20 research outputs found

    Implementasi Bakteri Asam Laktat untuk Media Pembelajaran Biologi Inovatif

    Get PDF
    Minimnya media pembelajaran yang memanfaatkan potensi lokal Kalimantan Barat dalam pembelajaran bioteknologi menyebabkan media pembelajaran hanya terfokus pada buku ajar. Sehingga pembelajaran menjadi kurang inovatif. Guru mengalami kesulitan dalam membuat media pembelajaran karena guru masih kurang pengalaman dan pemahaman tentang penyediaan media pembelajaran. Sehingga perlu dibuat media pembelajaran dengan memanfaatkan potensi lokal Kalimantan Barat yang dapat menunjang proses pembelajaran bioteknologi. Bentuk pelaksanaan program kegiatan pengabdian sebagai wujud realisasi masalah dari beberapa tahapan yaitu Pelatihan pengalihan BAL Tempoyak sebagai media pembelajaran biologi, Pendampingan penyusun sarana pembelajaran implementasi BAL Tempoyak dalam pembuatan yoghurt, dan evaluasi pengabdian. kegiatan . Hasil dari kegiatan pengabdian adalah peningkatan pengetahuan, keterampilan dan kompetensi guru dalam membuat media pembelajaran dengan menggunakan potensi lokal yang dituangkan dalam RPP dan LKPD. Peserta memberikan respon yang positif terhadap kegiatan pengabdian masyarakat dengan proporsi rata-rata yang besar yaitu 75%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penerapan bakteri asam laktat tempoyak untuk media pembelajaran biologi yang inovatif dapat menjadi ide kreatif dan inovatif yang baik untuk membuat perangkat pembelajaran

    Isolation and Characterization of Indigenous Lactic Acid Bacteria from Pakatikng Rape, Dayak’s Traditional Fermented Food

    Get PDF
    West Kalimantan is one of the provinces with a variety of traditional foods. One of them is pakatikng rape, a traditional Dayak fermented food made from kelampai fruit. The fermentation process involves lactic acid bacteria which act as food preservatives because they have inhibitory substances known as bacteriocins. Exploration of lactic acid bacteria in the local food fermentation process, especially in West Kalimantan, has not been widely carried out. Therefore, the purpose of this research is to obtain LAB from kelampai fruit fermentation. The research methods included fermentation of kelampai fruit, isolation of LAB, screening for acid-producing LAB, characterization of colony morphology, gram staining, endospore staining, motility test, catalase test, and antibiotic sensitivity test. The results of the study obtained nine isolates that are capable of producing acid and have general characteristics of lactic acid bacteria, namely round cell shape, gram-positive, non-endospores, non-motile and catalase negative and four isolates that are resistant to antibiotics, namely KL-10 resistant to erythromycin, KL-15 and KL-19 resistant to Ofloxacin, and KL-20 resistant to amoxicillin.Kalimantan Barat merupakan salah satu propinsi dengan kekayaan makanan tradisional yang melimpah. Salah satunya pakatikng rape yaitu makanan tradisional berbasis fermentasi khas suku Dayak yang berbahan dasar buah kelampai. Proses fermentasi melibatkan bakteri asam laktat yang berperan sebagai pengawet makanan karena memiliki zat penghambat mikrobia patogen yang dikenal dengan bakteriosin.  Eksplorasi BAL yang terlibat pada proses fermentasi makanan lokal khusunya Kalimantan Barat belum banyak dilakukan. Maka dari itu, tujuan penelitian ini yaitu mendapatkan BAL dari fermentasi buah kelampai. Metode penelitian meliputi fermentasi buah kelampai, isolasi BAL, screening BAL penghasil asam, karakterisasi morfologi koloni, pewarnaan gram, pewarnaan endospore, uji motilitas, iji katalase dan uji sensitivitas antibiotic.  Hasil penelitian diperoleh Sembilan isolat yang mampu menghasilkan asam dan memiliki karakteristik umum bakteri asam laktat yaitu bentuk sel bulat, gram positif, non endospora, non motil dan katalase negatif serta empat isolate yang resiten terhadap antibiotic yaitu KL-10 resisten terhadap eritromisin, KL-15 dan KL-19 resisten terhadap Ofloksasin, dan KL-20 resisten terhadap amoksisilin

