Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian
Not a member yet
    294 research outputs found

    PENGARUH PENGGUNAAN DEDAK FERMENTASI DALAM PAKAN TERHADAP KUALITAS KARKAS DAN SIFAT FISIK DAGING AYAM KUB

    Get PDF
    Carcass quality and physical characteristics of KUB chicken meat feed with fermented rice bran. Kampung Unggul Badan Litbang (KUB) chicken is a egg-type improved native chicken which has been benefited as meat producers achieving live weight of 900-1000 g/bird at 10 weeks of age. It had percentage of whole carcass of about 59%. KUB’s growth rate, carcass quality and physical characteristics of chicken meat would mostly be depend on feed among other factors. The aim of this study was to determine carcass quality and physical characteristics of KUB chicken meat fed with non fermented rice bran (NFRB) and fermented rice bran (FRB). This study used 20 KUB chickens at 9 weeks old. Feed treatments were given with FRB and NFRB for 3 weeks. Fermented rice bran using local microorganism mixed with rice and molases for 4 days duration. Observed variables were carcass quality and physical characteristics of KUB chicken meat. Collected data were analyzed by t-test independent sample testing. The result showed that carcass quality and physical characteristics of KUB chicken meat that fed with non fermented rice bran (NFRB) and fermented rice bran (FRB) were not significantly different (P> 0.05). pH of FRB and NFRB KUB chicken meat were 6.4 and 6.30, respectively. Their percentage of cooking loss were 24.29% and 17.49%, respectively for FRB and NFRB birds. Percentage of carcass weigth were 69.10% and 70.26%, repectively for FRB and NFRB birds. Percentage of abdominal fat were 0.94% and 0.82%, respectively for FRB and NFRB birds. Based on the results, it can be concluded that fermented rice bran using as feed ingredient for KUB chicken did not significantly improve carcass quality and physical characteristics of KUB chicken meat.Keywords: Carcass quality, physical characteristics, KUB chicken, fermented rice bran ABSTRAKAyam KUB merupakan ayam kampung tipe petelur unggul yang dimanfaatkan sebagai ayam lokal penghasil daging dengan bobot mencapai 900-1000 g/ekor pada umur 10 minggu dengan persentase karkas mencapai 59%. Laju pertumbuhan ayam KUB serta kualitas karkas dan sifat fisik daging sangat bergantung terhadap faktor pakan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas karkas dan sifat fisik daging ayam KUB dengan pemberian dedak padi fermentasi (PF) dan dedak padi non fermentasi (PNF). Penelitian menggunakan 20 ekor ayam KUB umur 9 minggu. Perlakuan yang diberikan ada dua yaitu yaitu  pakan dengan dedak padi fermentasi (PF) dan pakan dengan dedak padi tanpa fermentasi (PNF) yang dilakukan selama 3 minggu. Fermentasi menggunakan Mikro Organisme Lokal (MOL) nasi dan molases, fermentasi dilakukan 4 hari.  Parameter yang diamati yaitu  kualitas karkas dan sifat fisik daging. Data yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan uji independent sample t test (uji T). Kualitas karkas dan sifat fisik daging ayam KUB yang diberi PF dan yang diberi PNF tidak menunjukkan perbedaan nyata (P>0.05). Persentase karkas ayam PF 69,10% dan ayam PNF 70,26% serta persentase lemak abdominal ayam PF 0,94% dan ayam PNF 0,82%. Nilai pH daging ayam KUB perlakuan PF dengan perlakuan PNF menunjukkan 6,4 dan 6,30. Persentase susut masak ayam PF 24,29 dan ayam PNF 17,49%. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa perlakuan fermentasi dedak yang digunakan sebagai bahan pakan ayam KUB tidak meningkatkan kualitas karkas dan fisik daging ayam KUB.Kata kunci : kualitas karkas, sifat fisik, ayam KUB, dedak padi, fermentas

    Cover dan Daftar Isi

    No full text

    COVER DAN DAFTAR ISI

    No full text

    PENGARUH BENTUK VISUAL DAN DURASI VIDEO YOUTUBE KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI TERHADAP PENGETAHUAN PETANI

