34 research outputs found

    Readiness of Islamic Religious Education Teachers for Digital Learning Post Pandemic Covid 19

    Get PDF
    The consequence of the Covid 19 pandemic is an increase in the use of digital-based information technology, which also applies to education. Learning was obligated to use the internet network during the Covid 19 pandemic. Regarding the Covid 19 pandemic, digital-based learning would become a necessity for teachers and students to be able to use digital-based learning devices. Teachers and students must be able to use digital devices for learning process. But the state of the problem is whether Islamic Religious Education teachers are already ready to meet the requirements of digital learning. Therefore, It is necessary to investigate the extent to which Islamic Religious Education teachers are equipped to confront all-digital learning in the future. The purpose of this study was to investigate the preparedness of Islamic Religious Education teachers in Madrasa` for digital-based learning. This study's research method is a descriptive reserach. This study's data source is Islamic Religious Education teachers in the Madrasa` in West Java, with a 15 Madrasa and 42 teachers as source of data. According to the findings of this study, as many as 26.18% of teachers were "very capable" of using computer devices. As many as 21.43% of teachers were "very capable" of using Microsoft office. As many as 4.76% were "very ready" for e-learning on Islamic Religious Education. An average of 9.52 teachers are "very ready" to learn through video conferencing applications. Islamic Religious Education teachers are still unprepared to deal with digital-based learning. This is due to the fact that not all teachers have mastered the software applications used for learning, as well as the limited facilities available in schools to support digital-based learning. The findings of this study suggest that teachers should improve their skills in using software for e-learning and creating digital learning tools, teaching materials, and learning documents. Madrasa provide adequate facilities to support the digital-based learning process to keep up with current technological and information developments

    Penerapan Metode Talqin dalam Meningkatkan Hafalan Al-Qur’an Juz 30 Bagi Peserta Didik TKIT Tahfidz Plus Arrifa Subang

    Get PDF
    Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pentingnya pembelajaran hafalan Al-Qur’an untuk anak usia dini. Untuk mencapai hal itu maka perlu ada metode yang dapat mengakomodir keberhasilan hafalan Al-Qur’an. Salah satu metode yang sudah berhasil meningkatkan hafalan tersebut yaitu metode Talqin yang dilaksanakan di TKIT Tahfidz Plus Arrifa. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan penerapan metode Talqin dalam meningkatkan hafalan Al-Qur’an juz 30 bagi peserta didik di TKIT Tahfidz Plus Arrifa Kecamatan Jalancagak Kabupaten Subang. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif naturalistik. Dengan teknik pengumpulan data observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis dalam penelitian ini dengan reduksi data, penyajian data dan verifikasi data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode Talqin berhasil meningkatkan hafalan surah-surah dalam Al-Qur’an juz 30 lebih banyak dibanding lembaga pendidikan anak usia dini sejenis yang ada di daerah sekitar. Kendala dalam pembelajaran dengan metode Talqin adalah sulit mendapatkan guru yang kompeten dalam metode Talqin, anak yang aktif bergerak pada usia dini, dan tingkat konsentrasi anak yang singkat, dan anak mudah jenuh atau bosa

    Integration Of Character Education With Islamic Religious Education Subjects Based On School Culture

    Get PDF
    Character education must be applied holistically in an educational institution, not only in the form of incidental activities utilizing cognitive learning or only through symbols. It is necessary to integrate holistic character values, one of which is in learning and through school culture. Strengthening character in elementary school students is not enough just with advice and lectures but must be made systematically with the learning process and activities at school. The purpose of this study is to describe the integration of character in school culture-based Islamic Religion Education learning. This research design used a qualitative design with purposive sampling at SD Darul Amal Jampangkulon, Sukabumi Regency. Data collection techniques were interviews, observation, and documentation. The results showed that the integration of character education was carried out by habituation and internalization of character in Islamic Religion Education learning based on 6 pillars of character. The integration of character education in Islamic Education based on school culture is proven to build better student character. This is evident from the results of the Sibanu questionnaire which shows the progress of students' character development while in the family environment

    Strategi Pengembangan Investasi di Sekitar Pelabuhan Perikanan Tipe B di Jawa Barat