    Pemberdayaan Masyarakat Desa Mengkiang Melalui Program Jamban Percontohan

    Get PDF
    Desa Mengkiang terletak di Kecamatan Kapuas Kabupaten Sanggau yang berjarak 175 km dari ibukota provinsi Kota Pontianak. Masalah utama yang dihadapi masyarakat adalah masih rendahnya rumah tangga yang menerapkan rumah sehat (51,45%) dan memiliki jamban sehat (37%).  Masyarakat lebih banyak melakukan buang air besar (BAB) di lanting yang terdapat di sungai.  Tindakan tersebut dapat mengakibatkan sungai tercemar oleh kotoran dan meningkatkan risiko penyakit berbasis lingkungan.Target kegiatan adalah penerapan IPTKES melaui kegiatan program jamban percontohan sehingga dapat dipergunakan sebagai sarana pembuangan tinja keluarga. Pelaksanaan kegiatan dilakukan bertahap; dimulai dari penyuluhan mengenai jamban sehat, pendataan jamban sehat keluarga melalui pendampingan Program Indonesia Sehat Pendekatan Keluarga (PIS-PK), pelaksanaan tabungan jamban (tanjan) dan komitmen bersama melakukan renovasi jamban umum desa menjadi jamban percontohan

    PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS DIGITAL DENGAN APLIKASI ARTICULATE STORYLINE UNTUK MELATIH LITERASI SAINS

    Get PDF
    This study aims to develop digital-based learning tools to train scientific literacy. The method used is the Research and Development development method. Sugiono's research model, however, usage trials, product revisions, and mass production were not carried out. The results of the validity interpretation research show that the learning device development product developed consists of language aspects 74%, material 85%, media 74%, while the practicality test obtains an average value of 77%. Interpretation of the results of student responses can be categorized as good with a value of 63% so that the learning device is said to be suitable for use by educators and students in the learning process.Penelitian ini bertujuan mengembangkan perangkat pembelajaran berbasis digital untuk melatih literasi sains. Metode yang digunakan yaitu metode pengembangan Research and Development Sugiono yang terdiri atas 10 tahap namun, pada penelitian ini hanya dilakukan sampai 7 tahap saja yaitu, identifikasi masalah, pengumpulan data, desain perangkat pembelajaran,validasi desain, revisi perangkat, uji coba produk, dan revisi perangkat pembelajaran. Namun uji coba pemakaian, revisi produk, dan produksi masal tidak dilakukan. Hasil penelitian interpretasi kevalidan menunjukkan produk pengembangan perangkat pembelajaran yang dikembangkan terdiri dari aspek bahasa dan aspek media dengan interprestasi 75% valid, dan pada aspek materi 85% dapat dikatakan sangat valid, sedangkan uji kepraktisan diperoleh nilai rata-rata 77% dengan interprestasi valid.  Interprestasi hasil respon peserta didik dapat kategori baik dengan nilai 63% sehingga perangkat pembelajaran dikatakan layak untuk digunakan oleh pendidik dan peserta didik dalam proses pembelajaran.                                                                                                             Kata Kunci : Literasi Sains, Perangkat Pembelajaran, Research and Development

    Efektivitas Media Articulate Storyline Terhadap Minat dan Retensi Siswa Pada Materi Biologi SMA Taman Mulia

