8 research outputs found

    Pengembangan tepung dan pati kasava asam dengan metode fermentatif pada medium diperkaya untuk modifikasi granula pati serta sintesis baking behaviournya.

    Get PDF
    Bakteri asam laktat yang tumbuh dari lingkungan dan memfermentasi pati kasava asam berperan terhadap karakteristik pengembangan pati tersebut.pada skala industri, sangatlah dibutuhkan pengembangan fermentasi bakteri asam Iaktat dalam kondisi yang lebih terkontrol. oleh karena itu, dibutuhkan jenis bakteri asam laktat dengan karakteristik yang sesuai untuk digunakan dalam proses fermentasi kasava tersebut serta batasan-batasan aktivitasnya sehingga dimanfaatkan untuk pengembangan tepung/pati kasava dengan karakteristik 'baking expansion'. tujuan penelitian ini adalah (I) isolasi bakteri asam laktat dari fermentasi pati kasava (2) seleksi BAL yang potensial dalam menghasilkan asam laktat danii degradasi granula pati (3) pengembangan metode fennestasi pada media ;pati kasava nientah yeng diperkaya dengan sumber nitrogen untuk mempercepat fermentasi dan (3) mengkaji perubahan granula pati kasava hasil fermentasi isolat yang berbeda. penelitian menunjukkan bahwa selama fermentasi pati kasava tumbuh beberapa jenis bakteri asam laktat yang merniliki kemampuan amilolitik. isolat BAL yang diperoleh dan fermentasi pati kasava. selama 10 hari memiliki kemampuan amilolitik yang lebih besar dibandingkan dengan isolat dan fermentasi 5 hari. tiga jenis isolat yang memiliki karakteristik amilolitik di identifikasi sebagai Lactobacillus fermentum (isolat A4), Lactobacillus fermentum 1 (isolat B1) dan Lactobacillus plantarum 1 (isolat B9). perbandingan ketiga isolat dengan isolat type culture yang diperoleh dari Food and Nutrition Culture Collection PAU UGM, menunjukkan bahwa isolat Lactobacillus fermentum A4 mampu tumbuh lebih bailk pada pH 3 dan suhu 10°C dibandingkan isolat yang lainnya. basil formulasi media kasava yang difermentasi Welt isolat A4 dengan penambahan sumber nitrogen, menunjukkan bahwa kombinasi nutrien berupa yeast ekstrak ipepton dengan perbandingan 1 1 menghasilkan pertumbuhan BAL dan penurunan pH yang lebih cepat dibandingkan dengan penambahan yeast ekstrak saja atau pepton saja. basil karakterisasi mikroskopi granula pati kasava yang difermentasi dengan lima isolat berbeda, menunjukkan bahwa pada kondisi dan lama fermentasi yang sama terjadi perubahan struktur granola yang berbeda. isolat &non konampuan amilolitik yang tinggi yaitu L. femenium (type culture) dan L.fermentum A4 menghasilkan kerusakan granula yang lebih besar. akan tetapi kerusakan granula sehingga menyebabkan terbentuknya lubang (cavity) yang besar akan menyebabkan granula pati lebih sulit memuai dan menahan gas saat proses pemanggangan. kerusakan granula pati pada fermentasi dengan isolat L. fermenlum A4 relatif lebih rendah sehingga kemampuan dalam mengembang terjadi lebihi baik

    Optimization of Microwave-Assisted Extraction (MAE) Time and Material to Solvent Ratio of Gembili (Dioscorea esculenta) Water-Soluble Polysaccharides (WSP)

