21 research outputs found

    EVALUASI POTENSI MATAAIR UNTUK KEBUTUHAN AIR DOMESTIK DI KECAMATAN CANGKRINGAN KABUPATEN SLEMAN PASCA ERUPSI MERAPI 2010

    Get PDF
    Cangkringan merupakan kecamatan yang terletak di lereng GunungapiMerapi. Daerah ini memiliki potensi sumberdaya air yang besar, karena potensiairtanahnya yang cukup baik. Selain itu, di daerah tersebut juga ditemukanbanyak mataair. Metode penelitian yang digunakan meliputi metode survei, baiksurvei lapangan maupun survei instansional, dan uji laboratorium. Hasilpenelitian menunjukkan bahwa terdapat 20 mataair yang ditemukan di daerahpenelitian, beberapa mataair mengalami perubahan debit setelah terjadi erupsiMerapi pada tahun 2010. Ditinjau dari parameter fisik dan kimia, sebagian besarmataair di daerah penelitian masih memenuhi baku mutu. Akan tetapi untukparameter mikrobiologi (Koliform total) hampir semua sampel melebihi standarbaku mutu, kecuali untuk Umbul Lanang. Estimasi kebutuhan air domestik didaerah penelitian sebesar 737.794,37 m�/tahun, kebutuhan air domestik tersebutdapat dipenuhi dengan memanfaatkan mataair yang ada di daerah penelitian.Kata kunci: mataair, kuantitas air, kualitas air, kebutuhan air domesti

    NERACA DAN NILAI KEKRITISAN AIRTANAH UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN DOMESTIK DESA GEDAREN DAN DESA KAYUMAS, KECAMATAN JATINOM, KABUPATEN KLATEN, JAWA TENGAH

    Get PDF
    Desa Gedaren dan Desa Kayumas yang terletak di Kecamatan Jatinom, Kabupaten Klaten, Provinsi Jawa Tengah, secara morfologi tertelak pada Lereng Kaki Gunungapi Merapi dan Dataran Kaki Gunungapi Merapi. Tujuan penelitian ini mengidentifikasi dengan membandingkan nilai ketersediaan serta kebutuhan airtanah di Desa Kayumas dan Desa Gedaren dan mengidentifikasi dengan membandingkan nilai kekritisan airtanah di Desa Kayumas dan Desa Gedaren. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survey lapangan dan metode sampling random. Survey lapangan digunakan untuk menentukan daerah penelitian. Hasil penelitian menunjukkan ada dua tipe akuifer yang terdapat di daerah penelitian yaitu akuifer tertekan dan akuifer tidak tertekan. Pemanfaatan airtanah untuk kebutuhan domestik di Desa Gedaren sebesar 175.624,18 m3/tahun dan pemanfaatan airtanah untuk kebutuhan domestik di Desa Kayumas sebesar 93.643,52 m3/tahun, apabila dibandingkan dengan ketersediaan airtanah dikedua desa, Desa Gedaren sebesar 495.921,64 m3 dan Desa Kayumas sebesar 374.120,75 m3, secara kuantitas airtanah di Desa didaerah penelitian masih dapat mencukupi kebutuhan tersebut. Desa Gedaren memiliki nilai kekritisan airtanah sebesar 0,35%, sedangkan Desa Kayumas memiliki nilai kekritisan airtanah sebesar 0,25%. Nilai kekritisan air di kedua desa belum bisa dikatakan kritis, karena belum mencapai angka 75%, sehingga masih aman digunakan untuk memenuhi kebutuhan domestik

