53 research outputs found
Kedermawanan Dalam Syair Hatim At-Thaโi (Analisis Semiotika Riffaterre)
This research examines Hatim at-Tha'i's poem which contains points of philanthropy, with content analysis techniques that focus on discourse analysis with Riffaterre's semiotics as the theory. The indirect expression in the poem โal-Maalu Ghaadin wa Raaihโ by Hatim at-Tha'i contains displacing of meaning points with the presence of personification, hyperbole, litotes, and synecdoche pars pro toto. As for the distortion of meaning there is an antithesis figure of speech and in creating meaning there is a topography in the form of a poem in which all the lines end in the letter ro' (ุฑ), that is by word ุงูุฐููููุฑู, ูููุฒูุฑู, ุงูุฒููุฌููุฑู, ุงูุตููุฏูุฑู, ุฃูุณููุฑู, ูููููุฑู, ุงูููุณูุฑู, ุงูุฏูููููุฑู, ุงููููููุฑู, ุงูุนูุดูุฑู, ุณูุชููุฑู, ูููููุฑู and also using bahr thawil as construction of Arabic poem. The homologue in the line "ุฒูู
ูุงูููุงู ุจูุงูุชููุตูุนูููููู ููุงูุบููููู" which is paralleled with "ุงูุฏููููุฑู ููู ุฃููููุงู
ููู ุงูุนูุณูุฑู ููุงูููุณูุฑู" the word 'age of poverty and wealth' is juxtaposed with 'time of hardship and ease'. While the enjambment is found in the word "ุนูููู ู
ูุตูุทูููู ู
ูุงููู 'on the glory of my property', the line that should be in line with the word "ููุณููููุทูุชู" in power' is like the word " ููุฌูุงููุฑูููู" 'neighboring with me' is placed on the next line which should be continued with the word ููุงุนูููู
ูู 'know'. This is a form of giving emphasis to the meaning of the line which aims to be poetic, to beautify poetry from visual form. In the results of heuristic and hermeneutic readings, a matrix of poetry is found, namely an indicator of the existence of a Hatim in his view of the treasures contained in his poems and his generosity.
Keywords: Poetry, Hatim at-Tha'i, Semiotics, RiffaterrePenelitian ini mengkaji syair Hatim at-Thaโi yang mengandung poin kedermawanan, dengan teknik analisis isi yang difokuskan pada analisis wacana (discourse analysis) dengan semiotika Riffaterre sebagai teorinya. Ketidaklangsungan ekspresi dalam syair al-Maalu Ghaadin wa Raaih karya Hatim at-Thaโi terdapat poin-poin penggantian arti (displacing of meaning) dengan adanya majas personifikasi, hiperbola, litotes, dan sinekdoke pars pro toto. Sedangkan untuk pembelokan/penyimpangan arti (distorting of meaning) terdapat majas antitesis dan pada penciptaan arti (creating of meanig) terdapat topografi dengan bentuk syair yang semua baris akhirnya berupa huruf roโ (ุฑ) yakni ุงูุฐููููุฑู, ูููุฒูุฑู, ุงูุฒููุฌููุฑู, ุงูุตููุฏูุฑู, ุฃูุณููุฑู, ูููููุฑู, ุงูููุณูุฑู, ุงูุฏูููููุฑู, ุงููููููุฑู, ุงูุนูุดูุฑู, ุณูุชููุฑู, dan ูููููุฑู dan bentuk syair yang menggunaan bahr thawil. Homologue pada baris ุฒูู
ูุงูููุงู ุจูุงูุชููุตูุนูููููู ููุงูุบููููู yang disejajarkan dengan ุงูุฏููููุฑู ููู ุฃููููุงู
ููู ุงูุนูุณูุฑู ููุงูููุณูุฑู kata โzaman kefaqiran dan kekayaanโ disandingkan dengan โmasa kesulitan dan kemudahanโ. Sementara enjambemen terdapat pada kata ุนูููู ู
ูุตูุทูููู ู
ูุงููู โatas kemuliaan hartakuโ dipisahkan baris yang semestinya sebaris dengan kata ููุณููููุทูุชู โberkuasaโ seperti halnya kata ููุฌูุงููุฑูููู โbertetangga dengankuโ diletakkan pada baris selanjutnya yang semestinya bersambung dengan kata ููุงุนูููู
ูู โketahuilahโ. Hal tersebut merupakan bentuk pemberian tekanan pada makna baris yang bertujuan untuk kepuitisan, memperindah syair dari bentuk visual. Pada hasil pembacaan heuristik dan hermeneutik, ditemukan matriks syair yakni indikator eksistensi seorang Hatim ada pada pandangannya terhadap harta yang terdapat di dalam syair-syairnya dan kedermawanannya.
