98 research outputs found
Pembelajaran Sejarah Lokal: Enkulturasi Berpikir Kritis
Sejarah lokal memberikan sumbangsih besar terhadap sejarah nasional. Namun, bukan berarti sejarah lokal selalu menjurus kearah politik. Sejarah lokal juga dapat dimaknai sebagai pengalaman berharga dalam penanaman nilai dan karakter bagi peserta didik. Maka dari itu, dibutuhkan peran optimal dari guru sejarah untuk merancang sebuah pembelajaran sejarah lokal yang dapat menjalankan fungsi enkulturasi berpikir kritis. Konsep berpikir kritis diharapkan mampu mengarahkan peserta didik untuk berpikir solusional pada saat yang tepat. Penulisan ini menggunakan paradigma kualitatif dengan metode studi literatur. Hasil penelitian meliputi: 1) Deteksi nilai filosofis dalam sejarah lokal; 2) Berpikir kritis dalam kajian sejarah lokal; 3) Metode aktivasi dalam pembelajaran sejarah. Kesimpulan yang di dapat yakni: 1) Nilai-nilai sejarah (historical value) yang terdapat pada sejarah lokal sangatlah penting untuk dijadikan refleksi dan imajinasi masa depan dalam berkehidupan dan berbangsa; 2) Pembelajaran sejarah lokal dapat menjadi lebih menarik jika dikontekstualisasikan dengan lingkungan sekitar; 3) Guru dapat leluasa untuk menggunakan berbagai model pembelajaran berbasis nilai pada materi sejarah lokal
EVALUASI PEREMPATAN JALAN MASTRIP BARAT, KALIMANTAN, MASTRIP TIMUR, DAN DANAU TOBA
kawasan dengan kawasan yang lain. Dengan adanya jalan raya yang baik akan memberikamn pelayan terhadap pengguna jalan. Perempatan jalan merupakan arus terjadinya konflik lalu lintas, dan mempunyai peranan penting guna menjsmin kelancaran lalulintaas. Pada kasus ini di perempatan kota jember yaitu jalan kalimantan – mastrip barat – danau toba –mastrip timur merupakan salah satu perempatan yang merupan penunjang kelancaran lalulintas. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dilapangan diketahui bahwa perempatan tersebut bahwa kelancaran lalulintas terhalang oleh lampu merah dan sekolah yang ada disekitar lampu merah.. Diketahui bahwa jam puncak pada Simpang 4 Mastrip terjadi pada pukul 06.15 – 07.15 sebanyak 1846,1 Smp/jam, 12.15 – 13.15 yaitu sebanyak 1622 smp/jam, 19.15 – 20.15 yaitu sebanyak 1640,9 smp/jam. Tundaan simpang 4 Mastrip saat kondisi eksisting adalah 9,21 smp/det, dengan Tingkat Pelayanan adalah B. Diprediksi pertumbuhan kendaraan sebesar 5%, maka prediksi volume lalu lintas pada Simpang 4 Mastrip pada Tahun 2024 saat jam puncak sebesar 2356,14 smp/jam.. Sedangkan kondisi eksisting lamanya waktu siklus simpang 4Mastrip adaah 84 detik, sedangkan setelah dilakukan Manajemen Rekayasa Lalu Lintas adalah95 detik. Perbandingan Panjang antrian pada jalan Mastrip sisi barat saat kondisi eksistingadalah 56,3 meter, pada tahun 2024 menjadi 75 meter, sedangkan setelah dilakukan Manajemen Rekayasa Lalu Lintas pada tahun rencana menjadi 62,5 meter. Berdasarkan hasil pengkajian tersebut perlu adanya pengkajian ulang terhadap kendaraan yang keluar masuk ke sekolah di daerah mastrip barat untuk menunjang kelancaraan lalu lintas
Evaluasi Perempatan Jalan Mastrip Barat, Kalimantan, Mastrip Timur, Dan Danau Toba
Jalan raya merupakan prasaran transportasi darat paling utama yang menghubungkan suatu kawasan dengan kawasan yang lain. Dengan adanya jalan raya yang baik akan memberikamn pelayan terhadap pengguna jalan. Perempatan jalan merupakan arus terjadinya konflik lalu lintas, dan mempunyai peranan penting guna menjsmin kelancaran lalulintaas. Pada kasus ini di perempatan kota jember yaitu jalan kalimantan – mastrip barat – danau toba –mastrip timur merupakan salah satu perempatan yang merupan penunjang kelancaran lalulintas.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dilapangan diketahui bahwa perempatan tersebut bahwa kelancaran lalulintas terhalang oleh lampu merah dan sekolah yang ada disekitar lampu merah.. Diketahui bahwa jam puncak pada Simpang 4 Mastrip terjadi pada pukul 06.15 – 07.15 sebanyak 1846,1 Smp/jam, 12.15 – 13.15 yaitu sebanyak 1622 smp/jam, 19.15 – 20.15 yaitu sebanyak 1640,9 smp/jam. Tundaan simpang 4 Mastrip saat kondisi eksisting adalah 9,21 smp/det, dengan Tingkat Pelayanan adalah B. Diprediksi pertumbuhan kendaraan sebesar 5%, maka prediksi volume lalu lintas pada Simpang 4 Mastrip pada Tahun 2024 saat jam puncak sebesar 2356,14 smp/jam.. Sedangkan kondisi eksisting lamanya waktu siklus simpang 4 Mastrip adaah 84 detik, sedangkan setelah dilakukan Manajemen Rekayasa Lalu Lintas adalah 95 detik. Perbandingan Panjang antrian pada jalan Mastrip sisi barat saat kondisi eksisting adalah 56,3 meter, pada tahun 2024 menjadi 75 meter, sedangkan setelah dilakukan Manajemen Rekayasa Lalu Lintas pada tahun rencana menjadi 62,5 meter.
