38 research outputs found
Valsiner’s Zone Theory As The Teachers’ Zone Of Proximal Development
The research, develop and validate the theory and development of teacher educators of mathematics learning will lead to a better understanding of how expertise is developed in carrying out professional duties. In doing so, will provide evidence to inform discussions about what constitutes best practice in mathematics teacher education. The concept of Zone Proximal Development (ZPD) which was developed by the Soviet psychologist Lev Vygotsky and social constructivist (1896-1934) provides an interesting metaphor for designing teaching and learning to analyze, this poses a real challenge when it is practiced. Valsiner has broadened its interpretation of the concept of the ZPD Vygotsky to combine the social setting and the objectives and actions of participants. The theory proposes the existence of two additional zones, Zone of Free Movement (ZFM) and Zone of Promotion Action (ZPA). ZFM is a binding agent that is given by adults to limit access to its territory the child, object, or way of acting on those objects. While the ZPA is what adults are promoting, with no obligation for the child to receive what is being promoted. Further development of the zone when interpreting the ZPD of practitioner Valsiner found the presence of an Illusionary Zone (IZ). The presence or absence of IZ in practitioner provide insights for the development of potential teachers. Exploration in the field found a lack of connection to the conceptual understanding of procedural understanding, this situation makes IZ suspected.
Key Words: practitioner, ZPD, ZFM, ZPA, I
KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MAHASISWA DALAM MENGEMBANGKAN MEDIA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SAAT PANDEMI COVID-19
This study aims to describe students' creative thinking skills in developing mathematics learning media. The research method used is descriptive qualitative method. The subjects of this study were 27 students majoring in mathematics education at a state university in Malang. The collection technique is a project-based group assignment in developing instructional media and the analysis technique uses the indicators used by following the indicators of creative thinking skills and data collection is the assessment of product results and interviews if needed. The results of the study show that the capability to think actively of students in developing learning media is included in the creative model of modification, namely changing the shape of a product so that it becomes more attractive and more practical (2) students develop mathematics learning media based on the problems found, in order to assist students in understanding the learning material; (3) the level of student creativity in developing learning media is very high despite the covid-19 pandemic
Pengembangan e-modul berbasis etnomatematika menggunakan Flip PDF Corporate pada materi sistem linier dua variabel
Konsep pembelajaran yang mengintegrasi budaya dan matematika dikenal dengan etnomatematika. Konsep pembelajaran etnomatematika menjadi lebih optimal apabila diterapkan secara nyata dengan mengajak peserta didik merasakan pengalaman secara langsung terhadap budaya di sekitarnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan produk e-modul berbasis etnomatematika menggunakan Flip PDF Corporate pada materi Sistem Persamaan Linier Dua Variabel (SPLDV) yang valid, praktis, dan efektif. Pengembangan ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian Research and Development (R & D) dan model pengembangan ADDIE. Terdapat lima tahap pengembangan, diantaranya: (a) analisis (analysis), (b) desain (design), (c) pengembangan (development), (d) implementasi (implementation), dan (e) evaluasi (evaluation). Instrumen yang digunakan dalam proses pengolahan data, diantaranya angket dan soal evaluasi. Media ini divalidasi oleh ahli, dinyatakan praktis berdasarkan agket respon peserta didik, dan efektif melalui nilai evaluasi peserta didik. Berdasarkan hasil uji, e-modul ini dinyatakan valid, praktis, dan efektif dengan persentase kevalidan materi adalah 85,16%, sedangkan media berada pada persentase 93%, persentase kepraktisan e-modul ini adalah 88,85%, sementara persentase keefektifan e-moul ini adalah 84%