    Get PDF
    Jawa Barat memiliki dua Pelabuhan Perikanan Tipe B yaitu Pelabuhan Perikanan Kejawanan (Cirebon) dan Pelabuhan Perikanan Pelabuhan Ratu (Sukabumi). Saat ini kondisi investasi di sekitar pelabuhan belum mengoptimalkan seluruh potensi yang ada sehingga diperlukan upaya-upaya pengembangan investasi di pelabuhan tersebut. Penelitian bertujuan: 1) mengidentifikasi keragaan infrastruktur, ekonomi, kebijakan investasi dan potensi sumberdaya investasi di sekitar Pelabuhan Perikanan Tipe B di Jawa Barat; 2) mrumuskan strategi dan kebijakan pengembangan investasi di sekitar Pelabuhan Perikanan Tipe B. Kajian dilaksanakan Bulan Maret-November Tahun 2011, di Pelabuhan Ratu (Kabupaten Sukabumi) dan Pelabuhan Perikanan Kejawanan (Kota Cirebon). Data sekunder dikumpulkan dari instansi terkait, dan data primer dikumpulkan dengan menggunakan metode PRA (Participatory Rural Appraisal), Fokus Group Discussion (FGD), serta survey wawancara dengan pengelola pelabuhan. Data dianalisis secara deskriptif, dan analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Threat). Hasil kajian menunjukan bahwa investasi di sekitar pelabuhan lebih berkembang di Pelabuhan Ratu dibanding dengan PPN Kejawanan. Kondisi ini tidak terlepas dari perbedaan jarak ke permukiman penduduk dan sejarah pembentukan pelabuhan. Pelabuhan Ratu lebih dekat ke permukiman dan merupakan pengembangan dari pelabuhan yang sudah ada sejak dulu sehingga para nelayan secara budaya sudah terbiasa berlabuh di pelabuhan tersebut, sedangkan pelabuhan Kejawanan relatif baru dan relatif jauh dari pemukiman, sementara nelayan cenderung lebih suka berlabuh pada pelabuhan yang lebih dekat dengan permukiman mereka. Ada beberapa strategi yang dapat dirumuskan untuk pengembangan investasi di sekitar Kejawanan dan Pelabuhan Ratu antara lain : (1) Pengembangan penanaman modal secara terpadu dan terintegrasi dalam bentuk pendekatan bidang USAha unggulan; (2) Pengembangan iklim USAha yang kondusif; (3) Investasi pemerintah untuk perbaikan infrastruktur di zona industri, pariwisata dan pertanian; (4) Optimalisasi fungsi BPPM dalam proses pengembangan penanaman modal (perencanaan-evaluasi); (5) Pengembangan promosi dan teknologi informasi; (6) Pelatihan petugas dan tenaga kerja secara berkala

    POTENSI PENINGKATAN PRODUKSI PADI MELALUI PENGEMBANGAN PADI GOGO DI JAWA BARAT SELATAN : Studi Kasus di Lokasi Prima Tani Kabupaten Garut

