52 research outputs found

    The Channel Management of Enjoy Semarang in Tribun Jateng News Website

    Full text link
    Tribun Jateng Newspaper has its official website, Jateng.tribunnews.com. It is built as the media convergence. On the website, there is a section called Enjoy Semarang. This section should focus on the travel news. As for its management, Enjoy Semarang section could not attract a lot of visitors. Based on the observation, the visitors of this section per month is only around 1,392. The news appearing on the website also covers the news of another region and abroad, and this is not appropriate with the name of the section. Not all published reports were written by reporters. There is some news which is adapted from foreign news websites or copied from websites coming from the same company group. None reporters deal with this section specifically. We have worked with Tribun Jateng to manage this section. The objective of this study is to provide the latest news and information about Central Java culinary, travel, and tips through accessible website. Moreover, we have handled the editorship management in the online media and the policy with regard to the selection of the news. The accumulative total of Tribun Jateng Travel visitors for two months is 13,000, exceeding the minimum target which is 4,329. In a day, the minimum obtained traffic is 900. The total of published articles for two months is 316 news, exceeding the minimum target, 300 articles. The published articles are fulfilled the editorial criteria and proper with the topics. Tribun Jateng Travel section has great potential to compete with hard news section. The quality and quantity of the content must be considered as priority. The increase of the traffic should be followed by the adherence of the rules of journalistic writing

    Identifikasi Kematangan Buah Tomat Berdasarkan Warna Menggunakan Metode Jaringan Syaraf Tiruan (Jst)

    Full text link
    Proses pemilihan produk hasil pertanian dan perkebunan umumnya sangat bergantung pada presepsi manusia terhadap komposisi warna yang dimiliki citra yaitu buah­buahan. Cara manual dilakukan berdasarkan pengamatan visual secara langsung pada buah yang akan diklasifikasi. Identifikasi dengan cara ini memiliki beberapa kelemahan diantaranya adalah waktu yang dibutuhkan relatif lama serta menghasilkan produk yang beragam karena adanya keterbatasan visual manusia, tingkat kelelahan dan perbedaan persepsi tentang mutu buah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pengolahan citra digital memungkinkan untuk memilah produk pertanian dan perkebunan tersebut secara otomatis dengan bantuan aplikasi pengolahan citra. Identifikasi kematangan buah tomat ini menerapkan metode pembelajaran Perceptron.  Pendukung identifikasi menggunakan bantuan  media  webcam  sebagai  pengambilan  gambar  tomat  yang  dibuat  histogram  warnanya  kemudian diidentifikasi menggunakan jaringan syaraf tiruan agar komputer dapat memperoleh informasi citra dan dapat mengetahui jenis kematangan buah tersebut. Tingkat keberhasilan identifikasi kematangan buah tomat yang didapatkan menggunakan  metode pembelajaran perceptron dengan  tingkat  keberhasilan 43,33%. Dari hasil identifikasi yang diperoleh menghasilkan 3 output yaitu Mentah 10%, Setengah Matang  6,66%, dan Matang 26,66%

    Peningkatan Berwirausaha Komunitas Keterampilan Perempuan Kota Semarang Tlogo Kreasi

    Get PDF
    Fokus dari pelaksanaan Pengabdian Kepada Mayarakat (PKM) ini adalah upaya pengembangan usaha Komunitas keterampilan Perempuan Kota Semarang melalui manajemen produksi, pemasaran dan keuangan. Komunitas memiliki harapan terus berkembang demi kesejahteraan anggotanya yang dominan adalah para ibu yang memiliki minat dan bakat dalam membuat kerajinan. Target capaian luaran program PKM adalah peningkatan kuantitas serta omzet usaha dan peningkatan ketrampilan diikuti peningkatan kualitas produk kerajinan yang dihasilkan serta perluasan jangkauan pemasaran melalui pemasaran online dan peningkatan pemahaman mengenai pencatatan pembukuan sederhana dan perpajakan UMKM. Metode pendekatan yang digunakan dengan pelatihan partisipatif. Hasil kegiatan PKM adalah peningkatan pengetahuan dan ketrampilan komunitas dari aspek produksi, aspek pemasaran, dan pengelolaan keuangan

    Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengambilan Keputusan Wanita Berwirausaha di Kota Surabaya

