2,290 research outputs found
Peran Pendidikan Agama Islam dalam Mengembangkan Ekonomi Islam Di Indonesia
AbstrakPendekatan interdisipliner dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di Indonesia sekarang ini menjadi sebuah kebutuhan. Terlebih, dalam konteks upaya meningkatkan perkembangan ekonomi bangsa yang pada praktiknya masih jauh dari nilai-nilai Ketuhanan. Selama ini PAI seakan-akan hanya terfokus pada masalah pendidikan, padahal seorang pendidik pada masa ini memiliki tantangan yang berbeda. Tantangan yang jauh lebih besar dari hari kemarin, sehingga seorang pendidik PAI harus punya wawasan yang luas. Salah satu yang terpenting merupakan tantangan yang menimpa sistem perekonomian umat Islam di bangsa ini. Di mana, praktik-praktik riba, penyelewengan, kecurangan, dan sekulerisasi pada bidang ekonomi masih kental dilakukan umat Islam sendiri. Hal inilah yang menjadi tugas berat PAI untuk membentuk masyarakat Islam yang kelak mampu membuat sistem ekonomi yang Islami. Bagaimanapun, PAI sebagai salah satu wadah “kaderisasi” umat Islam berperan penting dalam pengembangan ekonomi berbasis syari’ah. Mengingat, selama ini PAI dituding “membiarkan” dan “memaafkan” begitu saja generasi Islam melakukan tindakan ekonomi yang sebenarnya di luar kaidah Islam. Oleh karena itu, tulisan ini mencoba menawarkan jawaban atas skeptisme dan pesimisme terhadap PAI tersebut. Salah satu bahasannya adalah terkait peran PAI dalam mengembangkan ekonomi umat Islam melalui pendekatan syari’ah. Kata Kunci: Pendidikan Agama Islam, Pengembangan, Ekonomi Isla
Implementasi Kurikulum 2013 di Sekolah Dasar Studi Tentang Best Practice yang Dilakukan Guru Sekolah Dasar dalam Perencanaan, Pelaksanaan, dan Penilaian Kurikulum 2013
Penerapan kurikulum baru, yaitu implementasi Kurikulum 2013 di sekolah telah dimulai sejak bulan Juli 2013. Implementasi Kurikulum tersebut diharapkan mendorong peningkatan kualitas manajemen dan proses pendidikan pada setiap satuan pendidikan yang mengarah pada upaya peningkatan mutu pendidikan. Dilatarbelakangi oleh adanya penerapan kurikulum 2013 yang berorientasi pada pencapaian kompetensi abad-21 dan pendidikan karakter dalam rangka menyongsong revolusi industri 4.0 tersebut, penelitian ini ingin mengungkap permasalahan yang berkenaan dengan "Bagaimanakah respon guru SD terhadap terhadap implementasi Kurikulum 2013 di Kota Bandung dilihat dari kegiatan perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian kurikulum 2013? dan "Best Practice" apa yang dapat dicontoh dalam hal perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian kurikulum 2013 yang dilakukan oleh guru SD di Kota Bandung? Hasil penelitian menunjukkan bahwa Respon guru SD terhadap terhadap implementasi Kurikulum 2013 di Kota Bandung berada pada kategori positif. Untuk kegiatan perencanaan berada pada kategori sangat positif, sedangkan untuk kegiatan pelaksanaan dan penilaian kurikulum berada pada kategori positif. Terdapat beberapa "best practice" yang dapat dicontoh dalam perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian dari guru SD di Kota Bandung terkait dengan implementasi Kurikulum 2013 berupa kegiatan "sharing", "hearing", "in house training", dan "modelling real teaching" yang dilaksanakan di KKG atau KKG gugus
Hubungan antara Kesejahteraan dengan Disiplin Kerja Guru
AbstrakAntara kesejahteraan dan disiplin kerja terdapat hubungan yang erat. Hal ini terungkap dari pendapat Saydam yang mengatakan karyawan akan dapat mematuhi segala peraturan yang berlaku (arti dari disiplin) bila ia mendapat jaminan balas jasa yang setimpal dengan jerih payahnya (kesejahteraan) yang telah disumbangkan bagi perusahaan/organisasi (Saydam, 2005:291). Lain halnya dengan pendapat Karyoto yang berpendapat guru jangan hanya dituntut profesionalismenya saja (yang menuntut kedisiplinan), tetapi kesejahteraan dan hidup yang layak perlu perhatian (Karyoto, 2006:5). Terdapat pula pendapat Siagian (dalam KORPRI, 1997:5) yang mengemukakan bahwa tidak mungkin menekankan disiplin yang tinggi kepada pegawai, sementara tingkat kesejahteraannya masih jauh dari tingkat yang layak. Dari beberapa pendapat tersebut diatas, dapat disimpulkan oleh peneliti bahwa kedisiplinan tidak bisa dilepaskan dari kesejahteraan pegawai atau dengan kata lain kedisiplinan berkaitan erat dengan kesejahteraan pegawai. Kata kunci: Kesejahteraan dan disiplin kerja guru
Penerapan Quality Control Circle dalam Memperbaiki Kualitas pada Proses Pengelasan Box Karoseri di PT. X
