7 research outputs found

    Identifikasi Kehalalan Kandungan Obat Dan Pengetahuan Apoteker Terhadap Obat Halal Di Klinik Graha Respirasi Semesta Samarin

    Get PDF
    Tujuan studi: Mengetahui jumlah obat yang mengandung bahan berpotensi tidak halal dan mengetahui pengetahuan apoteker terhadap obat-obatan halal di Klinik Graha Respirasi Semesta Samarinda. Metodologi: Jenis penelitian yang dilakukan adalah kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Penetapan sampel dilakukan secara purposive sampling. Instrumen penelitian ini dibagi menjadi dua jenis, yaitu observasi dan kuesioner, dimana alat yang digunakan adalah form isian untuk mengumpulkan data dan form pertanyaan untuk pengisian kuesioner dan hasil analisis data dilakukan dengan menggunakan statistik deskriptif yang di masukan ke dalam microsoft excel. Hasil: Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa obat yang berpotensi tidak halal yang terbanyak mengandung Magnesium Stearat yaitu (46%), mengandung propylene glycol yaitu (10%), mengandung gliserol, gelatin dan Phenylethyl alcohol dan sejenisnya yaitu (6%), dan yang mengandung Polyethilent Glycol 8000 dan 4000 butyl alcohol, phenylethyl alcohol, docusate sodium, Xanthan gum, dan sodium benzoat yaitu  (2%). Sedangkan hasil keseluruhan dari tingkat pengetahuan apoteker  terhadap kehalalan obat di Klinik GRS Samarinda adalah baik, yaitu 83%. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa banyaknya obat-obatan yang memiliki kandungan berpotensi tidak halal sejalan dengan pengetahuan apoteker yang baik. Manfaat: Dapat memberikan pengetahuan dan informasi terhadap masyarakat pentingnya mengetahui produk obat halal serta sebagai bahan masukan untuk perencanaan selanjutnya dalam mengembangkan produk obat halal

    Sikap dan Persepsi Apoteker terhadap Kehalalan Obat di Samarinda

    Get PDF
    Tujuan Studi: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat sikap dan persepsi Apoteker terhadap kehalalan obat di Samarinda. Metodologi: Penelitian ini merupakan peenelitian deskriptif kualitatif di Apotek dan Klinik di Samarinda yang menggunakan kuesioner mengenai sikap dan persepsi Apoteker terhadap kehalalan obat. dengan  melakukan pengumpulan kuesioner.  Penelitian ini dianalisis dengan menggunakan tabel frekuensi dan persentase kemudian diurutkan berdasarkan ranking persentase terbanyak. Hasil: Hasil penelitian ini menunjukkan rata-rata karakteristik responden pada jenis kelamin menunjukkan perempuan lebih banyak dibandingkan lali –laki, pada usia hasil menunjukkan bahwa usia lebih dari 30 tahun lebih banyak dibandingkan kurang dari 30 tahun, lama bekerja hasil lebih banyak menunjukkan responden kurang dari 2tahun dibandingkan lebih dari 2 tahun. Hasil dari persentase kuesioner sikap dan persepsi Apoteker terhadap kehalalan obat di Samarinda terdapat sikap yang baik didapatkan jawaban mayoritas “sangat setuju” sebesar (50%). Pada pertanyaan nomor 6 dan pada sikap Apoteker terhadap kehalalan obat di Samarinda terdapat jawaban yang kurang baik pada nomor 3,4 dan 10 sebesar (18,75%). Berdasarkan kuesioner sikap dan persepsi Apoteker terhadap kehalalan obat halal di Samarinda terdapat persepsi yang baik didapatkan jawaban mayoritas “sangat setuju” sebesar (56,25%) pada pertanyaan nomor 3 dan 8 pada persepsi Apoteker terhadap kehalalan obat di Samarinda terdapat jawaban yang kurang baik pada nomor 4 dan 9 sebesar (18,75%) Manfaat: Memberikan pemikiran bagi masyrakat selaku konsumen, memberikan pemikiran dalam mengembangkan dan menambah keilmuan pada mahasiswa, diharapakan berguna bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnnya tentang kehalalan obat di Samarinda, dapat menambah ilmu pengetahuan bagi Apoteker tentang produk kehalalan obat

    PENYULUHAN KEPADA IBU-IBU PKK MENGENAI SWAMEDIKASI DENGAN DETEKSI DINI TEKANAN DARAH DAN GULA DARAH DI KELURAHAN SIDOMULYO, SAMARINDA

