82 research outputs found

    Analisis Pendapatan USAha Pertanian dan Peternakan Kerbau di Lombok, Nusa Tenggara Barat

    Get PDF
    Agriculture has been a dominant livelihood for the farmers in West Lombok District, West Nusa Tenggara Province. Other than that, farmers usually try to increase their income from livestock. To date, buffalo stock business in rural area has not consider the aspect of benefit at farmers' level, in contrary to food crops which already shifted to agribusiness. The objective of this research is to analyze farmer's income at various levels of agriculture and buffalo stock business. The discussion is based on the primary data from field survey and interview with 119 farmers at 4 (four) villages: Umbe, Kuripan, South Kuripan, and Kediri Villages. Secondary data was obtained from the local government agencies and research results. The data was analyzed descriptively and further statistically using two-stage Cochran sampling, t-test, double linear regression, and financial analysis of the food crops and buffalo stock using B/C ratio. The result shows that the average net income from agriculture is IDR 9,90 million/year or equal to IDR 825 thousand/month with B/C ratio 2,7; while net income from buffalo stock is IDR 6,28 million/year or equal to IDR 516 thousand/month with B/C ratio 2,3

    Possition of Legal Service Agreement Between Advocates and Clients in Law Number 8 of 1999 on Consumer Protection

    Full text link
    The legal services agreement established between the Advocate and the Client is bent in submission to the provisions set forth in Law Number 8 of 1999 on Consumer Protection. The rights and obligations arising between the Advocate and the Client under legal service agreement shall be protected by Law Number 8 of 1999. In the event of a dispute between the Client and the Advocate, the execution of the legal services agreement may use dispute resolution as stipulated in Law Number 8 of 1999 on Consumer Protection. Advocates can be regarded as business actors as referred to Law Number 8 of 1999 on Consumer Protection, in addition to performing professional duties that adhered to the professional code of ethics and legislation as mandated by Law No. 18 of 2003 on Advocates, an Advocate through a legal services agreement conducting business activities in various economic fields.IntisariPerjanjian pemberian jasa hukum yang dibuat antara Advokat dan klien tunduk pada ketentuan yang diatur dalam UU No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen. Berkaitan dengan hak dan kewajiban yang timbul antara Advokat dan klien berdasarkan perjanjian pemberian jasa hukum mendapat perlindungan dalam undang-undang tersebut. Apabila terjadi sengketa antara klien dan Advokat dalam pelaksanaan perjanjian pemberian jasa hukum dapat menggunakan payung hukum penyelesaian sengketa sebagaimana diatur dalam UU No. 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen. Advokat dapat dikatakan sebagai pelaku USAha sebagaimana dimaksud dalam UU No. 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen, karena selain menjalankan tugas profesi yang berpegang pada kode etik profesi dan peraturan Perundang-undangan sebagaimana diamanatkan oleh UU No. 18 Tahun 2003 tentang Advokat, seorang Advokat melalui perjanjian pemberian jasa hukum menyelenggarakan kegiatan USAha dalam berbagai bidang ekonomi

    Pengaruh Kecerdasan Emosional terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa pada Materi Sudut dan Garis di Kelas VII MTs Normal Islam Samarinda

    Get PDF
    Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kecerdasan emosional terhadap hasil belajar matematika siswa pada materi sudut dan garis di kelas VII Mts. Normal Islam Samarinda. Jenis penelitian ini adalah ex post facto dan, teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik proporsional random sampling dengan sampel sebanyak 132 siswa. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan angket kecerdasan emosional, dan tes hasil belajar matematika. Teknik analisis data menggunakan statistik deskriptif dan regresi linier sederhana dengan taraf signifikan 5%. Berdasarkan perhitungan analisis deskriptif, nilai rata-rata dari data kecerdasan emosional siswa sebesar 178,41 hal ini menunjukkan bahwa kecerdasan emosional siswa kelas VII MTs. Normal Islam Samarinda pada kategori tinggi. Untuk nilai rata-rata dari hasil belajar matematika siswa adalah 65,33 hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar kelas VII Mts. Normal Islam Samarinda pada kategori sedang. Dari hasil analisis inferensial menggunakan regresi linier sederhana, diperoleh persamaan penduga Ŷ = -32,736 + 0,550X. Berdasarkan hasil analisis diperoleh thit = 19,631; ttabel= 1,645 dan p = 0,000, diperoleh nilai thit lebih dari ttabel yaitu 19,631> 1,645 dan taraf signifikansi statistik kurang dari taraf signifikansi penguji α = 0,05 maka persamaan regresi penduga yang diperoleh adalah berarti pada taraf signifikan 5%, sehingga terdapat pengaruh kecerdasan emosional terhadap hasil belajar matematika. R2 = 0,748 menunjukkan bahwa 74,8% hasil belajar matematika siswa dapat dijelaskan oleh variabel kecerdasan emosional. Dengan demikian, terdapat pengaruh yang signifikan antara kecerdasan emosional terhadap hasil belajar matematika siswa di kelas VII MTs. Normal Islam Samarinda