    Full text link
    The aim of this research was to know what factors affected to the women decision making as enterprneur in Surabaya, and to answer to the research problem which is how is the internal dan eksternal factors affected to the women decision makingas as entrepreneur.Data gathering in this research was using survey method with questionair as instrument in this research. Responden in this research come from the women small enterprenuer populations, there was 150 women small enterprenuer choose by the purposif sampling technique. To answer the research problems dan test of hypothesis data was analyzed by using deskriptif analisis, Correlation, Regression F-test dan t-test.The result of the research show to us that the internal factors (interest, empowerment, and motivation) was affected to women in decision making as enterprneur especially interest and motivation, but the empowerment was not affected significantly. Furthermore eksternal factors such as the husband support and financial resource was not all affected but only the husband support was significantly affected. And the most dominant affected between those two variables was Motivation factor

    Pengaruh Country of Origin Terhadap Persepsi Kualitas Dan Dampaknya Pada Minat Pembelian (Studi Pada Calon Konsumen Yang Berminat Membeli Mobil Toyota Avanza Di Jakarta)

    Full text link
    This research aims to (1) identify and explain the influence of ­country of origin on perceived .quality of prospective consumers of Toyota Avanza (2) identify and explain the influence of. .country of origin on buying interest of prospective customers Toyota Avanza and (3) identify .and explain influence perceptions of quality and buying interest to prospective customers of .Toyota Avanza. The type lof this research is an explanatory research with quantitative approach. The results of this research show'. That the country of origin significantly affect on the perception of quality. Country of origin has .significant effect directly on buying interest and also indirectly by the variable quality perception as an intermediary variable to buying interest and the perception of quality significantly influences..the buying interest.

    Dampak Bahan Ajar dengan Strategi Poe pada Kesalahan Konsep Ikatan Kimia Mahasiswa Semester I Jurusan Kimia

    Get PDF
    This research used one group pre-test-post tes design with 69 students of semester I Departement of Chemistry-FMIPA-UM. The sample were divided into three groups i.e upper, middle and lower groups and given a treatment with chemical bond learning materials with POE strategy. Five misconceptions from upper, middle, and lower groups were found in pre-test. Results of post-test showed that there were no misconceptions in upper and middle groups but two misconceptions were still found in lower group.Rancangan penelitian menggunakan desain penelitian satu kelompok pre-post tes dengan 69 mahasiswa semester I jurusan kimia-FMIPA-UM. Sampel penelitian dibagi menjadi tiga kelompok yaitu, kelompok atas, tengah dan bawah yang kemudian diberi perlakuan pembelajaran bahan ajar ikatan kimia dengan strategi POE. Sebanyak lima kesalahan konsep dari kelompok atas, tengah dan bawah ditemukan dari data pre tes. Hasil post tes menunjukkan bahwa tidak ditemukan kesalahan konsep pada mahasiswa kelompok atas dan tengah tetapi sebanyak dua kesalahan konsep masih dialami oleh mahasiswa kelompok bawah

    Hubungan antara Terpaan Iklan Produk Pelangsing di Televisi dan Interaksi Teman Sebaya dengan Persepsi Remaja Tentang Perempuan Ideal