    KUALITAS AIRTANAH SUB DAS CODE KOTA YOGYAKARTA PASCA ERUPSI MERAPI TAHUN 2010

    Get PDF
    Banjir Lahar yang terjadi akibat erupsi Gunungapi Merapi di tahun 2010, telah memberikan dampak terhadap perubahan fisik dari penampang Sungai Code. Kondisi ini menimbulkan pertanyaan, apakah ada perubahan juga terhadap kualitas airtanah yang berada di sepanjang aliran Sungai Code dan seperti apa hubungan interaksi antara sungai dengan akuifer yang berada di sekitar sungai. Metode yang digunakan adalah systematic sampling untuk pengambilan sampel airtanah dengan menggunakan jarak sebagai acuan (0-50 m dan 50-100 m) dan purposive sampling untuk pengambilan sampel air sungai (input dan output). Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar parameter memiliki tingkat kualitas air Kelas II. Unsur Fe (besi) menunjukkan adanya peningkatan konsentrasi pasca terjadi erupsi. Sungai Code disebut sungai efluen dimana arah aliran airtanah di sekitar sungai menuju ke sungai, jadi interaksi yang terjadi adalah akuifer menyuplai air ke sungai karena ketinggian muka airtanah lebih tinggi dari tinggi muka air sungai. Kata kunci: banjir lahar, kualitas airtanah, interaksi sungai dengan akuife

    KARAKTERISTIK DAN POTENSI MATAAIR UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN DOMESTIK DAN PERIKANAN DI KECAMATAN POLANHARJO, KABUPATEN KLATEN

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik dan kualitas mataair di Kecamatan Polanharjo, menghitung ketersediaan air dari mataair dan kebutuhan air untuk kebutuhan domestik dan perikanan, dan menganalisis imbangan air mataair. Metode penelitian yang digunakan adalah metode sensus untuk mengetahui karakteristik dan kualitas mataair dan metode sampling untuk menentukan jumlah responden, sedangkan penentuan sampel dengan metode purposive sampling. Analisa data yang digunakan adalah analisa deskriptif, statistik parametrik, dan komparatif. Hasil penelitian diketahui bahwa tipe mataair adalah mataair depresi dan mataair artesis. Semua mataair ini bersifat perennial dengan kelas debit menurut Meinzer adalah kelas II (1 – 10 m3/detik) dan kelas III (0,1 – 1 m3/detik). Mataair ini termasuk dalam kualitas air kelas satu dan dua serta golongan B. Ketersediaan air mataair sebesar 552.353.040 m3/tahun dengan kebutuhan air untuk domestik dan perikanan adalah 2.975.046 m3/tahun. Terdapat surplus potensi mataair sebesar 549.377.994 m3/tahun yang masih dapat dimanfaatkan oleh manusia untuk kebutuhan air yang lain

    APLIKASI METODE GEOLISTRIK UNTUK MENGIDENTIFIKASI AIRTANAH ASIN DI WILAYAH KEPESISIRAN KECAMATAN REMBANG, KABUPATEN REMBANG

    Get PDF
    Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui karakteristik akuifer dan persebaran airtanah asin di Wilayah Kepesisiran Kecamatan Rembang, Kabupaten Rembang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendugaan geolistrik menggunakan metode Vertical Electrical Sounding (VES) dan konfigurasi Schlumberger serta pengukuran DHL. Hasil pendugaan geolistrik ini diolah dengan software IP2WIN dan Rockwork. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa lokasi penelitian menyimpan airtanah bersalinitas cukup tinggi (payau-asin) dengan nilai resistivitas 0 – 25 Ω meter. Lempung merupakan material yang dominan ditemukan mulai dari permukaan tanah hingga kedalaman 10 meter sesuai dengan log resistivitas dan korelasi antar titik-titik pendugaan dan merupakan suatu akuiklud. Jenis akuifer yang ada wilayah penelitian adalah akuifer tertekan, lapisan akuifer berada diatas lapisan penekan (lempung). Airtanah asin hanya ditemukan pada bagian Utara dekat dengan laut dan tidak menyebar hingga ke bagian Selatan