    Get PDF
    ABSTRAKPandemi  COVID-19  memberikan dampak pada pembatasan akses dan anjuran untuk berkegiatan di rumah. Hal ini menuntut peran ibu untuk lebih paham tentang swamedikasi. Swamedikasi merupakan upaya pengobatan sendiri yang pelaksanaannya dari mengenali gejala penyakit dan pemilihan obatnya dilakukan dengan inisiatif sendiri tanpa ke dokter atau tenaga kesehatan lainnya. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan swamedikasi pada ibu-ibu PKK di Kelurahan Sidomulyo, Samarinda.  Metode yang dilakukan pada kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah pembagian kuisioner di awal kegiatan yang diolah menjadi data, dilanjutkan dengan penyuluhan berupa presentasi interaktif tanya jawab dengan paserta, dan pengecekan kesehatan berupa pengukuran tensi dan gula darah. Kegiatan diakhiri dengan pembagian angket evaluasi kegiatan. Hasil kuisioner menunjukan sebanyak 73% mengetahui pengertian swamedikasi, namun hanya 23 % peserta yang melakukan kegiatan swamedikasi di rumah. Setelah dilakukan edukasi, pengetahuan Ibu PKK tentang swamedikasi, menunjukan tingkat pemahaman baik. Sedangkan dari hasil pengecekan keseahatan, 77,7% peserta memiliki nilai gula darah normal dan 89,6% peserta memiliki tekanan darah normal. Kegiatan mendapat tanggapan yang sangat baik dari peserta dan diharapkan untuk dilakukan kegiatan serupa secara berkala. Kata kunci: swamedikasi; pemeriksaan kesehatan; penyuluhan. ABSTRACTThe COVID-19 pandemic has had an impact on access restrictions and recommendations for activities at home. This requires the mother's role to understand more about swamedikasi. Swamedikasi is a self-medication effort whose implementation to recognize the symptoms of disease and choose the medicine by its own initiative without going to a doctor or other health workers. This community service activity aims to increase self-medication knowledge for PKK mothers in Sidomulyo Village, Samarinda. The method used in this community service activity are the distribution of questionnaires at the beginning of the activity which is processed into data, followed by counseling with presentation and Q&A sessions, and medical check up by measuring blood pressure and blood sugar. The activity ended with the distribution of evaluation questionnaires. The results of the questionnaire showed that 73% knew the meaning of self-medication, but only 23% of participants carried out self-medication activities at home. After the education was carried out, PKK mother's knowledge of self-medication showed a good level of understanding. Meanwhile, from the results of medical check up, 77.7% of participants had normal blood sugar values and 89.6% of participants had normal blood pressure. The activity received a very good response from the participants and similar activities expected will be held periodically. Keywords: self-medication; medical check up; counseling

    Interview-based cross-sectional needs assessment to advance the implementation of an effective antibiotic stewardship program in Indonesian hospitals

    Get PDF
    Antibiotic resistance has become a global health issue, negatively affecting the quality and safety of patient care, and increasing medical expenses, notably in Indonesia. Antibiotic stewardship programs (ASPs) aim to reduce resistance rates and their implementation in hospitals, has a high priority worldwide. We aimed tomonitor the progress in the organizational implementation of ASPs in Indonesian hospitals by an Antimicrobial Resistance Control Program (ARCP) team and to identify possible hurdles. We conducted a cross-sectional study with structured interviews based on a checklist designed to assess the achievement of structural indicators at the organizational level in four private and three public hospitals in four regions (Surabaya, Sidoarjo, Mojokerto, Bangil) in East Java, Indonesia. The organizational structure of public hospitals scored better than that of private hospitals. Only three of the seven hospitals had an ARCP team. The most important deficiency of support appeared to be insufficient funding allocation for information technology development and lacking availability and/or adherence to antibiotic use guidelines. The studied hospitals are, in principle, prepared to adequately implement ASPs, but with various degrees of eagerness. The hospital managements have to construct a strategic plan and to set clear priorities to overcome the shortcomings

    THE IDENTIFICATION OF PATIENTS’ NEEDS TOWARD PHARMACY SERVICES IN SAMARINDA, INDONESIA– A CROSS-SECTIONAL STUDY

    No full text
    Pharmacy supposed to be able to provide the services that accommodate all of the patient's needs. There are several factors to satisfy patients, such as product, price, process, and people. This research aims to patients’ needs toward pharmacy services to help the pharmacist satisfying the patients. The questionnaire composed of 8 items based on the marketing mix theory. Study took place in Samarinda, Indonesia from October to December 2018. There were 83 people responded to survey questions. Respondents’ answers counted by the Likert scale 1 until 5 and analyzed by ranking the mean score of each answer. Analysis from the questionnaire study showed that the highest patients’ needs toward pharmacy were a pharmacy that provides complete drugs (mean of 4.8313), complete drug labeling (4.7470), professional staff (4.6988) and affordable drug prices (4.5422)

    IDENTIFIKASI DAN MOLECULAR DOCKING KOMPONEN UTAMA MINYAK KULIT BUAH JERUK NIPIS SEBAGAI AGEN ANTIKANKER

    No full text
    Kanker  merupakan penyakit penyebab kematian tertinggi di dunia. Penyakit ini diketahui memiliki regulasi yang berbeda  dari penyakit lainnya.  Pengembangan obat dewasa ini adalah dengan mentargetkan obat antikanker pada situs regulasi kanker yang ada pada hallmark of cancer. Jeruk nipis (Citrus aurantifolia) merupakan salah satu jenis Citrus (jeruk) yang mengandung unsur-unsur senyawa kimia yang memiliki aktivitas sebagai agen antikanker. Kulit jeruk nipis diketahui memiliki kandungan bioaktif  berupa minyak atsiri dan flavonoid seperti hesperidin dan hesperitin. Kandungan senyawa ini erat hubungannya dengan aktivitas antikanker. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kandungan senyawa pada minyak kulit buah jeruk nipis dan kajian in silico molecular docking senyawa tersebut pada protein yang berperan dalam regulasi sel kanker. Minyak kulit buah jeruk nipis didapatkan dengan menggunakan metode distilasi uap kemudian dianalisis dengan menggunakan GC-MS untuk mengetahui komponen  penyusunnya untuk selanjutnya dianalisis in silico menggunakan software YASARA 10.1.8, MarvinSketch 15.4.20, PLANTS. Hasil menunjukkan komponen utama minyak kulit buah jeruk nipis adalah senyawa d-limonen dan beta-pinen dengan persentase 59,71% dan 36,81%. Analisis in silico menunjukkan masing-masing senyawa ini memiliki afinitas yang lebih besar dari pada ligan native pada protein caspase-8 yang ada pada regulasi apoptosis. Berdasarkan hasil ini dapat disimpulkan, bahwa minyak kulit buah jeruk nipis memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai agen antikanker
    corecore