Pengembangan LKS Berbasis Guided Discovery Learning pada Materi Statistika Kelas VIII SMP
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menghasilkan produk berupa LKS berbasis Guided Discovery Learning pada materi Statistika kelas VIII yang valid, praktis, dan efektif. Penelitian Research and Development (R&D) ini menggunakan model pengembangan Plomp. Dalam penelitian pengembangan LKS ini menggunakan teknik analisis data hasil uji validitas, uji kepraktisan, dan uji keefektifan produk. Hasil dari penelitian ini adalah LKS yang dinyatakan valid berdasarkan uji validasi oleh validator dengan hasil 93,75%. Setelah dilakukan uji validasi, LKS diujicobakan kepada subjek penelitian dan dinyatakan praktis berdasarkan hasil angket respon siswa yaitu 82,19% dan angket respon guru yaitu 93,31%. LKS juga dinyatakan efektif berdasarkan hasil tes formatif subjek penelitian yaitu terdapat 80% siswa mendapat nilai di atas KKM
Pengembangan Lembar Kegiatan Peserta Didik Berbasis REACT Materi SPLDV
Kesulitan penemuan konsep dan pemodelan matematis terhadap materi sistem persamaan linear dua variabel (SPLDV) sering kali dialami oleh siswa. Strategi Relating, Experiencing, Applying, Cooperating And Transferring (REACT) menjadi fokus penelitian untuk dapat diterapkan dalam pembelajaran. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ialah Research and Development (R&D) dengan menggunakan model pengembangan Analysis, Design, Development, Implementation, Evaluation (ADDIE). Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan produk lembar kegiatan peserta didik (LKPD) dan dilakukan uji produk sehingga bernilai valid, praktis dan efektif. Subjek penelitian yakni 34 siswa MTSs Nurul Yaqin kelas VIIIA dan VIIIB. Hasil penelitian menunjukkan LKPD yang dikembangkan bernilai valid dan layak untuk diuji coba berdasarkan validasi ahli dengan akumulasi skor rata-rata yakni 67% terhadap aspek validasi media, 66% terhadap aspek validasi materi. Melalui uji coba lapangan menunjukkan hasil persentase rata-rata kepraktisan yakni 79% dan efektivitas 84%. Sehingga dapat disimpulkan LKPD yang dikembangkan bernilai valid, praktis dan efektif
Berpikir Kreatif Siswa dalam Memecahkan Masalah Open-Ended pada Materi Bangun Datar SMP
Tujuan penelitian ini ialah mendeskripsikan berpikir kreatif dalam memecahkan masalah open-ended pada materi bangun datar. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif pada metode kualitatif. Penelitian dilaksanakn di MTsN 1 Kota Malang pada kelas VII-M, dengan menyaring siswa menjadi tiga yang mewakili ketiga aspek berpikir kreatif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara tes masalah open-ended bangun datar dan wawancara. Hasil penelitian menjelaskan bahwa ketiga subyek dengan mampu menyelesaikan masalah open-ended bangun datar dengan baik dan berbagai kemampuan siswa dalam memenuhi aspek berpikir kreatif yaitu fluency, flexibility, dan novelty. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses berpikir kreatif siswa berbeda-beda. Subjek TBS, AFS, dan ABW pada aspek fluency dapat memecahkan masalah dengan menghasilkan jawaban yang benar dan tepat yaitu memecah bangun menjadi beberapa bangun datar untuk menentukan luas bangun yang dibentuk oleh Bima. Aspek flexibility TBS dan AFS dapat memecahkan masalah dengan cara yang bervariasi yaitu membuat dua cara berbeda untuk menentukan luas bangun Bima. Subjek ABW tidak dapat memunculkan aspek flexibility. Aspek novelty hanya terlihat pada subjek TBS, dapat membuat kombinasi berbagai macam bangun dengan cara yang unik, berbeda, dan tidak biasa yaitu memunculkan bangun jajar genjang. Subjek AFS dan ABW tidak dapat memunculkan aspek novelty karena AFS dan ABW membuat kombinasi bangun datar yang biasa digunakan oleh siswa lainnya
Struktur Argumentasi Mahasiswa dalam Pembuktian Sifat Ketertutupan Suatu Grup
