3,213 research outputs found

    Perkawinan dalam Kitab Suci Perjanjian Baru

    Full text link
    Kepada jemaat di Tesalonika Paulus menasihati agar umat Kristenmenghayati dan menghargai perkawinan dengan menjauhkan diri daripercabulan dan seks bebas (1Tes 4:3-8). Kepada jemaat di Korintus punia mengecam percabulan dan segala bentuk penyelewengan seksualkarena bertentangan dengan etika Kristen dan kekudusan perkawinan(1Kor 5-7). Dalam Surat-surat Pastoralnya ia juga melawan aliran sesatyang bertendensi anti perkawinan, emansipatif dan tidak menghargaianak-anak (1Tim 3:4; 5:14; Tit 2:4-5). Oleh karena itu, Paulus memberitata tertib dalam hidup berumah tangga yang mengatur hubungansuami-isteri dan orang tua-anak (Ef 5:22-6:4 bdk. 1Ptr 3:1-7). SedangkanYesus menegaskan bahwa hubungan suami-isteri yang telahdipersatukan oleh Allah itu tidak boleh diceraikan manusia (Mrk 10:2-12; Mat 19:3-12)

    Strategi Manajemen Konflik Komunikasi Interpersonal Antara Ibu Dengan Anak Tiri

    Full text link
    Penelitian ini dilakukan untuk mengamati manajemen konflik komunikasi interpersonal antara ibu dengan anak tiri yang merupakan anak kandung suaminya dengan perempuan lain. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif, metode penelitian studi kasus, dan pendekatan kualitatif. Proses pengumpulan data dengan observasi dan wawancara. Teori yang digunakan sebagai dasar untuk melakukan pengamatan adalah teori konflik komunikasi interpersonal dan manajemen konflik komunikasi interpersonal.Hasil penelitian menunjukkan bahwa konflik komunikasi interpersonal antara ibu dengan anak tiri tersebut adalah jenis konflik komunikasi interpersonal, yaitu pseudoconflict, fact conflict, value conflict, policy conflict, ego conflict dan juga meta conflict. Sedangkan manajemen konflik komunikasi interpersonal yang digunakan adalah win-lose and win-win strategies, avoidance and active fighting strategies, force and talk strategies, face-detracting and face-enhancing strategies, aggressiveness and argumentativeness strategies

    Kritik Sosial : Nabi Israel-yehuda

    Full text link
    Kehidupan semi-nomaden di padang gurun membentuk bangsa Israel peka terhadap keadilan sosial. Kepedulian terhadap keadilan sosial itu berangsur-angsur luntur bersamaan dengan menetapnya bangsa itu di tanah Kanaan. Salah satu penyebabnya adalah kerakusan tuan-tuan tanah dan penyalahgunaan kuasa para penguasa yang mau meraup keuntungan pribadi. Akibatnya terjadi kekerasan dan penindasan terhadap orang-orang lemah, terbentang jurang antara orang kayamiskin dan ketidakadilan sosial. Kenyataan inilah yang mendorong para nabi Israel melontarkan kritik sosial bagi bangsanya. Berpedoman pada masyarakat perjanjian (Ul 12-26) Nabi Amos mencelapemanipulasian perkara pengadilan dengan uang suap untuk memeras orang miskin. Nabi Yesaya mengkritik para pemimpin Yerusalem dan penduduknya yang sudah menjadi sundal atau kehilangan keadilan dan kebenaran. Nabi Mikha mengecam para penguasa Yehuda yang membenci keadilan dan nabi-nabi palsunya yang menyesatkan. Nabi Zefanya mencela penduduk Yehuda yang berlaku tidak adil, para pemimpin dan hakim-hakim yang tidak membela rakyat dan para imam yang mencemarkan ibadat. Nabi Yeremia mengritik bahwa kepercayaan kepada TUHAN yang tinggal bersama umat-Nya di Bait- Nya adalah sia-sia bila tidak dibarengi pertobatan dan tindak keadilan. Nabi Yehezkiel mengecam para pemimpin Yehuda yang memeras dan membiarkan rakyatnya tersesat serta menuduhkan kejahatan sosial dan keagamaan pada rakyatnya. Nabi Obaja mengutuk kejahatan bangsa Edom yang bertindak kejam dan merampas tanah dari sisa-sisa penduduk Yehuda buangan serta memperbudak mereka. Nabi Zakharia menuduh dan mengingatkan bahwa pertobatan tidak cukup dengan menyelesaikan pembangunan kembali Bait Allah saja, tetapi harus dibarengi dengan hidup dalam kebenaran, kebaikan dan keadilan. Nabi Yoel mengecam dan menubuatkan hukuman terhadap musuh-musuh Israel (Tirus, Sidon dan Filistin) atas kejahatan mereka yang merampas tanah dan perkakas Bait Allah serta memperjualbelikan bangsa Israel sebagai budak