    Get PDF
    Selection of the use of instructional media is necessary to create effective and innovative learning conditions that support the learning process, one of which is the articulate storyline media. This study aims to determine the effectiveness of articulate storyline media on student interest and retention. The research method used is Quasi Experimental Design with Nonequivalent Control Group Design. The treatment in the experimental class (XI IIS 2) used articulate storyline media and in the control class (XI IIS 1) used PPT. Data collection techniques using measurement techniques and questionnaires. Data collection tools used are tests and questionnaires. The results of the study show that the use of articulate storyline media is effective for students' interest and retention. The interest of the students in the experimental class differed significantly from that of the control class (independent samples t-test value of 0.000) and was influenced by the treatment by 55.4% (Effect Size value of 1.00). The retention of students in the experimental class was significantly different from the control class (U-Mann Whitney value 0.006) and was affected by the treatment by 51.6% (Effect Size value 0.92).  Pemilihan penggunaan media pembelajaran diperlukan untuk menciptakan kondisi pembelajaran yang efektif dan inovatif yang mendukung proses pembelajaran, salah satunya media articulate storyline. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas media articulate storyline terhadap minat dan retensi siswa. Metode penelitian yang digunakan yaitu Quasi Experimental Design dengan rancangan Nonequivalent Control Group Design. Perlakuan di kelas eksperimen (XI IIS 2) menggunakan media articulate storyline dan di kelas kontrol (XI IIS 1) menggunakan PPT. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik pengukuran soal dan angket. Alat pengumpul data yang digunakan adalah tes dan lembar angket. Hasil penelitian menunjukkan penggunaan media articulate storyline efektif terhadap minat dan retensi siswa. Minat siswa kelas eksperimen berbeda secara signifikan dengan kelas kontrol (nilai independent samples t-test 0,000) dan dipengaruhi perlakuan sebesar 55,4%(nilai Effect Size 1,00). Retensi siswa kelas eksperimen berbeda secara signifikan dengan kelas kontrol (nilai U-Mann Whitney 0,006) dan dipengaruhi perlakuan sebesar 51,6% (nilai Effect Size 0,92).  &nbsp

    Scientific Literacy Skills Of State High School Students In Singkawang City

    Get PDF
    Scientific literacy research by the Program for International Student Assessment (PISA) in the period 2000-2015 shows that the scientific literacy ability of Indonesian students is at a low level. This study aims to determine the scientific literacy ability of state high school students in Singkawang City. The method used is descriptive qualitative. The research was conducted in two public high schools in Singkawang City, namely SMA 1 and SMA 2 Singkawang. The samples taken were 127 students selected based on the simple random sampling technique. The research instrument used was a scientific literacy test in multiple-choice questions consisting of the dimensions of context, knowledge and competence. The results showed that the average science literacy test scores of SMA 1 students in the context dimension were 38%, the knowledge dimension was 40%, and the competence dimension was 39% which were very low. SMA 2 has 40% context dimension, 41% knowledge dimension and 39% competency dimension, classified as very low. So it can be concluded that SMA 1 and SMA 2 Singkawang students have very low scientific literacy skills based on three dimensions of scientific literacy abilityPenelitian literasi sains oleh Program for International Student Assessment (PISA) periode 2000-2015 menunjukkan bahwa kemampuan literasi sains siswa Indonesia berada pada level yang rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan literasi sains siswa SMA Negeri di Kota Singkawang. Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Penelitian dilakukan di dua SMA Negeri di Kota Singkawang, yaitu SMA 1 dan SMA 2 Singkawang. Sampel yang diambil sebanyak 127 siswa yang dipilih berdasarkan teknik simple random sampling. Instrumen penelitian yang digunakan adalah tes literasi sains pada soal pilihan ganda yang terdiri dari dimensi konteks, pengetahuan dan kompetensi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata nilai tes literasi sains siswa SMA 1 pada dimensi konteks adalah 38%, dimensi pengetahuan 40%, dan dimensi kompetensi 39% sangat rendah. SMA 2 memiliki dimensi konteks 40%, dimensi pengetahuan 41% dan dimensi kompetensi 39%, tergolong sangat rendah. Sehingga dapat disimpulkan bahwa siswa SMA 1 dan SMA 2 Singkawang memiliki kemampuan literasi sains yang sangat rendah berdasarkan tiga dimensi kemampuan literasi sains

