28 research outputs found

    Analisis Mutu Keripik Tempe Berdasarkan Cara Perekatan dan Ketebalan Pengemas Selama Penyimpanan

    Get PDF
    Keripik tempe adalah salah satu makanan khas di Indonesia. Tujuan penelitian ini yaitu: mengetahui pengaruh cara perekatan dan ketebalan pengemas terhadap mutu keripik tempe, dan mengetahui umur simpan keripik tempe berdasarkan cara perekatan pengemas dan ketebalan pengemas. Faktor yang diteliti yaitu, cara perekatan: stapler, lilin, dan sealer, jenis pengemas: plastik polipropilen 0,07 mm dan plastik polipropilen 0,04 mm, dan lama penyimpanan: 10 hari, 20 hari, dan 30 hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keripik tempe dengan kemasan plastik polipropilen 0,07 mm dan perekat sealer memiliki mutu paling baik. Selama penyimpanan terjadi peningkatan kadar air, kadar asam lemak bebas, dan kadar peroksida serta terjadi penurunan semua variabel sensorik, tetapi keripik tempe kemasan plastik polipropilen 0,07 mm dengan perekat sealer mampu mempertahankan mutu keripik tempe sampai hari ke-30, sedangkan perlakuan lainnya hanya mampu sampai hari ke-20

    Karakterisasi Kualitas Biobriket Campuran Tempurung Kelapa dan Sekam Padi dengan Variasi Perekat dan Ukuran Serbuk

    Get PDF
    Biobriquette is an alternative fuel that is solid and comes from waste or the remnants of organic matter that has undergone a compression process with a certain pressure. This biobriquette is a mixture of coconut shell and rice husk biobriquettes with variations in adhesives and variations in powder sizes. The purpose of this study was to determine the optimal adhesive content of tapioca flour in the process of making biobriquettes from coconut shells and rice husks, to determine the effect of powder size on the quality of the resulting biobriquettes and to determine the best combination of adhesive content and powder size to produce biobriquettes. Making biobriquettes using 30, 40 and 50% adhesive with powder sizes of 20, 40, 60 mesh. The experimental design method was carried out by Completely Randomized Design or RAL with 2 factors, namely variations in adhesives and variations in powder sizes. Data analysis was performed by ANOVA test and continued with DMRT. The results obtained are, adhesive variations have no significant effect on the rate of combustion, while powder size has no significant effect on moisture content. The moisture content obtained is around (3.2-6%) which meets SNI, while the density that does not meet SNI is biobriquettes with a powder size of 20 mesh.Biobriket merupaka bahan bakar alternatif yang berwujud padat dan berasal dari limbah atau sisa-sisa bahan organik yang telah mengalami proses pemampatan dengan tekanan tertentu. Biobriket ini merupakan biobriket campuran tempurung kelapa dan sekam padi dengan variasi perekat serta variasi ukuran serbuk. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kadar perekat tepung tapioka yang optimal dalam proses pembuatan biobriket dari tempurung kalapa dan sekam padi, mengetahui pengaruh ukuran serbuk terhadap kualitas biobriket yang dihasilkan dan mengetahui kombinasi terbaik antara kadar perekat dan ukuran serbuk untuk menghasilkan biobriket. Pembuatan biobriket menggunakan 30, 40 dan 50% perekat dengan ukuran serbuk sebesar 20, 40, 60 mesh. Metode rancangan percobaan dilakukan dengan Rancangan Acak Lengkap atau RAL dengan 2 faktor yaitu variasi perekat dan variasi ukuran serbuk. Analisis data dilakukan dengan uji ANOVA dan dilanjut dengan DMRT. Hasil yang didapat yaitu, variasi perekat memberikan pengaruh tidak nyata laju pembakaran, sedangkan ukuran serbuk memberikan pengaruh tidak nyata terhadap kadar air. Kadar Air yang didapat sekitar (3,2-6%) sudah memenuhi SNI, sedangkan kerapatan yang tidak memenuhi SNI yaitu biobriket dengan ukuran serbuk 20 mesh