    Get PDF
     Potensi Peningkatan Produksi Padi Melalui Pengembangan Padi Gogo Di Jawa Barat Selatan : Studi Kasus Di Lokasi Prima Tani  Kabupaten Garut. West Java rice production has been decreasing, 10.820.862 t in 1993 and 9,602,302 t in 2004/2005, decrease 11,26%. One of potentions to increase rice production is trough gogo rice development. West Java have wide dry land mainly in South West Java that potential to development gogo rice. The research aimed to describe of potention to increase rice production trough development gogo rice. Research was conducted in 2006 at Jatiwangi Village, Garut District. The research conducted at farmer land by participative approach. Technology was introduced consist off  new advantage variety and improvement fertilization. The data was analized descriptively. Amount of land potential for gogo rice development, account from land evaluation for gogo rice data. The result off this research, gogo rice productivity with introduction technology higher depend on farmer technology, that are 1.44 t/ha with farmer technology and 3,59 t/ha with introduction technology. In three districts area (Pakenjeng, Bungbulang, dan Cikelet) there were 15,205 hectares dry land potential that suitable for gogo rice, consist off suitability class S1, S2, S3. Area S1 and S2 class amount 2,841 ha . If land potential  2,841 ha used gogo rice plantation with introduction technology, will be increasing gogo rice production from 4,091.04 t/season to 10,199.19 t/season (increasing 6,108.15 ts/season). That increasing, will be increase income from Rp.459,466,407/season to Rp.8,108,978,229/season. VUB introduction has been triggering to gogo rice extensification, and will be influence to West Java rice production Produksi padi Jawa Barat cenderung terjadi penurunan. Pada tahun 1993  produksi 10.820.862 t dan tahun 2004/2005 menjadi 9.602.302 t. Terjadi penurunan  11,26%.  Penurunan tersebut terutama disebabkan oleh konversi lahan sawah. Salah  satu potensi untuk meningkatkan produksi padi Jawa Barat antara lain melalui pengembangan padi gogo. Lahan kering Jawa Barat cukup luas terutama di bagian Selatan dan potensial untuk pengembangan padi gogo. Tujuan penelitian memberikan gambaran peluang peningkatan produksi padi Jawa Barat melalui pengembangan padi gogo. Penelitian dilakukan di Desa Jatiwangi, Kecamatan Pakenjeng, Kabupaten Garut tahun 2006. Introduksi teknologi dilaksanakan secara partisipatif di lahan petani meliputi penggunaan Varietas Unggul Baru (VUB) dan perbaikan pemupukan. Data diolah secara deskriptif. Luas potensi lahan pengembangan, dihitung dari data hasil evaluasi kesesuaian lahan untuk padi gogo. Hasil penelitian, menunjukkan bahwa produktivitas padi gogo dengan teknologi introduksi lebih tinggi dibanding teknologi petani yaitu 1,44 t/ha dengan teknologi petani, dan 3,59 t/ha dengan teknologi introduksi. Di tiga kecamatan (Pakenjeng, Bungbulang, dan Cikelet) terdapat potensi lahan kering yang cocok untuk padi gogo seluas 15.205 ha meliputi kelas kesesuaian S1, S2, S3. Kelas kesesuaian S1 dan S2 seluas 2.841 ha. Jika lahan 2.841 ha di tanami padi gogo dengan teknologi introduksi, maka akan meningkatkan produksi padi gogo dari 4.091,04 t/musim menjadi 10.199,19 t/musim (tambahan produksi 6.108,15 t/musim). Peningkatan produksi tersebut akan meningkatkan pendapatan wilayah dari Rp.459.466.407/musim menjadi Rp.8.108.978.229/ musim. Dengan demikian, Introduksi VUB padi gogo dapat menambah perluasan areal tanam padi yang sangat berarti terhadap pertambahan produksi padi di Jawa Barat

    STRATEGI PENGEMBANGAN INVESTASI DI SEKITAR PELABUHAN PERIKANAN TIPE B DI JAWA BARAT

    Get PDF
    Jawa Barat memiliki dua Pelabuhan Perikanan Tipe B yaitu Pelabuhan Perikanan Kejawanan (Cirebon) dan Pelabuhan Perikanan Pelabuhan Ratu (Sukabumi). Saat ini kondisi investasi di sekitar pelabuhan belum mengoptimalkan seluruh potensi yang ada sehingga diperlukan upaya-upaya pengembangan investasi di pelabuhan tersebut. Penelitian bertujuan: 1) mengidentifikasi keragaan infrastruktur, ekonomi, kebijakan investasi dan potensi sumberdaya investasi di sekitar Pelabuhan Perikanan Tipe B di Jawa Barat; 2) mrumuskan strategi dan kebijakan pengembangan investasi di sekitar Pelabuhan Perikanan Tipe B. Kajian dilaksanakan Bulan Maret-November Tahun 2011, di Pelabuhan Ratu (Kabupaten Sukabumi) dan Pelabuhan Perikanan Kejawanan (Kota Cirebon). Data sekunder dikumpulkan dari instansi terkait, dan data primer dikumpulkan dengan menggunakan metode PRA (Participatory Rural Appraisal), Fokus Group Discussion (FGD), serta survey wawancara dengan pengelola pelabuhan. Data dianalisis secara deskriptif, dan analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Threat). Hasil kajian menunjukan bahwa investasi di sekitar pelabuhan lebih berkembang di Pelabuhan Ratu dibanding dengan PPN Kejawanan. Kondisi ini tidak terlepas dari perbedaan jarak ke permukiman penduduk dan sejarah pembentukan pelabuhan. Pelabuhan Ratu lebih dekat ke permukiman dan merupakan pengembangan dari pelabuhan yang sudah ada sejak dulu sehingga para nelayan secara budaya sudah terbiasa berlabuh di pelabuhan tersebut, sedangkan pelabuhan Kejawanan relatif baru dan relatif jauh dari pemukiman, sementara nelayan cenderung lebih suka berlabuh pada pelabuhan yang lebih dekat dengan permukiman mereka. Ada beberapa strategi yang dapat dirumuskan untuk pengembangan investasi di sekitar Kejawanan dan Pelabuhan Ratu antara lain : (1) Pengembangan penanaman modal secara terpadu dan terintegrasi dalam bentuk pendekatan bidang usaha unggulan; (2) Pengembangan iklim usaha yang kondusif; (3) Investasi pemerintah untuk perbaikan infrastruktur di zona industri, pariwisata dan pertanian; (4) Optimalisasi fungsi BPPM dalam proses pengembangan penanaman modal (perencanaan-evaluasi); (5) Pengembangan promosi dan teknologi informasi; (6) Pelatihan petugas dan tenaga kerja secara berkala