    The Legal Studies of Trucking and Warehousing in Supporting the Smoothness of Outflow and Incoming Goods at the Port

    Get PDF
    This legal study discusses the provision of trucking and warehousing of goods services and services at the port. This study is intended to address issues related research problems and directions arrangements in the provision of trucking and warehousing of goods services and services at the port. This study uses empirical juridical approach of practices in the truck transportation of goods and warehousing services in the port, while the results of the study are presented in the form of descriptive analysis. The study results conclusion that it is necessary for institutional capacity of port authorities as the organizer of the cultivated commercially port so as to perform the function of government in the harbor. Port Authority set the capacity of the service, organizing auctions and provision of related services to cooperate with trucking and warehousing services provider in the harbor. IntisariKajian hukum ini membahas mengenai penyediaan jasa truk angkutan barang dan jasa pergudangan di pelabuhan. Kajian ini dimaksudkan untuk menjawab permasalahan penelitian terkait permasalahan dan arah pengaturan dalam penyediaan jasa truk angkutan barang dan jasa pergudangan di pelabuhan. Kajian ini menggunakan pendekatan yuridis empirik dari praktek penyediaan jasa truk angkutan barang dan jasa pergudangan di pelabuhan, sedangkan hasil penelitian disajikan dalam bentuk deskriptif analitis. Hasil kajian diperoleh kesimpulan bahwa diperlukan peningkatan kapasitas kelembagaan otoritas pelabuhan sebagai penyelenggara pelabuhan yang diusahakan secara komersial sehingga mampu menjalankan fungsi pemerintahan di pelabuhan. Otoritas Pelabuhan menetapkan kapasitas layanan, menyelenggarakan lelang penyediaan jasa terkait dan melakukan kerjasama penyedia jasa trucking dan warehousing di pelabuhan

    Management of St. Croix Sheep and Garut Sheep Genetic Resources in Sheep Formation

    Get PDF
    This study aimed to determine the management of the genetic resources of St. Croix sheep and Garut sheep in the formation of sheep clumps and their physiological conditions. The study was conducted at the Livestock Research Institute on Jalan Raya Pajajaran Bogor, West Java, in 2019. Ex-situ collection materials and characterization of St. Croix sheep and Garut sheep were as many as 250 heads; sheep breeding was carried out in groups; one male married 5-10 heads. The rams were left in the mating group for two oestrus cycles (34 days). Primary data and secondary data were analyzed descriptively and quantitatively. The results were obtained in the germplasm research of St. Croix with an average mating body weight of 23.45 ± 4.08 kg and Garut sheep of 26.20 ±  4.92 kg. The average birth weight of St. Croix sheep was 2.26+0.35 kg, and Garut sheep was 2.05± 0.47kg. The establishment of the St. Croix and Garut sheep have high genetic quality, production, and reproductive characteristics, but each has a different productivity level. The study of germplasm preservation of sheep was carried out to increase the population of St. Croix sheep and pure Garut sheep so that the maximum target population of >200 sheep was achieved to meet the demand for seeds as animal food

    Pengelolaan Sumber Daya Genetik Kambing sebagai Potensi Biologik dan Nilai Ekonomi