Berdasarkan hasil pengkajian tersebut perlu adanya pengkajian ulang terhadap kendaraan yang keluar masuk ke sekolah di daerah mastrip barat untuk menunjang kelancaraan lalu lintas.
Kata kunci : lalulintas, kelancaran, tingkat pelayana
Perencanaan Bisnis dan Pembuatan Kue Pukis “Pukis Pelangi” (Tinjauan Aspek Produksi)
The general objective of this final project is to find out how to plan and make a Pukis Pelangi "Cake" business. The specific objectives of this final project are to find out the raw materials used, to find out how the production process of “Pukis Pelangi” Cake, and to find out the obstacles and solutions faced during the production process. The project implementation method consists of four stages, namely Project Preparation, Project Implementation, Project Completion, and Project Reporting. The end result of this product is to produce a new product, Cake Pukis. The production process is divided into several stages: The process of providing raw materials for production, processing of making pukia cakes, baking pukis, spreading chocolate on top of pukis cake and sprinkling grated cheese, given jam and mesis. The obstacle that is faced is due to the fact that the cake product dough has long expanded, resulting in a long wait to expand and do the baking. The solution that is done is that it must always be stirred to quickly expand the dough
IMPLEMENTASI KELUARGA HARMONIS DI KALANGAN KELUARGA TENAGA KERJA WANITA (TKW) (STUDI KASUS DI DUSUN RESOMULYO DESA GENTENG WETAN KABUPATEN BANYUWANGI)
Everyone who carries out a marriage certainly craves a harmonious family and has pious offspring. Harmonious families must be able to set a good example to the surrounding environment. But it is undeniable that there are still many families who are a burden and live dependent on their surroundings due to economic factors. As happened in Resomulyo Hamlet, Genteng Wetan Village, Banyuwangi Regency, this research then focuses on the concept of a harmonious family, the role of husband and wife in creating a harmonious family and the implementation of a harmonious family among female workers. This research uses a qualitative approach, with the type of case study research, namely to conduct an in-depth exploration of harmonious families among TKW. The results of this study indicate that families among TKW in Resomulyo Hamlet, Genteng Wetan Village, Banyuwangi Regency are running harmoniously, it is proven that every husband and wife are able to realize good cooperation with their partners to improve or improve the quality of the household economy. Meanwhile, in the division of roles in carrying out domestic relations, husband-wife couples run flexibly, meaning that they are not based on gender, they assume that men and women have gender equality and justice in the household or in other words complement and complete each other. Kata kunci: Konsep, Implementasi, Keluarga Harmonis, Tenaga Kerja Wanit
Strategi pengurus ma’had tahfidzul Qur’an Imam Ibnu Katsir Pemalang untuk merealisasikan habituasi santri dalam menghafal Al-Qur’an
Latar belakang masalah dalam penelitian ini adalah ma’had tahfdzul Qur’an sebagai institusi pendidikan islam di Indonesia yang memainkan peran krusial dalam menjaga serta merealisasikan pembiasaan santri dalam menghafal Al-Qur’an. Pengurus dalam hal ini juga sering dihadapakan pada berbagai tantangan yang mempengaruhi kelancaran kegiatan dalam habituasi santri dalam menghafal Al-Qur’an. Permasalahan tersebut diantaranya adalah faktor internal, yaitu: rasa malas pada santri dan kondisi fisik pada santri; faktor eksternal, yaitu: pengaruh teknologi dan pegaruh lingkungan yang dialami oleh para santri. Oleh sebab itu perlunya pengurus dalam hal ini untuk bisa menerapkan straegi yang tepat, agar santri dapat mebiasakan diri dalam menghafal Al-Qur’an dengan baik dan benar. Ada pun tujuan dari penelitian ini adalah tujuan dari penelitian ini adalah,1) Mengetahui bagaimana strategi pendidik dalam pelaksanaan program yang di terapkan dari di Ma'had Tahfidzul Qur'an Imam Ibnu Katsir Pemalang dalam mencetak generasi Qur'ani serta pengamalan atau implementasinya agar manjadi kebiasaan (Habituasi) melalui program tahfidzul Qur'an. 2) Mengetahui apa saja kendala dan solusi/motivasi yang di berikan kepada pendidik ketika dalam proses menghafal Al-Qur’an.