    Get PDF
    The Effect of Visual Forms and Duration of Youtube Videos of the Sustainable Food House Area on Farmers Knowledge. The research aims to analyze the effect of visual form and the duration of the Kawasan Youtube video The Sustainable Food House Area (SFHA) to increase farmers' knowledge so that the cost of content creation incurred by the institution is commensurate with to the optimal level of adoption of agricultural technology by the community. This research was a purely experimental 2 x 2 factorial and it used a pretest posttest control group design, which was carried out on farmer groups at two different locations, namely Cihasrashas Village, Mulyajarja District, South Bogor and the North Bogor District Office. The experimental subjects were 50 people, who were then divided into five groups. Each group consisted of 10 randomly selected people. The statistical results showed that all combinations of visual forms and the duration of the KRPL Youtube video had an effect on increasing respondents' knowledge. The highest increase in knowledge was obtained from visual-realistic video with long duration (more than three minutes), followed by visual-realistic video with short duration (less than or equal to three minutes), infographic animation video with long duration (more than three minutes). minutes), and the last one is an animated infographic video with a short duration (less than or equal to three minutes). Keywords: farmers’ knowledge, SFHA, visual form, video, Youtube ABSTRAK Penelitian bertujuan untuk menganalisis pengaruh bentuk visual dan durasi video Youtube Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) terhadap peningkatan pengetahuan petani, hal ini dimaksudkan agar biaya dalam pembuatan konten yang dikeluarkan institusi sebanding dengan tingkat adopsi inovasi teknologi pertanian oleh masyarakat secara optimal. Penelitian ini merupakan eksperimental murni faktorial 2 x 2 dan menggunakan pretest posttest control group design, yang dilakukan pada kelompok tani pada dua lokasi yang berbeda, yaitu di kampung Cihasrashas, Kecamatan Mulyajarja, Bogor Selatan dan kantor Kecamatan Bogor Utara. Subjek eksperimental berjumlah 50 orang, yang kemudian dibagi dalam lima kelompok. Masing-masing kelompok terdiri dari 10 orang dipilih secara acak. Hasil statistik menunjukkan semua kombinasi bentuk visual dan durasi video Youtube KRPL berpengaruh terhadap peningkatan pengetahuan responden. Peningkatan pengetahuan paling tinggi diperoleh dari video bentuk visual realistik dengan durasi panjang (lebih dari tiga menit), diikuti oleh video bentuk visual realistik dengan durasi pendek (kurang dari atau sama dengan tiga menit), selanjutnya video animasi infografis dengan durasi panjang (lebih dari tiga menit), dan yang terakhir adalah video animasi infografis dengan durasi pendek (kurang dari atau sama dengan tiga menit).Kata kunci: pengetahuan petani, KRPL, bentuk visual, video, Youtub

    STATUS NUTRISI DAN KINERJA REPRODUKSI INDUKAN SAPI BALI PADA PETERNAKAN RAKYAT DENGAN SISTEM INTEGRASI SAWIT-SAPI

    Get PDF
    Nutritional status and reproductive performance of Bali cows in smallholder farming integrated system of palm oil-cattle. This study aimed to determine the status of nutritional adequacy and reproductive performance of Bali cows on smallholder farms in an integrated system of oil palm-cattle. The cattle were raised under intensive, semi-intensive and extensive management. The research was conducted from August 2020 to January 2021 in Sungai Selan and Romadon Village, Sungai Selan District, Central Bangka Regency, Bangka Belitung Islands Province. The material used was 127 Bali cows which were reared under a full intensive management (34 heads), semi-intensive management (48 heads), and extensive management(45 heads). The parameters observed were the daily nutrients consumed, and the reproductiveability, which included by age, body condition score, age at puberty, age at first mating, service per conception, age at first birth, calf birth weight, age of weaning, postpartum lust, and calving interval. Research result showed that the protein consumption of cows reared in an integrated system of oil palm-cattle under semi-intensive and extensive managementdid not fulfill the requirements for pregnancy and lactation. In addition, the extensive management also found to be lacks of Calsium for pregnancy and lactation. Furthermore the intensive rearingmanagementscused delayed age at first mating, increased S/C, increased age at first birth, slightly increased calf birth weight, and reduced calf weaning age. Keywords: Nutritional status, Bali cow,reproductive performance, palm oil-cattle integration system ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui status kecukupan nutrisi dan kinerja reproduksi induk sapi Bali pada peternakan rakyat melalui sistem integrasi sawit-sapi yang dipelihara dengan pola intensif, semi intensif dan ekstensif.Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus 2020 sampai dengan Januari 2021 di Kelurahan Sungai Selan dan Desa Romadon Kecamatan Sungai Selan, Kabupaten Bangka Tengah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Bahan yang digunakan adalah induk sapi Bali sebanyak 127 ekor yang dipelihara dengan sistem integrasi sawit-sapi dengan pola intensif, semi intensif, dan ekstensif masing-masing sebanyak 34 ekor, 48 ekor, dan 45 ekor. Parameter yang diamati adalah nutrisi pakan harian yang dikonsumsi, dan reproduksi yang meliputi umur, body condition score (BCS), umur pubertas, umur pertama kawin, service per conception (S/C), umur beranak pertama, berat lahir pedet, umur sapih pedet, berahi setelah melahirkan, dan selang beranak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsumsi protein induk sapi Bali yang dipelihara pada sistem integrasi sawit-sapi dengan pola pemeliharaan semi intensif dan ekstensif belum memenuhi kebutuhan untuk kebuntingan dan laktasi. Selain itu pada pola ekstensif menunjukkan kekurangan kalsium (Ca) untuk kebuntingan dan laktasi. Pola pemeliharaan intensif menundaumur pertama kawin, meningkatkan S/C, meningkatkan umur beranak pertama, meningkatkan berat lahir pedet, mempercepat umur sapih pedet. Kata kunci: Status nutrisi, sapi Bali, performan reproduksi, integrasi sawit-sap

