13 research outputs found

    PENGABDIAN MASYARAKAT BRANDING PRODUK UMKM KWT GUYUB LESTARI SUKOHARJO UNTUK PENINGKATAN PENJUALAN

    Get PDF
    Pengabdian masyarakat branding produk umkm desa pangin, kelurahan Joho, kec Sukoharjo, kab Sukoharjo.Branding sebuah cara untuk meningkatkan penjualan dengan disertai mutu produk dan pengemasan yang bagus akan mendapatkan hasil yang maksimal. Pada kwt yang ada di dusun tangi ada dua produk yang akan di branding yaitu kacang telur dan telur asin. Kedua produk ini dengan membuat stiker, pengemasan dari bungkus untuk produk yang akan di branding. Lppm sebuah Lembaga yang memberikan dana dan fasilitas dosen untuk dapat melakukan atau tranfer ilmunya untuk masyarakat. Masyarakat akan mengenal produk dengan pemasan yang baik, branding yang elegan dan juga manajemen penjualan yang baik. Pengabdi memberikan ilmunya untuk dapat diterapkan di kwt dusun tangin untuk dapat menambah penjualan. Peningkatan penjualan akan menambah penghasilan dari anggota kwt guyub lestari desa pangin dan penghasilan yang bertambah akan mendapatkan kesejahteraan.Pendampingan dilakukan untuk mengerti apakah branding berhasil maksimal dengan mendapatkan penghasilan yang bertambah. Awal dengan penjualan yang hanya dititip di warung dan juga di jual di pasar hanya per hari laba dua puluh ribuan setelah branding baik dan penjualan meningkat sehari penghasilan bersih dapat seratus sampai lima ratus ribu ini udah bersih. Branding yang baik akan meningkatkan penjualan dan memberikan kesejahteraan. Hal ini dilihat dari proses dan juga dari biaya produksi

    Pendidikan Karakter Pada Tari Kupu- Kupu Sebagai Falsafah Hidup Masyarakat Jawa

    Get PDF
    Budaya (culture) derived from Sanskrit word “budddayah”, the plural form of word buddhi, meaning anything related to human character and mind. In English, the word culture derived from Latin word cultural. The method used was descriptive qualitative one using data obtained through in-depth interview, library study, and documentation (photograph, online magazine, research journal). Culture in the form of dance is an art product resulting from people’s creativity to fulfill material and spiritual needs. Human being has two types of needs to have balanced life. Spiritual need relates to belief and religion, while immaterial need relates to art and recreation so that life will run harmoniously. One of art forms adapting to its community is butterfly dance. Butterfly dance in its development relates to community life and art. Culture will develop and adapt to human development. Human development follows time and human need development. Butterfly dance provides human life philosophy, particularly to Javanese people. Life is gratitude, life always rotates and so does the fate. To live, an individual will need others’ help so that he should always remember Allah because life can be happy, sad, and comfortable. The one who does good deed will get goodness, and vice versa. Always respecting each other, having good mindset, and remembering death are the keys to a nice harmonious life.&nbsp

    PENGABDIAN PADA MASYARAKAT MENINGKATKAN PENGETAHUAN TERKAIT MAKNA DALAM BUDAYA JAWA PADA FALSAFAH HIDUP UNTUK MENGHADAPI TANTANGAN 5.0

    Get PDF
    Kondisi zaman sudah semakin bergeser, Budaya semakin terpinggirkan. Manusia Jawa yang mengaku orang Jawa lebih cinta pada Budaya kebaharuan atau modern. Hal ini yang membuat keprihatinan di kalangan pelestari Budaya. Masyarakat Jawa yang mendalami Budaya akan belajar makna untuk kehidupan yang sesuai dengan aturan orang Jawa. Pendalaman makna dapat diapresiasikan pada falsafah hidup masyarakat Jawa, (Koenjaraningrat). Pada pribadi Jawa tidak sekedar dimengerti akan tetapi dilakukan dan dijalankan. Permadani sebuah wadah Budaya yang memberikan pengetahuan untuk para masyarakat yang mencari ilmu terkait Budaya. Pengabdi memberikan materi dengan bentuk paparan PPT dan bentuk makalah sejumlah 50 peserta dari masyarakat Sukoharjo. Peserta terdiri laki – laki dan perempuan dari berbagai kalangan guru, perangkat desa, Dinas perumahan, dinas pendidikan bahkan para karyawan wiraswasta.Awal pre test yang paham falsafah Jawa Cuma 5 orang setelah pengabdian dan materi diberikan terbanding terbalik yang tidak paham hanya 6 orang yang lainnya dapat menguasai materi. Falsafah dapat memberikan arahan untuk hidup di jalan Jawa, sikap tepa selira, saling menghormati, menghargai, pan papan dan manunggaling kawula gusti selalu mengingat pada Allah