    Get PDF
    AbstractGembili (Dioscorea esculenta) is a tuber-producing plant containing 14.63% inulin, a Water-Soluble Polysaccharide (WSP). This study aims to determine the optimum point of the material to solvent ratio and Microwave-Assisted Extraction (MAE) time needed to extract gembili WSP, and determine the WSP's characteristics produced. The optimization process uses the Response Surface Methodology-Central Composite Design (RSM-CCD) with Design Expert 7.0 software. The material to solvent ratio's minimum and maximum points are 1:25 g/L and 1:45 g/L, while the minimum and maximum points of extraction time are 20 minutes and 40 minutes. This study observed 13 experimental combinations and responses from gembili WSP yield, WSP powder inulin levels, and WSP solubility. The results showed that the optimum conditions of material to solvent were at a 1:33.81 g/mL ratio, and the extraction time was 29.26 minutes. This optimum condition resulted in 32.42% WSP yield, 40.8% inulin content in WSP powder, 26.98% WSP solubility, 12.24% WSP water content, and 49.3 cp WSP viscosity. These results indicate that extraction using a microwave can increase WSP's rich inulin yield from gembili tubers.Keywords: gembili, inulin, microwave, optimization, Water-Soluble Polysaccharides AbstrakGembili (Dioscorea esculenta) merupakan tanaman penghasil umbi yang mengandung 14,63% inulin, yang merupakan Polisakarida Larut Air (PLA). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui titik optimum rasio bahan terhadap pelarut dan lama waktu ekstraksi PLA ubi gembili yang dibutuhkan menggunakan Microwave-Assisted Extraction (MAE) serta untuk mengetahui karakteristik PLA umbi gembili yang dihasilkan. Proses optimasi menggunakan Respon Surface Methodology-Central Composit Design (RSM-CCD) dengan bantuan software Design Expert 7.0. Titik minimum dan maksimum rasio bahan:pelarut adalah 1:25 g/L dan 1:45 g/L, sedangkan titik minimum dan maksimum lama waktu ekstraksi adalah 20 menit dan 40 menit. Penelitian ini mengamati 13 kombinasi percobaan dan respon, yaitu rendemen PLA, kadar inulin pada bubuk PLA, dan kelarutan PLA. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi optimum bahan:pelarut terdapat pada rasio 1:33,81 g/mL dan lama waktu ekstraksi adalah 29,26 menit. Kondisi optimum ini menghasilkan 32,42% rendemen PLA, 40,8% kadar inulin pada bubuk PLA, 26,98% kelarutan PLA, 12,24% kadar air PLA, dan 49.3 cp viskositas PLA. Hasil tersebut menunjukkan bahwa ekstraksi menggunakan microwave berpotensi meningkatkan rendemen PLA kaya inulin dari umbi gembili.Kata kunci: gembili, inulin, microwave, optimasi, Polisakarida Larut Ai

    The Utilization of Oil Palm Empty Fruit Bunches (OPEFB) for Biodegradable Pot’s Raw Materials as An Alternative Container for Sustainable Nurseries

    Get PDF
    Kurangnya pengolahan limbah Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) menghambat perkembangan industri kelapa sawit di pasar global, padahal TKKS memiliki serat selulosa dan unsur hara yang tinggi sehingga dapat digunakan sebahan bahan baku Pot Biodegrdadable sebagai alternatif wadah pembibitan perkelanjutan. Terlebih saat ini kegiatan budidaya pertanian masih berorientasi pada penggunaan polybag yang memberikan dampak negatif bagi tanaman maupun lingkungan. Polybag bekas pembibitan menjadi sumber sampah plastik dari sektor pertanian. Selain itu, penggunaan polybag berpotensi menurunkan tingkat toleransi tanaman terhadap kekeringan, merusak akar, dan mempersulit proses pindah tanam. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh komposisi bahan baku Biopot dan pengaruh penambahan NaOH dengan konsentrasi yang berbeda terhadap sifat fisiko-menanik Biopot. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) Faktorial, dengan dua faktor yang digunakan yaitu perbandingan massa TKKS terhadap batang pisang sebagai bahan baku sebesar 100%:0%, 80%:20%, 60%:40%, 40%:60%, dan 0%:100%. Konsentrasi NaOH yang digunakan adalah 3%, 5%, dan 7%. Pengamatan dilakukan pada biopot meliputi massa, kadar air, water uptake, uji biodegradasi, dan uji kuat tarik. Hasil penelitian menunjukkan pot biodegradable memiliki rentang massa 9.58- 18.48 gram, kadar air 50.42%-65.89%, water uptake 2.72%-4.82%, potensi biodegradasi 40.54%-76.39%, dan kuat tarik 8091-23418 Pa. Kombinasi perlakuan R2C2 (80% TKKS: 20% batang pisang; 5% NaOH) merupakan formulasi perlakuan terbaik karena memiliki biodegradabilitas yang lebih cepat juga dapat mendukung daya tahan pot biodegradable melalui kekuatan tarik yang tinggi dan ketahanan terhadap air. Namun, pada kerapatan dinding pot biodegradable memerlukan beberapa perbaikan akibat dari dispersi serat yang tidak merata