    PENGHIDUPAN PETANI KELAPA DI DESA APULEA KECAMATAN LOLODA UTARA KABUPATEN HALMAHERA UTARA

    Get PDF
    Livelihood of Coconut Farmers in Apulea Village of North Loloda Sub-District North Halmahera District. The living conditions of the people of Apulea Village are isolated due to the limited physical capital with the main livelihoods of the people at this village come from coconut plantation farmers with copra production as a superior commodity whose processing is carried out traditionally, a strategy to survive by utilizing natural resources that supporting their needs. This study aims to describe coconut farmer household strategies in using assets to meet their household needs. This research was conducted in Apulea Village, of North Loloda Sub-District of North Halmahera District from September 2017 to November 2018. This research used qualitative method with a case study approach. The data were gathered through observation method, in-depth interview method and document study. The key informants involved in this study were selectively chosen based on their livelihood backgrounds and experiences relevant to the context of the study, which were consisted of four people. The results of this study indicated that in order to support the needs of coconut farmers in Apulea Village, four household livelihood strategies are carried out namely: “makiriwo” working group strategy of with the “leleani” philosophy, the intercropping farming strategy, the double income strategy and the patron-client strategy. Keywords: coconut farmer, livelihood strategy, livelihoods ABSTRAK Kondisi kehidupan masyarakat Desa Apulea terisolasi karena keterbatasan modal fisik, dengan komoditas unggulan yang pengerjaannya dilakukan secara tradisonal, strategi untuk bertahan hidup dengan pemanfaatan aset sumber daya alam yang mendukung untuk memenuhi kebutuhan. Penelitian ini bertujuan untuk menguraikan strategi rumah tangga petani kelapa dalam pemanfaatan aset untuk memenuhi kebutuhan hidup rumah tangga. Penelitian ini dilakukan di Desa Apulea Kecamatan Loloda Utara Kabupaten Halmahera Utara pada bulan September 2017 sampai bulan November 2018. Penelitian menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Pengambilan data penelitian menggunakan teknik wawancara mendalam, observasi, dan studi dokumen.  Informan kunci yang dilibatkan dalam penelitian ini dipilih secara selektif berdasarkan latar belakang mata pencaharian dan pengalaman yang relevan dengan konteks penelitian yang terdiri dari empat orang. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa untuk memenuhi kebutuhan hidup petani kelapa Desa Apulea melakukan empat strategi nafkah rumah tangga, yaitu: strategi kelompok kerja makiriwo dengan filosofi leleani, strategi bercocok tanam tumpang sari, strategi nafkah ganda, dan strategi patron-klien.Kata kunci: petani kelapa, strategi penghidupan, mata pencaharia