    Get PDF
    Tujuan penelitian untuk mengetahui pengelolaan sumber daya genetik kambing sebagai potensi biologik dan nilai ekonomi. Penelitian dilakukan di kandang percobaan Ciawi-Bogor 2018. Penelitian menggunakan kambing PE 35 ekor, betina 30 ekor dan jantan 5 ekor. Kambing AN 35 ekor, betina 30 ekor dan jantan 5 ekor. Metoda analisa data dilakukan secara deskriprif, kuantitatif dan analisis ekonomi. Hasil penelitian menunjukkan, rata-rata bobot badan kawin kambing betina PE s 40,71±9,94 kg dan kambing betina AN43,10±12,13 kg. Rata-rata bobot badan kambing betina PEsetelah beranak 41,84±9,18 kg dan rata-rata bobot badan kambing betina AN setelah beranak 42,81±9,42kg. Produksi anak kambing jantan PE 26,48%. Sedangkan anak kambing betina PE 22,22%. Anak kambing jantan AN  28,79%, sedangkan anak kambing betina AN 24,24%. Keuntungan dari usaha kambing PE Rp.17.730.000/tahun  R/C 1,52. Keuntunagn dari usaha kambing AN  Rp.16.126.670/tahun R/C  1,44. Kambing PE dan kambing AN dapat dipelihara selama >5 tahun, kambing PE dan AN dapat berproduksi susu dan daging serta dapat beranak 2 kali dalam 1.5 tahun, dan secara ekonomi usaha kambing layak diusahakan

    Pengembangan Peternakan Rakyat Sapi Potong: Kebijakan Swasembada Daging Sapi dan Kelayakan Usaha Ternak

    Get PDF
    To achieve animal source food self-sufficiency for coping with increased demand, the government launches policy on beef cattle development. The program focuses on breeding efforts through Artificial Insemination (IB), natural mating, and fattening. It is intended to produce calves such that beef cattle population and beef production improve. This paper aims: (1) to describe inter-temporal government policies on encouraging beef cattle population at farm level; (2) to estimate projections of beef consumption and beef cattle development program; and (3) to discuss feed provision and beef cattle business feasibility. The government commits to meet beef demand and to improve farmers’ income. Brood stock cattle potency could be maximized to produce calves through IB and natural mating in order to accelerate domestic beef cattle population enhancement. To achieve beef self-sufficiency, the government needs collaboration of various stakeholders. It is necessary to encourage investment in livestock business as well as to empower beef cattle farmers such that their business is feasible and their income improves.  AbstrakDalam rangka swasembada pangan hewani karena kebutuhan masyarakat yang semakin meningkat, pemerintah membuat kebijakan pengembangan sapi potong. Program ini fokus pada usaha pembibitan melalui Inseminasi Buatan (IB), kawin alam, serta penggemukan. Pada gilirannya induk akan menghasilkan pedet, sehingga dapat meningkatkan populasi sapi potong dan produksi daging sapi. Berdasarkan permasalahan tersebut di atas diharapkan perkembangan sapi potong dapat meningkat. Tujuan tulisan ini adalah: (1) mendiskripsikan kebijakan pemerintah intertemporal dalam mendorong populasi sapi potong di tingkat peternak; (2) membuat proyeksi konsumsi daging sapi dan program pengembangan sapi potong; dan (3) membahas penyediaan pakan dan kelayakan usaha sapi potong. Komitmen pemerintah adalah untuk memenuhi kebutuhan pangan  asal daging sapi serta meningkatkan pendapatan peternak. Ternak sapi potong indukan dapat dimaksimalkan potensinya untuk dapat terus menghasilkan pedet melalui IB dan kawin alam. Upaya ini dilakukan sebagai wujud untuk mengakselerasi penambahan populasi sapi potong di dalam negeri. Tercapainya pemenuhan kebutuhan pangan asal daging sapi, diperlukan kerjasama berbagai pihak agar populasi sapi potong meningkat. Pemerintah perlu mendorong investasi usaha ternak dan pemberdayaan peternak sehingga peternak mampu mencapai kelayakan usaha dan pendapatan mereka meningkat

    Program Siwab untuk Meningkatkan Populasi Sapi Potong dan Nilai Ekonomi Usaha Ternak