Metode penelitian ini adalah penelitian kualitatif, dengan pendekatan deskriptif kualitatif melalui, observasi, wawancara dan observasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah reduksi data, penyajian data, dan kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi yang dilakukan di di Ma'had Tahfidzul Qur'an Imam Ibnu Katsir Pemalang sudah efektif, dengan metode yang digunakan yaitu metode talaqqi, takrir, sama’I, murajaah, dan mudarrosah. Adapun problematika yang timbul yaitu timbulnya rasa malas, banyaknya hafalan, kondisi fisik yang kurang baik, pengaruh teknologi, sering melakukan perbuatan tercela yang menyebabkan terjadi hambatan dalam menghafal. Tetapi problematika tersebut dapat diselesaikan dengan baik seperti melawan rasa malas dengan motivasi, selalu menjaga Kesehatan, memperbanyak murajaah, seselalu melakukan perbuatan terpuji, memanfaatkan teknologi dengan baik dan mencari lingkungan yang nyaman untuk mempermudah dalam menghafal Qur’an
METODE DAKWAH RONGGO WARSITO MELALUI MEDIA WAYANG KULIT SROBYONG, MLONGGO, JEPARA
Penilitian ini bertujuan untuk mengetahui : 1) untuk mengetahu Biografi Ki Ronggo Warsito Desa Srobyong, Mlonggo, Jepara. 2) untuk mengetahui Praktik Ronggo Warsito Dalam Dakwah Budaya. 3) untuk mengetahui Analisis Metode Dakwah Wayang Kulit Ronggo Warsito. 4) Untuk mengetahui Faktor Penghambat dan Pendukung Dakwah Ronggo Warsito Desa Srobyong, Mlonggo, Jepara.
Penelitian ini termasuk jenis penelitian lapangan (field Research) dan merupakan penelitian kualitatif. Merupakan jenis kualitatif deskriptif yaitu data yang dikumpulkan berbentuk kata-kata yang lebih menekankan pada Metodenya dimana metode dakwah dikatakan berhasil manakala bahasa atau pesan yang disampaikan oleh komunikator (da’i) kepada subjek dakwah (mad’u) ini dapat dipahami secara menyeluruh dan mudah dipahami.
Dengan mengetahui karakter dan kpribadia mad’u sebagai penerima dakwah, maka dakwah melalui media wayang kulit dan di korelasikan dengan Grup Wayang akan lebih mengena baik materi, pesan, maupun media yang digunakan tepat sasaran.
Adapun yang menjadi penelitian adalah Ki Ronggo Warsito. Tekhnik pengumpulan data yang digunakan : wawancara dan menggunakan metode dokumentasi dan metode analisis data menggunakan metode deskriptif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Dakwahnya Ki Ronggo Warsito tersebut menggunakan wayang kulit dan diiringi Grup Wayang Mustika Laras sebagai media dakwahnya dikarenakan ingin melestarikan atau nguri-nguri dakwahnya Walisanga di tanah Jawa.
Khususnya Sunan KaliJaga Demak, sekaligus dikomparasikan dengan media shalawat sesuai dengan mad’u yang mendengarkan. Dengan ini masyarakat lebih memaknai wayang kulit sebagai nilai-nilai pesan dan religius dalam memaknai Islam.
Materi dari dakwah Ki Ronggo Warsito Desa Srobyong, Mlonggo, Jepara bersumber dari Al-Qur’an dan Hadist serta materi ceramah bersifat kondisional, tergantung dari jenis acara pada pengajian tersebut. Jika acaranya walimatul urusy beliau akan menerangkan tentang pernikahan dan hal-hal saja yang berkaitan dengan nikah dan lain-lain
METODE DAKWAH RONGGO WARSITO MELALUI MEDIA WAYANG KULIT SROBYONG, MLONGGO, JEPARA
Penilitian ini bertujuan untuk mengetahui : 1) untuk mengetahu Biografi Ki Ronggo Warsito Desa Srobyong, Mlonggo, Jepara. 2) untuk mengetahui Praktik Ronggo Warsito Dalam Dakwah Budaya. 3) untuk mengetahui Analisis Metode Dakwah Wayang Kulit Ronggo Warsito. 4) Untuk mengetahui Faktor Penghambat dan Pendukung Dakwah Ronggo Warsito Desa Srobyong, Mlonggo, Jepara.