    Full text link
    PENDAHULUAN Citra ideal kecantikan perempuan telah bergeser yang semula berdiri diatas stigma beauty inside dan inner beauty, namun saat ini pencitraan ini bergeser menjadi beauty outside. Idealnya perempuan hanya dilihat dari aspek ragawi saja, sedangkan aspek-aspek lainnya cenderung diabaikan. Seakan-akan sudah ketetapan masyarakat soal kriteria-kriteria untuk menjadi perempuan yang ideal. Perempuan kini diindentikan untuk terus mempercantik dirinya. Kecantikan seorang wanita dilihat dari tubuh yang ramping menjulang tinggi, kaki mulus, hidung mancung, dan kulit putih bersih. Hal ini semakin menyeret perempuan untuk memaknai kecantikan lebih dari sekedar kecantikan dalam (inner beauty), seakan-akan sudah ketetapan masyarakat soal kriteria-kriteria untuk menjadi perempuan yang ideal. Timbul dari opini masyarakat akan keharusan perempuan untuk tampil cantik dan anggapan bahwa perempuan ideal dentik dengan tubuh langsing, memicu lahirnya kepercayaan baru bahwa jika perempuan tidak cantik dan bertubuh ideal, maka tidak ada bagian dari tubuh yang bisa dibanggakan. Dengan adanya wacana seperti ini, media mencoba menyebarluaskan pemikiran mengenai keindahan tubuh. Kondisi ini kemudian menjadi pasar yang sempurna bagi industri kecantikan, khususnya produk pelangsing tubuh.Produsen produk pelangsing menggunakan motif yang terdapat dalam diri perempuan, khususnya remaja untuk mengiklankan produknya seperti dikatakan oleh Jalaluddin Rakhmat bahwa pesan-pesan kita dimaksudkan untuk mempengaruhi orang lain maka kita harus menyentuh motif yang menggerakkan atau mendorong perilaku orang lain. Oleh karena itu, iklan suatu produk misalnya, iklan produk kecantikan selalu menampilkan model cantik, menarik, dan populer sehingga bisa menambah kepercayaan akan produk, yang pada akhirnya mampu “memaksa” khalayak sasaran untuk membeli produk yang diiklankan tersebut apalagi didukung oleh pemakaian gaya bahasa yang menjanjikan sehingga akan menambah ketertarikan para pemirsa televisi. (Rakhmat, 1999 : 298).Dengan maraknya iklan produk pelangsing di televisi membuat banyak perempuan semakin ingin menjadi ideal dengan memiliki bentuk tubuh yang menarik. Menarik disini diartikan sebagai bentuk tubuh yang langsing seperti yang tergambar dalam iklan. Banyak orang rela melakukan apa saja demi mendapatkan tubuh langsing. Ketika media televisi menayangkan produk diatas, maka akan memberi efek pada khalayak. Efek yang disebabkan oleh media massa bisa berupa kognitif, afektif, dan behavioral. Gerbner (1978) melaporkan penelitian berkenaan dengan persepsi penonton televisi tentang realitas sosial. Ia menemukan2bahwa penonton televisi kelas berat cenderung memandang lebih banyak orang yang berbuat jahat, lebih merasa berjalan sendirian berbahaya, dan lebih berfikir bahwa orang lebih memikirkan dirinya sendiri. Jelas citra tentang dunia dipengaruhi oleh apa yang dilihatnya dalam televisi. Bila kita berlangganan koran Pos Kota, besar kemungkinan kita menduga bahwa dunia ini dipenuhi oleh pemerkosaan, penganiayaan, dan pencurian. (Rakhmat, 1999 : 225).Persepsi tidak hanya dibentuk oleh media massa, tetapi ada faktor lain diantaranya adalah interaksi dengan teman sebaya. Seseorang yang terkena terpaan iklan terus menerus tidak serta merta menentukan pilihan pada suatu produk tanpa pengaruh dari orang lain, dalam hal ini teman sebaya. Teman sebaya merupakan faktor yang penting dalam kehidupan remaja. Remaja umumnya lebih dekat dengan teman sebaya daripada dengan orangtuanya. Remaja dalam berinteraksi dengan teman sebaya membentuk kelompok dengan perilaku yang hampir sama. Oleh karena itu remaja lebih banyak berada di luar rumah bersama teman-teman sebaya sebagai kelompok, maka dapat dimengerti bahwa pengaruh teman-teman sebaya pada sikap, pembicaraan, minat, dan penampilan, lebih besar daripada pengaruh keluarga.Remaja sebagai individu yang saling mempengaruhi satu sama lain, juga mengobservasi perilaku teman sebaya dan mempraktekkan perilaku tersebut. Ketika remaja berinteraksi dengan teman sebayanya, dalam interaksi tersebut sedikit banyak membicarakan tentang perempuan yang ideal, maka setiap individu akan berinteraksi. Interaksi antar individu dapat mempengaruhi penilaian seseorang akan suatu hal karena adanya standart dan nilai yang mempengaruhi penilaian. Tingkat penafsiran remaja terhadap perempuan ideal seperti yang digambarkan melalui iklan, akan menimbulkan persepsi antara individu yang saling mempengaruhi satu dengan yang lain.Menurut dalil perepsi yang diungkapkan oleh Krech dan Cructhfield, sifat-sifat perceptual dan kognitif dari subkultur pada umumnya oleh sifat-sifat struktur secara keseluruhan. Menurut dalil ini, jika individu dianggap anggota kelompok, semua sifat individu yang berkaitan dengan kelompok, akan dipengaruhi oleh keanggotaannya dalam kelompok. Begitu pula dengan persepsi individu cenderung menyamakan dengan persepsi kelompok, dengan efek asimilasi atau kontras. (Rakhmat, 1999 : 59). Begitu pula dengan remaja ketika membicarakan tentang perempuan ideal, maka kecenderungan yang ada yang timbul adalah pendapat yang diungkapkan akan sama dengan kelompok teman sebayanya.3Penelitian ini hanya untuk menguji hipotesis dimana diasumsikan sementara bahwa terdapat hubungan antara terpaan iklan produk pelangsing di televisi dan interaksi teman sebaya dengan persepsi remaja tentang perempuan ideal. Pembatasan penelitian kali ini hanya dilakukan terhadap masyarakat