Kata Kunci: Syair, Hatim at-Thaโi, Semiotik, Riffaterr
Kedermawanan Dalam Syair Hatim At-Thaโi (Analisis Semiotika Riffaterre)
This research examines Hatim at-Tha'i's poem which contains points of philanthropy, with content analysis techniques that focus on discourse analysis with Riffaterre's semiotics as the theory. The indirect expression in the poem โal-Maalu Ghaadin wa Raaihโ by Hatim at-Tha'i contains displacing of meaning points with the presence of personification, hyperbole, litotes, and synecdoche pars pro toto. As for the distortion of meaning there is an antithesis figure of speech and in creating meaning there is a topography in the form of a poem in which all the lines end in the letter ro' (ุฑ), that is by word ุงูุฐููููุฑู, ูููุฒูุฑู, ุงูุฒููุฌููุฑู, ุงูุตููุฏูุฑู, ุฃูุณููุฑู, ูููููุฑู, ุงูููุณูุฑู, ุงูุฏูููููุฑู, ุงููููููุฑู, ุงูุนูุดูุฑู, ุณูุชููุฑู, ูููููุฑู and also using bahr thawil as construction of Arabic poem. The homologue in the line "ุฒูู
ูุงูููุงู ุจูุงูุชููุตูุนูููููู ููุงูุบููููู" which is paralleled with "ุงูุฏููููุฑู ููู ุฃููููุงู
ููู ุงูุนูุณูุฑู ููุงูููุณูุฑู" the word 'age of poverty and wealth' is juxtaposed with 'time of hardship and ease'. While the enjambment is found in the word "ุนูููู ู
ูุตูุทูููู ู
ูุงููู 'on the glory of my property', the line that should be in line with the word "ููุณููููุทูุชู" in power' is like the word " ููุฌูุงููุฑูููู" 'neighboring with me' is placed on the next line which should be continued with the word ููุงุนูููู
ูู 'know'. This is a form of giving emphasis to the meaning of the line which aims to be poetic, to beautify poetry from visual form. In the results of heuristic and hermeneutic readings, a matrix of poetry is found, namely an indicator of the existence of a Hatim in his view of the treasures contained in his poems and his generosity.
