10 research outputs found
PENGARUH PENGGUNAAN NIFEDIPIN PADA PENDERITA HIPERTENSI TERHADAP LAJU ALIRAN SALIVA DAN PEMBESARAN GINGIVA
Background : The prevalence of hypertension is increasing in society. Nifedipine as one of antihypertensive drugs from Calcium Channel Blocker is the type of drug that is often used . The impact on the oral cavity due to the use of nifedipine in patients with hypertension can cause gingival enlargement and reduction in salivary flow . Aim : This research was to prove the influence of nifedipine on gingival enlargement and salivary flow. Method : This study is using observational analytic design with cross sectional approach. The required number of subjects in the study were 70 people who were divided into nifedipine-users group and control group. Subjects were conducted with consecutive sampling method. Gingival enlargement is measured vertically and horizontally using a periodontal probe. Saliva was conducted using passive drool for 1 minute. Result : Mann Whitney test can be concluded that there is a significant difference for gingival enlargement and salivary flow rate between nifedipine user groups and the control group ( p < 0,05 ). Conclusion : There is a significant relationship to gingival enlargement and salivary flow rate per minute between hypertensive patients who use nifedipine and do not use nifedipine. Keywords : Hypertension, nifedipine, salivary flow rate, gingival enlargeme
PENGARUH ROKOK TERHADAP PENINGKATAN FREKUENSI PEMBENTUKAN MIKRONUKLEUS PADA MUKOSA MULUT
Latar Belakang : Merokok dapat menyebabkan kerusakan genetik pada mukosa rongga mulut dan meningkatkan resiko kanker mulut karena mengandung berbagai macam substansi genotoksik. Karena mikronukleus merupakan salah satu penanda kerusakan genetik, pengukuran frekuensi mikronukleus pada mukosa mulut dapat menjadi salah satu usaha untuk mendeteksi sejauh mana efek genotoksik dari rokok. Tujuan : Mengetahui pengaruh rokok terhadap peningkatan frekuensi pembentukan mikronukleus pada mukosa mulut penggunanya. Metode : Penelitian cross-sectional yang membandingkan jumlah mikronukleus pada perokok (n=35) dan bukan perokok (n=35), serta korelasi antara lama paparan dan frekuensi batang rokok per hari terhadap frekuensi mikronukleus perokok. Preparat diambil dari hapusan mukosa bukal dan dicat dengan metode modifikasi reaksi Feulgen-Rossenbeck. Mikronukleus dihitung per 1000 sel tiap preparat. Hasil : Dari hasil penelitian tidak didapatkan perbedaan bermakna dari jumlah mikronukleus kelompok perokok dan kelompok kontrol (p=0,70) dengan rata-rata jumlah mikronukleus 5,28 pada kelompok perokok dan 4,3 pada kelompok kontrol. Frekuensi mikronukleus pada kelompok perokok tidak dipengaruhi oleh lama merokok (p=0,304) maupun frekuensi batang rokok per hari (p=0,117). Pada kedua kelompok ditemukan korelasi bermakna antara usia dan frekuensi mikronukleus (p=0.042) . Simpulan : Berdasarkan penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh rokok terhadap peningkatan frekuensi pembentukan mikronukleus pada mukosa mulut kelompok perokok. Kata kunci : Rokok, mikronukleus,mukosa mulu
PENGARUH PAPARAN AEROSOL CAT SEMPROT TERHADAP FREKUENSI PEMBENTUKAN MIKRONUKLEUS MUKOSA MULUT PADA PENGGUNA CAT SEMPROT
Latar Belakang : Meningkatnya kebutuhan manusia mendorong terbukanya lapangan
pekerjaan baru, salah satunya tukang cat semprot. Dalam keseharianya, kelompok pekerja ini
terpapar partikel-partikel kecil dari aerosol cat semprot yang mengandung substansi-substansi
kimia yang dapat merusak susunan genetik sel manusia seperti benzena, timbal, Polyaromatic
hydrocarbon (PAH), cadmium, dan lain-lain. Substansi tersebut dinamakan substansi
genotoksik. Substansi genotoksik dalam aerosol cat semprot yang terinhalasi secara terus
menerus dapat mengendap di dalam rongga hidung dan mulut pekerja yang bersangkutan,
terutama bila tidak menggunakan masker yang memadai. Akumulasi substansi ini dapat
merusak susunan genetik sel dan merusak inti sel. Kerusakan inti sel salah satunya adalah
mikronukleus, yaitu inti sel kedua yang berukuran lebih kecil dan terpisah dari inti utama
dalam satu sel. Frekuensi pembentukan mikronukleus di mukosa mulut yang berlebihan
berpotensi menyebabkan terjadinya keganasan rongga mulut.
Tujuan : Mengetahui pengaruh paparan aerosol cat semprot terhadap frekuensi pembentukan
mikronukleus mukosa mulut pada pengguna cat semprot serta menganalisis pengaruh masa
kerja dan usia.
