39 research outputs found

    Pengaruh Berbagai Imbangan Energi-protein Ransum Silase Ikan terhadap Efisiensi Pakan pada Ikan Jambal Siam (Pangasius Hypophtalmus Sauvage)

    Full text link
    Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari pengaruh berbagai imbanganenergi protein pada ransum yang mengandung silase ikan terhadap efisiensiprotein dan energi ikan jambal siam (Pangasius hypophtalmus SAUVAGE) stadiamuda . hasil penelitian menunjukkan bahwa efisiensi protein pakan kontrol, yaitupellet komersial (protein 25% energi 3300 kkal) menghasikan efisiensi proteintertinggi, tetapi tidak memperlihatkan perbedaan yang nyata dengan perlakuanransum yang mengandung silase 75% (protein 36,50%; energi 2953 kkal) dansilase 50% (protein 26,17%; energi 2827 kkal). Efisiensi protein perlakuanransum yang mengandung silase 25% (protein 16,26%; energi 2700 kkal) sangatnyata lebih rendah dibanding ketiga perlakuan lainnya. Rendahnya efisiensiprotein tersebut disebabkan oleh kandungan protein yang tidak mencukupikebutuan, dan serat kasar yang melebihi batas penggunaan. Penggunaan energiyang paling efisien diperoleh pada ikan yang mendapat perlakuan silase 25%,kemudian diikuti silase 50%, pellet komersial, dan silase 75%, tetapi masingmasingperlakuan tidak memperlihatkan perbedaan yang nyata. Peningkatanefisiensi protein dan energi dari ransum yang mengandung silase ikan 25%,kemudian silase 50%, dan silase 75% tersebut seiring dengan meningkatnyapenggunaan silase ikan dan menurunnya imbangan energi-protein dari 16,6 padaransum yang mengandung silase ikan 25% menjadi 8,18 kkal/g protein padaransum yang mengandung silase ikan 75%. Hal tersebut menunjukkan bahwaprotein merupakan zat gizi utama pada ikan jambal siam stadia muda

    PENGARUH BERBAGAI IMBANGAN ENERGI-PROTEIN RANSUM SILASE IKAN TERHADAP EFISIENSI PAKAN PADA IKAN JAMBAL SIAM (Pangasius hypophtalmus SAUVAGE)

    Get PDF
    Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari pengaruh berbagai imbanganenergi protein pada ransum yang mengandung silase ikan terhadap efisiensiprotein dan energi ikan jambal siam (Pangasius hypophtalmus SAUVAGE) stadiamuda . hasil penelitian menunjukkan bahwa efisiensi protein pakan kontrol, yaitupellet komersial (protein 25% energi 3300 kkal) menghasikan efisiensi proteintertinggi, tetapi tidak memperlihatkan perbedaan yang nyata dengan perlakuanransum yang mengandung silase 75% (protein 36,50%; energi 2953 kkal) dansilase 50% (protein 26,17%; energi 2827 kkal). Efisiensi protein perlakuanransum yang mengandung silase 25% (protein 16,26%; energi 2700 kkal) sangatnyata lebih rendah dibanding ketiga perlakuan lainnya. Rendahnya efisiensiprotein tersebut disebabkan oleh kandungan protein yang tidak mencukupikebutuan, dan serat kasar yang melebihi batas penggunaan. Penggunaan energiyang paling efisien diperoleh pada ikan yang mendapat perlakuan silase 25%,kemudian diikuti silase 50%, pellet komersial, dan silase 75%, tetapi masingmasingperlakuan tidak memperlihatkan perbedaan yang nyata. Peningkatanefisiensi protein dan energi dari ransum yang mengandung silase ikan 25%,kemudian silase 50%, dan silase 75% tersebut seiring dengan meningkatnyapenggunaan silase ikan dan menurunnya imbangan energi-protein dari 16,6 padaransum yang mengandung silase ikan 25% menjadi 8,18 kkal/g protein padaransum yang mengandung silase ikan 75%. Hal tersebut menunjukkan bahwaprotein merupakan zat gizi utama pada ikan jambal siam stadia muda.Kata kunci: Silase ikan, efisiensi protein dan energi; jambal sia

    Pengaruh Pemberian C/N Rasio Berbeda Terhadap Pembentukan Bioflok Dan Pertumbuhan Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus)