    The Effectiveness of Various Salacca Vinegars as Therapeutic Agent for Management of Hyperglycemia and Dyslipidemia on Diabetic Rats

    Get PDF
    The aim of this study was to explore the potency of salacca vinegar made from various Indonesian salacca fruit extracts as therapeutic agent for hyperglycemia and dyslipidemia for STZ-induced diabetic rats. The rats were grouped into untreated rats, STZ-induced diabetic rats without treatment, and STZ-induced diabetic rats treated with Pondoh salacca vinegar, Swaru salacca vinegar, Gula Pasir salacca vinegar, Madu salacca vinegar, or Madura salacca vinegar. Parameter observed included blood glucose, total cholesterol (TC), high density lipoprotein (HDL), low density lipoprotein (LDL), triglyceride (TG), malondialdehyde (MDA), superoxide dismutase (SOD), and pancreas histopathology of the samples. The results demonstrated that all salacca vinegars were capable of reducing blood sugar (from 25.1 to 62%) and reducing LDL (from 9.5 to 14.8 mg/dL), TG (from 58.3 to 69.5 mg/dL), MDA (from 1.1 to 2.2 mg/dL), and TC (from 56.3 to 70.5 mg/dL) as well as increasing HDL blood sugar of STZ-induced diabetic Wistar rats (from 52.3 to 60 mg/dL). Various salacca vinegars were also capable of regenerating pancreatic cells. Nevertheless, the ability of Swaru salacca vinegar to manage hyperglycemia and dyslipidemia appeared to be superior to other salacca vinegars. Swaru salacca vinegar is a potential therapeutic agent to manage hyperglycemia and dyslipidemia of STZ-induced diabetic rats

    Determination Amylolitic Characteristic of Predominant Lactic Acid Bacteria Isolated during Growol Fermentation, in a Different Starch Medium Composition

    No full text
    In order to achieve efficient lactic acid production from starch, fermentation of avarious composition starch medium by lactic acid bacteriawas examined in this study. Many strains of Lactobacillus plantarum isolated from growol fermentation, Lactobacillus plantarumsubsp. plantarum NBRC 15891 and Lactobacillus amylophyllus NBRC 15881 were used as starter cultures in starch basis medium, i.e, basal, basal-starch, enriched basal-starch with polypeptone and yeast extract. Lactobacillus plantarum UA3, AA2, AA11 showed the highest cells growth compare to both reference strains, but Lactobacillus amylophyllus NBRC 15881 showed a greater ability to degrade starch indicated by decreasing of pH and starch content of the fermented substrate. Enriched medium with peptone and yeast extract could generate the growth and starch degradation capabilities for all types of lactic acid bacteria were used

    The Effectiveness of Various Salacca Vinegars as Therapeutic Agent for Management of Hyperglycemia and Dyslipidemia on Diabetic Rats

    Get PDF
    The aim of this study was to explore the potency of salacca vinegar made from various Indonesian salacca fruit extracts as therapeutic agent for hyperglycemia and dyslipidemia for STZ-induced diabetic rats. The rats were grouped into untreated rats, STZ-induced diabetic rats without treatment, and STZ-induced diabetic rats treated with Pondoh salacca vinegar, Swaru salacca vinegar, Gula Pasir salacca vinegar, Madu salacca vinegar, or Madura salacca vinegar. Parameter observed included blood glucose, total cholesterol (TC), high density lipoprotein (HDL), low density lipoprotein (LDL), triglyceride (TG), malondialdehyde (MDA), superoxide dismutase (SOD), and pancreas histopathology of the samples. The results demonstrated that all salacca vinegars were capable of reducing blood sugar (from 25.1 to 62%) and reducing LDL (from 9.5 to 14.8 mg/dL), TG (from 58.3 to 69.5 mg/dL), MDA (from 1.1 to 2.2 mg/dL), and TC (from 56.3 to 70.5 mg/dL) as well as increasing HDL blood sugar of STZ-induced diabetic Wistar rats (from 52.3 to 60 mg/dL). Various salacca vinegars were also capable of regenerating pancreatic cells. Nevertheless, the ability of Swaru salacca vinegar to manage hyperglycemia and dyslipidemia appeared to be superior to other salacca vinegars. Swaru salacca vinegar is a potential therapeutic agent to manage hyperglycemia and dyslipidemia of STZ-induced diabetic rats

    “Optimasi Rasio Bahan:Pelarut Dan Lama Waktu Microwave Assisted Extraction (MAE) Untuk Ekstraksi Polisakarida Larut Air (PLA) Kaya Inulin Umbi Gembili.