yang gemar menyaksikan acara televisi karena penonton televisi dengan tingkat frekuensi yang tinggi, secara tidak langsung mereka terterpa iklan produk pelangsing dan berusia 16-24 tahun. Diharapkan pada pembahasan kita dapat mengetahui hubungan antara terpaan iklan produk pelangsing di televisi dan interaksi teman sebaya dengan persepsi remaja tentang perempuan ideal.BATANG TUBUH Penelitian ini menjabarkan efek media yang terjadi pada individu, dan kohesivitas dalam kelompok dimana apabila konsumen terkena terpaan iklan dan berinteraksi dengan teman sebaya, maka akan tercipta perasaan dan sikap tertentu terhadap pandangan diri yakni pada tingkat persepsi.Dalam budaya kita selama ini, perempuan bertubuh ideal adalah mereka yang bertubuh langsing dimana akan mendapatkan respek daripada perempuan bertubuh gemuk. Perempuan dengan tubuh gemuk akan tersingkir dan itu akan menyebabkan perempuan merasa harus tetap berusaha langsing. Kecantikan inilah yang akhirnya menjadi sangat penting bagi beberapa orang, dimana kecantikan yang dimaksud hanya sebatas kecantikan fisik. Pandangan masyarakat mengenai perempuan cantik (dengan badan langsing atau sintal, dan berkulit mulus) yang sekarang berkembang sebenarnya merupakan mitos atau keyakinan yang beredar luas menyangkut suatu hal yang belum tentu kebenarannya. Keyakinan mengenai wujud perempuan cantik sebenarnya lebih merupakan hasil konstruksi sosial yang diciptakan oleh masyarakat sendiri.Penekanan masyarakat pada penampilan fisik perempuan sebagai salah satu sumber utama kualitas diri sebetulnya didasari oleh control pada perempuan yang terletak pada kemampuan memenuhi tuntutan mitos kecantikan. Jika mereka tidak memenuhi tuntutan tubuh ideal, dan jika mereka tidak berusaha untuk menjadikan dirinya cantik dan langsing, mereka tetap akan dipandang kurang postif karena dianggap “gagal” menyesuaikan peran atau telah menentang peran yang telah ditetapkan bagi mereka. Maka kegemukan dapat berakibat pada konsekuensi negative, seperi penolakan sosial dan self-esteem yang rendah. (Melliana, 2006 : 78).4Anggapan sosial yang positif yang selalu dihubungkan dengan kelangsingan, tidak terlepas dari gambar-gambar yang disodorkan media massa dengan memperkuat bukti bahwa tipe bentuk tubuh langsing sangat mendominasi. Sesungguhnya, media massa merupakan salah satu faktor yang menyebarluaskan dampak dari pemikiran mengenai fitur keindahan tubuh dengan gencar. Begitu gencarnya provokasi sehingga para remaja dan perempuan dewasa bahkan ibu-ibu tengah baya akhirnya mengukur dirinya dengan bentuk ideal seorang perempuan adalah perempuan yang diciptakan oleh majalah, TV, dan iklan-iklan lainnya. Akibatnya para perempuan yang merasakan kesenjangan antara gambaran image tubuh ideal dengan gambaran tubuh senyatanya cenderung mengalami emosi negative.Jalaludin Rakhmat menjelaskan bahwa media massa (dalam hal ini iklan televisi) memperlihatkan realitas nyata secara selektif yang mampu membentuk idealisme suatu citra tertentu menjadi bentuk citra yang baku. Ketidaktepatan bentuk ideal suatu pandangan tertentu mampu menimbulkan stereotipe tertentu. Stereotipe adalah gambaran umum tentang individu, kelompok, profesi, atau masyarakat yang tidak berubah-ubah, bersifat klise, dan seringkali timpang atau tidak benar. Gambaran ini merupakan semua wujud dari gambaran mental spiritual dan tingkah laku keseharian yang terekspresi dari perempuan, seperti yang tergambar dalam iklan dan ditimbulkan oleh pikiran, pendengaran, penglihatan, perabaan, atau pengecapan tentang perempuan. (Rakhmat, 2004 : 79)Saat ini terdapat beberapa produk pelangsing yang marak beredar di masyarakat. Produk-produk tersebut ada yang beriklan melalui iklan di televisi, media online, radio, dan lainnya. Persaingan yang terjadi antara satu merek dengan yang lainnya membuat para pesaing menampilkan strategi iklan yang berbeda-beda. Perbedaan strategi iklan tersebut dibuat agar masing-masing produk pelangsing memiliki ciri khas untuk mempermudah khalayak mengingat merek yang berujung pada peningkatan penjualan. Iklan yang baik, menggunakan rumus yang dikenal dengan AIDCA (Kasali, 1995 : 83-85). Iklan produk-produk pelangsing menggunakan strategi periklanan dengan prinsip AIDCA, seperti yang telah dijelaskan diatas. Pada tahap attention (perhatian) dan interest (minat/ketertarikan) dilakukan dengan cara menggunakan perempuan yang dianggap ideal, sehingga mendapat perhatian dan minat khalayak. Tahap selanjutnya desire (keinginan) dan convicntion (rasa percaya), dimana dilakukan dengan cara menambah slogan iklan yang membangun citra produk. Citra produk yang ditampilkan oleh iklan produk pelangsing adalah menjadi perempuan ideal harus menggunakan produk tersebut. Ketika iklan produk pelangsing ditayangkan di televisi secara berulang-ulang, kemudian menerpa khalayak5dimana informasi yang disampaikan dalam iklan tersebut berisi tentang gambaran perempuan ideal, maka citra remaja tentang perempuan ideal akan dipengaruhi oleh iklan produk pelangsing, sehingga akan berlanjut pada pembentukan persepsi. Dalam penelitian ini, peneliti membatasi hanya sampai pada tahap Convicntion sesuai dengan judul penelitian ini.Makin lama seseorang mempelajari tentang media, makin jelas efek penenggelaman media yang makin kuat. Efek-efek yang timbul, tidak timbul sebagai akibat dari satu rangsang saja, tetapi bersifat kumulatif. Pembahasan-pembahasan tentang pesan media yang dilakukan seseorang, makin memperluas persebaran