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi penggunaan sistem bioflok dengan rasio C/N berbeda terhadap rasio konversi pakan, pertumbuhan dan kelangsungan hidup lele, menentukan jenis rasio C/N yang menghasilkan rasio konversi pakan dan pertumbuhan lele terbaik. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 3 ulangan. Perlakuan yang diujikan adalah penambahan karbon molase dalam media bioflok dengan rasio A C/N 12 (molase), B C/N 18 (molase), C C/N 24(molase) dan D C/N 30 (molase). Benih lele dengan bobot rata-rata individu sebesar 5,98 ± 6,64 g. Lele dipelihara pada aquarium dengan volume 25 L selama 30 hari dan pemberian pakan 5% dari berat biomassa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh rasio C/N berbeda terhadap rasio konversi pakan dan pertumbuhan benih lele (Clarias sp.) namun tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap rasio konversi pakan (Clarias sp.) dalam media bioflok. Rasio C/N yang terbaik menghasilkan pertumbuhan dan rasio konversi pakan yaitu C/N 12. Laju pertumbuhan spesifik yang dicapai pada perlakuan A, B, D dan C berturut-turut adalah 4,40; 4,07; 4,04, dan 3,88%. Nilai FCR yang dicapai adalah 0,89; 0,92; 0,98 dan 1,02. Nilai kelangsungan hidup lele berkisar antara 45-90%. Penelitian ini membuktikan bahwa pengaruh rasio C/N berbeda dalam media bioflok dapat meningkatkan biomassa sel bakteri yang dapat dimanfaatkan sebagai pakan tambahan bernutrisi. Penelitian ini membuktikan bahwa rasio C/N yang berbeda tidak memberikan pengaruh nyata (P>0,05) terhadap rasio konversi pakan dan berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap pertumbuhan lele dalam media bioflok

    Karakteristik Fisik dan Kimia Gelatin Kulit Kakap pada Hasil Ekstraksi Suhu yang Berbeda

    Get PDF
    Penelitian ini dilaksanakan untuk menentukan suhu yang tepat dalam proses ekstraksi gelatin dari kulit kakap. Penelitian ini menggunakan metode ekperimental dengan Rancangan Acak Lengkap yang terdiri dari tiga perlakuan, yaitu suhu ekstraksi 60ËšC (A), 70ËšC (B), dan 80ËšC (C) yang diekstraksi selama 2 jam untuk perhitungan rendemen, sedangkan metode deskriptif untuk karakteristik gelatin yang meliputi kadar air, kadar abu, kadar protein, dan viskositas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gelatin dengan suhu ekstraksi 80ËšC menghasilkan rata-rata rendemen 5,51%, kadar air 3,87%, kadar abu 0,61%, kadar protein 90,32%, dan viskositas 26,00 cP

    The Intracellular Cryoprotectant Effects in Preserving Goramy Spermatozoa after Two Days Sub-Zero Freezing

    Get PDF
    The spermatozoa quality of goramy after 2 d sub-zero freezing was examined. The quality of spermatozoa examined included motility, viability, and abnormality. We aimed to determine the optimum concentration of glycerol protecting spermatozoa during preservation. We used 0%, 1%, 3%, 5%, 7%, and 9% of glycerol, respectively. Sperms were diluted by the combination of glycerol and fish ringer (1 part of sperm + 3 part of solvent). The dilute sperms were then equiliberated at 4°C for 45 min, and were freezed at -34°C for 2 d. Thawing was then carried out at 30°C for 2 min. Based on Dunnet test, 5% of glycerol was the optimum concentration maintaining spermatozoa motility (75.95±4.76)%

    Pengaruh Penambahan Tepung Biji Turi Hasil Fermentasi pada Pakan Komersial Terhadap Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup Ikan Nila (Oreochromis Niloticus)

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dosis optimum penambahan tepung biji turi hasil fermentasi pada pakan komersial untuk meningkatkan laju pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan nila (Oreochromis niloticus). Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Juni sampai dengan Oktober 2017 di Hachery Gedung Perikanan dan Ilmu Kelautan  Universitas Padjadjaran. Penelitian dilakukan secara eksperimental dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan lima perlakuan dan tiga kali ulangan. Perlakuan yang diberikan adalah perbedaan dosis penambahan tepung biji turi hasil fermentasi pada pakan komersial yang terdiri dari perlakuan tanpa penambahan tepung biji turi (0%) , 1%, 2%, 3% dan perlakuan 4% sebagai pakan uji yang bertujuan untuk meningkatkan laju pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan nila. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan tepung biji turi hasil fermentasi pada pakan komersial berpengaruh terhadap laju pertumbuhan ikan nila. Penambahan tepung biji turi hasil fermentasi dengan dosis sebanyak 3% menghasilkan rata-rata laju pertumbuhan harian ikan nila tertinggi yaitu 3,51% selama 40 hari. 