    PENGARUH JENIS DAN KONSENTRASI BAHAN PERENDAM TERHADAP MUTU KERIPIK KENTANG VARIETAS SUPER JOHN

    Get PDF
    Effect of Types and Concentration of Soaking Agents on The Quality of Super John Variety Potato Chips. The aim of this study was to determine the type and concentration of the best soaking material that can be used to produce the highest quality potato chips. This study was design with a completely randomized (CRD) consisted of 6 soaking treatments with 3 replications each. Soaking material consisted of water (control treatment), slaked limCa(OH)2) 0,5%, lime betel (Ca(OH)2) 1%, Sodium metabisulfite (Na­2S2O5) 0,5%, Sodium metabisulfite (Na­2S2O5) 1%, CaCl­2 0,5% and CaCl2 1%. The obtained data were analyzed using analysis of variance followed by Duncan’s Multiple Range Test (DMRT) to show significancy among the treatment-mean values. The treatments significantly affected (p<0,05) the observed variables such as water, fat, ash, fiber and starch content of potato chips. The results of the organoleptic test showed that there were no significant differences for color, aroma, and taste, while for the textured there were significant differences and the highest level of preference was obtained for the chicp soaked with 0.5% Na2S2O5. Keywords: Super John variety, potato chips, soaking agents ABSTRAKTujuan percobaan ini untuk mengetahui jenis dan konsentrasi bahan perendam terbaik yang digunakan untuk menghasilkan keripik kentang dengan mutu paling tinggi. Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL) 6 perlakuan perendaman dengan 3 kali ulangan. Perlakuan perendaman terdiri dari air biasa (perlakuan kontrol), kapur sirih (Ca(OH)2) 0,5%, kapur sirih (Ca(OH)2) 1%, natrium metabisulfit (Na2S2O5) 0,5%, natrium metabisulfit (Na2S2O5) 1%, CaCl2 0,5%, dan CaCl2 1%. Data hasil percobaan dianalisis dengan ANOVA dan uji lanjut Duncan untuk menguji perbedaan di antara nilai-nilai tengah perlakuan dari peubah yang diamati. Hasil percobaan menunjukkan adanya pengaruh perlakuan perendaman yang nyata (p<0,05) terhadap peubah seperti kadar air, kadar lemak, kadar abu, serat dan pati keripik kentang. Hasil uji organoleptik menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang nyata untuk peubah warna, aroma, dan rasa, sedangkan untuk nilai tengah terkstur menunjukkan perbedaan yang nyata (p<0,05) dan tingkat kesukaan tertinggi ditunjukkan oleh kripik kentang yang direndam dengan Na2S2O5 0,5%.Kata kunci: varietas Super John, keripik kentang, bahan perenda