media, dan tidak lama kemudian tidak ada perbedaan antara pesan yang diterima, dan disampaikannya. Efek-efek media sebagian tidak disadarai, orang tidak dapat memberikan penjelasan apa yang terjadi. Mereka mencampuradukkan persepsi langsung mereka dengan persepsi yang disaring melalui kacamata media menjadi keseluruhan yang utuh, yang tampak berasal dari pemikiran dan persepsi mereka sendiri (Litlejohn, 1996 : 343).Media televisi menayangkan iklan produk pelangsing yang berisi tentang perempuan ideal, media juga secara langsung dan tidak langsung mengirim symbol-simbol terhadap masyarakat. Simbol yang dikirim oleh iklan produk pelangsing adalah symbol tentang perempuan ideal. Meskipun khalayak mempunyai suatu persepsi sendiri tentang perempuan ideal, namun karena media lebih sering memunculkan symbol tentang perempuan ideal dengan cara menayangkan iklan produk pelangsing secara berulang di televisi, maka peran iklan televisi lebih ditentukan dalam membentuk persepsi individu yakni remaja tentang symbol perempuan ideal.Tentu saja tidak semua pecandu berat televisi terkultivasi secara sama. Sebagai contoh, pengaruh ini akan berlangsung bukan saja seberapa banyak seseorang menonton televise, melainkan pendidikan, penghasilan, jenis kelamin penerima, lingkungan dan lainnya. Sebagai contoh pemirsa dengan penghasilan rendah melihat kejahatan sebagai masalah yang serius sedangkan pemirsa dengan berpenghasilan tinggi tidaklah demikian. Begitu pula perempuan dengan pecandu berat melihat kejahatan sebagai masalah yang lebih seirus daripada pria dengan pecandu berat (Winarni, 2004 : 91). Oleh karena itu televisi bukanlah satu-satunya sarana yang membentuk dan mempengaruhi persepsi khalayak, namun ada faktor lain yang mempengaruhi persepsi khalayak, seperti lingkungan terdekat, dalam hal ini interaksi dengan teman sebaya.Individu tidak dapat hidup tanpa kerjasama dengan orang lain. Manusia akan membentuk kelompok-kelompok dalam hal ini adalah kelompok teman sebaya (peer group).6Seperti diketahui bersama bahwa pada hakikatnya manusia itu disamping sebagai makhluk individu, juga makhluk sosial. Tentu manusia dituntut adanya saling berhubungan dengan manusia dalam kehidupannya. Dalam kelompok teman sebaya (peer group), individu merasakan adanya kesamaan satu dengan yang lainnya seperti usia, kebutuhan, dan tujuan yang dapat memperkuat kelompok itu.Terbentuknya kelompok teman sebaya (peer group) timbul karena adanya latar belakang antara lain perkembangan sosialisasi, kebutuhan untuk menerima penghargaan, perlunya perhatian orang lain, dan ingin menemukan dunianya. Perkembangan proses sosialisasi, dimana pada usia tertentu individu mengalami proses saling interaksi satu sama lain dan merasa diterima dalam kelompok, akan muncul dengan apa yang disebut dengan konformitas. Konformitas muncul ketika individu meniru sikap dan tingkah laku orang lain karena adanya tekanan yang nyata ataupun yang dibayangkan oleh mereka. (Santrock, 2003 : 221).Derajat ketertarikan atau yang disebut kohesivitas kelompok, merupakan salah satu factor pembentuk konformitas kelompok. Kohesivitas kelompok adalah semua faktor yang menjadi latar belakang dimana anggota kelompok merasa memiliki ketertarikan dengan kelompok tersebut dan membuatnya tetap berada di dalam kelompok tersebut. Ketika ada kohesivitas di dalam suatu kelompok, anggota kelompok akan menerima lebih banyak pengetahuan, dengan kata lain, anggota kelompok akan memungkinkan untuk saling bertukar informasi tentang segala sesuatu. Adanya kohesivitas dalam kelompok, membuat pandangan-pandangan yang dimiliki oleh kelompok kemudian diyakini sebagai persepsi kelompok. Persepsi sebagai proses dimana seseorang menjadi sadar tentang adanya informasi yang akan memberikan pedoman baginya untuk membedakan, mengidentifikasi, dan memaknai sehingga dari pemaknaan tersebut akan mendapat referensi baru untuk menilai suatu hal secara komprehensif.Menurut Krech dan Krutchfield yang dikutip dalam buku Jallaludin Rakmat, merumuskan dalil-dalil persepsi sebagai berikut :1. Persepsi bersifat selektif secara fungsional.Obyek-obyek yang mendapat tekanan dalam persepsi kita biasanya objek yang memenuhi tujuan individu tang melakukan persepsi. Contohnya : pengaruh kebutuhan, kesiapan mental, suasana emosional, dan latar belakang budaya.2. Media perceptual dan kognitif selalu diorganisasikan dan diberi arti.7Kita mengorganisasikan stimuli dengan melihat konteksnya. Walaupun stimul yang kita terima tidak lengkap, kita akan mengisinya dengan interpretasinya yang konsisten dengan rangkaian stimuli yang kita terima.3. Sifat-sifat perceptual dan kognitif dari subkultur ditentukan pada umumnya oleh sifat-sifat struktur secara keseluruhan.Menurut dalil ini, jika individu sebagai anggota kelompok, semua sifat individu yang berkaitan dengan sifat kelompok akan dipengaruhi keanggotaan kelompoknya dengan efek asimilasi dan kontras.4. Objek atau peristiwa yang berdekatan dalam ruang dan waktu atau menyerupai satu sama lain, cenderung ditanggapi bagian dari struktur yang sama.Artinya, seseorang akan mempersepsikan sesuatu dengan membandingkan kedekatan suatu objek dengan objek lain dan mengambil suatu generalisasi. Contoh : orang menitikberatkan pada kekayaan akan membagi masyarakat menjadi kelompok kaya dan miskin. Orang yang menitikberatkan pada pendidikan, membagi masyarakat menjadi dua kelompok terdidik dan tidak terdidik. (Rakhmat, 1999 : 56)Individu melakukan interaksi di dalam