Metode : Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional dengan menggunakan data
primer yaitu preparat apusan mukosa rongga mulut kelompok tukang cat semprot dan
kelompok kontrol yaitu orang yang tidak terpapar aerosol cat semprot dalam kesehariannya di
kota Jogjakarta dengan jumlah sampel masing-masing kelompok adalah 35 orang.
Hasil : Dari hasil penelitian didapatkan perbedaan jumlah mikronukleus secara bermakna
antara kelompok tukang cat semprot dan kelompok kontrol (p=0,000) dengan rata-rata jumlah
mikronukleus 11,1613 pada kelompok tukang cat semprot dan 4,300 pada kelompok kontrol.
Masa kerja memiliki nilai korelasi 0,752 dengan sig 0,000 terhadap frekuensi pembentukan
mikronukleus. Usia memiliki nilai korelasi 0,687 dengan sig 0,000 terhadap frekuensi
pembentukan mikronukleus.
Simpulan : Berdasarkan penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh paparan
aerosol cat semprot terhadap frekuensi pembentukan mikronukleus. Masa kerja dan usia
berkorelasi signifikan dengan derajat hubungan kuat terhadap frekuensi pembentukan
mikronukleus mukosa mulut pada pengguna cat semprot.
Kata kunci : aerosol cat semprot, pembentukan mikronukleus, tukang cat sempro
PENGARUH PEMAKAIAN KONTRASEPSI SUNTIK DEPO PROVERA TERHADAP pH DAN VOLUME SALIVA SERTA ANGKA LEUKOSIT CAIRAN SULKUS GINGIVA
Latar belakang : Kontrasepsi suntik depo provera mengandung hormon
progesteron berguna untuk mencegah terjadinya kehamilan pada wanita. Apabila
terjadi peningkatan hormon progesteron maka akan mempengaruhi kondisi
lingkungan rongga mulut. Di dalam rongga mulut terdapat saliva dan leukosit
dalam cairan sulkus gingiva baik dalam keadaan sehat maupun meradang.
Tujuan : Mengetahui pengaruh pemakaian kontrasepsi suntik depo provera
terhadap pH dan volume saliva serta angka leukosit cairan sulkus gingiva.
Metode : Penelitian ini menggunakan desain penelitian observasional analitik
dengan rancangan studi cross sectional. Subyek penelitian sebanyak 40 wanita
berusia 20-35 tahun, yang terbagi atas 20 wanita pemakai kontrasepsi suntik depo
provera dan 20 kelompok kontrol di Kelurahan Kramas Kecamatan Tembalang
Kota Semarang. Penelitian ini diawali dengan melakukan penilaian Oral Hygiene
Index Simplified (OHI-S). Kemudian pengukuran pH saliva dengan pH meter
digital Hanna dan pengukuran volume saliva dengan spuit 1 cc, sedangkan
pengambilan cairan sulkus gingiva menggunakan spuit dengan jarum tumpul endo
irrigation needles lalu dilakukan perhitungan angka leukosit cairan sulkus gingiva
dengan mikroskop elektron.
Hasil : Hasil penelitian didapatkan perbedaan yang bermakna (p = 0,000) dengan
rerata pH saliva, volume saliva dan angka leukosit cairan sulkus gingiva yang
lebih tinggi pada kelompok pemakai kontrasepsi suntik depo provera
dibandingkan kelompok kontrol.
Simpulan : Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat
pengaruh pemakaian kontrasepsi suntik depo provera terhadap peningkatan pH
dan volume saliva serta angka leukosit cairan sulkus gingiva.
Kata kunci : kontrasepsi suntik depo provera, pH saliva, volume saliva, angka
leukosit cairan sulkus gingiva
PENGARUH PAPARAN UAP BENSIN TERHADAP FREKUENSI PEMBENTUKAN MIKRONUKLEUS MUKOSA BUKAL PADA PENJUAL BENSIN ECERAN
Latar Belakang Uap bensin mengandung senyawa benzena yang bersifat genotoksik. Zat genotoksik mampu merusak kromosom sehingga mampu menginduksi mikronukleus. Pemeriksaan mikronukleus adalah tes yang sederhana dalam melihat mikronukleus sebagai indikator kerusakan kromosom dan cukup menjanjikan sebagai tes yang valid di masa depan.
Tujuan Mengetahui pengaruh paparan uap bensin terhadap peningkatan frekuensi pembentukan mikronukleus pada mukosa bukal penjual bensin eceran.
Metode Rancangan penelitian adalah observasional cross sectional. Subjek penelitian terdiri dari 70 laki-laki sehat di sepanjang jalan lingkar utara, Yogyakarta. Subjek dibagi dalam dua kelompok : 35 laki-laki penjual bensin eceran (dengan lama masa kerja minimal 3 tahun) dan 35 laki-laki yang dalam pekerjaannya tak terpapar uap bensin. Sel epitel bukal diambil menggunakan cytobrush dan diapuskan pada gelas obyek yang telah dibasahi dengan NaCl 0,09%, serta difiksasi dengan metanol β asetat. Spesimen dicat menggunakan metode modifikasi Feulgen β Fast Green. Frekuensi mikronukleus dihitung per 1000 sel dengan mikroskop cahaya kemudian dianalisis dengan uji-t independen.