    KAJIAN LAJU INFILTRASI TANAH DAN IMBUHAN AIRTANAH LOKAL SUB DAS GENDOL PASCA ERUPSI MERAPI 2010

    Get PDF
    Penelitian ini dilakukan di Sub DAS Gendol yang termasuk dalam kawasan resapan Satuan Akuifer Merapi (SAM). Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui nilai laju infiltrasi tanah pasca erupsi Gunungapi Merapi 2010, serta menghitung nilai imbuhan airtanah menggunakan metode imbangan air. Hasil penelitian menunjukkan rerata laju infiltrasi pada lahan tertutup abu adalah yang paling rendah yaitu 0,051 cm/menit. Rerata laju infiltrasi paling tinggi adalah pada lahan tertutup material lahar (pasir dan kerikil) yaitu 0,487 cm/menit, sedangkan pada lahan yang tidak tertutup material piroklastik memiliki rerata laju infiltrasi 0,375 cm/menit. Nilai imbuhan airtanah lokal Sub DAS Gendol adalah 357 mm/tahun.m2 pada lereng terjal (>40%), 359 mm/tahun.m2 pada lereng miring (8%-25%) dan 347 mm/tahun.m2 pada lereng landai (3%-8%). Secara temporal, imbuhan airtanah tidak terjadi pada musim kemarau.Kata kunci: infiltrasi, imbuhan airtanah, erupsi Merapi, Sub DAS Gendo

    DISTRIBUSI KUANTITAS DAN KUALITAS MATAAIR UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN AIR DOMESTIK DI KECAMATAN JATINOM DAN KARANGANOM, KABUPATEN KLATEN, JAWA TENGAH

    Get PDF
    Air merupakan komponen penting di bumi, khusunya airtanah. Mataair merupakan airtanah yang keluar ke permukaan Bumi. Klaten merupakan wilayah terpengaruh geologi dan geomorfologi Gunungapi Merapi berupa zona tekuk lereng yang memiliki material penyusun berupa bahan vulkanik lepas bersifat porus sehingga memudahkan air meresap menjadi airtanah dan muncul ke permukaan sebagai mataair. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis distribusi mataair beserta kualitas dan kuantitasnya yang berada di Kecamatan Jatinom dan Karanganom, melakukan evaluasi kualitas mataair sebagai sumber air minum utama bagi masyarakat, menganalisis potensi mataair sebagai proyeksi ketersediaannya untuk pemenuhan kebutuhan penduduk di masa yang akan datang.Metode penelitiannya yaitu pengukuran langsung di lapangan berupa pengukuran debit, koordinat mataair, dan wawancara kebutuhan air domestik serta pengolahan data sekunder untuk memproyeksikan jumlah kebutuhan air domestik di masa yang akan datang.Enam mataair muncul akibat tenaga gravitasi dan umum digunakan penduduk, yaitu diantara kelimanya adalah mataair depresi dan lainnya adalah mataair artesis. Pola distribusi berdasarkan debitnya cenderung mengelompok dengan kelas debit menurut Meinzer termasuk pada kelas IV (10-100 liter/detik) dan kelas V (1- 10 liter/detik). Hasil evaluasi mutu mataair menunjukkan bahwa seluruh mataair layak digunakan untukmemenuhi kebutuhan air domestik dan kebutuhan air minum secara langsung, terkecuali Mataair Karanggeneng yang mengandung Nitrat melebihi golongan kelas mutu yang diperbolehkan. Ketersediaan air total mataair adalah 5.932.508.577 liter/tahun. Proyeksi ketersediaan air mataair menunjukkan kondisi yang kritis (diatas 100%) apabila seandainya digunakan sebagai satu-satunya penyuplai kebutuhan domestik seluruh masyarakat Kecamatan Jatinom dan Karanganom tanpa menggunakan sumber lainnya

    RANCANGAN SUMUR RESAPAN AIR HUJAN SEBAGAI SALAH SATU USAHA KONSERVASI AIR TANAH DI PERUMAHAN DAYU BARU KABUPATEN SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