    Pelatihan Laporan Penyusunan PTK dalam Bentuk Luaran Artikel Ilmiah bagi Guru SMP dan SMA di Sukoharjo

    Get PDF
    Kegiatan .pengabdian kepada masyarakat dengan judul pebgabdian masyarakat pembuatan PTK ke bentuk jurnal sebagai sebuah kegiatan pengabdian Dosen untuk memberikan wawasan kepada masyarakat dengan mentranfer ilmu yang dimiliki pengabdi dan anggota pengabdian. Peserta pengabdian dari para guru – guru SMP dan SMA Se Sukoharjo yang bekerjasama dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan. Pengabdian akan diselenggarakan dengan peserta 37 guru yang dipilih dari SMP dan SMA Se Sukoharjo dengan perwakilan setiap lembaga satu atau dua orang. Pentingnya pengabdian merupakan TRI Dharma perguruan tinggi bahwa dosen harus ngajar, mengabdi, penelitian. Kegiatan yang diselenggaraan wujud nota kesepakatan untuk kemajuan kelembagaan Universitas Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo dan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Sukoharjo. Pengabdi membidik judul pembuatan PTK dan bentuk jurnal dikarenakan guru –guru SMP dan SMA mengalami kendala dalam pembuatan dan hal ini dipergunakan sebagai Syarat untuk maju ke pangkatan guru. Pengabdi sangat berharap dengan teratasinya permasalahan ini dapat teratasi dan tidak kendala lagi dalam kegiatan untuk naik pangkat, sehingga dapat berjalan lancer.Pengabdi melakukan pre tes dari peserta 37 yang paham PTK dan Junal hanya 8 orang yang paham dan memahami PTK  ini hanya 30 % yang tahu tentang PTK, Pengabdian dilakukan para pengabdi dengan materi gambaran umum PTK Kapita selecta, Paparan tentang PTK, Jenis dan Bentuk Jurnal, Praktek buat jurnal dan trik dapat membuat jurnal dan masukin jurnal, Post tes dari 37 peserta yang belum mampu 8 sehingga berhasil hamper 90 % Besar harapan kami guru –guru SMP dan SMA dapat berprestasi dengan jenjang karir yang maksimal menjadi guru yang professional

    The Effect of Immersive Learning on Students' Cognitive and Affective Aspects

    Get PDF
    Deep learning or what is known as "Immersive Learning" is becoming an issue that is being studied a lot because of the application of technology in the process. The role of technology in this case is utilized to realize deep learning. Immersive Learning is applied by several methods, including online and blended. However, there are not many research articles that explicitly focus on Immersive Learning. Therefore, for the purpose of this review, several academic articles dealing with the specific topic of immersive learning have been selected and studied. Several topics have been searched using keywords related to immersive learning on academic search engines such as Springer, and Google Scholar, as well as on several other reputable academic journal publishing websites. The articles reviewed were sixteen articles published in the last five years. Based on the results of the article review, it can be concluded that immersive learning not only has a negative impact, but also has a positive impact on students' cognitive and affective aspects. Cognitive aspects include understanding and other academic abilities, while affective aspects include self-efficacy, motivation, and student attitudes towards subjects at school. With this review, it is hoped that teachers and educators will pay more attention to the positive and negative effects of this immersive learning process, so that they can optimize the learning outcomes obtained by students from the learning process, especially Natural Science subjects

