instan Menggunakan Metode Fuzzy Failure Mode and Effect Analysis dan Analytical Hierarchy Process (Studi Kasus: Industri Rumah Tangga ‘Murni’ di Kota Malang)

Abstract

Jamu adalah salah satu pilihan yang digunakan oleh masyarakat Indonesia untuk meningkatkan imunitas tubuh ketika wabah Covid-19 terjadi. Jahe merah merupakan bahan baku yang paling banyak digunakan dalam pembuatan jamu. Industri Rumah Tangga ‘Murni’ Kota Malang merupakan salah satu produsen jamu jahe merah instan. Selama kegiatan proses produksi jamu jahe merah yang dilakukan oleh Industri Rumah Tangga ‘Murni’ memiliki kemungkinan terjadinya berbagai macam risiko yang belum pernah dilakukan analisis lebih lanjut. Oleh karena itu tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk menganalisis urutan prioritas risiko dan usulan terkait alternatif mitigasi yang tepat untuk risiko prioritas pada proses produksi jamu jahe merah instan oleh Industri Rumah Tangga ‘Murni’ di Kota Malang. Salah satu metode yang digunakan untuk menganalisis urutan prioritas risiko adalah metode Fuzzy FMEA yang didasarkan pada hasil FRPN. Risiko dengan nilai FRPN tertinggi digunakan sebagai kriteria dalam menentukan mitigasi risiko dengan menggunakan metode AHP dengan cara menyusun masalah dalam bentuk hierarki. Metode tersebut digunakan untuk menilai alternatif secara sistematis dengan melakukan perbandingan berpasangan (pairwise comparison) pada setiap alternatif yang dipilih. Hasil dari perbandingan berpasangan berupa bobot setiap alternatif sehingga diketahui alternatif mana yang paling tepat untuk segera diterapkan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa proses produksi jamu jahe merah instan memiliki tiga risiko prioritas pada setiap variabel. Risiko prioritas pada variabel bahan baku adalah kerusakan bahan baku selama penyimpanan. Risiko prioritas pada variabel proses adalah sari jahe tidak mengkristal. Risiko prioritas pada variabel produk akhir adalah bubuk jahe merah mengalami penggumpalan. Nilai FRPN risiko prioritas secara berurutan adalah 0,5082; 0,8893; dan 0,5844. Alternatif prioritas mitigasi risiko yang sarankan pada setiap risiko prioritas secara berurutan adalah membuat perencanaan persediaan bahan baku dengan bobot 0,5479; mengikuti pelatihan pembuatan jamu dengan bobot 0,8145; dan memperhatikan perlakukan penyimpanan produk akhir dengan bobot 0,5080. Saran untuk perbaikan risiko yang dialami oleh IRT ‘Murni’ Kota Malang adalah menerapkan usulan alternatif mitigasi pada risiko paling utama yaitu pada variabel proses berupa sari jahe tidak mengkristal. Tindakan mitigasi yang dapat dilakukan berdasarkan prioritas alternatif adalah mengikuti pelatihan pembuatan jamu, membeli alat tambahan untuk mengukur panas api, dan penerapan SOP pada proses produksi

    Similar works

    Full text

    thumbnail-image

    Available Versions