64 research outputs found

    STUDI ANGKA PEMAKAIAN AIR SAMBUNGAN LANGSUNG RUMAH TANGGA DI KOTA PADANG TAHUN 2001

    Get PDF
    Angka pemakaian air merupakan angka yang dipakai sebagai dasar penyusunan kebutuhan air dalam perencanaan teknis suatu sistem penyediaan air minum suatu kota atau daerah. Angka pemakaian air setiap kota/daerah mempunyai karakteristik yang berbeda-beda satu sama lainnya dan angka ini akan dipengaruhi oleh kemampuan sistem yang ada dalam suatu kota. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran angka pemakaian air dan angka kebutuhan air di kota Padang, dengan objek penelitian adalah kelompok sambungan langsung rumah tangga yang merupakan pelanggan terbesar PDAM kota Padang, yaitu 93,2 % dari keseluruhan pelanggan (PDAM kota Padang, 2000). Hasil penelitian menunjukkan angka pemakaian air rata-rata untuk kelompok sambungan langsung rumah tangga adalah 129,5 l/o/h dan angka kebutuhan air adalah 169,43 l/o/h.

    ANALISIS KORELASI PERSENTASE KENDARAAN BERAT, ARUS DAN KECEPATAN KENDARAAN TERHADAP KEBISINGAN LALULINTAS JALAN PADA JALAN 4/2D DI JALAN RAYA CENGKEH KOTA PADANG

    Get PDF
    Kebisingan merupakan salah satu faktor yang sangat mengganggu manusia dalam melakukan aktivitasnya. Salah satu contohnya adalah kebisingan akibat lalu-lintas Jalan Raya Cangkeh yang merupakan jalan yang dilalui oleh angkutan kota (bus kota dan angkot), bus-bus Antar Kota Dalam Provinsi (AKDP) dan Antar Kota Antar Provinsi (AKAP), kendaraan pribadi, juga truk-truk pengangkut barang. Dari hasil pengukuran kebisingan sumber didapat kisaran nilai tekanan bunyi (Lp) = 56,4 sampai 100,9 dB(A), Nilai kebisingan (Leq)= 70,78 sampai 95,13 dB(A), Persentase kendaraan berat (P)= 4,76 sampai 28,57 %, Arus (Q)= 1020 sampai 2640 kendaraan/jam, dan Kecepatan rata-rata (V)= 33,33 sampai 46,92 km/jam. Berdasarkan hasil analisis regresi diperoleh bahwa terdapat hubungan antara persentase kendaraan berat dengan Leq memiliki hubungan polinom dengan R2= 0,2995 yang berarti korelasi tidak erat, antara arus kendaraan dengan tingkat kebisingan (Leq) mempunyai hubungan polinom dengan R2 = 0,6693 yang berarti korelasinya erat, dan antara kecepatan rata-rata kendaraan dengan Leq juga memiliki hubungan polinom dengan R2= 0,5123 yang juga berarti korelasinya erat. Sedangkan hubungan persentase kendaraan ringan dengan Leq menunjukkan hasil yang tidak terlalu signifikan, dengan fungsi terpilih adalah polinom. Angka R2 yang terendah adalah mobil penumpang (0,0032) dan tertinggi adalah sepeda motor (0,0764). Model matematis terpilih adalah multilinier logaritma dua variabel yaitu arus kendaraan (Q), kecepatan rata-rata kendaraan (V), bentuknya adalah; Y = -89,579 + 17,353 Ln (Q) + 12,579 Ln (V) Adjusted R2 = 0,688 Dengan harga, 1020 < Q < 2640 33,33 < V < 46,92 Dari hasil pengukuran kebisingan untuk semua reseptor (sarana) secara keseluruhan didapatkan kisaran nilai tekanan bunyi (Lp)= 38,40 sampai 93,00 dB(A), nilai kebisingan ekivalen (Li)= 53,30 sampai 79,90 dB(A), nilai kebisingan ekivalen pada siang hari (LS)= 64,14 sampai 75,29 dB(A), nilai kebisingan ekivalen pada malam hari (LM)= 55,85 sampai 68,51 dB(A), dan nilai kebisingan ekivalen pada malam dan siang hari (LSM) = 62,82 sampai 73,58 dB(A). Berdasarkan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup RI No. Kep-48/ MENLH/ 11/ 1996, bahwa baku mutu lingkungan untuk sarana sekolah, rumah, Mushalla adalah 55 dB(A), lapangan= 50 dB(A), kantor= 65 dB(A), jasa= 70 dB(A). Dengan demikian kebisingan pada daerah studi ini nilai LSMnya telah melampaui baku mutu lingkungan. Sehingga diperlukan penanganan atau solusi yang baik dari pemerintah sesegera mungkin untuk menanggulangi kebisingan di sarana (reseptor) sekitar Jalan Raya Cengkeh ini mengingat angkanya telah melebihi baku mutu. Ada beberapa solusi yang dapat ditawarkan untuk menangani masalah ini yaitu solusi untuk kondisi eksisting dan solusi untuk bangunan yang akan didirikan (masa depan). Untuk kondisi eksisting solusinya antara lain: - Dengan tidak mengoperasikan soundsystem dengan volume yang berlebihan (terlalu tinggi) atau mengurangi lama pengoperasian soundsystem tesebut. Hal ini dapat diwujudkan dengan membuat PERDA (Peraturan Daerah) tentang kebisingan bus kota; - Memperkecil kebisingan yang ditimbulkan pada sumbernya. Ini bisa diatasi dengan memberikan peredam suara (silencer) pada mesin penggerak kendaraan.; - Pembuatan barrier pada sarana-sarana/ bangunan di sepanjang jalan. Barrier alami (seperti: pepohonan, tanaman pagar) atau barrier buatan (seperti: tembok, pagar) akan dapat mengurangi tingkat kebisingan; - Membatasi kecepatan kendaraan maksimum melewati jalan tersebut dengan menggunakan rambu-rambu peringatan; - Membuat dua jalur jalan, maksudnya membuat jalan baru dimana jalan ini dapat dibedakan penggunaannya. Sedangkan solusi untuk bangunan yang akan didirikan (masa depan) antara lain adalah menggunakan bahan-bahan yang baik didalam mereduksi kebisingan, dan pemerintah harus membuat peraturan tentang jarak bangunan minimal dari tepi jalan berdasrakan tipe jalanny