    IDENTIFIKASI POTENSI LOKAL KAPUAS HULU SEBAGAI SUMBER BELAJAR BIOLOGI DI SMA

    Get PDF
    Abstrak Penelitian ini merupakan penelitian pendahuluan yang bertujuan untuk mengidentifikasi potensi lokal yang ada di daerah Kapuas Hulu sebagai sumber belajar biologi yang sesuai dengan kompetensi dasar pada kurikulum 2013. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan teknik survei melalui pendekatan deskriptif eksploratif. Partisipan dalam Penelitian ini adalah guru biologi dari 3 sekolah menengah atas di kecamatan Putussibau kabupaten Kapuas hulu yang berjumlah 5 orang guru. Pemilihan sample menggunakan Teknik purposive sampel. Instrument penelitian ini menggunakan observasi, wawancara dan dokumentasi berupa gambar. Hasil kajian terdapat 14 potensi lokal di kabupaten Kapuas hulu.  Terdiri dari 6 jenis sumber daya alam 3 flora 3 fauna, 1 Kawasan konservasi, 3 kuliner, 1 seni, 2 kerajinan dan 1 upacara adat. Pengelompokkan potensi lokal dapat dikaitkan dengan mata pelajaran biologi di SMA. Potensi lokal dapat dikategorikan pemanfaatannya dalam bidang Pendidikan, yaitu sumber daya alam dan Kawasan konservasi dapat di jadikan sebagai kegiatan praktikum pada pembelajaran dengan bantuan (LKPD), selanjutnya kuliner lokal dapat dimanfaatkan sebagai kegiatan praktikum pada perangkat pembelajaran (RPP), potensi lokal seni, kerajinan dan upacara adat dapat dijadikan sebagai referensi tambahan untuk program pengayaan perangkat pembelajaran ( RPP).   &nbsp

    The Relationship Between Digital Literacy and Learning Outcomes in Biology Learning for Students

    Get PDF
    The study aims to determine the relationship between digital literacy and the learning results on the biology of class vii for the 12th country school class vii. This type of research is a quantitative study with a correlational method. The population in this study is class vii in the 12 countries' middle schools. The samples used in this study number 88 students. Research instruments using tankettes. The data analysis technique used is by using a product-moment correlation. Studies show the class vii c, d, e, and f's digital literacy of class vii c, d, e, and f get an average of 60.77 present in the moderate category. In contrast, the results of the student biology study of students get an average of 68.02 gifts in the intermediate class. Product correlation analysis between x variables and y variables show that r recount (0.290) > t-table (1.987) so that there is a link between digital literacy and the study of the biological student vii class 12 countriesPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara Literasi Digital dengan Hasil Belajar pada pembelajaran Biologi siswa kelas VII SMP Negeri 12 Pontianak. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode korelasional. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Negeri 12 Pontianak. Sampel yang digunakan pada penelitian ini berjumlah 88 orang siswa. Instrumen penelitian menggunakan lembar angket. Teknik analisis data yang digunakan adalah dengan menggunakan korelasi Product Moment. Hasil penelitian menunjukkan literasi digital siswa kelas VII C, D, E, dan F mendapatkan rata-rata 60,77 ada pada kategori sedang, sedangkan hasil belajar biologi siswa mendapatkan rata-rata 68,02 ada pada kategori sedang dan hasil analisis korelasi product moment antara variabel X dan variabel Y menunjukan bahwa r hitung (0,290) > t tabel (1,987) sehingga terdapat hubungan antara literasi digital dengan hasil belajar pada pembelajaran biologi siswa kelas VII SMP Negeri 12 Pontianak

    Respon Guru Terhadap Flip Book Pembelajaran Bioteknologi Berbasis Fermentasi Khas Kalimantan Barat Di SMA Kubu Raya