Keywords: Poetry, Hatim at-Tha'i, Semiotics, RiffaterrePenelitian ini mengkaji syair Hatim at-Thaโi yang mengandung poin kedermawanan, dengan teknik analisis isi yang difokuskan pada analisis wacana (discourse analysis) dengan semiotika Riffaterre sebagai teorinya. Ketidaklangsungan ekspresi dalam syair al-Maalu Ghaadin wa Raaih karya Hatim at-Thaโi terdapat poin-poin penggantian arti (displacing of meaning) dengan adanya majas personifikasi, hiperbola, litotes, dan sinekdoke pars pro toto. Sedangkan untuk pembelokan/penyimpangan arti (distorting of meaning) terdapat majas antitesis dan pada penciptaan arti (creating of meanig) terdapat topografi dengan bentuk syair yang semua baris akhirnya berupa huruf roโ (ุฑ) yakni ุงูุฐููููุฑู, ูููุฒูุฑู, ุงูุฒููุฌููุฑู, ุงูุตููุฏูุฑู, ุฃูุณููุฑู, ูููููุฑู, ุงูููุณูุฑู, ุงูุฏูููููุฑู, ุงููููููุฑู, ุงูุนูุดูุฑู, ุณูุชููุฑู, dan ูููููุฑู dan bentuk syair yang menggunaan bahr thawil. Homologue pada baris ุฒูู
ูุงูููุงู ุจูุงูุชููุตูุนูููููู ููุงูุบููููู yang disejajarkan dengan ุงูุฏููููุฑู ููู ุฃููููุงู
ููู ุงูุนูุณูุฑู ููุงูููุณูุฑู kata โzaman kefaqiran dan kekayaanโ disandingkan dengan โmasa kesulitan dan kemudahanโ. Sementara enjambemen terdapat pada kata ุนูููู ู
ูุตูุทูููู ู
ูุงููู โatas kemuliaan hartakuโ dipisahkan baris yang semestinya sebaris dengan kata ููุณููููุทูุชู โberkuasaโ seperti halnya kata ููุฌูุงููุฑูููู โbertetangga dengankuโ diletakkan pada baris selanjutnya yang semestinya bersambung dengan kata ููุงุนูููู
ูู โketahuilahโ. Hal tersebut merupakan bentuk pemberian tekanan pada makna baris yang bertujuan untuk kepuitisan, memperindah syair dari bentuk visual. Pada hasil pembacaan heuristik dan hermeneutik, ditemukan matriks syair yakni indikator eksistensi seorang Hatim ada pada pandangannya terhadap harta yang terdapat di dalam syair-syairnya dan kedermawanannya.
Kata Kunci: Syair, Hatim at-Thaโi, Semiotik, Riffaterr
Kedermawanan Dalam Syair Hatim At-Thaโi (Analisis Semiotika Riffaterre)
This research examines Hatim at-Tha'i's poem which contains points of philanthropy, with content analysis techniques that focus on discourse analysis with Riffaterre's semiotics as the theory. The indirect expression in the poem โal-Maalu Ghaadin wa Raaihโ by Hatim at-Tha'i contains displacing of meaning points with the presence of personification, hyperbole, litotes, and synecdoche pars pro toto. As for the distortion of meaning there is an antithesis figure of speech and in creating meaning there is a topography in the form of a poem in which all the lines end in the letter ro' (ุฑ), that is by word ุงูุฐููููุฑู, ูููุฒูุฑู, ุงูุฒููุฌููุฑู, ุงูุตููุฏูุฑู, ุฃูุณููุฑู, ูููููุฑู, ุงูููุณูุฑู, ุงูุฏูููููุฑู, ุงููููููุฑู, ุงูุนูุดูุฑู, ุณูุชููุฑู, ูููููุฑู and also using bahr thawil as construction of Arabic poem. The homologue in the line "ุฒูู
ูุงูููุงู ุจูุงูุชููุตูุนูููููู ููุงูุบููููู" which is paralleled with "ุงูุฏููููุฑู ููู ุฃููููุงู
ููู ุงูุนูุณูุฑู ููุงูููุณูุฑู" the word 'age of poverty and wealth' is juxtaposed with 'time of hardship and ease'. While the enjambment is found in the word "ุนูููู ู
ูุตูุทูููู ู
ูุงููู 'on the glory of my property', the line that should be in line with the word "ููุณููููุทูุชู" in power' is like the word " ููุฌูุงููุฑูููู" 'neighboring with me' is placed on the next line which should be continued with the word ููุงุนูููู
ูู 'know'. This is a form of giving emphasis to the meaning of the line which aims to be poetic, to beautify poetry from visual form. In the results of heuristic and hermeneutic readings, a matrix of poetry is found, namely an indicator of the existence of a Hatim in his view of the treasures contained in his poems and his generosity.
