7 research outputs found

    Pengaruh Berkumur Rebusan Daun Sirih Merah (Piper crocatum Ruiz & Pav.) Terhadap Status Kebersihan Gigi dan Mulut serta Derajat Keasaman Saliva Pada Anak Usia 10 – 11 Tahun

    Get PDF
    Plaque buildup on the tooth surface and a decrease in salivary pH can be a risk of dental caries. Children aged 10-11 years are an age that is prone to dental and oral health problems such as dental caries. The percentage of children who have caries at the age of 10-11 years is 82%. Red betel leaf is known to contain antibacterial compounds that can be used as natural ingredients in making mouthwash to inhibit plaque formation and increase salivary pH. The research objective: to determine the effect of red betel leaf decoction (Piper crocatum Ruiz Pav.) on oral hygiene and the degree of acidity of saliva in children aged 10-11 years. Research methods: using a quasi-experimental design with one group pre-test and post-test designs. Sampling by purposive sampling as many as 20 people. The research measuring instrument used the PHP index and saliva pH. Data analysis used the Wilcoxon test. The results: after gargling red betel leaf stew, the average oral hygiene status increased from 2.90 to 1.98 and the degree of saliva acidity increased from 6.65 to 7.7, the Wilcoxon test results obtained p-value = 0.000 (0.05). Conclusion: there is an effect of gargling red betel leaf decoction on oral hygiene status and the degree of acidity of saliva in children aged 10-11 years

    IMPLEMENTASI DISCLOSING TABLET DAN SIKAT GIGI TIGA SISI DALAM MENINGKATKAN STATUS ORAL HYGIENE SISWA SEKOLAH DASAR

    No full text
    Menurut laporan Riset Kesehatan Dasar Indonesia pada tahun 2018,  Prevalensi karies pada kelompok Pendidikan tamat SD/MI melebihi angka rata-rata Indonesia yaitu 89% dan mempunyai indeks pengalaman karies (DMFT) sebanyak 8,2. Angka DMFT tersebut menunjukan rata-rata anak lulusan SD/MI mempunyai pengalaman karies sebanyak 8 gigi. Jawa Barat mempunyai presentase masalah Kesehatan gigi dan mulut di atas angka nasional yaitu 58%, sedangkan data dari Dinas Kesehatan Kota (DKK) Tasikmalaya, pada Tahun 2017 menunjukkan prevalensi karies gigi pada anak SD sebesar 56,2%. Faktor etiologi karies salahsatunya yaitu akumulasi plak. Factor yang mempengaruhi pembersihan plak yang efektif yaitu tergantung pada Teknik menyikat gigi yang tepat, kepatuhan pasien, dan keterampilan motoric halus pasien. Kelompok usia kurang dari 12 tahun lebih mungkin melewatkan area menyikat gigi sehingga lebih banyak plak yang tertinggal pada permukaan gigi.8,9 Permukaan yang paling sering gagal disikat oleh anak-anak yaitu permukaan lingual. Salah satu desain yang menarik adalah sikat gigi tiga sisi yang dirancang untuk membersihkan permukaan bukal, lingual, dan oklusal secara bersamaan. Selain sikat gigi dengan rancangan kepala tiga sisi, Nagashima dkk., 2018 menemukan bahwa penggunaan disclosing solution efektif dalam meningkatkan status kebersihan gigi dan mulut anak kelas 1, 4, 5 dan 6 Sekolah Dasar. Berdasarkan hasil observasi dan diskusi mitra, prioritas masalah yang dihadapi oleh mitra yaitu  Kurangnya kesadaran anak kelas V SDN 3 Sumelap dalam menjaga kebersihan gigi dan mulut serta Rata-rata status oral hygiene anak kelas V SDN 3 Sumelap berkriteria buruk. Berdasarkan latar belakang tersebut, Solusi yang diusulkan atau ditawarkan dalam kegiatan ini PKM ini yaitu Mengenalkan cara menjaga kebersihan gigi dan mulut dengan cara menyikat gigi menggunakan sikat gigi tiga sisi yang sebelumnya diberikan disclosing tablet sehingga anak dapat melihat secara langsung plak yang akan dibersihkan, kemudian Praktek menyikat gigi menggunakan sikat gigi tiga sisi yang sebelumnya diberikan disclosing tablet. Luaran dalam kegiatan ini yaitu jurnal nasional pengabdian kepada masyaraka

    Analisis Program kegiatan Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) di Puskesmas Halmahera