    Pemodelan Sorpsi Isotermik dan Pendugaan Umur Simpan Gula Kelapa Kristal dalam Kemasan Plastik

    Get PDF
    Crystalline coconut sugar is a product that is thought to have a short shelf life. The high water content of crystalline coconut sugar will trigger the occurrence of sugar clumping (clumping), this will also reduce the physical quality of the product. The isothermic sorption of water is a curve that relates the water content data to the water activity of a material at the same temperature. Knowledge of isothermic sorption of a food ingredient can help determine the type of packaging needed and predict the characteristics of suitable storage conditions and shelf life. The shelf life of crystalline coconut sugar is also greatly influenced by the type of packaging used. Improper packaging will cause a decrease in the quality of the food product. Determination of isothermic sorption of Crystal coconut sugar water using the GAB model (Guggenheim, Anderson, de Boer) using saturated salt in the range of aw 0,05-0,9 at 30 °C. Estimation of shelf life uses coconut sugar that has been dried and then packaged using HDPE (high density polyethylene), PP (polypropylene), and LDPE (low density polyethylene) packaging then stored at 30 °C for 5 weeks and observed every 7 days. The results showed that the value of the equilibrium moisture content increased with increasing the value of aw at constant temperature. The GAB model is a rather precise model in describing the ISA characteristics of crystal coconut sugar. The shelf life of Crystal coconut sugar for 5 weeks at a storage temperature of 30 °C, namely LDPE packaging 143 days, PP packaging 528 days and HDPE packaging 310 days. From the results of the calculation of shelf life using ASLT with the Arrhenius approach Crystal coconut sugar stored using PP (polypropylene) packaging has a longer shelf life than LDPE (low density polyethylene) and HDPE (High Density Polyethylene) packaging

    Pemanfaatan Metode Kalman Filter Diskrit untuk Menduga Suhu Udara

    Get PDF
    Suhu adalah variabel fisik yang perlu diketahui secara tepat untuk penggunaan tertentu. Suhu adalah derajat panas dan dingin suatu benda. Derajat panas dan dingin ini dipengaruhi oleh enthalpi (energi) yang dimilki suatu zat. Pendugaan suhu udara dapat memberikan manfaat untuk aktivitas pada beberapa bidang, seperti: pertanian, peternakan, perikanan, kesehatan, dan kegiatan-kegiatan lainnya. Metode Kalman Filter Diskrit merupakan salah satu metode matematika yang dapat digunakan untuk menduga data di masa yang akan datang. Kalman Filter Diskrit memiliki keunggulan mampu menduga suatu kondisi berdasarkan data terbatas. Data pengukuran terbaru menjadi suatu bagian terpenting dalam algoritma Kalman Filter, karena data tersebut akan mengkoreksi data hasil pendugaan, sehingga hasil pendugaan selalu mendekati kondisi sesungguhnya. Berdasarkan hasil kajian yang telah dilakukan menggunakan metode Kalman Filter Diskrit untuk menduga suhu udara diperoleh ketepatan pendugaan nilai suhu udara di atas 95%. Pedugaan dilakukan secara harian dan bulanan. Dengan demikian Kalman Filter Diskrit mampu dan handal untuk pendugaan suhu udara secara harian, bulanan, bahkan tahunan

    Generator Magnet Permanen Sebagai Pembangkit Listrik Putaran Rendah

    Get PDF
    Development renewable energy as electrical energy need to be followed by provision of low speed generator, especially for small-scale use of alternative energy. This study discusses the design of low speed synchronous generator using permanent magnets for producing magnetic flux in the rotor. Stator coils are designed so that on the rotation of 500 rpm generator can produce 5 watts output power at 3 phase voltage 12 Vac