Keywords: Poetry, Hatim at-Tha'i, Semiotics, RiffaterrePenelitian ini mengkaji syair Hatim at-Thaโi yang mengandung poin kedermawanan, dengan teknik analisis isi yang difokuskan pada analisis wacana (discourse analysis) dengan semiotika Riffaterre sebagai teorinya. Ketidaklangsungan ekspresi dalam syair al-Maalu Ghaadin wa Raaih karya Hatim at-Thaโi terdapat poin-poin penggantian arti (displacing of meaning) dengan adanya majas personifikasi, hiperbola, litotes, dan sinekdoke pars pro toto. Sedangkan untuk pembelokan/penyimpangan arti (distorting of meaning) terdapat majas antitesis dan pada penciptaan arti (creating of meanig) terdapat topografi dengan bentuk syair yang semua baris akhirnya berupa huruf roโ (ุฑ) yakni ุงูุฐููููุฑู, ูููุฒูุฑู, ุงูุฒููุฌููุฑู, ุงูุตููุฏูุฑู, ุฃูุณููุฑู, ูููููุฑู, ุงูููุณูุฑู, ุงูุฏูููููุฑู, ุงููููููุฑู, ุงูุนูุดูุฑู, ุณูุชููุฑู, dan ูููููุฑู dan bentuk syair yang menggunaan bahr thawil. Homologue pada baris ุฒูู
ูุงูููุงู ุจูุงูุชููุตูุนูููููู ููุงูุบููููู yang disejajarkan dengan ุงูุฏููููุฑู ููู ุฃููููุงู
ููู ุงูุนูุณูุฑู ููุงูููุณูุฑู kata โzaman kefaqiran dan kekayaanโ disandingkan dengan โmasa kesulitan dan kemudahanโ. Sementara enjambemen terdapat pada kata ุนูููู ู
ูุตูุทูููู ู
ูุงููู โatas kemuliaan hartakuโ dipisahkan baris yang semestinya sebaris dengan kata ููุณููููุทูุชู โberkuasaโ seperti halnya kata ููุฌูุงููุฑูููู โbertetangga dengankuโ diletakkan pada baris selanjutnya yang semestinya bersambung dengan kata ููุงุนูููู
ูู โketahuilahโ. Hal tersebut merupakan bentuk pemberian tekanan pada makna baris yang bertujuan untuk kepuitisan, memperindah syair dari bentuk visual. Pada hasil pembacaan heuristik dan hermeneutik, ditemukan matriks syair yakni indikator eksistensi seorang Hatim ada pada pandangannya terhadap harta yang terdapat di dalam syair-syairnya dan kedermawanannya.
Kata Kunci: Syair, Hatim at-Thaโi, Semiotik, Riffaterr
PENERAPAN MEDIA ONLINE SELAMA PANDEMI COVID-19 TERHADAP PENGALAMAN BELAJAR SISWA DI MI TARBIYATUSH SHIBYAN SURABAYA
Masa pandemi Covid-19 membuat siswa dan guru harus melaksanakan pembelajaran secara daring salah satunya dengan menggunakan media online. Dengan cara ini maka diharapkan ssiwa tetap mendapatkan pengalaman belaar yang diinginkan dan pembelajkaran berjalan dengan maksimal. Penelitian ini merupakan salah satu penelitian yang ingin melihat bagaimana penerapan media online selama masa pandemi Covid-19 terhadap pengalaman belajar siswa. ingin melihat bagaimana respon siswa terkait dengan penggunaan media online sendiri, dan bagaimana pengalaman belajar yang didaptkan. Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan tekhnik pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi, dan dokumentasi. Tekhnik analisis datanya nanti dengan cara reduksi data sehingga dapat diketahui secara keseluruhan terkait dengan hasil yang telah didapatkan. Kata kunci: Media online, Masa Pandemi Covid-19, Pengalaman Belaja
SEMIOTIK TEKS ROLAND BARTHES DALAM KEHIDUPAN KONTEMPORER UMAT BERAGAMA MENGENAI FENOMENA PADU PADAN KEBAYA
Tulisan ini mengungkap bagaimana pemikiran semiologi Roland Barthes mengenai sistem tanda dan bagaimana kebaya sebagai image clothing maupun real clothing, dapat berfungsi sebagai tanda (sign) di dalam proses produksi dengan menggunakan teori Roland tersebut serta bagaimana pandangan berbusana kebaya dalam wacana syariah islam di Indonesia. Pemikiran semiologi Roland Barthes meliputi sistem tanda, mitos, dan juga ideologi. Mengenai sistem tanda Barthes menggunakan istilah expression (ekspresi) untuk signifiant dan content (isi) untuk signifie. Dalam hal ini, teorinya bertumpu pada relasi (R) antara expression (E) dan content (C). Implementasi Semiotika Barthes dalam Fenomena Padu Padan Kebaya. Dalam penerapan semiotika Barthes, makna denotasi dan konotasi tidak dapat dipisahkan, keduanya merupakan perangkat konsep analitis yang perlu dibedakan secara ketat apabila akan dimanfaatkan untuk menganalisis dan memahami busana sebagai fenomena kultural yang bermakna. Penyingkronan dengan kehidupan beragama-pun telah teratasi, terutama dalam agama Islam, telah banyak kebaya yang sengaja dirancang untuk wanita muslimah, dan muslimah sejati bisa memilih dan memilah yang sesuai dengan tuntunan agamanya.
