9 research outputs found
Mensana In Corpore Sano : Sehat Jiwa dengan Olahraga
Penerapan psikologi dalam bidang olahraga mulai menjadi perhatian publik Indonesia setelah perhelatan Asian Games maupun Asian Paragames tahun 2018 lalu. Banyak psikolog dilibatkan dalam peningkatan kapasitas mental atlet sebelum bertanding maupun terjun
langsung ke lapangan untuk memberikan pendampingan psikologis. Pelibatan kajian psikologi dalam olahraga ini mengisyaratkan bahwa semboyan Mensana in corpore sano (di dalam tubuh yang sehat, terdapat jiwa yang kuat), telah menjadi suatu keutuhan jiwa dan raga, tidak lagi hanya sebatas semboyan
Forest Bathing: Solusi Alami Atasi Masalah Kesehatan Mental
Deru dan laju hidup perkotaan, langsung maupun tidak langsung memberikan efek signifikan kepada gaya hidup orang-orang yang tinggal di dalamnya. Macet berkepanjangan, pemandangan yang kontras antara wilayah kumuh dan gedung-gedung tinggi, serta minimnya tempat hiburan yang menghadirkan interaksi dalam alam yang natural menjadikan masyarakat perkotaan mudah dilanda tekanan hidup. Tuntutan pekerjaan, keinginan, dan gaya hidup menjadikan masyarakat perkotaan mudah tersulut emosi sehingga emosi negatif cepat sekali menyebar.
Emosi yang negatif menyebabkan munculnya distres psikologis yang berdampak pada kondisi depresi, kecemasan berlebihan, dan juga kesulitan untuk beradaptasi. Apabila hal tersebut tidak ditanggapi segera, maka bisa jadi individu perkotaan menjadi pribadi yang tidak sehat mental, Kesehatan mental ini tentunya akan berpengaruh pada optimalisasi kinerja, terutama pada generasi-generasi muda yang sedang dalam fase usia produktif
Kaitan Perkembangan Remaja Dengan Partisipasi Dalam Olahraga
Remaja, adalah kelompok yang sering menjadi tema menarik untuk diulas dalam berbagai perspektif, salah satunya psikologi. Remaja yang dikenal dengan sebutan age of storm and stress, menjalani tahapan perkembangan masa transisi dengan berbagai tekanan terhadapnya (Hurlock, 1993).
Remaja sebagai kelompok yang belum dapat dikatakan dewasa, namun juga tidak lagi anak-anak, menjadikan remaja sering kali kebingungan akan identitas dirinya (Putro, 2017). Kebingungan akan identitas diri ini terkait dengan perubahan fisik, anatomi, psikologis, dan sosial yang cenderung memunculkan tindakan destruktif (Nur Hidayah, 2016) sehingga berpengaruh tidak hanya pada individu remaja tetapi juga individu lain di sekelilingnya, salah satunya dari orang tua
PENGETAHUAN MENGENAI PERUNDUNGAN PADA GURU DI JAKARTA DITINJAU DARI JENJANG MENGAJAR
Bullying has become an international problem and usually occurs in the school environment. Bullying behavior in children can be significantly reduced thanks to the cooperation of the community, counselors, teachers and students. Teacher commitment is a decisive factor in reducing bullying cases. Most teachers have not responded to bullying incidents effectively and tend to ignore them. One of the reasons for the lack of handling done by the teacher is the teacher's low knowledge of bullying behavior. The purpose of this study was to determine knowledge about teacher bullying in Jakarta in terms of teaching levels. This study used a comparative design involving 64 teachers of kindergarten, elementary, junior high and high school in Jakarta and its surroundings. The measuring instrument used is based on references from Olweus (1993) and the Teacher Inventory of Skills and Knowledge (TISK) compiled by Horne, Bartolomucci, & Newman (2004). Data analysis using ANOVA and the results obtained were no differences in knowledge about bullying in terms of teaching level (F = 0.512, p> 0.05). Then based on the distribution of data, it can be seen that many teachers who teach at the elementary level have high knowledge of bullying. More female teachers have high knowledge of bullying than male teachers. The higher the age, the more knowledgeable about bullying is low.
Keywords: Knowledge, Bullying, TeacherPerundungan sudah menjadi masalah internasional dan biasanya terjadi di lingkungan sekolah. Perilaku perundungan pada anak-anak dapat berkurang secara signifikan berkat kerjasama masyarakat, konselor, guru dan siswa. Komitmen guru menjadi faktor yang menentukan dalam penurunan kasus perundungan. Kebanyakan guru belum merespon peristiwa perundungan secara efektif dan cenderung mengabaikan. Salah satu penyebab minimnya penanganan yang dilakukan guru adalah pengetahuan guru yang rendah mengenai perilaku perundungan. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengetahuan mengenai perundungan pada guru di Jakarta ditinjau dari jenjang mengajar. Penelitian ini menggunakan rancangan komparatif dengan melibatkan 64 guru TK, SD, SMP, dan SMA yang berada di Jakarta dan sekitarnya. Alat ukur yang digunakan ber berdasarkan acuan dari Olweus (1993) dan Teacher Inventory of Skills and Knowledge (TISK) yang disusun oleh Horne, Bartolomucci, & Newman (2004). Analisis data dengan menggunakan Anova dan diperoleh hasil tidak ada perbedaan pengetahuan mengenai perundungan ditinjau berdasarkan jenjang mengajar (F=0,512, p > 0,05). Kemudian berdasarkan sebaran data dapat diketahui bahwa guru yang mengajar pada jenjang pendidikan SD banyak yang memiliki pengetahuan mengenai perundungan yang tinggi. Guru perempuan lebih banyak yang memiliki pengetahuan mengenai perundungan yang tinggi dibandingkan guru laki-laki. Semakin tinggi usia, semakin banyak yang memiliki pengetahuan mengenai perundungan yang rendah.