    Water Supply and Sanitation in Rural Areas of Indonesia

    Full text link
    Data mengenai sarana air minum dan pembuangan kotoran diperlukan untuk perencanaan program sarana air minum dan jamban keluarga (Samijaga) di daerah pedesaan. Sampai pertengahan tahun 1982 belum ada data yang baik mengenai sarana tersebut, sehingga perlu diperoleh dengan cara sampel survai. Survai dilakukan di daerah pedesaan yang meliputi 9 provinsi dengan 8597 rumah tangga. Rumah tangga dipilih secara bertahap, dan tahap terakhir melalui systematic random sampling. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara dengan ibu rumah tangga menggunakan kuesioner, dan pengamatan langsung fasilitas Samijaga. Dari sample rumah tangga didapat 28,3% memperoleh sumber air terlindung, dan 71,7% tidak ter­lindung seperti sumur gali, air hujan, kali, kolam, dan sumber lain. Dengan kriteria saniter, terdapat 12,2% rumah tangga yang telah memperoleh sumber air saniter, dan sisanya 87,8% memperoleh sumber air tidak saniter. Rumah tangga yang telah memperoleh sarana pembuangan kotoran dengan jamban adalah 36,7%, dan 63,3% masih membuang kotoran di sembarang tempat seperti di kebun, kolam, ladang, semak, kali, dan lain-lain. Dengan kriteria saniter terdapat 10,2 % rumah tangga menggunakan jamban saniter, dan 89,8% rumah tangga membuang kotoran di sembarang tempat

    Overview of Different Modes and Applications of Liquid Phase-Based Microextraction Techniques

    Get PDF
    Liquid phase-based microextraction techniques (LPµETs) have attracted great attention from the scientific community since their invention and implementation mainly due to their high effi ciency, low solvent and sample amount, enhanced selectivity and precision, and good reproducibility for a wide range of analytes. This review explores the different possibilities and applications of LPµETs including dispersive liquid–liquid microextraction (DLLME) and single-drop microextrac tion (SDME), highlighting its two main approaches, direct immersion-SDME and headspace-SDME, hollow-fiber liquid-phase microextraction (HF-LPME) in its two- and three-phase device modes using the donor–acceptor interactions, and electro membrane extraction (EME). Currently, these LPµETs are used in very different areas of interest, from the environment to food and beverages, pharma ceutical, clinical, and forensic analysis. Several important potential applications of each technique will be reported, highlighting its advantages and drawbacks. Moreover, the use of alternative and efficient “green” extraction solvents including nanostructured supramolecular solvents (SUPRASs, deep eutectic solvents (DES), and ionic liquids (ILs)) will be discussed.info:eu-repo/semantics/publishedVersio