    Kemampuan Bangsa Merespon Globalisasi dalam Pandangan Islam (The Nation's Ability to Respond the Globalization Based on the Islamic Perspective)

    Get PDF
    This study aims to understand the nation's ability to respond the globalization based on the Islamic perspective. It uses a descriptive analysis approach, while the type of exploration is library research. Data is obtained through the study of manuscripts. The results indicate that the consequence of globalization is that the Indonesian people in responding to the negative and positive impacts of globalization, should tend to be relatively similar to the reflection and moderate Islamic manhaj. Indonesian people should be pleased with their character, not avoid new things and not admit it to the extreme. In an effort to face the era of globalization, the Indonesian state must have the choice to produce human resources with high confidence and dedication. To create quality human resources, each individual prioritizes the formation and capacity that includes work behavior, discipline, obligation, and dependence based on the study of the Qur'an and Hadith

    Pengkajian Pemanfaatan Mesin Perontok Gabah (Thresher) dan Mesin Pengering Gabah (Dryer) Padi Sawah di Jawa Barat

    Full text link
    Assessment on Utilization of Grain Threshers and Dryer Machine for Lowland Rice in WestJava. The main problem in rice production is high loss (more than 20%) due to limited implementation ofpost harvest technology, especially during rice trashing. The objectives of study are to evaluate the existingperformance and feasibility of thresher and dryer utilization in lowland rice farming system Assessment onthresher and dryer utilization in lowland rice in West Java. The study was conducted from January to December,2008 in the districts of Karawang, Indramayu, Bandung, Cianjur, Ciamis and Garut. The study was conductedthrough two approaches, namely: Participatery Rural Appraisal and survey. Results of the study showedthat: (1) Rental business of thresher and dryer were relatively profitable as indicated by the value of R/Cof greater than one (1.52 for thresher and 1.9 for dryer), pay back period of 2.42 years for thresher and 5,84years for dryer (less than its economic value of 5 years and 7 years, respectively), and break event point of122,2t/year for thresher and 261,52 t/years (less than its capacity of 50 and 300 t/year, respectively); (2) Thekind of thresher which suitable to be developed in West Java was characterized by not heavy so its very easyto operate under various lowland rice conditions, easily maintenance as well as produced by local industry.Key words: Thresher, dryer, performance, feasibility Salah satu masalah penting dalam produksi padi adalah tingkat kehilangan hasil panen yang masih tinggi, sekitar20%, yang salah satunya disebabkan oleh masih terbatasnya penerapan teknologi pada pascapanen, terutama padaperontokan padi. Hasil penelitian sebelumnya menyebutkan bahwa penggunaan pedal thresher dan power thresherdapat menekan kehilangan hasil dan dapat memperbaiki kualitas gabah. Tujuan pengkajian adalah mengevaluasikeragaan dan kelayakan penggunaan thresher dan dryer pada padi sawah di Jawa Barat. Pengkajian dilaksanakanpada Januari sampai Desember 2008 di enam kabupaten, yaitu: Karawang, Indramayu, Bandung, Cianjur, Ciamis,dan Garut, dilaksanakan dengan dua pendekatan, yaitu Pemahaman Pedesaan Secara Partisipatif dan wawancara.Data dianalisis secara deskriptif dan analisa finansial berupa Net Revenue Cost ratio (Net R/C), Titik Impas, dan PayBack Period (PBP). Hasil pengkajian menunjukkan bahwa USAha jasa power thresher dan dryer layak diusahakankarena masing-masing memberikan nilai Revenue-Cost Rasio (R/C) 1,52 dan 1,88; nilai Pay Back Period (PBP)2,42 tahun dan 5,84 tahun (lebih rendah dari nilai ekonomisnya yaitu 5 tahun dan 7 tahun), dan Titik Impas 122,2dan 261,5 t/th (lebih rendah dari kapasitasnya yaitu 50 t/th dan 300 t/th). Jenis thresher yang sesuai dikembangkandi Jawa Barat adalah dengan karakteristik yang relatif ringan sehingga mudah melintasi berbagai medan sepertipematang sawah dan petakan kecil, perbaikan dan perawatan mudah, serta mudah diproduksi oleh pengrajin