Kata Kunci: Pengetahuan, Perundungan, Gur
REGULASI DIRI SISWA SEKOLAH KHUSUS OLAHRAGA RAGUNAN BINAAN PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA
The purpose of this study was to find out how self-regulation of SKO Ragunan students. The population and sample from this study amounted to 222 SKO Ragunan Fostered DKI Jakarta Provincial Government consisting of 115 male students and 107 female students. This research belongs to the type of quantitative research that is descriptive in nature. Data is collected by distributing self-regulation questionnaires based on the theory of Omrod (2009). Data analysis is done by making a total score category of self-regulation. The results showed that students of SKO Ragunan Fostered by the DKI Provincial Government who had medium regulation were 86.5% more than those who had high regulation of 13.5%. Besides male students have more good regulation than female students. And students with team or team sports have higher regulations than students from individual sportsTujuan dari penelitian ini adalah mengetahui bagaimanakah regulasi diri siswa SKO Ragunan. Populasi dan sampel dari penelitian ini berjumlah 222 siswa SKO Ragunan Binaan Pemprov DKI yang terdiri dari 115 siswa laki-laki dan 107 siswa perempuan. Penelitian ini termasuk ke dalam jenis penelitian kuantitatif yang sifatnya deskriptif. Pengambilan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner regulasi diri berdasar teori Omrod (2009). Analisa data dilakukan dengan membuat kategori skor total regulasi diri. Hasil penelitian diperoleh bahwa siswa SKO Ragunan Binaan Pemprov DKI yang memiliki regulasi sedang 86,5% lebih banyak dibandingkan yang memililiki regulasi tinggi13,5%. Selain itu siswa laki-laki lebih memiliki regulasi yang baik dibandingkan siswa perempuan. Dan siswa dengan cabang olahraga beregu atau tim memiliki regulasi yang tinggi dibanding siswa dari cabang olahraga individ
M-LEARNING TEORI MUSIK DALAM APLIKASI SMARTPHONE ANDROID
Perkembangan perangkat komunikasi dapat dimanfaatkan menjadi alat untuk memperoleh informasi baik sederhana maupun kompleks, contohnya android. Android dapat dimanfaatkan sebagai alat belajar praktis yang menampung berbagai materi di dalamnya. Tujuan penggunaaan basis m-learning dalam aplikasi android ini adalah untuk menghasilkan media pembelajaran teori musik dengan perangkat yang mudah ditemui. Penelitian ini menggunakan metode Research and Development yang dimodifikasi dari Sugiyono dalam 11 langkah yakni menemukan masalah dan potensi, pengumpulan data, rancangan produk, pembuatan produk, validasi I, revisi I, validasi II, revisi II, uji coba I kelompok kecil, uji coba II kelompok besar, dan distribusi atau produksi masal. Nilai akhir yang diperoleh adalah 93,75% dari validator materi dan 78,75% dari validator media. Rata-rata dalam uji coba I kelompok kecil adalah 71,2 dan 77,03 pada uji coba II kelompok besar. Proses distribusi media dilakukan setelah media telah melalui rangkaian uji coba. Distribusi dilakukan dengan mangunggah media pada layanan konten digital Google Play Store. Penelitian ini memiliki kesimpulan bahwa media yang dihasilkan adalah berupa aplikasi yang memuat materi tentang teori musik dan dapat diperoleh pada layanan konten digital android yakni Google Play Store. Saran untuk peneliti selanjutnya adalah merinci dan menyesuaikan dengan kebutuhan lapangan tentang teori musik agar aplikasi dapat memenuhi kebutuhan pengetahuan teori musik
PELATIHAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA PENDIDIK SEBAYA DALAM PROGRAM HARM REDUCTION
The number of HIV/AIDS cases in Indonesia is cumulatively registered to
be 24.482 cases up until March 2011. Harm Reduction is a national
strategy to ward off HIV/AIDS infection due to drug and alcohol abuse and
to apply communication, information, and education (CIE) as a prevention
program. Peer educators carry out CIE program. The purpose of the study
was to examine the effectiveness of communication training in improving
interpersonal communication skill among peer educators. Participants of
the study were peer educators who were 12-14 years old and were in
second grade of Junior High School. Participants were 18 peer educators
from different schools who were assigned into two groups: experiment
and control group. The design of the study was the untreated control
group design with dependent pretest and posttest samples with follow up.
The measurement instrument used was interpersonal communication
scale consisted of 30 items, with alpha coefficient of 0,865. The analysis
of quantitative data used non parametric Mann Whitney test. Qualitative
data consisted of results from observation and interview was also
analyzed. The gain score of experiment and control groups showed
significant difference with Z score = -2,304 and (p) 0,020 (p<0,05)