    KINERJA PRODUKSI SAPI BALI INDUK PADA UMUR, LOKASI DAN MUSIM BERBEDA DI SULAWESI TENGGARA

    Get PDF
    Production Performance of Female Bali Cattle at Different Ages, Locations, and Seasons in Southeast Sulawesi. The purpose of this study was to analyze the performance of female cattle production, especially female Bali cattle, at different ages, locations, and seasons in Southeast Sulawesi. There were 123 female Bali cattles. The research method used were surveys and observations. The variables observed were average bodyweight (BW), body condition score (BCS) and daily body weight gain (DBWG). Data were analyzed using analysis of variance (ANOVA) with nested design. The results showed that the BW, BCS, and DBWG in the rainy season were higher than in the dry season. The highest body weight of the female Bali cattle of 9-10 years old (252,6±25,6 vs 245,9±41,9 kg/head). The highest DBWG of  3-4 years old (0,14±0,08; vs0,13±0,07 kg/head/day), but during the dry season, the cow of 5-8 years was more stable (-0,02±0,05; vs-0,04±0,04), of 3-4 years old (-0,06±0,09; vs-0,06±0,02) and 9-10 years old (-0,02±0,09; vs -0,09±0,04). The female cattle’s BCS of 3-4 years old in paddy fields was higher than that of 5-10 years, while in the dry land was considerably the same. Age differences had no significant effect on the production performance of most female Bali cattle but differences in season and type of land still affected their production performance of some female Bali cattle that are herded. The female Bali cattle aged 9-10 years showed the highest BW, 5-8 years old was better for DBWG during the dry season, while the cattle of 3-4 years the highest for BCS. This research is expected to provide information for farmers to encourage planting superior forage. The superior forage planting can fulfil feed requirement withn one year, and it is expected to increase the production performance of cows. Keywords: female Bali Cattle, production performance, age, location, season ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah menganalisis kinerja produksi sapi betina khususnya sapi Bali induk pada umur, lokasi dan musim berbeda di Sulawesi Tenggara. Materi penelitian yang digunakan adalah sapi Bali induk sebanyak 123 ekor. Metode penelitian menggunakan survei dan observasi. Variabel yang diamati adalah bobot badan (BB), body condition score (BCS) dan pertambahan bobot badan harian (PBBH). Data dianalisis menggunakan analisis variance (ANOVA) rancangan tersarang. Hasil penelitian menunjukan bahwa rataan BB, BCS dan PBBH musim hujan lebih tinggi dibandingkan dengan musism kemarau. BB tertinggi induk umur 9-10 tahun (252,6±25,6; vs245,9±41,9 kg/ekor). PBBH tertinggi umur 3-4 tahun (0,14±0,08; vs 0,13±0,07kg/ekor/hari), tetapi saat kemarau umur 5-8 tahun lebih stabil (-0,02±0,05; vs -0,04±0,04), umur 3-4 tahun (-0,06±0,09; vs -0,06±0,02) dan umur 9-10 tahun (-0,02±0,09; vs -0,09±0,04). BCS induk umur 3-4 tahun pada lahan sawah lebih tinggi dibandingkan dengan umur 5-10 tahun, sedangkan lahan tegalan dinyatakan sama. Kinerja produksi sebagian besar sapi induk tidak dipengaruhi oleh umur. Perbedaan musim dan jenis lahan mempengaruhi kinerja produksi sebagian sapi induk yang digembalakan terutama pada induk umur berbeda. Sapi induk umur 9-10 tahun tertinggi untuk BB, umur 5-8 tahun lebih baik untuk PBBH saat kemarau dan umur 3-4 tahun tertinggi untuk BCS. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi petani untuk memacu upaya perbaikan produktivitas sapi induk melalui penanaman hijauan pakan ternak (HPT) unggul. Penanaman HPT dapat memenuhi kekurangan konsumsi hijauan sepanjang tahun dan diharapkan dapat meningkatkan kinerja produksi induk sapi.  Kata kunci: sapi Bali induk kinerja produksi, umur, lokasi, musi

    KUALITAS KOLOSTRUM KAMBING PERANAKAN ETAWAH (PE) PADA BERBAGAI PERIODE LAKTASI DAN TIPE KELAHIRAN DI UPT PT DAN HMT SINGOSARI KABUPATEN MALANG

    Get PDF
    Colostrum Quality of Etawah Crossbreed in Various Lactation Periods and Types of Birth at PT and HMT Singosari, Malang District. Etawah crossbreed is one of the Indonesia’s local genetic resources. This research aimed to evaluate the colostrum characteristics of Etawah Crossbred goats with various lactation periods and types of birth (litter size). Twenty Etawah Crossbred goats were selected for the experiment, based on lactation period 1, 2, 3, 4 and 5 (4 goats per lactation). Each lactation period had 2 doe-s with a single and multiple births. Colostrum was milked at 0; 24; 48; and 72 hours postpartum and analyzed using Lactoscan. Data were analyzed using Analysis of Variance followed by Duncan's Multiple Range Test of SAS statistical analysis. Lactation period significantly affected colostrum fat and protein (P<0.05) except for lactose and SnF (P>0.05). Type of birth also significantly affected colostrum fat, lactose, and protein (P<0.01) except for SnF (P<0.05). All parameters in the third lactation period showed the highest values and subsequently decreased. Etawah Crossbred goats with single births showed the highest value of all variables than multiple births did.Keywords: Etawah crossbred goat, colostrum, litter size, lactation periodABSTRAKKambing Peranakan Etawah (PE) merupakan salah satu sumber daya genetik lokal Indonesia. Penelitian ini bertujuan mempelajari karakteristik kolostrum kambing PE dengan berbagai periode laktasi, dan tipe kelahiran (litter size). Penelitian menggunakan 20 ekor kambing PE yang diseleksi dengan periode laktasi 1, 2, 3, 4, dan 5; masing-masing 4 ekor kambing per laktasi. Setiap periode laktasi masing-masing terdapat 2 induk kambing dengan kelahiran tunggal dan kelahiran kembar. Pemerahan kolostrum dilakukan pada 0; 24; 48; dan 72 jam pascapartus dan dianalisis menggunakan Lactoscan. Data dianalisis menggunaan Analysis of Variance dengan Duncan'S Multiple Range Test dari analisis statistik SAS. Periode laktasi berpengaruh nyata terhadap lemak dan protein kolostrum (P<0,05) kecuali laktosa dan SnF (P>0,05). Tipe kelahiran berpengaruh sangat nyata terhadap lemak, laktosa, dan protein kolostrum (P<0,01) kecuali SnF (P<0,05). Kesimpulan dalam penelitian ini adalah kadar lemak, laktosa, dan protein kolostrum kambing PE dengan periode laktasi 3 lebih tinggi dibandingkan periode laktasi 1, 2, 4, dan 5. Kadar lemak, laktosa, dan protein mengalami peningkatan pada periode laktasi 3 selanjutnya mengalami penurunan pada perioe laktasi 4. Kolostrum kambing PE dengan kelahiran tunggal menunjukkan bahwa kadar lemak, laktosa, protein, dan SnF lebih tinggi  dibandingkan kelahiran kembar.Kata kunci: kambing PE,  kolostrum, periode laktasi, ukuran liter

