Latar Belakang : Merokok dapat menyebabkan kerusakan genetik pada mukosa rongga mulut dan meningkatkan resiko kanker mulut karena mengandung berbagai macam substansi genotoksik. Karena mikronukleus merupakan salah satu penanda kerusakan genetik, pengukuran frekuensi mikronukleus pada mukosa mulut dapat menjadi salah satu usaha untuk mendeteksi sejauh mana efek genotoksik dari rokok. Tujuan : Mengetahui pengaruh rokok terhadap peningkatan frekuensi pembentukan mikronukleus pada mukosa mulut penggunanya. Metode : Penelitian cross-sectional yang membandingkan jumlah mikronukleus pada perokok (n=35) dan bukan perokok (n=35), serta korelasi antara lama paparan dan frekuensi batang rokok per hari terhadap frekuensi mikronukleus perokok. Preparat diambil dari hapusan mukosa bukal dan dicat dengan metode modifikasi reaksi Feulgen-Rossenbeck. Mikronukleus dihitung per 1000 sel tiap preparat. Hasil : Dari hasil penelitian tidak didapatkan perbedaan bermakna dari jumlah mikronukleus kelompok perokok dan kelompok kontrol (p=0,70) dengan rata-rata jumlah mikronukleus 5,28 pada kelompok perokok dan 4,3 pada kelompok kontrol. Frekuensi mikronukleus pada kelompok perokok tidak dipengaruhi oleh lama merokok (p=0,304) maupun frekuensi batang rokok per hari (p=0,117). Pada kedua kelompok ditemukan korelasi bermakna antara usia dan frekuensi mikronukleus (p=0.042) . Simpulan : Berdasarkan penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh rokok terhadap peningkatan frekuensi pembentukan mikronukleus pada mukosa mulut kelompok perokok. Kata kunci : Rokok, mikronukleus,mukosa mulu