    Get PDF
    Penelitian ini dilakukan di Perumahan Dayu Baru. Penelitian ini bertujuan untuk merancang sumur resapan sebagai upaya konservasi air tanah agar dapat menambah cadangan air tanah dengan cara menentukan desain sumur resapan pada luas atap daerah penelitian. Metode yang digunakan adalah metode survei. Pengukuran permeabilitas menggunakan metode inverse auger hole. Luas atap dengan melakukan digitasi pada citrasatelit. Setelah parameter diketahui dapat dihitung kedalaman sumur resapan dengan rumus Sunjoto. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai permeabilitas daerah penelitianmencapai 5,03 m/hari dengan kedalaman muka air tanah sekitar 2,26 m. Rumah dengan kelas atap 92-<110 m2, 204-<279 m2 dan 110-<148 m2 dibangun sumur resapan tunggal karena kedalaman sumur resapan kurang dari 3 m. Kelas atap 279-<372 m2, 148-<204 m2 dan 372-<485 m2 sumur resapan yang dibangun adalah sumur resapan paralel, karena dari hasil perhitungan diperoleh kedalaman sumur resapan lebih dari 3 m.Kata kunci : sumur resapan, permeabilitas, hujan rancangan, perumahan Dayu bar

    KAJIAN PERSEBARAN SPASIAL KUALITAS AIR SUNGAI KARANG MUMUS, SAMARINDA, KALIMANTAN TIMUR

    Get PDF
    Problem of river pollution caused domestic waste human activity as residences, home industries and market. Karang Mumus River is Subwatershed Mahakam through Samarinda City. Purpose of this research is to analysethe spatial distribution of Karang Mumus River pollution, namely BOD, COD and TSS. Method used field survey, water sampling each river segment, laboratory analysis and make spatial distribution of pollution by ArcGIS application. Result of this research is to find the highest BOD, COD and TSS content on the residence side especially in flood plain area, home industries of tofu-tempeh and urban activity such as market, hospital, and Mall. Spatial distribution of BOD and COD find upstream and downstream has high content, then TSS hight content find in downstream area. Dominant activity in upstream area are home industries tofu-tempeh and in the downstream area are many residence in the flood plain area with their activity and also urban area

    KAJIAN KUALITAS AIR SUNGAI CODE PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

    No full text
    The amount of pollutants have caused Code River polluted and reduced the capacity of the river. In addition, Code is also one of the affected river flow of Merapi volcano cold lahar in 2010. Eruption have caused massive quantities of flowing water and sediment to enter the river channels emanating from these volcano, as well as changed the riverbed substrate. The purposes of this study are: (1) To analyze the physicochemical quality of Code River water, (2). To compare the quality of Code River water post-eruption of Merapi 2010 with the condition before the eruption based on pH, sulfide, and total iron, (3). To analyze the macrobenthic post-eruption of Merapi Volcano, and then to analyze the effect of water quality on macrobenthic, (4). To analyze the economic losses and the perception from the people who use the river for irrigation farming and fishery cages. Data collection were done by survey method, which the locations were determined by purposive sampling. It represents the middle part of the River Code (before the town and the town center), and the downstream of the Code River (after the town). Water samples were analyzed phisycally and chemically at the Laboratory. Macrobenthic samples were analyzed by approaches of abundance, dominance, and diversity index, as well as regression. The results of interview were analyzed by crosstab to assess public perception and economic losses due to cold lahar flood. Study results showed that the parameters of DO, BOD, COD, and nitrate, did not eligible to the water quality standard Class I in some sites. The turbidity, phosphate, and sulfide, nearly all sites exceeded the quality standards. Declining quality of DO, BOD, COD, nitrate, phosphate caused by the waste that goes into the river, while the decline in the quality of sulfide and turbidity, were caused by both of waste and the eruption of Merapi. Five genus of macrobenthic found in the Code River, Chironomous, Simulium, Ephemeroptera, Lymnaea, and Tubifex. Temperature, water velocity, and DO effected on decreasing diversity and dominance index of macrobenthic. Code River post-eruption categorized into a light polluted showed by diversity index = 1.69. Income from agriculture (rice field) and river-fishery cages after cold lahar flood decreased between Rp 500,0000.00-. 2,000,000.00 / respondent / harvest
    corecore