    Durability and Water Stability of Pellet Fish Supplementation Results pairing Coconut Oils and Hazlenut Oil

    Full text link
    Fish cultivation encourages increased demand for artificial feed, but information on nutritional fulfillment of pellets provided is limited. Supplementof oil in fish feeds can function to increase the energy content and as a neutral fat tangible liquid at room temperature should be noted the effect on the physical quality of fish pellets. In contrast to natural food, the physical quality of feed formulation is important in fish farming given its susceptibility to pellet degradation and leaching nutrients. Six treatmentsincluding controlwith three replicates with setup different of used of oil (coconut and candlenut oil supplement) and added Se (basal diets;mixed of oil without and added Se, coconut oil; candlenut oil added Se, and control pellet with high protein content) informulated. The type of tested feed was dry compressed pellet using pelletizer. Pellet leaching rates were used to indicate pellet water stability. The results showthat the presence of vegetable oil supplement in the diets significantly improved pellet water stability (

    Kombinasi Sumber Protein Dan Karbohidrat Sebagai Pakan Ikan Lele Sangkuriang (Clarias gariepinus) Fase Pembesaran

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kombinasi limbah ikan tongkol sebagai sumber protein pakan dan dedak sebagai sumber karbohidrat yang menghasilkan pertumbuhan tertinggi ikan lele sangkuriang stadia pembesaran. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli – Agustus 2017 di jaring apung Kolam Percobaan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universiras Padjadjaran Ciparanje, Jatinangor, Jawa Barat. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode eksperimental dengan Rancangan Acak Lengkap  (RAL) yang terdiri dari enam perlakuan dan tiga kali ulangan. Kombinasi limbah ikan tongkol dan dedak yaitu berturut – turut pakan A (95%,5%), B (90%, 10%), C (85%, 15%), D (80%, 20%), E (75%, 25%), dan F (Pakan Komersial). Ikan lele Sangkuriang yang digunakan berukuran 22 ± 0,8 g (stadia pembesaran) dipelihara dalam 18 unit waring dengan padat tebar 20 ekor/waring selama 60 hari. Pengaruh setiap perlakuan terhadap parameter dianalisis menggunakan analisis ragam atau Analysis of Variance (ANOVA). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pakan uji dengan berbagai kombinasi limbah ikan tongkol sebagai sumber protein dan dedak sebagai sumber karbohidrat tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap laju pertumbuhan harian (LPH) dan terhadap efisiensi pemanfaatan pakan (EPP) ikan lele Sangkuriang. Hasil analisis ANOVA menunjukkan bahwa kombinasi 75% limbah ikan tongkol dan 25% dedak sebagai pakan ikan lele Sangkuriang stadia pembesaran memberikan hasil terbaik terhadap laju pertumbuhan harian sebesar 1,03% dan efisiensi pemanfaatan pakan sebesar 38,52%

    The Histological Description of Intestine of the Epinephelus Lanceolatus Fuscogutattus Administered with Simplicia Papaya

    Full text link
    Fish intestine and growth histological descriptions constitute the parameters which are a function of internal and external condition. The external factors include water quality, feed quality and feed quantity. Currently, grouper's growth is quite low, when in fact the protein content of its feed is high. The purpose of this study was to determine the effect of simplicia papaya on histological description that affects the growth Epinephelus lanceolatus fuscogutattus. Grouper's absolute weight and grouper's protein efficiency ratio which is fed with Simplicia papaya-added feed. The research is conducted using Completely Randomized Design with 5 treatments and 3 repetitions (A: simplicia papaya 5% application, B: simplicia papaya 3.75% application, C: simplicia papaya 2.5% application, D: simplicia papaya 1.25% application, and E: 0% simplicia papaya). The grouper cultivation is done in a Floating Net Cage in Pangandaran Regency. The addition of simplicia papaya at 3.75% and 55 to the grouper's artificial feed has some influence in number of necrosis cell of 169 and 183, and the number of goblet cell too. The addition of simplicia papaya at 5%, 3.75% and 2.5% of the grouper's artificial feed has some increasing absolute gain by 161.36 grams, 152.19 grams, 152.09 grams. The addition of simplicia papaya at 5%, and 3.75% of the grouper's artificial feed has some increasing in protein efficiency ratio by 3.18% and 3.19% respecttively
    corecore