kelompok teman sebaya, maka peer group memberikan dampak pada individu itu sendiri, yakni pada tingkat persepsi. Pengaruh kelompok sosial khususnya kelompok teman sebaya terhadap persepsi individu telah diteliti oleh Solomon E. Asch dengan melakukan percobaan. Percobaan dilakukan dengan cara menentukan panjang garis. Hasil percobaan ini dapat disimpulkan bahwa mula-mula perbedaan pendapat antara mayoritas dan minoritas tidak menimbulkan pengaruh apa-apa. Tetapi setelah percobaan di ulang-ulang, nampaklah adanya keraguan pada minoritas terhadap persepsinya sendiri, dan ada kecenderungan individu menyesuaikan dengan jawabannya dengan jawaban mayoritas (Santosa, 1992 : 72)Melihat pada uraian diatas, remaja dalam berintekasi dengan teman sebaya membentuk kelompok dengan perilaku yang hampir sama. Oleh karena remaja lebih banyak berada di luar rumah bersama teman-teman sebaya sebagai kelompok, maka dapat dimengerti bahwa pengaruh teman sebaya pada sikap, pembicaraan, minat, penampilan lebih besar daripada keluarga. Demikian pula remaja dalam mempersepsikan perempuan ideal, maka remaja yang lain akan terpengaruh untuk memiliki pandangan yang serupa. Jadi, ketika remaja berinteraksi dengan kelompok teman sebaya (peer group), dimana dalam interaksi tersebut membicarakan mengenai perempuan ideal, maka pendapat remaja ada kecenderungan sesuai dengan kelompok teman sebayanya. Dengan interaksi dengan8kelompok teman sebayanya tersebut yang berlangsung terus-menerus, maka akan mempengaruhi persepsi remaja tentang perempuan ideal.Penelitian ini merupakan penelitian eksplanatori dengan pendekatan kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah remaja usia 16-24 tahun yang pernah melihat atau mengamati iklan produk pelangsing di televisi. Teknik pengambilan sampel yang dilakukan adalah accidental sampling yang berjumlah 50 orang. Adapun teknik analisis data yang digunakan adalah dengan menggunakan analisis koefisien korelasi rank Kendall dengan menggunakan perhitungan dengan program SPSS.Temuan lapangan menyatakan bahwa terdapat hubungan antara terpaan iklan produk pelangsing di televisi terhadap persepsi remaja tentang perempuan ideal. Adanya hubungan antara terpaan iklan produk pelangsing di televisi dengan persepsi remaja tentang perempuan ideal juga dijelaskan oleh Jalaludin Rakhmat bahwa media massa (dalam hal ini iklan televisi) memperlihatkan realitas nyata secara selektif yang mampu membentuk idealisme suatu citra tertentu menjadi bentuk citra yang baku. Ketidaktepatan bentuk ideal suatu pandangan tertentu mampu menimbulkan stereotipe tertentu. Stereotipe adalah gambaran umum tentang individu, kelompok, profesi, atau masyarakat yang tidak berubah-ubah, bersifat klise, dan seringkali timpang atau tidak benar. Gambaran ini merupakan semua wujud dari gambaran mental spiritual dan tingkah laku keseharian yang terekspresi dari perempuan, seperti yang tergambar dalam iklan dan ditimbulkan oleh pikiran, pendengaran, penglihatan, perabaan, atau pengecapan tentang perempuan.Sesuai dengan efek yang ditimbulkan media, dapat dilihat dari Perubahan yang terjadi pada diri khalayak sebagai publik yang terpengaruh. Efek media yang ditimbulkan seperti dari iklan televisi adalah efek kognitif, afektif, dan konatif. Efek kognitif yaitu kemampuan seseorang menyerap dan memahami apa yang ditayangkan kemudian melahirkan pengetahuan bagi khalayak. Efek afektif yaitu khalayak dihadapkan pada trend actual yang ditayangkan televisi. Efek konatif adalah proses tertanamnya nilai-nilai sosial budaya yang telah ditayangkan acara televisi dan khususnya iklan produk kecantikan seperti pelangsing, kemudian diterapkan dalam kehidupan sehari-hari (terjadi proses peniruan secara nyata dalam kehidupan sehari-hari).Selain itu, hasil olah data menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara interaksi teman sebaya dengan persepsi remaja tentang perempuan ideal. Hasil tersebut tidak sesuai dengan teori kohesivitas atau derajat ketertarikan kelompok. Adanya kohesivitas dalam kelompok, membuat pandangan-pandangan yang dimiliki oleh kelompok kemudian9diyakini sebagai persepsi kelompok. Persepsi sebagai proses dimana seseorang menjadi sadar tentang adanya informasi yang akan memberikan pedoman baginya untuk membedakan, mengidentifikasi, dan memaknai sehingga dari pemaknaan tersebut akan mendapat referensi baru untuk menilai suatu hal secara komprehensif.Interaksi sosial yang dialami seseorang akan membentuk sikap sosial. Dalam interaksi sosial terjadi hubungan saling mempengaruhi di antara individu yang satu dengan yang lain, serta terjadi hubungan timbal Balik yang turut mempengaruhi pola perilaku masing-masing individu sebagai anggota masyarakat. Dalam proporsinya, suatu sikap yang didominasi oleh komponen afektif (emosional) yang kuat dan kompleks akan lebih sukar untuk berubah walaupun dimasukkan informasi baru yang berlawanan mengenai objek sikapnya. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap, antara lain : pengalaman pribadi, pengaruh kebudayaan, lembaga pendidikan dan lembaga agama, pengaruh faktor emosional, dan pengaruh faktor emosional. (Azwar, 2011 : 30)Temuan lapangan yang telah dijelaskan sebelumnya juga menjawab permasalahan yang dikemukakan dalam penelitian bahwa hipotesis yang menyatakan “terdapat hubungan antara terpaan iklan produk pelangsing di televisi (X1) dan interaksi dengan teman sebaya (X2) dengan persepsi remaja tentang perempuan ideal (Y)” tidak dapat diterima