Penelitian ini menerapkan Model Argumentasi Toulmin dalam mengidentifikasi struktur argumentasi pada pembuktian sifat ketertutupan suatu grup dengan pendekatan deduktif. Data diperoleh dari 30 mahasiswa yang menempuh mata kuliah pengantar teori gelanggang. Dari seluruh partisipan yang berpartisipasi, satu subjek dipilih berdasarkan jawaban lengkap dan benar untuk dianalisis lebih lanjut. Komponen-komponen model Toulmin diterapkan dalam analisis terhadap jawaban subjek yang dipilih. Hasil analisis menunjukkan bahwa subjek mampu merumuskan Claim yang jelas, menyajikan Warrant yang tepat dan Backing yang kuat, walaupun terdapat komponen argumentasi yang tersaji secara implisit, namun dapat diungkap dengan menggunakan Model Argumentasi Toulmin. Kelebihan penggunaan model argumentasi Toulmin dalam pembuktian deduktif terlihat dalam kemampuannya untuk merumuskan argumen yang terstruktur dan jelas. Model ini memungkinkan penjelasan yang sistematis dan memperkuat kepercayaan terhadap validitas pembuktian. Dengan adanya penelitian ini diharapkan memperkaya pemahaman tentang struktur argumentasi dalam pembuktian deduktif terhadap sifat ketertutupan grup dan menunjukkan potensi penggunaan Model Argumentasi Toulmin dalam mengidentifikasi argumentasi matematika
Kesalahan Mahasiswa Pendidikan Matematika dalam Menyelesaikan Masalah Fungsi dan Persamaan Polinomial
Kurang kuatnya penguasaan konsep mahasiswa terhadap materi yang dipelajari mengakibatkan munculnya kesalahpahaman atau kesalahan dalam menyelesaikan masalah matematika. Mendeskripsikan kesalahan mahasiswa Pendidikan Matematika dalam menyelesaikan masalah fungsi dan persamaan polinomial ditinjau dari tipe kesalahan Kastolan adalah tujuan penelitian ini. Jenis penelitian yang digunakan yakni penelitian kualitatif deskriptif. Pentingnya penelitian tentang kesalahan mahasiswa dapat menjadi acuan sejauh mana pemahaman dan penguasaan konsep mahasiswa terhadap materi yang telah dipelajari. Terpilih sebanyak empat subjek secara purposive sampling berdasarkan hasil pekerjaan dengan langkah-langkah penyelesaian yang tidak lengkap atau menunjukkan adanya kesalahan. Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah peneliti, lembar tes, serta pedoman wawancara. Hasil pada penelitian ini menunjukkan kesalahan tertinggi yang dilakukan mahasiswa terletak pada kesalahan teknik dengan persentase 43,9% dan dikategorikan kesalahan berat. Kesalahan kedua dengan kategori kesalahan cukup berat ialah kesalahan konseptual dengan persentase sebesar 39.4%. Kesalahan ketiga ialah kesalahan prosedural dengan persentase sebesar 16.7% dan termasuk pada kategori kesalahan ringan
The Creative Thinking Process of Prospective Teachers in Developing Assignments
The accomplishment of developing assignments is a critical aspect for prospective teachers in the teaching and learning process. The prospective students’ competence in developing assignments requires further investigation. The creative thinking process of prospective teacher students in developing different tasks. This difference is what generates creativity in developing tasks. The research conducted by (Catherine, 2009) showed several innovative techniques for generating new problems in mathematics. However, it was not sufficient to develop the given assignments. This study aimed to analyze the creative thinking process of prospective teachers in developing mathematics assignment. Twenty-five (25) prospective teachers conducting teaching practice became the subjects of this study. The research findings showed that creative thinking process of prospective teachers in developing assignments was creative and innovative in developing new assignments
THE EMERGENCE OF STUDENTS’ METACOGNITION IN THE PROCESS OF MATHEMATICAL PROBLEM SOLVING
Developing a problem-solving skill for important things which need to be paid attention is how the students' thinking process in solving a problem is. Thinking about what is thought in this term relates to students' awareness of their ability to develop various ways which may be taken in solving a problem is known as metacognition. The existence of metacognition is very important for students in solving mathematical problems. This is a qualitative study using the grade VII students having medium ability as the subjects. The results of the study obtained that through intervention conducted by the researchers in 5 meetings, metacognition capability emerged in the subjects so that with their own ability they are able to solve mathematical problems provided