    STRATEGI PEMBERDAYAAN PETANI PAJALE BERBASIS GENDER DI PROVINSI BANTEN

    Get PDF
    Gender-based Pajale Farmer Empowerment Strategy in Banten Province. Empowerment of farmers in agriculture is a key factor that is indispensable so that farmers are able to play a major role in the management of agricultural resources. The objectives of the research were to: (1) analyze Pajale farmer’s empowerment level; (2) analyze influencing factors on gender-based Pajale farmer’s empowerment level; and (3) design a gender-based Pajale farmer’s empowerment strategy. Field data collection had been conducted for three months, during April and June 2019. Research sites were in Pandeglang and Lebak Distericts, Banten Province, because the two districts were production centers for rice, corn and soybean. Research samples covered 216 farmer households, comprised of 216 husbands and 216 wives. Smart  PLS was applied in data analysis. The reserach results showed that: (1) female Pajale farmer’s empowerment level was lower than that of male’s; (2) the influencing factors of male Pajale farmer’s empowerment were participation, empowerment intensity, supports for physical and socio-economic,  and the influencing factors of female Pajale farmer’s empowerment were participation; (3) strategy formulation for empowering male and female Pajale farmers were to improve participation in farming activity planning, implemention, and evaluation. The Pajale farmer’s gender-based empowerment strategies were divided into two strategies namely short-term strategies and long-term strategies. The male and female farmers’ empowerment in Pajale farming of Pandeglang and Lebak Distericts could be improved by involving them in their farming activity planning, implemention, and evaluation.Keywords:     Gender, Empowerment, StrategyAbstrakPemberdayaan petani baik laki-laki maupun perempuan   dalam bidang pertanian, menjadi faktor kunci yang sangat diperlukan agar petani mampu memerankan sebagai pelaku utama dalam pengelolaan sumber daya pertanian. Tujuan penelitian ini adalah  menganalisis tingkat keberdayaan,  faktor-faktor yang berpengaruh terhadap tingkat keberdayaan, dan  merancang strategi pemberdayaan petani Pajale berbasis gender. Pengambilan data dilakukan bulan April sampai Juni 2019. Lokasi penelitian di Kabupaten Pandeglang dan Kabupaten Lebak, Provinsi Banten yang  merupakan daerah sentra tanaman padi, jagung, dan kedele (Pajale). Sampel penelitian yang diambil berjumlah 216 rumah tangga petani (suami 216 dan 216 istri). Analisis data dengan menggunakan Smart PLS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat keberdayaan petani perempuan lebih rendah daripada tingkat keberdayaan petani  laki-laki. Keberdayaan petani perempuan rendah karena kurang dilibatkan dalam penyuluhan pertanian dan perempuan tidak terdaftar sebagai anggota kelompok tani.  Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap keberdayaan petani Pajale laki-laki yaitu partisipasi, intensitas pemberdayaan, dan dukungan lingkungan fisik dan sosial ekonomi, sedangkan pada  petani Pajale perempuan adalah  partisipasi. Strategi keberdayaan petani Pajale (laki-laki dan perempuan) dilakukan dengan meningkatkan partisipasi dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi kegiatan usahatani yang dilakukan pada jangka pendek dan jangka panjang.Kata Kunci: Gender, Pemberdayaan, Strateg

    224

    full texts

    294

    metadata records
    Updated in last 30 days.
    Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian
    Access Repository Dashboard
    Do you manage Open Research Online? Become a CORE Member to access insider analytics, issue reports and manage access to outputs from your repository in the CORE Repository Dashboard! 👇