    Determination of Iron and Zinc Absorption by Local Isolates of Saccharomyces cerevisiae to Produce Iron and Zinc in Organic Form

    Get PDF
    Iron (Fe) and Zinc (Zn) play important role in health both of live stock and human. Fe and Zn in organic form were claimed increasing their viabilities. They bind to certain amino acid formed as a product of microbial metabolism. The Amount Fe and Zn absorbed may indicated the Fe and Zn organic produced. The aim of the study is to determine the absorption of microelement of Fe and Zn by local isolates of Saccharomyces cerevisiae to produce Fe and Zn in organic forms. S. cerevisae BCC F0205, BCC F0206, and BCC F0214 were treated with Fe or Zn 10 ppm to obtain S. cerevisae which has the highest of total concentration of Fe and Zn. Selected isolate was then treated with Fe or Zn respectively 2.5, 5, 10 ppm and their combination. Fe and Zn absorbed by isolates were measured by Atomic Absorption Spectrophotometer (AAS). The results show that  S. cerevisae BCC F0205, BCC F0206, and BCC F0214 treated with 10 ppm Fe or Zn contained total concentration of Fe respectively 1.57, 3.07, 2.24 ppm  and total concentration of Zn respectively 2.34, 3.20, 3.13 ppm. Then, S. cerevisae BCC F0206 treated with 2.5, 5, 10 ppm Fe or Zn, absorbed Fe 1.45, 0.50, 0.94 ppm and Zn 0.73, 0.38, 0.53 ppm respectively. Furthermore, combination of Fe and Zn (2.5:2.5, 5:5, 10:10 ppm) produce absorption of Fe 3.10, 2.13, 3.67 ppm and Zn 0.11, 0.10, 0.28 ppm per gram S. cerevisae BCC F0206. Percentages of absorption by S. cerevisae are up to 100% for Fe and up to 47.20% for Zn. In conclusion, this study indicated that S. cerevisae BCC F0206 absorb Fe and Zn higher than BCC F0205 and BCC F0214 and there are antagonistic interactions found between Fe and Zn in this research