    "Pastillas" de preguerra y políticas de posguerra

    Get PDF
    La fascinación y confianza del movimiento moderno en el poder de la forma abstracta tuvo una de sus repercusiones más evidentes en el establecimiento de la “pastilla” como morfología paradigmática y síntesis de muchos de sus postulados. Más allá de la repetición del calificativo, la historiografía del término desde Espacio, tiempo y arquitectura, de Sigfred Giedion, permite descubrir distintas acepciones del mismo adaptadas a las corrientes políticas de autoridades y promotores que dieron forma a las capitales del siglo XX

    Action Research of Holistic Conservation in Rawa Pening Fertilizer Engineering Technology and Lightweight Concrete By Academic-Business-Government-Community (ABGC) Synergy Approach

    Get PDF
    Rawa Pening is the main reservoir in Semarang Regency which has experienced drastic silting. Approximately 70% of this 2.770 ha wide lake is now covered by eceng gondok (water hyacinth) plant. The quality of the lake gradually decreases alongside its higher sedimentation. If this continues and not taken care of, it is predicted that in the following years, Rawa Pening will be a dry land if there is no prevention action being done. The objective of this action research, from the upstream is to perform an introduction of watershed conservation with vetiver plants to decrease the water rate and avalanche. On the other side, from the downstream, the objectives are: 1) retrieval of eceng gondok in a massive amount, 2) utilization of eceng gondok from the leaves to roots as materials to produce fertilizer, livestock food, and lightweight concrete, 3) collaboration with private sectors to produce fertilizer, livestock food, and lightweight concrete based on eceng gondok plant, 4) business unit establishment as the means of fertilizer, livestock food, and lightweight concrete marketing. The methodology being employed in this research is participative from stakeholders which consists of academics, government, business, and community, which is done comprehensively. Due to the effort of problem handling in Rawa Pening, the expectation is sedimentation problem to be solved, the community around the lake both sailors or farmers can utilize Rawa Pening again as one of their means of work, private sectors that produce eceng gondok-based product will get raw materials guaranteed-availability and create innovation of products based on eceng gondok, such as fertilizer, lightweight concrete and herbal products.     Keywords: Rawa Pening, eceng gondok, water hyacinth, fertilizer, lightweight concrete, stakeholde

    Sense perception and the problem of illusion

    Get PDF
    This paper is a study of the problem of illusion in sense perception, using the methods of critical exposition and content analysis as tools of engagement. For decades, post-modern epistemology was steeped in the murky waters of the brilliant, skeptic argument from illusion, according to which the senses could not be relied upon for knowledge of the external world of reality, due to problems believed to be inherent in sensory perception. Why was the argument from illusion so important to epistemologists as to elicit enormous interest for such a long time? What are the implications of the argument for science? Did the argument from illusion portend any real danger for the foundations of empirical knowledge claims, as supposed by many frontline epistemologists? Exploring the concept and science of perceptual illusion, and the implications of the argument from illusion for science and epistemology, the paper found that the argument failed as a refutation of direct realism because it views illusion as the norm rather than an exception, and portrays human knowing process as an automatic, rather than a procedural, gradual phenomenon.Keywords: argument from illusion, empiricism, epistemology, science, skepticis
    corecore