    PERANCANGAN SISTEM PLAMBING AIR BERSIH GEDUNG FAVE HOTEL PADANG

    Get PDF
    Fave Hotel Padang is a residential occupancy which has six floors. According to Indonesian National Standard (SNI) No.03-7065-200, the building which has more than 500 inhabitants or more than 1.500 visitors, should prepare plumbing system design. In this paper, plumbing water supply and fire protection system were designed. The water is supplied by deep well of 19,012 m3/hour. The water supply system used roof tank system with combination of down feed and booster system. Water sorage used ground- and roof tank, with the capacity 136 m3 and 15 m3respectively. Booster pump fulfilled the critical head at 3rd floor up to 6th floor. The hot water supply used central instalation by down feed combined with booster pump. The fire protection system according to the fire hazzard category II used hydrant and sprinkler system by wet-automatic standpipe. The distribution pipe for clean water is PVC type (1/2 4) inch, for hot water is Black Steel (3/4 1) inch and for hydrant and sprinkler is Black Steel (1 6) inch.Keyword: Indonesian National Standard No. 03-7065-2005, Fave Hotel Building, down feed and booster systems, hot water circulation system, hydrants and sprinkler systemsABSTRAKFave Hotel Padang merupakan gedung yang termasuk hunian kumpulan yang terdiri dari enam lantai. Berdasarkan SNI 03-7065-2005, gedung yang mempunyai jumlah penghuni lebih dari 500 orang atau jumlah pengunjung lebih dari 1.500 orang harus mempunyai perancangan sistem plambing. Dalam makalah ini akan direncanakan sistem plambing air bersih dan pencegah kebakaran Fave Hotel. Sumber air bersih disuplai dari sumur bor sebesar 19,012 m3/jam. Sistem penyediaan air bersih menggunakan sistem tangki atap dengan kombinasi aliran gravitasi dan pompa booster. Tangki penyediaan air bersih yang digunakan adalah tangki bawah dan tangki atas dengan kapasitas masing-masing 136 m3 dan 15 m3.Pompa booster memenuhi tekanan kritis pada lantai 3 sampai dengan lantai 6 dengan head 10,26 m. Sistem penyediaan air panas menggunakan sistem instalsi sentral dengan aliran ke bawah dikombinasikan dengan pompa booster. Sistem pencegahan kebakaran kategori kelas II menggunakan sistem hidran dan sprinkler dengan pipa tegak tipe basah-otomatik. Pipa distribusi air bersih yang digunakan pipa PVC (1/2 4) inci, pipa distribusi air panas Black Steel (3/4 1) inci dan pipa hidran dan sprinkler Black Steel (1 6) inci.Kata Kunci : SNI 03-7065-2005, Gedung Fave Hotel, Sistem gravitasi dan booster, sistem sirkulasi air panas, sistem hidran dan sprinkle

    KOMPOSISI DAN POTENSI DAUR ULANG SAMPAH DARI BERBAGAI SUMBER DI KOTA PADANG

    Get PDF
    Komposisi sampah dari berbagai sumber di Kota Padang terdiri dari sampah organik 79-99% dan sampah anorganik 1-21% .Komposisi sampah organik terbesar berasal dari sampah pelayanan kota sebesar 98,52%, sedangkan untuk komposisi sampah anorganik berasal dari sampah industri sebesar 20,69%. Komponen yang dapat didaur ulang berupa sampah kering yaitu sampah kertas, plastik, kaca, kaleng, tembaga, seng, logam dan sampah basah berupa sampah makanan, sampah halaman dan kayu. Total Potensi daur ulang sampah dari masing-masing sumber ini berkisar antara 59-89%, dengan potensi daur ulang sampah kering sebesar 11-55% dan potensi daur ulang sampah basah 22-78%. Potensi daur ulang sampah kering terbesar dihasilkan dari sumber komersil, domestik dan industri, sedangkan potensi daur ulang sampah basah terbesar berasal dari sumber pelayanan kota dan institusi. Kata kunci: komposisi sampah, potensi daur ulang sampah, sampah organik, sampah anorgani