    Analisis Sistem Reflektor pada Sistem Konsentrator Surya Tipe Parabola

    Get PDF
    Energi surya merupakan sumber energi utama terbesar di dunia dan sangat mungkin dimanfaatkan sebagai sumber energi yang tidak terbatas karena ketersediaannya yang bersifat kontinyu. Namun, pemanfaatan energi surya menjadi listrik di Indonesia masih kurang optimal. Jenis reflektor pada konsetrator tipe parabola untuk mengkonversi panas matahari menjadi listrik dapat mengoptimalkan pemanfaatan energi  surya di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk: 1) Menganalisa penggunaan reflektor pada sistem konsentrator surya tipe parabola, 2) Mengetahui efisiensi reflektor pada sistem konsentrator surya tipe parabola. Variabel penelitian ini meliputi iradiasi surya, suhu, dimensi potongan reflektor, kemiringan reflektor, iradiasi matahari yang dipantulkan dan efisiensi sistem reflektor. Analisis data menggunakan persamaan matematika yang telah disusun. Penelitian ini menganalisa pemilihan material reflektor, reflektor pada konsentrator dan efisiensi energi. Hasil analisis menunjukan bahwa material reflektor yang digunakan yaitu stainless steel dengan nilai reflektansi 0,62 dan nilai modulus young 193 GN/m2 serta memiliki harga yang murah dibandingkan material lain. Konsentrator menggunakan tipe parabola dish dengan reflektor berbentuk potongan trapesium. Dimensi potongan reflektor untuk panjang sisi sejajar sebesar 53 cm dan 4 cm dengan tinggi 103,13 cm dan kemiringan 20,4o. Pengukuran suhu dilakukan selama 4 jam dengan interval 5 menit. Hasil suhu tertinggi terjadi pada Iradiasi 1010 watt/m2 dengan suhu permukaan reflektor 68,5oC, suhu belakang reflektor 65oC, suhu receiver 146,2oC dan suhu fluida 103,6oC. Efisiensi tertinggi yang dihasilkan oleh sistem sebesar 23%

    Analisis Sistem Reflektor pada Sistem Konsentrator Surya Tipe Parabola

    Get PDF
    Energi surya merupakan sumber energi utama terbesar di dunia dan sangat mungkin dimanfaatkan sebagai sumber energi yang tidak terbatas karena ketersediaannya yang bersifat kontinyu. Namun, pemanfaatan energi surya menjadi listrik di Indonesia masih kurang optimal. Jenis reflektor pada konsetrator tipe parabola untuk mengkonversi panas matahari menjadi listrik dapat mengoptimalkan pemanfaatan energi  surya di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk: 1) Menganalisa penggunaan reflektor pada sistem konsentrator surya tipe parabola, 2) Mengetahui efisiensi reflektor pada sistem konsentrator surya tipe parabola. Variabel penelitian ini meliputi iradiasi surya, suhu, dimensi potongan reflektor, kemiringan reflektor, iradiasi matahari yang dipantulkan dan efisiensi sistem reflektor. Analisis data menggunakan persamaan matematika yang telah disusun. Penelitian ini menganalisa pemilihan material reflektor, reflektor pada konsentrator dan efisiensi energi. Hasil analisis menunjukan bahwa material reflektor yang digunakan yaitu stainless steel dengan nilai reflektansi 0,62 dan nilai modulus young 193 GN/m2 serta memiliki harga yang murah dibandingkan material lain. Konsentrator menggunakan tipe parabola dish dengan reflektor berbentuk potongan trapesium. Dimensi potongan reflektor untuk panjang sisi sejajar sebesar 53 cm dan 4 cm dengan tinggi 103,13 cm dan kemiringan 20,4o. Pengukuran suhu dilakukan selama 4 jam dengan interval 5 menit. Hasil suhu tertinggi terjadi pada Iradiasi 1010 watt/m2 dengan suhu permukaan reflektor 68,5oC, suhu belakang reflektor 65oC, suhu receiver 146,2oC dan suhu fluida 103,6oC. Efisiensi tertinggi yang dihasilkan oleh sistem sebesar 23%

