Kurangnya pengolahan limbah Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS)
menghambat perkembangan industri kelapa sawit di pasar global, padahal TKKS
memiliki serat selulosa dan unsur hara yang tinggi sehingga dapat digunakan
sebahan bahan baku Pot Biodegrdadable sebagai alternatif wadah pembibitan
perkelanjutan. Terlebih saat ini kegiatan budidaya pertanian masih berorientasi
pada penggunaan polybag yang memberikan dampak negatif bagi tanaman
maupun lingkungan. Polybag bekas pembibitan menjadi sumber sampah plastik
dari sektor pertanian. Selain itu, penggunaan polybag berpotensi menurunkan
tingkat toleransi tanaman terhadap kekeringan, merusak akar, dan mempersulit
proses pindah tanam. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
komposisi bahan baku Biopot dan pengaruh penambahan NaOH dengan
konsentrasi yang berbeda terhadap sifat fisiko-menanik Biopot. Metode penelitian
yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan
Rancangan Acak Lengkap (RAL) Faktorial, dengan dua faktor yang digunakan
yaitu perbandingan massa TKKS terhadap batang pisang sebagai bahan baku
sebesar 100%:0%, 80%:20%, 60%:40%, 40%:60%, dan 0%:100%. Konsentrasi
NaOH yang digunakan adalah 3%, 5%, dan 7%. Pengamatan dilakukan pada
biopot meliputi massa, kadar air, water uptake, uji biodegradasi, dan uji kuat tarik.
Hasil penelitian menunjukkan pot biodegradable memiliki rentang massa 9.58-
18.48 gram, kadar air 50.42%-65.89%, water uptake 2.72%-4.82%, potensi
biodegradasi 40.54%-76.39%, dan kuat tarik 8091-23418 Pa. Kombinasi
perlakuan R2C2 (80% TKKS: 20% batang pisang; 5% NaOH) merupakan
formulasi perlakuan terbaik karena memiliki biodegradabilitas yang lebih cepat
juga dapat mendukung daya tahan pot biodegradable melalui kekuatan tarik yang
tinggi dan ketahanan terhadap air. Namun, pada kerapatan dinding pot
biodegradable memerlukan beberapa perbaikan akibat dari dispersi serat yang
tidak merata