7 research outputs found

    KAJIAN POTENSI PERKEBUNAN KELAPA MELALUI HILIRISASI PENGEMBANGAN INDUSTRI VCO DIKAWASAN PEDESAAN BATU AMPAR KABUPATEN KUBU RAYA

    Get PDF
    This research provides a more accurate picture of information in the possibility of developing a coconut commodity in the core bussines in rural Batu Ampar area, and to know the information about investment needs of the possibility efforts in prospective through the development of coconut as a simple industrial activity processing Virgin Coconut Oil, in the form of pre Feasibility Industry Virgin Coconut Oil (VCO) to be develop into core bussines rural Batu Ampar area. The potential opportunities for developed of downstream coconut industry in the processed product industry in the form of VCO that provides value added products to improve the welfare of people in the rural area of Batu Ampar. Minimize the risk of business failure and provide profitable business opportunities that provide benefit for the community economy and the sustainable growth in the long term. The approach in research is done with opportunity analysis, production trials and using financialanalysis.Keywords : Coconut, Industry Virgin Coconut Oil (VCO), Financial Analysis, Business Feasibilit

    Characteristics of Kwetiau Material of Formulation Rice Flour and Uwi Flour, Taro Flour and Kimpul Flour Modified by Heat Moisture Treatment (Hmt)

    Full text link
    The purpose of this study is to determine the effect of substitution uwi flour, taro flour, and kimpul flourmodified on rice flour that can produce the best characteristics of high resistant starch kwetiau. HMTmodification on the uwi/ keribang/ coconut yam (Dioscorea alata) flour, taro (Colocasia esculenta (L)Schott) flour and kimpul/ sarawak taro/ belitung taro (Xanthosoma sagittifolium (L) Schott) flourcharacteristics can be applied to the manufacture of kwetiau . The nature of the lack of appropriatenatural starch is expected to be improved by modification of starch is by Heat Moisture Treatment(HMT). HMT treatment is 20% and 30% water content with heating time 4, 6, 8, 10 hours at 80 ° C. Theresults showed HMT modification effect on the water content and crystallinity of uwi flour, taro flour andkimpul flour

    Pengolahan Lidah Buaya (Aloe Vera) Menjadi Granul Effervescent sebagai Minuman Kesehatan dan Analisis Peningkatan Nilai Ekonomisnya

    Get PDF
    One of the leading sectors of commodities mainstay of West Kalimantan which have a comparative advantage, especially in the city and district of North Pontianak is aloe vera. Aloe vera usually processed and sale only in the form of raw material and provide little added economic value to society. The purpose of this study is knowing and producing effervescent granules with the best formulations as a health drink; and knowing and determining the economic value and feasibility level production of effervescent granules as a busniess unit. The result of this study indicate that, based on the soluble time test aloe vera effervescent granules are not eligible. Effervescent granules solubility test is qualified. Water content test of aloe vera effervescent granules is qualified. Flow time test of aloe vera effervescent granules is qualified. Meanwhile, based on the analysis of the calcualtion of the increase in economic value by using the calculation of Net Present Value (NPV), Net Benefit Cost Ratio (Net B/C), Internal Rate of Return (IRR), Payback Period (PP) and the Discounted Payback (DPB) expresses feasible to increase the economic value of public income

    PKM KELOMPOK PKK DAN KELOMPOK TANI DUSUN SIDOMULYO DESA LIMBUNG KECAMATAN SUNGAI RAYA KABUPATEN KUBURAYA KALIMANTAN BARAT

