16 research outputs found

    HUBUNGAN ANTARA EMOTION-FOCUSED COPING DAN STRES KEHAMILAN

    Get PDF
    Abstract -Pregnancy is one of important events happens in women’s life.Pregnant women will experience physical changes during pregnancy andthey have to adjust to those. The adjustment process may not go well andcauses psychological problem such as stress. Stress has a negative effectfor both pregnant women and the fetus, so women have to find a way tocope with it by using coping strategy, such as emotion-focused coping.Theories suggest that emotion-focused coping is the right one to copefor inevitable stressful event like being pregnant. The aim of this study is tofind correlation between emotion-focused coping and pregnant stress onpregnant women. The instruments used in this study are pregnant women’semotion focused coping scale and pregnancy stress scale. Subjects of thisstudy are 140 pregnant women. Data analyzed with product momentcorrelation from Pearson. The result shows that there is a negativecorrelation between emotion-focused coping and pregnancy stress with rxy=-0,375 (p 0,01), which suggests that pregnant women who use emotionfocusedcoping in a high level show a low level of pregnancy stress, andvice versa.Keywords: Pregnancy, Stress, Emotion-focused copingAbstrak - Kehamilan merupakan suatu proses kehidupan yang dialami olehwanita, namun tidak semua wanita memiliki proses kehamilan yang lancar.Hal ini terjadi karena proses dan resiko saat hamil dapat menimbulkanreaksi psikologis seperti stress, dan apabila tidak dikelola dengan baikmaka akan berakibat negatif bagi wanita hamil secara fisik maupunmental. Bagaimana wanita hamil mengelola stress dapat dilihat daribagaimana wanita hamil tersebut melakukan strategi coping, dan salahsatu strategi coping yang dianggap tepat adalah emotion-focused coping.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui korelasi antara strategicoping jenis emotion-focused coping tersebut dan stres kehamilan padawanita. Alat ukur yang digunakan dalam adalah Skala Stres Kehamilandan Skala Emotion-Focused Coping. Subjek penelitian berjumlah 140wanita hamil dan analisa data dilakukan dengan tehnik korelasi productmoment dari Pearson. Hasil korelasi menunjukkan angka sebesar rxy = -0,375 (p 0,01), hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi emotionfocusedcoping yang digunakan maka semakin rendah tingkat stresskehamilan yang dimiliki oleh wanita hamil, dan begitu pun sebaliknya.Kata Kunci: Kehamilan, Stres, Emotion-focused copin

    Kontribusi Kebersyukuran dalam Peningkatan Kualitas Hidup Kesehatan pada Remaja di Panti Asuhan

    Get PDF
    Remaja yang tinggal di panti asuhan lebih rentan mengalami masalah dalam kualitas hidup terkait kesehatan. Namun demikian, terdapat pula mereka yang memandang kehidupannya sebagai pengalaman yang positif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana peran kebersyukuran sebagai faktor pelindung terhadap kualitas hidup kesehatan pada remaja di panti asuhan. Sampel dalam penelitian ini adalah 200 remaja panti asuhan yang diambil dengan menggunakan teknik incidental sampling. Penelitian ini menggunakan alat ukur kebersyukuran versi Indonesia dan adaptasi skala kualitas hidup kesehatan. Hasil uji regresi menemukan bahwa kebersyukuran berperan terhadap kualitas hidup kesehatan pada dimensi kesejahteraan psikologis serta dukungan sosial dan teman sebaya. Akan tetapi, kebersyukuran tidak berperan terhadap kualitas hidup kesehatan dimensi kesejahteraan fisik, hubungan orang tua dan kemandirian serta lingkungan sekolah. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber referensi mengenai pentingnya pengembangan kebersyukuran dalam rangka peningkatan kualitas hidup kesehatan pada remaja yang tinggal di panti asuhan, khususnya dalam aspek kesejahteraan psikologis dan dukungan sosial serta teman sebaya

    PERAN DUKUNGAN SOSIAL BAGI KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS FAMILY CAREGIVER ORANG DENGAN SKIZOFRENIA (ODS) RAWAT JALAN