Hasil Pada uji-t independen didapatkan perbedaan yang signifikan antara kelompok penjual bensin eceran dan kelompok tidak terpapar (p=0,000). Hasil uji-t independen pada kelompok lama paparan β€ 5 tahun dan kelompok lama paparan > 5 tahun tidak menunjukkan perbedaan yang bermakna.
Kesimpulan Paparan uap bensin pada penjual bensin eceran berpengaruh terhadap peningkatan frekuensi pembentukan mikronukleus dibandingkan kelompok yang tidak terpapar.
Kata kunci: Uap Bensin, Mikronukleus, Penjual Bensin Ecera
PENGARUH PAPARAN EMISI KENDARAAN BERMOTOR TERHADAP FREKUENSI PEMBENTUKAN MIKRONUKLEUS DI MUKOSA RONGGA MULUT PADA MEKANIK BENGKEL MOTOR
Background: As time goes by, there is a significant increase on number of vehicle, particularly motorcycle. This condition results on higher vehicle emission released on air. Motorcycle emission produced from imperfect engine combustion contains dangerous substances that may harm genes configuration on human bodies, such as lead and polyaromatic hydrocarbon. Those substances are called
genotoxic substances. A person whose occupation is connected with vehicle gas is more likely to be exposed with the emission than the one who is not on the vehicle-related occupation. Emission inhaled regularly would accumulate on nasal and mouth cavities of the exposed person. The accumulation of genotoxic substances could damage the cell nuclei. Nucleus damage could manifest as
micronucleus, or additional nucleus in smaller size than the original nucleus. The effect of motorcycle emission to the frequency of micronucleus formation needs to be found as this would give rise to cancer prevalence, particularly on mouth cavity.
Aim: To understand the effect of exposure on motorcycle emission to the increase of micronucleus formation frequency in mouth cavity on the motorcycle mechanics.
Method: This research was conducted using cross-sectional study with primary data, which is the mucosal swab of mouth cavity. The case group was motorcycle mechanics, while the control group was citizen of Jogjakarta, with 35 samples for
each group.
Results: There was a significant difference of micronucleus count from case and control group (p=0.000), and the mean of micronucleus on motorcycle mechanics was 11.375 and 5.323 on control group.
Conclusion: There is an effect of exposure on motorcycle emission to the increase of micronucleus formation frequency on the motorcycle mechanics compared to those who are less exposed to emission in their occupation.
Keywords: motorcycle emission, micronucleus formation, motorcycle mechanic
PENGARUH PEMAKAIAN KONTRASEPSI PIL ORAL KOMBINASI TERHADAP pH DAN VOLUME SALIVA SERTA ANGKA LEUKOSIT CAIRAN SULKUS GINGIVA
Latar belakang: Kontrasepsi pil oral kombinasi banyak digunakan untuk
mencegah kehamilan. Adanya hormon esterogen dan progesteron yang
terkandung dalam kontrasepsi ini akan memberikan pengaruh pada lingkungan
rongga mulut terutama pada kondisi saliva dan gingiva pemakainya.
Tujuan: Mengetahui pengaruh pemakaian kontrasepsi pil oral kombinasi terhadap
pH dan volume saliva serta angka leukosit cairan sulkus gingiva.
Metode: Penelitian ini menggunakan desain penelitian observasional analitik
dengan rancangan penelitian cross sectional. Subyek penelitian sebanyak 40
wanita dengan usia 20-35 tahun yang terbagi dari 20 kelompok yang tidak
memakai kontrasepsi dan 20 kelompok pemakai kontrasepsi pil oral kombinasi di
Kelurahan Kramas Kecamatan Tembalang Semarang. Penelitian ini diawali
dengan penilaian Oral Hygine Index Simplified (OHI-S) kemudian pengukuran
volume saliva dengan spuit 1 cc dan pengukuran pH saliva dengan pH meter
digital Hanna sedangkan pengambilan cairan sulkus gingiva menggunakan spuit 1
cc dengan jarum tumpul (endo irigation needles) lalu dilakukan perhitungan
angka leukosit menggunakan mikroskop elektron.
Hasil: Hasil penelitian dengan uji statistik didapatkan perbedaan yang bermakna
(p=0,000) dengan rerata pH saliva, volume saliva dan angka leukosit cairan sulkus
gingiva yang lebih tinggi pada kelompok pemakai kontrasepsi pil oral kombinasi
dibandingkan dengan kelompok kontrol.
Simpulan: Bedasarkan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh
pemakaian kontrasepsi pil oral kombinasi terhadap peningkatan pH dan volume
saliva serta angka leukosit cairan sulkus ginggiva.
Kata kunci: Kontrasepsi pil oral kombinasi, pH saliva, volume saliva, leukosit
cairan sulkus gingiva