    ANALISIS KINERJA SISTEM PANCI BERTEKANAN PADA SISTEM KONSENTRATOR SURYA TIPE PARABOLA

    Get PDF
    Energi surya merupakan salah satu sumber energi terbarukan yang potensial untuk memenuhi kebutuhan energi dalam kehidupan. Jumlah energi surya yang sampai ke permukaan bumi yang dikenali sebagai konstan surya menyamai 1.350 W/m2 setiap saat, ditambah dengan letak geografis Indonesia yang berada di garis khatulistiwa menjadikan energi surya sangat potensial untuk dikembangkan sebagai salah satu energi alternatif pengganti energi fosil. Teknologi untuk memanfaatkan tenaga surya yang telah digunakan sejauh ini yaitu teknologi surya photovoltaic maupun teknologi panas surya (Solar-Thermal). Energi panas surya pada umumnya digunakan untuk memasak (kompor surya), dan mengeringkan hasil pertanian. Tujuan dari penelitian ini adalah, (1) Mengetahui suhu optimum yang dihasilkan dari proses termal pada sistem panci bertekanan konsentrator surya tipe parabola, (2) mengetahui tekanan optimum yang dihasilkan dari proses termal yang terjadi pada sistem panci bertekanan konsentrator surya termal tipe parabola, dan (3) mengetahui tingkat efisiensi sistem yang dapat dicapai berdasarkan peristiwa pindah panas yang terjadi pada sistem panci bertekanan konsentrator surya tipe parabola. Penelitian ini berfokus kepada uji kinerja dari sistem panci bertekanan yang merupakan salah satu komponen pada sistem konsentrator surya tipe parabola. Analisis data yang digunakan pada penelitian ini menggunakan analisis data kuantitatif dengan mencari hubungan dua variabel. Mencari hubungan dan membandingkan antara intensitas cahaya matahari yang diterima dengan perubahan suhu pada sistem prototipe panci bertekanan terhadap waktu. Analisis data perpindahan panas yang terjadi pada sistem panci bertekanan terhadap perubahan intensitas radiasi matahari, serta efisiensi yang dapat diraih sistem panci pada kondisi iradiasi terukur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Suhu optimum yang dapat diraih dari prototipe sistem panci berdasarkan 2 data yang telah dipilih adalah pada bagian dasar-luar panci adalah 224,2 oC, untuk bagian dasar-dalam panci sebesar 202,5 oC, dinding-dalam panci = 131,2 oC, tutup panci = 98,2 oC, dan dinding-luar panci (tertutup glasswool) = 84,7 oC. (2) Prototipe sistem panci bertekanan ini dapat menghasilkan tekanan optimum sebesar 0,15 bar atau setara dengan 15 kPa ketika menggunakan air sebagai fluida kerja, sedangkan ketika memakai minyak belum mampu menghasilkan tekanan. (3) Nilai kalor optimal prototipe sistem yang dihasilkan saat proses termal dari 2 data terbaik adalah pada bagian dasar-luar ke dalam = 192,34 kW, dasar dalam ke fluida = 9,8 kW, fluida ke dinding dalam = 40,16 kW, dan bagian dinding dalam ke luar = 171,09 kW. (4) Efisiensi termal optimum yang dapat dihasilkan oleh prototipe sistem panci bertekanan adalah sebesar 88,97%, pada kondisi radiasi matahari 1120 W/m2

    Generator Magnet Permanen Sebagai Pembangkit Listrik Putaran Rendah

    Get PDF
    Development renewable energy as electrical energy need to be followed by provision of low speed generator, especially for small-scale use of alternative energy. This study discusses the design of low speed synchronous generator using permanent magnets for producing magnetic flux in the rotor. Stator coils are designed so that on the rotation of 500 rpm generator can produce 5 watts output power at 3 phase voltage 12 Vac

    Development of Specialty Robusta Coffee with Saccharomyces Cerevisiae Fermentation to Improve Coffee Quality

