72 research outputs found
Penetapan Tingkat Eksploitasi dan Status Populasi Kura-kura Hutan Sulawesi (Leucocephalon yuwonoi McCord, Iverson and Boeadi, 1995) di Kawasan Sulawesi Tengah Bagian Utara, Indonesia
Kura-kura Sulawesi (Leucocephalon yuwonoi McCord, Iverson and Boeadi, 1995) adalah satu dari sekian banyak kura-kura yang paling sedikit diketahui dan paling jarang di dunia. Pada tahun 1995 yaitu tahun pertama ditemukan, kura-kura ini telah membanjiri restoran di daratan utama Cina, dan oleh IUCN-The World Conservation Union populasi kura-kura ini dikategorikan kritis. Penelitian ini untuk mengungkap tingkat eksploitasi dan status kura-kura Sulawesi yang dilakukan di kawasan utara Sulawesi Tengah dari tanggal 28 April sanpai 13 Mei 2002. Penelitian dilakukan dengan dua pendekatan yaitu (1) survei menggunakan garis transek pada habitat yang merupakan kawasan anak sungai dan (2) kunjungan kepada para pemburuh atau kolektor untuk mendata jumlah kura-kura yang ditangkap. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat eksploitasi kura-kura Sulawesi pada tahun 2002 diperkirakan mencapai 720 ekor dan status populasinya dinyatakan langka dengan frekuensi 1,91 per hari. Hasil penelitian berhasil pula mengungkapkan lokasi baru pada penyebaran kura-kura Sulawesi
Komunitas Herpetofauna dan Potensinya bagi Sektor Ekowisata pada Kawasan Ketenger-Baturraden di Selatan Kaki Gunung Slamet, Jawa Tengah
I expressed the distribution, broad habitat association, and ecotourism potential of herpetofauna based on four habitat types on Ketenger-Baturraden,MountSlamet,Central Java. The data was gathered by opportunistic searching. Sorensen index was used to determine similarity between communities; and cluster analysis was used to determine the habitat utilization. As the results, 35 species were recorded, comprising 16 frogs, 11 lizards and 8 snakes. The species richness was decreased from natural forest to habitat types that open and having homogenous vegetation. The herpetofauna communities between natural forest and limited production forest had the highest similarity (50%). The natural forest is important habitat and should be conserved. Based on habitat types, there were nine groups of herpetofauna. The ecotourism potential of herpetofaunal richness on Ketenger-Baturraden is not yet exploited
Diversitas Suku Agamidae (Reptilia: Squamata) pada Berbagai Tipe Habitat di Kawasan Pertambangan Emas Martabe, Sumatera Utara: Dalam Tahap Konstruksi
A study of Agamid lizards diversity and their distribution surrounding Martabe Mining project Area, South Tapanuli, North Sumatera was conducted in five different habitat types. The data were gathered by opportunistic searching in each habitat type with two replications. Shannon-Wiener index was used to determine the diversity while the homogeneity was verified by Pielou index. The similarity of Agamid communities among habitat types was confirmed by Sorensen coefficient. As a result, 9 Agamid species were recorded with Draco melanopogon as the major component of Agamid community making up 49.1% of total individuals gathered. Highest diversity occurred in moderately disturbed forest, but the most homogeny took place in riparian lowland forest. The cluster analysis using Sorensen’s coefficient of agamid species distribution among habitat types distributed the habitats into three major groups, with the most similarity occurred between primary and riparian lowland forests (75%). The identification key of the species was made
Perbandingan Pakan Londok Pseudocalotes Tympanistriga (Squamata: Agamidae) Selama Musim Penghujan Dari Dua Tipe Habitat Di Gunung Ciremai, Jawa Barat
Telah dilakukan analisis isi lambung dari 64 spesimen koleksi Pseudocalotes tympanistriga
(Squamata: Agamidae) yang dikoleksi saat musim penghujan (April 2006 dan Maret 2008) dari
Gunung Ciremai, Jawa Barat. Terungkap bahwa pakan alami terdiri atas bermacam
arthropoda kecil dan tidak terdapat unsur material tumbuhan. Terungkap pula bahwa populasi
P. tympanistriga dari lokasi Arban hanya mengkonsumsi 12 macam mangsa sedangkan populasi
dari lokasi Cigowong mengkonsumsi 22 macam mangsa. Perbedaan ini merupakan refleksi dari
perbedaan tipe habitat antara kedua lokasi tersebut. Kedua populasi tersebut mempunyai
kesamaan fenomena dalam hal tumpang tindih relung antar jenis kelamin maupun dengan
betina bunting. Tidak adanya perbedaan yang signifikan antara proporsi ukuran tubuh
(AGL/SVL) mungkin yang menyebabkan kesamaan dalam aktivitas mencari/berburu mangsa
antar jenis kelamin maupun antara betina bunting dan non bunting
Observations on Natural Foods and Nutrition Content of Critically Endangered Turtle (Leucocephalon yuwonoi) in Central Sulawesi
Kura-kura Sulawesi (Leucocephalon yuwonoi) adalah satu dari dua jenis kura-kura endemik Sulawesi dengan penyebaran yang terbatas. Sejauh ini data natural historinya sangat minim, padahal sangat dibutuhkan dalam upaya penangkaran satwa yang berstatus kritis IUCN ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap tentang pakan di alam beserta kandungan nutrisinya. Survei lapangan dilakukan di kawasan Bangkir dari tanggal 23 Mei sampai 5 Juni 2004 dan di Moutong dari tanggal 11 sampai 19 Oktober 2004. Data pakan di alam diperoleh dari analisis sampel feces dan hasil wawancara kepada para pemburu kura-kura beserta pengumpul. Kepastian nama jenis pakan diperoleh dengan melakukan identifikasi sampel tumbuhan pakan di Herbarium Bogoriense. Data kandungan nutrisi diperoleh melalui analisis proksimat sampel pakan yang terkoleksi selama survei. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat 32 jenis tumbuhan yang jadi sumber pakan di alam, variasi kandungan nutrisi yang cukup besar, kandungan lemak rendah berkisar antara 0.74 - 8.33% (2.41+2.03) dari berat kering. Berdasarkan dominansi, keberadaan di habitat (multiple season) dan tingginya kandungan energi diduga kuat bahwa Colocasia esculenta, Limnocharis flava and Ipomoea aquatica merupakan pakan utama di alam
Morfologi Larva Dan Pola Infeksi Falcaustra Kutcheri Bursey Et.al., 2000 (Nematoda : Cosmocercoidea: Kathalaniidae) Pada Leucocephalon Yuwonoi (McCord Et.al., 1995) Di Sulawesi Tengah, Indonesia
Morphological Study of Larvae and Infection Pattern of Falcaustra kutcheri Bursey et.al.,2000 in Leucocephalon yuwonoi Mc Cord et.al., 1995 from Sulawesi. Some nematode parasitesFalcaustra kutcheri Bursey et.al., 2000 were found in alimentary tract of Leucocephalonyuwonoi, those were large in numbers in rectum and a small numbers in stomach. Both adultand larvae were collected from the host. The larvae were different on mouth structure and theshape of esophagus. An additional character, i.e two lateral branches of the anterior part ofintestine, that appear along the growth of larvae were reported
- …