    STUDI ANGKA PEMAKAIAN AIR SAMBUNGAN LANGSUNG RUMAH TANGGA DI KOTA PADANG TAHUN 2001

    Get PDF
    Angka pemakaian air merupakan angka yang dipakai sebagai dasar penyusunan kebutuhan air dalam perencanaan teknis suatu sistem penyediaan air minum suatu kota atau daerah. Angka pemakaian air setiap kota/daerah mempunyai karakteristik yang berbeda-beda satu sama lainnya dan angka ini akan dipengaruhi oleh kemampuan sistem yang ada dalam suatu kota. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran angka pemakaian air dan angka kebutuhan air di kota Padang, dengan objek penelitian adalah kelompok sambungan langsung rumah tangga yang merupakan pelanggan terbesar PDAM kota Padang, yaitu 93,2 % dari keseluruhan pelanggan (PDAM kota Padang, 2000). Hasil penelitian menunjukkan angka pemakaian air rata-rata untuk kelompok sambungan langsung rumah tangga adalah 129,5 l/o/h dan angka kebutuhan air adalah 169,43 l/o/h.

    Green extraction techniques as advanced sample preparation approaches in biological, food, and environmental matrices: A review

    Get PDF
    Green extraction techniques (GreETs) emerged in the last decade as greener and sustainable alternatives to classical sample preparation procedures aiming to improve the selectivity and sensitivity of analytical methods, simultaneously reducing the deleterious side effects of classical extraction techniques (CETs) for both the operator and the environment. The implementation of improved processes that overcome the main constraints of classical methods in terms of efficiency and ability to minimize or eliminate the use and generation of harmful substances will promote more efficient use of energy and resources in close association with the principles supporting the concept of green chemistry. The current review aims to update the state of the art of some cutting-edge GreETs developed and implemented in recent years focusing on the improvement of the main analytical features, practical aspects, and relevant applications in the biological, food, and environmental fields. Approaches to improve and accelerate the extraction efficiency and to lower solvent consumption, including sorbent-based techniques, such as solid-phase microextraction (SPME) and fabric-phase sorbent extraction (FPSE), and solvent-based techniques (μQuEChERS; micro quick, easy, cheap, effective, rugged, and safe), ultrasound-assisted extraction (UAE), and microwave-assisted extraction (MAE), in addition to supercritical fluid extraction (SFE) and pressurized solvent extraction (PSE), are highlighted.This research was funded by FCT (Fundação para a Ciência e a Tecnologia) through the CQM Base Fund, UIDB/00674/2020, Programmatic Fund, UIDP/00674/2020, and CEB—Centre of Biological Engineering, and by ARDITI (Agência Regional para o Desenvolvimento da Investigação Tecnologia e Inovação) through the project M1420-01-0145-FEDER-000005, Centro de Química da Madeira (CQM+; Madeira 14-20 Program). The authors also acknowledge FCT and the Madeira 14–20 Program to the Portuguese Mass Spectrometry Network (RNEM) through the PROEQUIPRAM program, M14-20 M1420-01-0145-FEDER-000008). ARDITI is also acknowledged for the postdoctoral fellowship granted to J.A.M.P. (Project M1420-09-5369-FSE-000001).info:eu-repo/semantics/publishedVersio

    In Vitro

    Get PDF
    This study aimed to evaluate in vitro whole blood (WB) clot lysis method for the assessment of fibrinolytic activity. Standardized unresected (uncut) retracted WB clot was incubated in pool platelet poor plasma (PPP) for varying incubation times and in streptokinase (SK) at different concentrations. The fibrinolytic activity was assessed by D-dimer (DD), confocal microscopy, and clot weight. DD was measured photometrically by immunoturbidimetric method. There was a significant difference in mean DD levels according to SK concentrations (P=0.007). The mean DD±SD according to the SK concentrations of 5, 30, 50, and 100 IU/mL was: 0.69±0.12, 0.78±0.14, 1.04±0.14 and 2.40±1.09 μg/mL. There were no significant changes of clot weight at different SK concentrations. Gradual loss and increased branching of fibrin in both PPP and SK were observed. Quantitation of DD and morphology of fibrin loss as observed by the imaging features are in keeping with fibrinolytic activity. Combination of DD levels and confocal microscopic features was successfully applied to evaluate the in vitro WB clot lysis method described here
    • …
    corecore