    No full text
    Gembili (Dioscorea esculenta) merupakan tanaman dari family Dioscoreaceae. Tanaman tersebut menghasilkan umbi yang mengandung polisakarida larut air (PLA) yaitu inulin sebesar 14,63%. Proses ekstraksi PLA kaya inulin umbi gembili saat ini, masih menggunakan metode ekstraksi konvensional yang memiliki kelemahan yaitu waktu ekstraksi yang sangat panjang dan rendahnya rendemen yang dihasilkan. Microwave merupakan teknologi terbaru yang digunakan pada proses ekstraksi, keunggulan menggunakan microwave yaitu waktu ekstraksi yang dibutuhkan lebih pendek dan rendemen yang dihasilkan lebih tinggi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui titik optimum rasio bahan:pelarut dan lama waktu ekstraksi PLA kaya inulin umbi Gembili (Dioscorea Esculenta) menggunakan microwave dan untuk mengetahui karakteristik PLA kaya inulin umbi Gembili (Dioscorea Esculenta) yang dihasilkan dari proses optimasi ekstraksi menggunakan microwave. Proses optimasi menggunakan Respon Surface Methodology-Central Composit Design (RSM-CCD) pada software Design Expert 7.0. Titik minimum dan maksimum rasio bahan:pelaut yaitu 1:25 g/L dan 1:45 g/L, sedangkan titik minimum dan maksimum lama waktu ekstraksi yaitu 20 menit dan 40 menit. Terdapat 13 kombinasi percobaan dan respon yang diamati pada penelitian ini yaitu rendemen PLA, kadar inulin pada bubuk PLA dan kelarutan PLA. Berdasarkan hasil penelitian, kondisi optimum bahan:pelarut terdapat pada rasio 1:33,27 g/mL dan lama waktu ekstraksi 28,40 menit yang menghasilkan rendemen PLA sebesar 32,64 %, kadar inulin pada bubuk PLA sebesar 40,8 %, kelarutan PLA sebesar 26,98 %, kadar air PLA sebesar 12,24%, viskositas PLA sebesar 49,3 cp. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, diketahui bahwa ekstraksi menggunakan microwave dapat meningkatkan rendemen PLA kaya inulin dari umbi gembili

    Anti-diabetes activity of Kombucha prepared from different snake fruit cultivars

    Get PDF
    Purpose – This paper aims to study the anti-diabetes activity of the Kombucha prepared from different snake fruit cultivars. Design/methodology/approach – The juices of snake fruits of Suwaru, Madura, Pondoh and Bali cultivars were fermented for 14 days. Anti-diabetes activity of the products was analyzed. Twentyfour male albino Wistar rats were used and randomly divided into six experimental groups, i.e. four groups of the diabetic rats treated with the Kombucha, plus the normal group and diabetic control group. The Kombucha were orally administered to the streptozotocin induced-diabetic rats at 5 mL/kg body weight per day during the 28-day experiment. The fasting plasma glucose (FPG), oxidative stress indices (superoxide dismutase [SOD] activity and Malondialdehyde [MDA] level) and lipid profile of the blood plasma were measured. The pancreas was used for immunohistochemical study and b -cells quantification. Data were analysed by ANOVA followed by Fisher test using Minitab version 16.0. Findings – FPG of the diabetic rats treated with the Kombucha (110.3-189.3 mg/dL) was significantly lower (p = 0.000) than the diabetic control group (413.3 mg/dL). Those were in line with the number of pancreatic b -cells of 42.1 in diabetic rats that lower (p = 006) than those in treated the diabetic rats (61.2-73.5). The treated diabetic rats had lower oxidative stress (SOD activity: 20.9-44.6 unit/100 mL with p = 0.000; MDA level: 0.37-0.48 ng/100 mL with p = 0.000) than those in the diabetic rats (SOD activity: 18.7 unit/100mL; MDA level: 0.84 ng/100 mL). The treated diabetic rats also showed better lipid profile than those in the diabetic control rats. There were cultivar differences, and the Suwaru and Madura snake fruit Kombucha demonstrated the most potential for diabetes management. Originality/value – This is the first study on in vivo anti-diabetes activity of snake fruit Kombucha prepared fromdifferent snake fruit cultivars
    corecore