Penelitian ini termasuk jenis penelitian lapangan (field Research) dan merupakan penelitian kualitatif. Merupakan jenis kualitatif deskriptif yaitu data yang dikumpulkan berbentuk kata-kata yang lebih menekankan pada Metodenya dimana metode dakwah dikatakan berhasil manakala bahasa atau pesan yang disampaikan oleh komunikator (da’i) kepada subjek dakwah (mad’u) ini dapat dipahami secara menyeluruh dan mudah dipahami.
Dengan mengetahui karakter dan kpribadia mad’u sebagai penerima dakwah, maka dakwah melalui media wayang kulit dan di korelasikan dengan Grup Wayang akan lebih mengena baik materi, pesan, maupun media yang digunakan tepat sasaran.
Adapun yang menjadi penelitian adalah Ki Ronggo Warsito. Tekhnik pengumpulan data yang digunakan : wawancara dan menggunakan metode dokumentasi dan metode analisis data menggunakan metode deskriptif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Dakwahnya Ki Ronggo Warsito tersebut menggunakan wayang kulit dan diiringi Grup Wayang Mustika Laras sebagai media dakwahnya dikarenakan ingin melestarikan atau nguri-nguri dakwahnya Walisanga di tanah Jawa.
Khususnya Sunan KaliJaga Demak, sekaligus dikomparasikan dengan media shalawat sesuai dengan mad’u yang mendengarkan. Dengan ini masyarakat lebih memaknai wayang kulit sebagai nilai-nilai pesan dan religius dalam memaknai Islam.
Materi dari dakwah Ki Ronggo Warsito Desa Srobyong, Mlonggo, Jepara bersumber dari Al-Qur’an dan Hadist serta materi ceramah bersifat kondisional, tergantung dari jenis acara pada pengajian tersebut. Jika acaranya walimatul urusy beliau akan menerangkan tentang pernikahan dan hal-hal saja yang berkaitan dengan nikah dan lain-lain
Análisis y propuesta de mejora de procesos utilizando herramientas de manufactura esbelta en una empresa mediana transformadora de plásticos
El presente trabajo surge de la necesidad de plantear mejoras en el sistema de
producción actual de una empresa dedicada a la fabricación de productos plásticos,
utilizando las herramientas de Manufactura Esbelta, con el fin de poder incrementar la
satisfacción del cliente, optimizar el uso de recursos y generar ahorro de costos.
A fin de conocer la situación actual de la empresa, se realizó la revisión de indicadores
históricos con respecto a la productividad, ventas y calidad. Dado a que la
implementación propuesta busca generar el mayor impacto para la empresa en
estudio, se seleccionó la línea de producción de inyección de lavatorios (producto
estrella). Luego, de realizó el mapa de flujo de valor (VSM, siglas en inglés) y un
análisis de criticidad de los problemas identificados, lo cual nos permitió elegir y
priorizar las herramientas de Manufactura Esbelta a aplicar.
En las áreas de preparación de material, inyección y acabado; se identificó falta de
orden y limpieza, ya que se incurría en 24 horas semanales en solo búsqueda de
herramientas y materiales, por lo que se planteó aplicar las 5S’s en primer lugar.
En el área de inyección (área crítica), se planteó la aplicación de SMED para reducir
las 3 horas incurridas en el montado y desmontado de los moldes metálicos;
mantenimiento autónomo, para reducir los tiempos de espera y reparación de las
máquinas inyectoras. Asimismo, la aplicación de trabajo estandarizado y PokaYoke,
para reducir la cantidad de defectos y el tiempo incurrido en el retiro de colada y
rebaba en los productos.
De igual manera, en el área de acabado, se aplicará Poka Yoke para reducir la
cantidad de errores en el despacho de productos defectuosos y mejorar la
diferenciación de paquetes con diferentes destinos de entrega, lo cual generaba una
pérdida promedio mensual de S/. 4,616.00 en pedidos insatisfechos.
Con la implementación se espera un incremento de la disponibilidad, rendimiento y
calidad en alrededor de 16%, 17% y 3% respectivamente. Asimismo, en términos
monetarios, la implementación conllevará una inversión de S/. 91,532.50 y se espera
que se genere un ahorro de S/. 96,026.54 trimestrales.
Por lo descrito anteriormente, se recomienda extender la aplicación de la manufactura
esbelta a lo largo de las demás líneas de producción, de forma que se cree una cultura
de mejora continua.Tesi
- …