Persaingan bisnis semakin tinggi, salah satu cara agar bisa memenangkan persaingan tersebut adalah dengan memberikan perhatian penuh terhadap kualitas produk yang dihasilkan perusahaan. Kualitas yang baik dapat dihasilkan dari proses yang juga baik dan sesuai standar kualitas yang telah ditentukan berdasarkan kebutuhan pasar. Meskipun proses pengelasan sudah dilaksanakan dengan baik, pada kenyataanya sering ditemukan ketidaksesuaian kualitas antara produk yang dihasilkan dengan yang diharapkan oleh perusahaan. Peningkatan kualitas bukan hanya pada kualitas produk akhir saja tetapi harus dari setiap proses, karena kualitas yang baik juga melewati proses inspeksi yang ketat. Hal ini dapat dicapai bila proses produksi sepenuhnya terkendali dan diadakan usaha-usaha untuk mencegah terjadinya cacat atau kegagalan. Salah satu cara yang dapat digunakan dalam memperbaiki cacat pada proses produksi adalah dengan Metode Quality Control Circle, yang mengarahkan proses produksi untuk mencapai Zero Defect. PT.X merupakan salah satu perusahaan manufaktur yang bergerak dalam bidang karoseri dump truck atau kendaraan niaga. Proses pembuatan produk sendiri dimulai dari pengolahan plat baja yang dirakit menjadi sebuah unit box karoseri. Produk-produk tersebut diproduksi secara assembly yang dikerjakan oleh operator yang sudah ahli dibidangnya. Pada saat ini PT.X mengalami persaingan dari perusahaan nasional, untuk dapat bersaing PT.X berusaha untuk dapat meningkatkan kualitas, karena mereka menyadari seleksi konsumen sangat ketat dan biaya kualitas perusahaan tinggi. Setelah dilakukan analisa data dapat diidentifikasi hal-hal yang menyebabkan cacat dalam tiap proses produksi. Perbaikan dilakukan dengan penerapan Quality Control Circle, yaitu dengan memperbarui peralatan kerja utama peralatan K3 dan alat bantu lainya sebagai penunjang pekerjaan. Dengan penambahan alat-alat ini, diharapkan cacat produk dapat berkurang dan cacat dapat diketahui sedini mungkin sebelum proses lebih lanjut
Gerakan Sosial Keagamaan dan Pendidikan Awal Abad ke 20
Pendidikan Islam sudah berlangsung di Indonesia sejak lama. Dalam definisi yang agak longgar, pendidikan Islam bisa dikatakan sudah berlangsung sejak penetrasinya Islam ke teritorial ini. Hanya saja kegiatan pendidikan Islam baru dianggap fenomenal dan mendapat perhatian serius dari para historian pada fase jayanya kerajaan-kerajaan Islam Nusantara. Pada masa kerajaan-kerajaan Islam eksistensi dan maju mundurnya aktivitas pendidikan Islam sepenuhnya tergantung pada struktur dan perhatian yang diberikan kerajaan kepadanya.Lebih lanjut, dalam kenyataan di lapangan sangat terlihat jelas bahwa pendidikan Islam memperoleh support yang relatif baik dari para raja dan sultan muslim. Hal ini terbukti dengan jumlah saintis muslim dan literatur yang mereka tinggalkan sebagai khazanah klasik Islam Nusantara. Para saintis Nusantara bahkan diketahui telah membangun scientific network yang berwatak kosmopolitan, melibatkan pusat-pusat kegiatan ilmiah terkemuka di dunia Islam.Pada abad ke-20 –setelah melalui proses panjang pembusukan sistem kerajaan Islam Nusantara dan jatuhnya teritori ini ke bawah kolonialisme bangsa-bangsa Barat–watak pendidikan Islam Indonesia mengalami perubahan yang sangat signifikan. Memudarnya kerajaan secara langsung menjadikan sistem pendidikan tradisional terdisolvasikan; lalu keadaan ini diperburuk pula oleh misi kolonialisme yang pada intinya tidak menghendaki majunya pendidikan Islam. Terdisolvasinya sistem politik dan lemahnya social system umat Islam memaksa umat Islam mengorganisasikan pendidikan dalam unit-unit dan bahkan sub-sub unit yang lebih kecil dari masyarakat Islam.Dengan kata lain, fragmentasi sosio-politik mengakibatkan fragmentasi sistem pendidikan. Salah satu aspek menarik dari totalitas proses ini adalah lahirnya sejumlah organisasi sosial keagamaan –Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama, PERSIS, Al-Jam’iyatul Washliyah, Al-Irsyad, dan lain-lain– yang menjadikan pendidikan sebagai bagian yang signifikan dari programnya.Peranan dari organisasi-organisasi ini dalam menggagas, melaksanakan, dan mengembangkan kegiatan pendidikan Islam tidak saja telah berhasil memenuhi kebutuhan pendidikan umat Islam Indonesia, tetapi lebih dari itu juga telah memainkan peran yang lebih luas berdasarkan kondisi yang melingkupinya. Sejumlah penelitian telah dilakukan oleh para ahli berkenaan dengan berbagai organisasi ini
Investigation of Cyber Crime in the Indonesian Legal Framework