    Get PDF
    Kelompok    PKK  dan  Kelompok  Tani  Usaha  dusun  Sidomulyo  merupakan  mitra  aktif  dari kegiatan   pengabdian   masyarakat   yang      diberikan.   Kegiatan   ini   bertujuan   memberikan  keterampilan  dan  keahlian  kepada  mitra  untuk  memiliki  kemampuan  dalam  mengolah  lidah buaya  menjadi  olahan  produk  pangan  yang  dapat  dijual  dipasaran.  Metoda  yang  dilakukan  adalah  dengan melakukan demonstrasi  mengolah lidah buaya menjadi olahan pangan berupa:  sirup,  selai,  permen  jelly ,  biskuit,  pudding   dan  teh  kulit  lidah  buaya.  Hasil  yang  diperoleh  menyimpulkan  bahwa  sirup  dapat  diterima  oleh  16  dan  tidak  dapat  menerima  4  orang.Selai   dapat diterima  oleh  18 dan tidak dapat menerima  2 orang. Permen  jelly   dapat diterima  seluruh  responden  (20  orang),  biskuit    dapat  diterima  oleh  18  dan  tidak  dapat  menerima  2  orang,  pudding   dapat diterima  seluruh responden (20 orang) dan  teh  kulit lidah  buaya   diterima  oleh  18  dan  tidak  dapat  menerima  2  orang.  Simpulan  dari  kegiatan  ini  adalah  mitra    mampu  mengolah  produk  olahan  lidah  buaya    menjadi  produk  yang    umumnya  dapat  diterima  konsumen &nbsp

    PELATIHAN PEMBUATAN BIOCHAR DARI SERESAH GAMBUT UNTUK MEMINIMALISIR KEBAKARAN LAHAN DI DESA RASAU JAYA II

    Get PDF
    ABSTRAKLahan gambut di Desa Rasau Jaya II relatif luas yang berpotensi untuk dimanfaatkan sebagai lahan pertanian walaupun kondisinya marginal. Petani umumnya membakar lahan tersebut pada musim kemarau untuk meningkatkan kesuburan namun efek negatifnya adalah munculnya titik api dan polusi udara dari asap hasil kebakaran lahan. Oleh karena itu dibutuhkan suatu teknologi agar lahan tersebut dapat dimanfaatkan untuk pertanian dengan risiko yang minimal terhadap lingkungan, seperti pembuatan biochar dengan teknik pembakaran terkontrol dari serasah gambut. Tujuan: (1) Meningkatkan pengetahuan petani mengenai pengelolaan lahan tanpa dibakar dan cara pembuatan biochar, (2) Meningkatkan keterampilan petani dalam pembuatan biochar, (3) Meningkatkan jiwa wirausaha terutama produk biochar. Kegiatan ini menggunakan metode observasi, partisipator dan eksperimental serta survey dengan kegiatan penyuluhan, pelatihan, pembuatan dan aplikasi biochar yang dibuat dari serasah gambut serta evaluasi di Desa Rasau Jaya II. Hasil dari kegiatan tersebut yaitu 97% peserta mengetahui dampak positif pengelolaan lahan tanpa dibakar dan mengetahui cara pembuatan biochar, 93% petani sudah terampil dalam membuat biochar, serta 93% petani juga tertarik untuk mengaplikasikan biochar dalam budidaya tanaman dan menjadikan produk usaha. Kegiatan ini telah meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan jiwa wirausaha dalam pertanian khususnya pembuatan biochar dan cukup potensial untuk meningkatkan perekonomian petani cabai di Desa Rasau Jaya serta mengurangi pembakaran hutan dan lahan. Kata kunci: arang; charcoal; histosol; peat. ABSTRACTThe peat land in Rasau Jaya II Village are relatively wide which could be used for agriculture potentially even though its in marginal condition. Generally, the farmers would burned the land in the dry season to increase fertility, but the negative effects are emergence of hotspots and air pollution from smoke. Therefore, a technology is needed so that the land can be used for agriculture with minimal risk to the environment, such as making biochar with controlled burning techniques from peat litter or twigs. Objectives: (1) Increase farmers' knowledge about eco-friendly peat land management and how biochar are made, (2) Improve farmers' skills in making biochar, (3) Increase entrepreneurial spirit, especially biochar. This community service activity used observation, participatory and experimental methods as well as surveys with extension activities, training, manufacture and application of biochar made from peat litter as well as evaluation in Rasau Jaya II Village. The results of this activity are that 97% of participants know about positive impact in peat land management without burning activity wich is relatively new for them , 93% of farmers are skilled in making biochar, and 93% of farmers are also interested in applying biochar in plant cultivation and making business products. This activity has increased knowledge, skills and entrepreneurial spirit in agriculture, especially in producing biochar and has the potential to improve the economy of chili farmers in Rasau Jaya Village and reduce forest and land burning activity.Key words: charcoal; charcoal; histosol; peat