    Full text link
    Program Sapi Induk Wajib Bunting (SIWAB) adalah perwujudan komitmen pemerintah dalam meningkatkan populasi sapi potong dan sebagai target untuk kecukupan daging tahun 2026. Program tersebut diyakini dapat mengantarkan Indonesia mencapai swasembada daging sapi pada 5-10 tahun ke depan. Sapi potong dapat dimaksimalkan potensinya agar dapat menghasilkan pedet, dan menjadi program pemerintah yang difokuskan untuk peningkatan produksi sapi potong melalui inseminasi buatan (IB). Berdasarkan permasalahan tersebut di atas, harapan pemerintah dengan mengembangkan program tersebut tidak boleh gagal ke sekian kalinya dalam mencukupi kebutuhan daging di dalam negeri. Tujuan tulisan review ini adalah untuk mendiskripsikan program SIWAB dan nilai ekonomi pada USAha sapi potong betina hasil IB yang menghasilkan pedet. Kajian ini merupakan studi pustaka melalui review berbagai referensi terkait pelaksanaan program SIWAB. Program SIWAB mencakup dua program utama yaitu peningkatan populasi sapi porong melalui inseminasi buatan IB dan kawin alam (Inka). Program IB memungkinkan mengatur kelahiran anak sapi dengan baik. Sapi induk bunting hasil IB dapat meningkatkan nilai jual lebih tinggi dan dapat meningkatkan kesejahteraan peternak. Kebijakan pemerintah adalah untuk mengejar swasembada daging sapi yang ditargetkan sampai tahun 2026 bisa tercapai, namun program tersebut harus direspon dan dikerjakan dengan baik. Kebijakan pemerintah untuk menigkatkan populasi sapi potong dalam jangka pendek bisa membantu memenuhi kebutuhan konsumsi daging sapi dan dalam jangka panjang berdampak peningkatan ekonomi peternak

    Farmer Group Performance Bali Cattle in Luwu District East : the Economic Analysis

    Full text link
    This research was conducted in the District Mangko Tano East Luwu in South Sulawesi Province, in 2017. The area of research is supported by oil palm plantations, palm plantations, agricultural land, forestry land, vacant land that has not been explored by farmers and other vacant land. The study was conducted by the method of field survey, according to information from the local Animal Husbandry Department, the criteria in the data is the cattle population in farmer.The purpose of this study was to determine the economic analysis on a group of cattle ranchers. Primary data and secondary data were analyzed using descriptive tabulation, quantitatively and economically. The results of the research effort shows that beef cattle, ranchers group profit amounted Rp.3.637.500/year, Agung Sindo Village B/C ratio of 1.2, Kalaenaliri village of Rp.3.886.000/ year ratio B/C 1.2, and the Wanasari Village of Rp.3.788.000/year and ratio of B/C 1.2. Forage in locations very research support to the development of beef cattle Bali. But farmers are accustomed way of raising beef cattle between 2-4 head/breeder, so it needs additional maintenance business scale between 5-10 cattle/livestock farmers, so that the business more effectively and efficiently and economically will benefit farmers

    Usahatani Tanaman Pangan Dan Peternakan Dalam Analisis Ekonomi Di Petani Dipedesaan

    Get PDF
    The study was conducted in the village Mekarsari Cibatu Subdistrict, Garut regency, West Java, the research carried out by the method of field survey in 2013 using the 20 lawncarequestionnaire and crop farmers with agro-ecosystem of farmland, fields, fields, upland vegetables, and pulses. Secondary data from farmers and local primary data from the Department and from the results of research, then the primary data and secondary data already collected tabulated and analyzed descriptively, quantitative, and analytical writing economic. The purpose is intended to determine farm crops and livestock in economic analysis in the rural farmer. Results of this research that the is business of food crops is an essential business and livestock as the main business effort. The amount of labor to grow rice farming families around (208.5 Hok) corn around (208 Hok), peanuts around (175.5 Hok), and cassava around (161.22 Hok). For beef cattle business around (158, 5 Hok), goats (179 Hok) and sheep around (180.9 Hok). Contributions from businesses crop and livestock production have a very important role in meeting the needs of the family. Contributions from businesses crop and livestock production very have an important role to meet the needs of families. The results of net income from business paddy crops around Rp.4.220.750/year/farmer, corn around Rp.4.267.500/year/farmer and sheep around Rp.1.812.120/year/farmers, the highest farmer benefits from the efforts of food crops, whereas livestock business as diversification of crops and businesses pastime farmers of the business principal of agriculture.       &nbsp
    corecore