Kata kunci: Semiologi, Roland Barthes, Ekspresi, content, kebaya
Kosakata Serapan Bahasa Minangkabau dari Bahasa Arab (Analisis Morfofonologi-Semantik)
Penelitian ini mencoba mencari tahu tentang bagaimana perubahan secara fonemis pembentukan kosakata serapan bahasa Arab dalam bahasa Minangkabau (Padang, Sumatera Barat). Kemudian adakah perubahan makna yang terjadi dengan adanya proses fonologi dan morfologi terhadap kosakata serapan bahasa Minang dari Bahasa Arab. Peneliti menggunakan metode agih dalam menganalisis data. Metode agih menurut Sudaryanto adalah metode analisis yang alat penentunya terdapat pada bahasa itu sendiri, dengan cara substitusi. Metode agih digunakan untuk menentukan pergeseran kata Bahasa Arab dalam bahasa Minangkabau. Selanjutnya dalam menganalisis hasil penelitian, penulis melibatkan dua bahasa; dengan demikian, penelitian ini juga menggunakan metode padan translasional. Pada tataran fonologis kosakata serapan bahasa Minang yang terambil dari bahasa Arab, beberapa fonem bisa diserap secara utuh dalam artian sesuai dengan transliterasi Arab-latin, namun ada juga yang tidak diserap secara utuh seperti fonem ู, karena fonem ini bukan diserap dengan menggunakan fonem /f/ dalam bahasa Minang namun diserap dengan /p/. Pada tataran morfologis dan semantik, beberapa perbedaan ditemukan antara bahasa Arab dan bahasa Minang. Sekalipun kosakata serapan bahasa Minang tersebut diambil dari bahasa Arab, namun urutan huruf dan kata terkadang tidak serupa. Begitu pula mengenai makna kata dalam bahasa Minang yang merupakan serapan dari bahasa Arab mengalami penyempitan dan perluasan, namun tidak sedikit juga yang tidak mengalami perubahan makna.
Kata Kunci: Kosakata Serapan, Fonologi, Morfologi, Bahasa Ara
PARTISIPASI PELAJAR SMA NEGERI 7 SURAKARTA DALAM PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN HIV/AIDS
Rahmawati Isnaini. D 0303050. PARTISIPASI PELAJAR SMA N 7
SURAKARTA DALAM PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN
HIV/AIDS. Skripsi. Jurusan Sosiologi. Fakultas Ilmu Sosial dan ilmu Politik.
Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2008
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana pemahaman
pelajar tentang virus HIV/AIDS. Selain itu juga dapat diketahui partisipasi dan
tindakan yang dilakukan oleh pelajar dalam pencegahan dan penanggulangan
HIV/AIDS .
Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif. Teknik pengambilan
sampel yang digunakan adalah dengan teknik purposive sampling, dimana penulis
mengambil informan dengan beberapa kategori/criteria yang antara lain pelajar yang
berpartisipasi dalam pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS berjumlah 7 orang
serta guru dan kepala sekolah sebagai informan pendukung yang berjumlah 3 orang.
46
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan mengandalkan wawancara
mendalam, observasi dan dokumentasi.
Hasil dari penelitian ini diketahui bahwa para pelajar secara umum
mengerti apa itu yang dimaksud dengan HIV/AIDS dan gejala-gejala yang
ditimbulkan serta bagaimana cara pencegahannya. Pelajar tersebut mengetahui semua
itu dari berbagai sumber bisa dari internet, buku yang ada maupun dari media massa
yang sekarang ini banyak memuat masalah HIV/AIDS kemudian mengadakan
kegiatan-kegiatan yang positif di sekolah mereka dengan mengajak teman-teman
mereka. Kegiatan itu merupakan partisipasi bebas. Untuk bentuk dari partisipasi
spontan, Para siswa secara spontan dari keyakinan tanpa adanya pengaruh yang
diterima dari penyuluhan dan sosialisasi dari organisasi, lembaga masyarakat,
maupun dari pemerintah untuk mengadakan kegiatan atau suatu program yang
bertujuan untuk mencegah dan menanggulangi bahaya HIV/AIDS tersebut.
Sedangkan partisipasi terinduksi Para siswa berpartisipasi setelah adanya penyuluhan
dari pemerintah dalam hal ini pihak sekolah bekerja sama dengan pemerintah kota,
lembaga masyarakat yang menaruh perhatian pada kasus HIV/AIDS. Ataupun dari
individu yang peduli terhadap kelangsungan generasi muda pada jaman sekarang ini.
Ketika berbicara mengenai HIV/AIDS di Indonesia, artinya kita berbicara
mengenai problematika remaja. Kita ketahui bahwa setengah dari kasus total
HIV/AIDS berada pada golongan umur remaja. Tentunya kasus-kasus ini sangat
rentan terjadi pada perilaku penyalahgunaan jarum suntik dan perilaku seksual yang
tidak aman. Banyak remaja yang belum mendapatkan informasi yang jelas dan benar
mengenai kesehatan reproduksinya. Oleh karenanya, peran remaja sendiri dalam hal
ini sangatlah penting. Ada beberapa peran yang harus dilakukan oleh remaja dalam
menyikapi permasalahan ini, yaitu partisipasi dan keterlibatan penuh remaja dalam
setiap program yang berdampak pada remaja. Selama ini remaja selalu dijadikan
objek dari program, tanpa tahu apa sebenarnya kebutuhan remaja itu sendiri.
Remaja sepatutnya berperan menjadi subjek pengelolaan program, dari mulai
perencanaan hingga monitoring dan evaluasi serta pengembangan program itu
sendiri. Kedua, remaja berperan sebagai pendidik bagi teman sebayanya, senantiasa
remaja harus dapat memberikan informasi dan pendidikan yang benar, jelas dan
youth friendly bagi teman-teman sebayanya. Kepada siapa lagi remaja akan lebih
terbuka selain pada teman sebayanya. Ketiga, remaja dapat menjadi mitra sejajar
dengan orang dewasa dalam kaitannya dengan pengembangan dan pemberdayaan
remaja sendiri. Dalam hal ini, keterlibatan orang dewasa dalam memberikan
kepercayaan dan pengawasan positif sangat diperlukan. Kepentingan bermitra ini
tidak hanya diartikan sebagai kemitraan dengan pemegang kebijakan program saja,
melainkan dengan media, stakeholders dan bahkan dengan remaja itu sendiri
Pengaruh Penggunaan Lensa Kontak, Kelembapan, dan Pengetahuan Terhadap Dry Eyes Syndrome