    No full text

    Analysis of UKGS program in Puskesmas Halmahera

    No full text
    ABSTRACT Public Health Center Halmahera is one of the health centers in the city of Semarang which runs UKGS phase II program in 14 elementary school (SD) and stage III at 1 SD. UKGS in Halmahera PHC activities include counseling, mass and networking toothbrush oral health carried out only once a year, which in turn have an impact on not achieving a targeted program UKGS Ministry of Health. The government is targeting oral health conditions in 2014 as the prevalence of caries-free in one molar (M1) by 50%, the extension executed onece each quaertermester 80% SD and activities jointly undertaken toothbrush every day at school in 50% SD. Based on these data, there is a gap between the state of oral health of elementary school students in the area of PHC Halmahera Semarang against government targets.The purpose of writing this case report to analyze the problems in the health center program UKGS Halmahera.This case report was compiled using the observational method through observation of data, task analysis with the observation of the work performed by dental health workers related to UKGS activities, interviews to gather information on the implementation of the program to UKGS activities manager’s in Puskesmas Halmahera Semarang.The activity results obtained in UKGS priority issues that have not been optimized in accordance with the guidelines UKGS 2012, due to lack of dental care, especially dental nurse who is spearheading the implementing UKGS.This is in accordance with the Regulation of the Minister of Health No. 58 of 2012 that the dental nurse is authorized to conduct promotive and preventive activities including conducting UKGS.There is no UKGS operational funds from Semarang City Health Office, so that the activity is difficult to do, UKGS monitoring and evaluation activities cannot be conducted, lack of parents participants’s role and children’s motivation in dental and follow-through oral health care.The report in this case conclude that UKGS activity is unsuccessful in Halmahera Semarang Public health center affected by the lack of dental health workers, there are no UKGS operational funds, the absence of monitoring and evaluation, and the lack of participation and motivation of parents toward advanced dental care. Keywords: Dental and Oral Health Care, UKGS, Public Health Cente

    PELATIHAN DALAM MENYUSUN PERANGKAT PELATIHAN DENTAL HOMECARE ORANG TUA TUNAGRAHITA MELALUI VIRTUAL LEARNING

    No full text
    Tujuan dari pengabdian masyarakat ini yaitu untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan orang tua dalam merawat dan menjaga kesehatan gigi dan mulut anak tunagrahita yang bisa dilakukan di rumah. Peserta dari kegiatan ini yaitu 30 orang tua anak tunagrahita yang berasal dari SLBN Tamansari. Virtual learning mengacu pada proses pembelajaran yang terjadi di kelas maya yang berada dalam cyberspace melalui jaringan Internet. Media pembelajaran yang digunakan yaitu zoom meeting/ google meet dan grup whatsapp. Pelaksanaan zoom/ google meet dilaksanakan dalam membahas teori pada sesi pertama yang isinya membahas mengenai cara mendeteksi penyakit yang sering muncul pada anak tunagrahita dengan media yang digunakan adalah Power Point (PPT).  Pelaksanaan Kegiatan selama 7 (tujuh) Bulan dari mulai bulan April sampai dengan Nopember  2022. Kegiatan Pengabdian masyarakat ini dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan orang tua dalam merawat dan menjaga kesehatan gigi dan mulut anak tunagrahita yang bisa dilakukan di rumah atau dental homecare. Virtual learning mengacu pada proses pembelajaran yang terjadi di kelas maya yang berada dalam cyberspace melalui jaringan Internet. Media pembelajaran yang digunakan yaitu zoom meeting dan grup whatsap

    OPTIMALISASI PENERAPAN PROTOKOL KESEHATAN DAN PENTINGNYA VAKSINASI COVID-19

    No full text
    Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat terkait pentingnya pelaksanaan protokol Kesehatan dan vaksinasi sebagai upaya preventif dari penyebaran COVID-19.  Sehingga harapannya dengan pengetahuan dan informasi yang diberikan dapat langsung diaplikasikan utamanya di dalam keluarga dan bisa disampaikan kepada masysrakat yang ada di lingkungan rumah.  Solusi permasalahan yang akan diambil dalam pelaksanaan pengabdian masyarakat bina wilayah yaitu dengan meningkatkan pengetahuan dan pemahaman masyarakat, berupa pemberian edukasi atau penyuluhan mengenai pentingnya penerapan Protokol Kesehatan dan vaksinasi Covid-19. Penyuluhan akan diberikan secara bertahap yaitu sebanyak tiga kali kunjungan dengan menggunakan media Power Point. Peserta kegiatan sebanyak 165 orang yang berasal dari kelurahan tanjung kecamatan Kawalu Kota Tasikmalaya. Pelaksanaan kegiatan dilaksanakan pada Bulan September tahun 2022. Kegiatan penyuluhan kesehatan mengenai vaksinasi Covid-19 adalah salah satu upaya untuk membantu pemerintah dalam memberikan edukasi tentang penanggulangan Covid-19 yang saat ini telah menjadi pandemic melalui protokol kesehatan lainnya yang sudah ditetapkan oleh pemerintah. Vaksinasi Covid-19 akan memiliki dampak baik lainnya untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan yang terpenting adalah memutus rantai penularan Covid-19. Penyuluhan kesehatan terbukti efektif dalam meningkatkan pengetahuan masyarakat untuk kesediaan mengikuti vaksinasi Covid-19. Responden yang berhasil diberikan penyuluhan yaitu sejumlah 165 responden
    corecore