    Potensi Peningkatan Produksi Padi melalui Pengembangan Padi Gogo di Jawa Barat Selatan : Studi Kasus di Lokasi Prima Tani Kabupaten Garut

    Full text link
    Potensi Peningkatan Produksi Padi Melalui Pengembangan Padi Gogo Di Jawa Barat Selatan : Studi Kasus Di Lokasi Prima Tani Kabupaten Garut. West Java rice production has been decreasing, 10.820.862 t in 1993 and 9,602,302 t in 2004/2005, decrease 11,26%. One of potentions to increase rice production is trough gogo rice development. West Java have wide dry land mainly in South West Java that potential to development gogo rice. The research aimed to describe of potention to increase rice production trough development gogo rice. Research was conducted in 2006 at Jatiwangi Village, Garut District. The research conducted at farmer land by participative approach. Technology was introduced consist off new advantage variety and improvement fertilization. The data was analized descriptively. Amount of land potential for gogo rice development, account from land evaluation for gogo rice data. The result off this research, gogo rice productivity with introduction technology higher depend on farmer technology, that are 1.44 t/ha with farmer technology and 3,59 t/ha with introduction technology. In three districts area (Pakenjeng, Bungbulang, dan Cikelet) there were 15,205 hectares dry land potential that suitable for gogo rice, consist off suitability class S1, S2, S3. Area S1 and S2 class amount 2,841 ha . If land potential 2,841 ha used gogo rice plantation with introduction technology, will be increasing gogo rice production from 4,091.04 t/season to 10,199.19 t/season (increasing 6,108.15 ts/season). That increasing, will be increase income from Rp.459,466,407/season to Rp.8,108,978,229/season. VUB introduction has been triggering to gogo rice extensification, and will be influence to West Java rice production Produksi padi Jawa Barat cenderung terjadi penurunan. Pada tahun 1993 produksi 10.820.862 t dan tahun 2004/2005 menjadi 9.602.302 t. Terjadi penurunan 11,26%. Penurunan tersebut terutama disebabkan oleh konversi lahan sawah. Salah satu potensi untuk meningkatkan produksi padi Jawa Barat antara lain melalui pengembangan padi gogo. Lahan kering Jawa Barat cukup luas terutama di bagian Selatan dan potensial untuk pengembangan padi gogo. Tujuan penelitian memberikan gambaran peluang peningkatan produksi padi Jawa Barat melalui pengembangan padi gogo. Penelitian dilakukan di Desa Jatiwangi, Kecamatan Pakenjeng, Kabupaten Garut tahun 2006. Introduksi teknologi dilaksanakan secara partisipatif di lahan petani meliputi penggunaan Varietas Unggul Baru (VUB) dan perbaikan pemupukan. Data diolah secara deskriptif. Luas potensi lahan pengembangan, dihitung dari data hasil evaluasi kesesuaian lahan untuk padi gogo. Hasil penelitian, menunjukkan bahwa produktivitas padi gogo dengan teknologi introduksi lebih tinggi dibanding teknologi petani yaitu 1,44 t/ha dengan teknologi petani, dan 3,59 t/ha dengan teknologi introduksi. Di tiga kecamatan (Pakenjeng, Bungbulang, dan Cikelet) terdapat potensi lahan kering yang cocok untuk padi gogo seluas 15.205 ha meliputi kelas kesesuaian S1, S2, S3. Kelas kesesuaian S1 dan S2 seluas 2.841 ha. Jika lahan 2.841 ha di tanami padi gogo dengan teknologi introduksi, maka akan meningkatkan produksi padi gogo dari 4.091,04 t/musim menjadi 10.199,19 t/musim (tambahan produksi 6.108,15 t/musim). Peningkatan produksi tersebut akan meningkatkan pendapatan wilayah dari Rp.459.466.407/musim menjadi Rp.8.108.978.229/ musim. Dengan demikian, Introduksi VUB padi gogo dapat menambah perluasan areal tanam padi yang sangat berarti terhadap pertambahan produksi padi di Jawa Barat
    corecore