    Get PDF
    Robusta coffee is one of the plantation commodities that has an important role in economic activities in Indonesia. Coffee is one of Indonesia's export commodities which is quite important as a foreign exchange earner for the country. Indonesia is listed as the fourth largest coffee producer after Brazil, Vietnam and Colombia. However, in the export market, Indonesia's coffee is still in ninth place. Post-harvest handling of coffee at the farm level generally produces low-quality, random coffee. Therefore, it really needs to be improved in quality to increase competitiveness in the international market. One alternative that is seen as effective is the improvement of the processing process to produce robusta coffee into fine robusta coffee. This study aims to determine the best yeast starter concentration and determine the best fermentation time to produce specialty coffee in the form of fine robusta coffee. This study used two factors, namely yeast concentration using Saccharomyces cerevisiae which included three levels (2%; 3%; 4%) and fermentation time with 3 levels namely 8, 10 and 12 hours. Repetition is carried out three times. The response variables observed were pH and temperature during fermentation, percentage of unpeeled beans, physical quality of rice coffee, density of kamba coffee rice, increase in roast volume, and taste quality. Data were analyzed using Analysis of Variance (ANOVA) with a confidence level of 5% if the ANOVA results showed a significant difference, followed by the Duncan Multiple Range Test (DMRT). The best results were in the R3F3 treatment (4% concentration and 12 hours time) which could produce coffee with the specialty/fine robusta flavor category. Yeast concentration has a significant effect on pH and temperature after fermentation. Meanwhile, the duration of fermentation has a significant effect on pH and temperature and the percentage of seeds that are not peeled. The results of the organoleptic test of the concentration of yeast and the duration of fermentation had a significant effect on the brewing of coffee and the panelists liked it.Kopi robusta merupakan salah satu komoditi hasil perkebunan yang mempunyai peran cukup penting dalam kegiatan perekonomian di Indonesia. Kopi menjadi salah satu komoditas ekspor Indonesia yang cukup penting sebagai penghasil devisa negara. Indonesia tercatat sebagai produsen kopi keempat terbesar setelah Brazil, Vietnam, dan Kolombia. Namun pada pasar ekspor kopi Indonesia masih di urutan kesembilan. Penanganan pascapanen kopi ditingkat petani, pada umumnya menghasilkan kopi asalan dengan mutu rendah. Oleh karena itu, sangat perlu ditingkatkan mutunya untuk menaikkan daya saing di pasar internasional. Salah satu alternatif yang di pandang efektif yaitu perbaikan proses pengolahan untuk menghasilkan kopi robusta menjadi fine robusta coffee. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan konsentrasi starter ragi terbaik dan menentukan waktu fermentasi terbaik untuk menghasilkan specialty coffee berupa fine robusta coffee. Penelitian ini menggunakan dua faktor, yaitu konsentrasi ragi dengan menggunakan Saccharomyces cerevisiae yang meliputi tiga taraf (2%; 3%; 4%) dan waktu fermentasi dengan 3 taraf yaitu 8, 10, dan 12 jam. Pengulangan dilakukan tiga kali. Variabel respon yang diamati adalah pH dan suhu selama fermentasi, presentase biji tidak terkupas, mutu fisik kopi beras, densitas kamba kopi beras, peningkatan volume sangrai, dan mutu cita rasa. Data dianalisis menggunakan Analysis of Varians (ANOVA) dengan tingkat kepercayaan 5% jika hasil ANOVA menunjukkan perbedaan yang signifikan, dilanjutkan dengan Duncan Multiple Range Test (DMRT). Hasil terbaik pada perlakuan R3F3 (konsentrasi 4% dan waktu 12 jam) yang dapat menghasilkan kopi dengan kategori cita rasa specialty/fine robusta. Konsentrasi ragi berpengaruh nyata terhadap pH dan suhu setelah fermentasi. Sedangkan lamanya fermentasi berpengaruh nyata terhadap pH dan suhu dan presentase biji tidak terkelupas. Hasil uji organoleptik perlakuan konsentrasi ragi dan lamanya fermentasi berpengaruh nyata terhadap seduhan kopi dan dapat disukai oleh panelis
    corecore