Objective: The Effect of Contact Lenses, humidity, and knowledge on the dry eyes syndrome.Methods: The type of reserach used is observation. The dimensions of study time are cross sectional because of data collection and outcome at one time. Humidity variables were measured using thermohygrometer and usersโcharacteristic were obtained by questionnaire. The statistical test used is multiple logistic regression to find out effect of ย Contact Lenses Type, length of lens usage, humidity, and knowledge on the dry eyes syndrome.Results: ย Respondents were students ย Faculty of Public Health UNAIR from 2014-2017. Based on the type of lens, 90.9% of respondents used daily wear and 9.1% of respondents used overnight wear or extended wear. Based on the length of use of the lens ย 84.8% using a lens more than 4 hours and 15.2% less than 4 hours. Based on knowledge of 51.5% having high knowledge and 48.5% having low knowledge. Based on the humidity of the space of 54.5% the humidity level of the air conditioned lecture hall is appropriate and 45.5% is not suitable.Logisti regression test results obtained value of 4.732 Wald with a probability of 0.030, which means that there is a significant effect of moisture on the dry eyes syndrome while the user characteristics there is no significant effect.ย Conclusion: ย Based on the results of research conducted Students of the Faculty of Public Health, there are some conclusions that most respondents use the type of daily wear lens. Respondents use contact lenses more than 4 hours and users' knowledge in the high category. Humidity of spaces in the Faculty of Public Health is 54.5% stated to be appropriate and 45.5% is declared inappropriate
PENGARUH GENGGAM TANGAN TERHADAP TEKANAN DARAH PADA PENDERITA HIPERTENSI
Hipertensi merupakan salah satu penyakit yang tidak banyak diketahui orang sebelum
memeriksakan tekanan darahnya. Hipertensi dapat menyebabkan kematian bila tidak
diketahui serta tidak terkontrol sehingga disebut silent disease. Penanganan untuk
penyakit hipertensi dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu secara farmakologi dan
nonfarmakologi. Penatalaksanaan farmakologi seringkali mengakibatkan beberapa
efek samping, antara lain: kelelahan, sering kencing, dan jantung berdebar. Sekarang
ini mulai banyak dikembangkan penatalaksanaan secara nonfarmakologi karena minim
efek samping. Optimalisasi dalam kegiatan sehari-hari diprediksi dapat membantu
menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi untuk mencegah terjadinya hipertensi
emergensi. Berbagai kegiatan dapat dilakukan antara lain: senam ergonomis, konsumsi
bahan makanan yang tinggi potassium, dan lain-lain. Genggam tangan diprediksi pula
dapat membantu mengontrol tekanan darah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh genggam tangan terhadap tekanan darah pada penderita hipertensi. Metode
yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode Quasi-Experiment dan analisis data
menggunakan Uji Wilcoxon. Intervensi yang dilakukan adalah berupa tindakan mandiri
melakukan genggam tanggan selama lima belas menit, empat kali dalam satu hari, selama
empat belas hari. Alat penelitian yang dipakai yaitu sphygnomanometer untuk mengukur
tekanan darah. Hasil analisis diperoleh hasil p-value 0,000 (p<0,05) pada tekanan darah
sistolik dan diastolik, sehingga ada pengaruh terapi genggam tangan terhadap tekanan
darah pada penderita hipertensi
KONSTRUKSI LAPORAN KEUANGAN PONDOK PESANTREN (STUDI PADA PONDOK PESANTREN AL-WASHOYA JOMBANG)
Pondok Pesantren is an Islamic Boarding School as a non-profit organization in the field of education carries out its activities with resources from the community. Transparency of financial reports is the main thing in accountability to stakeholders, especially external parties. Financial reports are prepared and presented in such a way that they are understandable and relevant to the needs of users of financial statements in making decisions. This case study research at the Al-Washoya Islamic Boarding School, Jombang resulted in the construction of its financial statements based on ISAK 35 and Islamic Boarding School Accounting Guidelines. The implementation of ISAK 35 and the Islamic Boarding School Financial Accounting Guidelines is carried out so that the presentation of the Al-Washoya Jombang Islamic Boarding School report as a non-profit concern organization pays attention to the requirements for presenting financial statements, the structure of financial reports and the minimum requirements for the contents of financial reports
- โฆ