    Pkm Produksi Tepung Tapioka Maltodekstrin dan Bioetanol Bagi Kelompok Tani Singkong

    Full text link
    Desa Magelung adalah salah satu desa penghasil ketela pohon di Kecamatan Kaliwungu Barat Kabupaten Kendal. Setelah terbentuknya beberapa Kelompok Tani Singkong (KTS) di desa ini, singkong bisa diproduksi menjadi tepung tapioka. Namun USAha ini masih sangat sederhana dan tersendat-sendat karena teknologi yang digunakan masih sangat sederhana dan bersifat manual. Untuk itu dibutuhkan pengolahan tapioka full otomated dengan modifikasi asam yang memiliki efisiensi tinggi, karena proses produksi memerlukan tenaga kerja yang sedikit, waktu lebih pendek dan menghasilkan tapioka lebih berkualitas (lebih putih, lebih mudah larut dalam air, dan lebih halus). Tepung tapioka termodifikasi asam biasa disebut dengan maltodekstrin yang mempunyai nilai jual jauh lebih tinggi dibandingkan singkong maupun tepung tapioka. Kegiatan pengabdian ini mempunyai beberapa target yaitu (1) ketersediaan peralatan yang sangat dibutuhkan masyarakat untuk diversifikasi produk unggulan yang telah dikembangkan, misalnya mesin penggerak/generator, mesin parut, mesin pompa, dan mesin ayakan, mesin pembuat pakan ternak, dan mesin bioetanol untuk praktik. (2) Pelatihan dan praktik pembuatan tepung tapioka termodifikasi asam, pakan ternak terfermentasi, dan bioetanol. (3) Melalui program diversifikasi produk, singkong dapat menghasilkan produk yang bervariasi dan potensial untuk pengembangan potensi industri olahan rumah tangga, sehingga diharapkan memiliki jiwa enterpreneurship yang meningkat dan bisa mengolah singkong menjadi produk industri rumah tangga yang kreatif dan inovatif. (4) Menghasilkan desain kemasan sehingga menarik konsumen, ditunjang pelaksanaan strategi pemasaran dan promosi yang telah dipilih oleh peserta KTS bersama tim pendamping. (5) Penciptaan struktur organisasi yang bisa memisahkan tugas dan tanggung jawab secara tegas antar masing-masing anggota organisasi. (5) Menjalin pola kemitraan antara KTS dengan Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Kendal untuk menciptakan iklim USAha yang kondusif, menumbuh kembangkan industri kecil dan menengah di Desa Magelung. (6) Pengemasan produk juga menjadi aspek yang menjadi satu paket konsep produk luaran kami. Luaran yang dihasilkan publikasi di jurnal/prosiding dan media massa, peningkatan omzet mitra, kualitas dan kuantitas produk, keterampilan masyarakat dan produk berupa tepung tapioka termodifikasi asam, pakan ternak terfermentasi, dan bioetanol
    corecore