    Get PDF
    Ketidakmampuan memenuhi fungsi secara optimal merupakan tantangan yang harus dihadapi oleh family caregiver dalam melakukan perawatan pada pasien orang dengan skizofrenia (ODS) sehingga dibutuhkan dukungan sosial yang dapat meningkatkan kesejahteraan psikologis dari family caregiver ODS. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis peranan dari dukungan sosial terhadap kesejahteraan psikologis family caregiver ODS rawat jalan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan teknik pemilihan contoh menggunakan non-probability purposive sampling. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 57 partisipan. Data penelitian dikumpulkan dengan kuesioner multidimensional perceived social support (ά=0,659-0,757) dan Ryff Psychological well-being (ά=0,855-0,914) yang telah disesuaikan dengan subjek penelitian. Dukungan sosial diukur dari persepsi partisipan tentang dukungan sosial yang diperoleh. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dimensi friends berperan signifikan terhadap dimensi personal growth, positive relationship, dan purpose in life dari kesejahteraan psikologis family caregiver ODS; sementara dimensi family berperan terhadap dimensi environtmental mastery. Hasil penelitian juga menemukan bahwa dimensi significant others tidak berperan signifikan terhadap semua dimensi dari kesejahteraan psikologis family caregiver ODS. Berdasarkan hasil penelitian, dukungan sosial yang dipersepsikan oleh family caregiver ODS rawat jalan berperan penting karena dapat meningkatkan kesejahteraan psikologisnya. Hal ini akan dapat mengoptimalkan perawatan yang diberikan oleh family caregiver yang akan berdampak pada proses pemulihan dari anggota keluarga yang mengalami skizofrenia.Ketidakmampuan memenuhi fungsi secara optimal merupakan tantangan yang harus dihadapi oleh family caregiver dalam melakukan perawatan pada pasien orang dengan skizofrenia (ODS) sehingga dibutuhkan dukungan sosial yang dapat meningkatkan kesejahteraan psikologis dari family caregiver ODS. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis peranan dari dukungan sosial terhadap kesejahteraan psikologis family caregiver ODS rawat jalan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan teknik pemilihan contoh menggunakan non-probability purposive sampling. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 57 partisipan. Data penelitian dikumpulkan dengan kuesioner multidimensional perceived social support (ά=0,659-0,757) dan Ryff Psychological well-being (ά=0,855-0,914) yang telah disesuaikan dengan subjek penelitian. Dukungan sosial diukur dari persepsi partisipan tentang dukungan sosial yang diperoleh. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dimensi friends berperan signifikan terhadap dimensi personal growth, positive relationship, dan purpose in life dari kesejahteraan psikologis family caregiver ODS; sementara dimensi family berperan terhadap dimensi environtmental mastery. Hasil penelitian juga menemukan bahwa dimensi significant others tidak berperan signifikan terhadap semua dimensi dari kesejahteraan psikologis family caregiver ODS. Berdasarkan hasil penelitian, dukungan sosial yang dipersepsikan oleh family caregiver ODS rawat jalan berperan penting karena dapat meningkatkan kesejahteraan psikologisnya. Hal ini akan dapat mengoptimalkan perawatan yang diberikan oleh family caregiver yang akan berdampak pada proses pemulihan dari anggota keluarga yang mengalami skizofrenia

    Peran Dukungan Sosial Keluarga terhadap Motivasi Menjaga Kesehatan Melalui Aktivitas Fisik pada Lansia

    Get PDF
    Individu yang telah lanjut usia (lansia) mengalami penurunan fungsi fisik seiring bertambahnya usia, oleh karena itu diperlukan dorongan untuk melakukan aktivitas fisik dalam menjaga kesehatan. Salah satu hal yang diperlukan adalah dukungan dari berbagai pihak seperti misalnya dukungan sosial keluarga. Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui peran dari dukungan sosial keluarga terhadap motivasi menjaga kesehatan melalui aktivitas fisik pada lansia. Partisipan penelitian ini berjumlah 101 orang lansia dengan kisaran usia 60-84 tahun (M=65,64; SD=5,973) di Jakarta. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah incidental sampling. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah Social Provisions Scale yang telah diadaptasi ke dalam  bahasa Indonesia, untuk mengukur dukungan sosial keluarga dan Health Motivation in Physical Activity sebagai alat ukur motivasi menjaga kesehatan melalui aktivitas fisik. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa dukungan sosial keluarga berperan signifikan terhadap motivasi menjaga kesehatan melalui aktivitas fisik pada lansia (R²=0,072; p= 0,05). Hasil tersebut memiliki arti bahwa dukungan sosial keluarga memiliki peran sebesar 7,2% terhadap motivasi menjaga kesehatan terhadap lansia yang melakukan aktivitas fisik

    Health Locus Of Control pada Perawat yang Merokok dan yang Tidak Merokok

    Get PDF
    Perawat sebagai tenaga kesehatan diharapkan memiliki perilaku yang sehat, namun masih terdapat pula perawat yang merokok. Merokok atau tidak merokok pada perawat terkait dengan bagaimana keyakinan akan pihak yang  mengontrol kesehatan diri mereka, atau biasa disebut sebagai health locus of control. Tujuan dari penelitian ini adalah peneliti ingin melihat perbedaan health locus of control antara perawat yang merokok dengan yang tidak merokok. Subjek penelitian adalah 92 perawat di Jakarta dengan rentang usia 21-30 tahun, diperoleh dengan metode incidental sampling. Alat ukur yang digunakan untuk mengukur health locus of control adalah Multidimentional Health Locus of Control Form A. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan pada dimensi chance dalam health locus of control pada perawat yang merokok dan tidak merokok dengan nilai t = 2,691 (p=0,0090,05), artinya perawat yang merokok lebih memiliki keyakinan bahwa kesehatannya dipengaruhi oleh keberuntungan atau takdir dibandingkan dengan perawat non perokok, sedangkan pada dimensi internal dan powerful others tidak terdapat perbedaan pada perawat yang merokok dan tidak merokok