    Get PDF
    ABSTRACT. The learning process of biotechnology material in SMA and MA Kubu Raya still has problems such as the lack of learning media that only textbooks and LKS. The textbooks and LKS have drawbacks, including only showing a few images, too much writing and material that does not yet contain the potential of local West Kalimantan biotechnology. So that development is carried out, namely the flip book that has gone through a validation process. However, the untrue response to the flip book is unknown, so the purpose of this study was to determine the teacher's response to the West Kalimantan-based biotechnology flip book learning typical of the Kubu Raya High School. The method used is descriptive with quantitative and qualitative approaches. The data collection tool in this study was using a closed questionnaire. Determination of the sample using purposive sampling technique with consideration of the area and school accreditation. The results showed that the average response of teachers of SMA and MA Kubu Raya to flip books in aspects of attraction was 84.99%, material aspects 82.34%, language aspects 84.73%, and media aspects 74.73%. Based on the results of the research conducted, it can be concluded that the teacher's response to the West Kalimantan-based biotechnology flip book learning typical of SMA Kubu Raya has positive criteria based on aspects of interest, material aspects, language aspects and media aspects. ABSTRAK.  Proses pembelajaran materi bioteknologi di SMA dan MA Kubu Raya masih memiliki permasalahan seperti kekurangan media ajar yang hanya menggunakan media berupa buku paket dan lembar kerja siswa (LKS). Buku paket dan LKS tersebut memiliki kekurangan antara lain hanya menampilkan sedikit gambar, terlalu banyak tulisan dan materi belum memuat potensi bioteknologi konvensional lokal Kalbar. Sehingga dilakukan pengembangan yaitu flip book yang telah melalui proses validasi. Namun respon giru terhadap flip book tersebut belum diketahui sehingga tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui respon guru terhadap flip book pembelajaran bioteknologi berbasis fermentasi khas Kalimantan Barat di SMA Kubu Raya. Metode yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Alat pengumpulan data pada penelitian ini ialah dengan menggunakan angket tertutup. Penentuan sampel dengan menggunakan teknik purposive sampling dengan pertimbangan wilayah dan akreditasi sekolah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata respon guru SMA dan MA Kubu Raya terhadap flip book pada aspek ketertarikan sebesar 84,99%, aspek materi 82,34%, aspek bahasa 84,73%, dan aspek media 74,73%. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa respon guru terhadap flip book pembelajaran bioteknologi berbasis fermentasi khas Kalimantan Barat di SMA Kubu Raya memiliki kriteria positif berdasarkan aspek ketertarikan, aspek materi, aspek bahasa dan aspek media

    Butterfly Insectarium from Three Different Ecosystems of Gunung Palung National Park as Biology Learning Resource

    Get PDF
    Gunung Palung National Park (GPNP) has butterfly diversity. However, there is a lack of information about butterflies in Gunung Palung National Park as a learning resource. This article reports on the species of butterflies in three different ecosystems from GPNP and the potential of insectariums as a source of learning biology. There are two stages of research, first to examine the species of butterflies from GPNP in the Freshwater Swamp Forest, Alluvial Forest, and Lowland Granite Forest ecosystems. Second, to examine the potential of butterflies insectariums as a learning resource. The location of the research was determined by purposive sampling. Butterflies are caught by sweeping technique. Collecting data on potential learning resources using observation, documentation, and questionnaires. The results found 119 individuals from 39 butterfies species. Based on the aspects of access, safety, time, cost, clarity of potential, suitability of learning objectives, clarity of material objectives, and clarity of information, it shows that the potential of the butterfly insectarium is worthy of being used as a learning resource, especially in biology subjects, namely Biodiversity, Classification of Living Things, Animalia, and EcologyTaman Nasional Gunung Palung (TNGP) memiliki keanekaragaman kupu-kupu. Namun, informasi tentang kupu-kupu di Taman Nasional Gunung Palung masih kurang sebagai sumber belajar. Artikel ini melaporkan spesies kupu-kupu di tiga ekosistem berbeda di TNGP dan potensi insektarium sebagai sumber belajar biologi. Ada dua tahapan penelitian, pertama untuk mengkaji spesies kupu-kupu dari TNGP di ekosistem Hutan Rawa Air Tawar, Hutan Alluvial, dan Hutan Granit Dataran Rendah. Kedua, mengkaji potensi insektarium kupu-kupu sebagai sumber belajar. Lokasi penelitian ditentukan secara purposive sampling. Kupu-kupu ditangkap dengan teknik sweeping. Pengumpulan data potensi sumber belajar menggunakan observasi, dokumentasi, dan angket. Hasilnya ditemukan 119 individu dari 39 spesies kupu-kupu. Berdasarkan aspek akses, keamanan, waktu, biaya, kejelasan potensi, kesesuaian tujuan pembelajaran, kejelasan tujuan materi, dan kejelasan informasi menunjukkan potensi insektarium kupu-kupu layak dijadikan sebagai sumber belajar khususnya pada mata pelajaran biologi yaitu Keanekaragaman Hayati, Klasifikasi Makhluk Hidup, Animalia, dan Ekologi
    corecore