Cybercrime in Indonesia is influenced by complex factors such as technological advancement, anonymity, lack of security awareness, inequality of technological development, financial reasons, and low law enforcement capacity. The legal regulation of cybercrime is based on the current legal sources both in the Criminal Code and laws outside the Criminal Code. Some categories of cybercrime cases handled in the Electronic Information and Transaction Law include illegal contents, illegal access, illegal interception, data leakage and espionage, system interference, misuse of devices, and data interference. Cybercrime is a criminal offence that uses computers and the internet as a means. Legal reform in handling cybercrime must be carried out with a policy approach that contains value considerations. Criminal law reform in overcoming information technology crimes must be oriented towards a value approach. Cybercrime is a crime that uses computers or computer networks as the main tool. In Indonesia, there is no specific legal definition for cybercrime. Cybercrime can be in the form of unauthorised access, illegal contents, data leakage, trojan horses, and others
Pemanfaatan Model Snowball Throwing Untuk Meningkatkan Keaktifan Belajar IPA Pada Siswa Kelas VIII E SMP Negeri 22 Purworejo
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya keaktifan belajar siswa SMP Negeri 22 Purworejo yang ditandai dengan rendahnya keberanian siswa untuk bertanya mengenai persoalan yang belum dipahami dan menjawab pertanyaan selama proses pembelajaran berlangsung. Bertujuan meningkatkan keaktifan belajar dengan memanfaatkan model pembelajaran Snowball Throwing. Sebagai subyek adalah siswa kelas VIII E SMP Negeri 22 Purworejo tahun pelajaran 2011/ 2012, yang berjumlah 32 orang yang terdiri dari 19 siswa laki-laki dan 13 siswa perempuan. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode observasi, tes, angket, dan dokumentasi. Setelah data diperoleh kemudian dianalisis menggunakan teknik deskripsi persentase. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa dengan memanfaatkan model pembelajaran Snowball Throwing dalam pembelajaran IPA dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas VIII E SMP Negeri 22 Purworejo. Hal ini terlihat dari hasil observasi keaktifan belajar siswa sebesar 42,81% pada pra siklus, menjadi 53,91% pada siklus I dan meningkat lagi menjadi 72,27% pada siklus II. Sementara itu angket keaktifan belajar siswa pada siklus I sebesar 81,56% dan meningkat menjadi 86,87% pada siklus II. Peningkatan keaktifan belajar siswa ini berpengaruh terhadap peningkatan hasil belajar. Rata-rata nilai siswa dari 57,53 dengan ketuntasan 31,25% pada pra siklus meningkat menjadi 65,31 dengan ketuntasan 50,00% pada siklus I dan meningkat lagi menjadi 70,93 dengan ketuntasan 71,86% pada siklus II. Sehingga model pembelajaran Snowball Throwing dapat digunakan sebagai alternatif dalam pembelajaran yang mengupayakan peningkatan keaktifan belajar
Implementation of Active Learning Methods in Islamic Elementary School/Implementasi Metode Active Learning di Madrasah Ibtidaiyah
The purpose of this study was to determine: (1) the ability of educators to apply the active learning method, (2) the activities of educators during the application of the active learning method, (3) the activities of students during the application of the active learning method and (4) student learning outcomes, during the application of the active learning method. The results showed that: (1) The ability of educators to manage learning methods in the first cycle was 2.41 for the second cycle increased to 2.93 and in the third cycle increased again to 3.00. So for three cycles there was an increase from cycle I, cycle II, and cycle III with good categories, (2) the activity of educators in the first cycle of material delivery activities was 34.33%. In the second cycle the dominant activity decreased to 22.33% while in the third cycle the dominant activity of educators was to provide guided training by 24.33%, (3) the student activity in the first cycle was 36.67%, the second cycle decreased to 26.67% until the third cycle. . the cycle decreased again to 23.33 so that for three cycles in general there was an increase, and (4) the learning mastery of classical students in the application of learning in the first cycle 60 to the second cycle increased to 88.89% and in the first cycle increased to 88.89 cycle II III has been achieved
- …