    Program Penyuluhan Persiapan Memasuki Dunia Kerja bagi Siswa SMKN 31 Jakarta

    Get PDF
    Dengan kemampuan dan keterampilan yang dimiliki, seharusnya siswa SMK lebih mudah untuk diterima di dunia kerja. Pada kenyataannya, masih banyak lulusan SMK yang mengalami hambatan untuk memasuki dunia kerja. Hasil analisa kebutuhan dengan guru Bimbingan Konseling SMKN 31 ditemukan bahwa sebagian besar alumni SMKN 31 gagal untuk mendapatkan pekerjaan, terutama pada tahap psikotes dan wawancara. Kegagalan ini juga dialami oleh siswa-siswa yang memiliki prestasi akademis yang baik di sekolah. Berdasarkan hasil analisa kebutuhan terhadap siswa di SMKN 31, siswa juga menyatakan membutuhkan pelatihan untuk persiapan memasuki dunia kerja terutama persiapan untuk mengikuti psikotes dan wawancara. Oleh karena itu, diperlukan penyuluhan untuk mempersiapkan siswa SMKN 31 memasuki dunia kerja, terutama menghadapi psikotes dan wawancara. Kegiatan penyuluhan diikuti oleh 45 siswa SMK, dilaksanakan tanggal 23 Januri 2019 pukul 12.00 – 16.00. Untuk mengetahui efektivitas kegiatan, dilakukan evaluasi dengan membandingkan kemampuan siswa pada saat sebelum (pre test) dan setelah kegiatan (post test). Berdasarkan hasil evaluasi, diketahui bahwa kegiatan yang dilakukan dapat meningkatan pengetahuan siswa mengenai psikotes dan wawancara (t = 13.53, p < 0.01). Selain itu, kegiatan penyuluhan yang dilakukan juga mendapatkan penilaian positif dari peserta pada aspek kebermanfaatan kegiatan, sikap pemateri dan kejelasan materi yang disampaika

    Peran Self-Compassion terhadap Dimensi-dimensi Kualitas Hidup Kesehatan pada Remaja Panti Asuhan

    Get PDF
    The purpose of thi study is to examine whether self-compassion can predict the level of health-related quality of life (HRQoL) among adolescents who live in foster care. The study used quantitative method with cross-sectional design. The sample were 140 teenagers recruited using convenience sampling technique from several foster care in Bekasi and Jakarta. Self Compassion Scale (SCSC) and KIDSCREEN-27 instrument were used to measure the level of self-compassion and HRQoL. Regression test was found that the influence of self-compassion toward HRQoL is significant on the dimension of physical wellbeing, psychological wellbeing, parent relations and autonomy, and school environment. However, self-compassion did not have significant influence toward health-related quality of life on the dimension of social support and peers. The role of self-compassion toward HRQoL implied that adolescents living at foster care need to develop a compassionate attitude for theirself in order to achieve better HRQoL

    Resiliensi Psikologis dan Pengaruhnya terhadap Kualitas Hidup terkait Kesehatan pada Remaja di Panti Asuhan

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana resiliensi psikologis dan peranannya terhadap kualitas hidup terkait kesehatan pada remaja panti asuhan. Sampel dalam penelitian ini adalah 200 remaja panti asuhan yang dipilih dengan teknik convenience sampling dari 12 panti asuhan di Jakarta dan Bekasi. Penelitian yang dilakukan menggunakan adaptasi alat ukur resiliensi dan kualitas hidup terkait kesehatan. Hasil uji regresi menemukan bahwa resiliensi psikologis memiliki peran terhadap seluruh dimensi kualitas hidup terkait kesehatan. Resiliensi psikologis berperan sebesar 16,3% pada dimensi kesejahteraan fisik, 8,2% pada dimensi kesejahteraan psikologis, 8,1% pada dimensi hubungan orang tua dan otonomi, 5,0% pada dimensi dukungan sosial dan teman sebaya dan 5,5% pada dimensi lingkungan sekolah. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan untuk pembuatan program-program yang bertujuan meningkatkan kualitas hidup terkait kesehatan pada remaja panti asuhan

    Seberapa Jauh Aku Bisa Bangkit? Sebuah Studi Mengenai Profil Resiliensi Psikologis Remaja Panti Asuhan

    Get PDF
    The purpose of this research is to describe the profile and level of psychological resilience of adolescents living at social shelter.  This research is using quantitative, cross-sectional design, descriptive approach and the population is adolescents who live at social shelter in Jakarta and Bekasi. Due to the explorative nature of this study and lack of the acurate data about total amount the teenagers, the sample of this research is taken by using convenience sampling technique across 12 Social Shelter in Jakarta and Bekasi. The sample of the study is 200 Adolescents. Adapted scale of resilience by Connor – Davidson was used for measure resilience level and descriptive statistic was used for the analysis. The result of this research found that 46.5% of participants have high resilience and 52.5% has moderate level of resilience. Whereas, only 1% who has low level of resiliences. Based on the analysis from each dimension, the highest dimension of resilience is in the domain of “Personal Competence” and the lowest one is on “Tolerance of Negative Affect”. This result implied that to developing resilience program for adolescents at social shelter, it is needed to help them develop their ability to overcome the negative affect
    corecore