    Pengolahan Tepung Lidah Buaya (Aloe vera L.) dengan metode Foam-Mat Drying

    No full text
    Gel lidah buaya memiliki kandungan nutrisi yang kompleks namun mudah rusak sehingga dipandang perlu untuk diolah lebih lanjut menjadi produk yang bernilai jual tinggi seperti tepung. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kombinasi maltodekstrin dan tween 80 yang tepat dalam pengolahan tepung lidah buaya yang berkualitas dengan menggunakan metode foam-mat drying dan untuk mengetahui kelayakan aspek teknis serta finansialnya untuk dikembangkan pada skala industri kecil. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak kelompok dua faktor, yaitu variabel konsentrasi maltodekstrin ((5, 10, 15 %) dan variabel konsentrasi tween 80 (0.1, 0.2, 0.3 %). Analisis data yang digunakan adalah metode analisis ragam ( Analysis of Variant atau Annova), apabila perlakuan menunjukkan perbedaan nyata maka dilanjutkan dengan Uji Jarak Berganda Duncan (DMRT). Penentuan perlakuan terbaik menggunakan metode indeks efektifitas. Hasil penelitian menunjukkan tepung lidah buaya terbaik diperoleh pada konsentrasi maltodekstrin 15% dan tween 80 0.3% dengan komposisi kadar air 10,28%, rendemen 8,33%, vitamin C 118,13 mg/g, protein 4,70%, mineral 1,86%, lemak 0,30% dan serat 0,27% dengan sifat fisik berwarna putih kekuningan serta memiliki gelembung-gelembung udara pada bagian permukaan mikrostruktur tepung. Berdasarkan penghitungan kelayakan finansial produksi tepung lidah buaya skala industri kecil yaitu pada kapasitas 120 kg/hari bahan baku, tepung lidah buaya dihasilkan sebanyak 9,6 kg/hari, modal investasi yang dibutuhkan Rp.108.075.050,- biaya operasional total Rp.236.680.130,- harga pokok produksi (HPP) Rp.7.921,02,- dan harga jual Rp.10.297,33,-. Hasil analisa kelayakan finansial tepung lidah buaya pada skala industri kecil diperoleh Net Present Value (NPV) Rp.146.602.258,29,- Payback Period (PP) 1 tahun 2 bulan 5 hari, Profitability Index (PI) 2,36, Internal Rate of Return (IRR) 50% dan Break Even Point (BEP) Rp.130.850.954,- atau 12.707,27 unit, sehingga dinilai layak untuk diusahakan

    VARIAN PANGAN OLAH BERBASIS KELAPA DI DESA JERUJU BESAR KALIMANTAN BARAT

    Get PDF
    Kegiatan ini bertujuan memberdayakan kelompok PKK  dan Kelompok Tani Desa Jeruju Besar dengan penumbuhan motivasi, pengetahuan, keterampilan, serta keahlian  baru  untuk menghasilkan varian  produk olah berbasis kelapa dan  membangkitkan jiwa berwirausaha  untuk menjadi manusia beredukatif dalam melihat potensi yang dimiliki untuk dijadikan produk yang variatif, keratif, inofativ dan daya jual tinggi. Target khusus yang ingin dicapai yaituMitra memiliki   sumber daya manusia yang qualified dalam proses olah dan sistem manajemen, gambaran tentang usaha yang akan dilakukan, kemampuan managerial terarah dan terlatih serta terbentuknya mitra yang kreatif. Metoda yang  dipakai dalam pencapaian tujuan yang dimaksud  dilakukan  dalam dua  tahapan, yaitu Tahap a) penyampaian informasi terhadap potensi lokal yang dimiliki oleh Desa Jeruju Besar untuk dilakukan  penciptaan varian  produk olah berbasis kelapa yang memiliki nilai jual tinggi serta informasi mengenai  pentingnya kewirausahaan untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan penghasilan keluarga secara teoritis untuk pemudahan pemahaman kegiatan. Tahap b) pendemonstrasian pembuatan  varian  produk olah berbasis kelapa meliputi: pengoperasian alat, pengolahan, penyimpanan dan pengemasan yang dilanjutkan dengan   teknik pelatihan terhadap kemampuan untuk melakukan pemulaian bisnis baru yang mencakup tata cara pembukuan, teknik dan manajemen pemasarn produk serta pengenalan terhadap produk baru yang diciptakan terhadap pasar yang akan dituju
    corecore