    TINGKAT TUTUR SEBAGAI SARANA PEMBENTUKAN PENDIDIKAN KARAKTER

    No full text
    Tingkat tutur atau dalam bahasa Jawa disebut unggah-ungguh adalah adat sopan santun, etika, tata susila, tatakrama berbahasa. Tingkat tutur tidak hanya terbatas pada bentuk tuturan tetapi juga menyangkut pada tindak tanduknya, yang dapat dikatakan sebagai patrap dan pocap. Tingkat tutur secara garis besar dibagi menjadi dua yaitu ragam ngoko dan ragam krama. Ragam ngoko sendiri dibagidua yaitu ngoko lugu dan ngoko alus. Demikian juga ragam krama terdiri dari dua yaitu ragamkrama lugu dan krama alus. Pendidikan bahasa Jawa mempunyai fungsi  yang diarahkan untuk dua hal yaitu kultural dan edukatif. Penerapan tingkat tutur/unggah-ungguh melalui pendidikan bahasa Jawa bersifat vertikal artinya yang muda menggunakan ragam krama untuk menghormati yang tua/ dituakan , sebaliknya yang tua tidak boleh sewenang-wenang terhadap yang muda, yang demikian disebut keseimbangan. Konsep keseimbangan itu meliputi duduga, prayoga, watara dan reringa.Penerapan tingkat tutur/ unggah-ungguh dapat dijadikan sarana pembentukanpendidikan karakter. Kata-kata kunci: Bahasa Jawa, Tingkat tutur, Pendidikan Karakter

    Pendidikan Karakter Melalui Tradisi Sungkeman Adat Jawa

    No full text
    Pendidikan merupakan perilaku yang baik dan berkarakter untuk diterapkan dalam sebuah Budaya Jawa. Tradisi adat sungkeman pada masyarakat Jawa. Penelitian yang berupa artikel menggunakan metode deskriptif kualitataif. Data yang dida[at didapat dari observasi awal atau objek, buku referensi, majalah, dokumen foton,  junal , wawancara yang mendalam sesuai latar belakang kepakaran.Perolehan data diverifikasi dan dikelompokkan sehingga validitas data dapat dipertanggung jawabkan. Hasil dari data penelitian bahwa pendidikan karakter pada upacara adat tradisi pernikahan mengajarkan ketaatan anak ke kedua orang tua, mertua, bahkan pada eyang, mengajarkan etika Jawa menghormati yang lebih tua, karakter Budaya sikap santun ke orang tua. Mengajarkan pribadi yang baik minta doa restu untuk kehidupan pernikahan bahagia, langgeng. Pada sungkeman memberikan pendidikan juga bahwa segala sesuatu harus minta ijin atau restu. Doa orang tua akan memberikan keberkahan. Telapak kaki ibu itu surge. Memberikan ajaran taat pada Tuhan Yang Maha Esa. Hal ini yang diajarkan dari nilai pendidikan karakter pada tradisi sungkeman.Simpulan dari pendidikan karakter bahwa masyarakat Jawa tetap menjunjung tradisi dan etika Jawa untuk setiap kehidupannya. Ketaatan, patuh pada orang tua, saudara , sesepuh  ini yang harus terus dilestarikan pada masyarakat Jawa. Pendidikan karakter pada tradisi Jawa di sungkeman selayaknya menjadi suri tauladan bahwa kehidupan yang baik sesuai dengan ajaran Budaya Jawa untuk tujuan kebaikan dan berkah dalam kehidupan. Menghormati orang tua, saudara sesepuh wujud penghormatan dan sikap memiliki aklak yang baik

    NILAI PENDIDIKAN SERAT JAYABAYA KARYA RADEN NGABEHI RONGO WARSITO

    No full text
    Penelitian ini terkait dengan ramalan Jayabaya Musarar berhubungan dengan makna yang terkandung dan nilai pendidikan didalamnya. Popularitas Jangka Jayabaya tergolong tinggi dikalangan masyarakat jawa secara umum dan masyarakat Kediri khususnya. Hal ini menunjukkan bahwa kepercayaan terhadap mitologi masih berakar kuat dalam mentalitas masyarakat Indonesia. Serat Musarar adalah gubahan Raden Ngabehi Ranggawarsita yang perlu dilestarikan. Nilai pendidikan karakter yang ditemukan dalam serat Musarar diantaranya:1) Nilai yang berhubungan dengan Tuhan, nilai ini ditemukan diantaranya percaya dan ketaatan kepada Tuhan, 2) Nilai yang berhubungan dengan diri sendiri, Nilai diantaranya kecerdasan, dan cinta ilmu, 3) Nilai yang berhubungan dengan sesama, nilai ini ditemukan pada nilai gotong royong, patuh dan aturan sosial, dan keadilan, 4) Nilai yang berhubungan dengan alam sekitar atau lingkungan, nilai ini berupa sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam sekitarnya, dan 5) Nilai yang berhubungan dengan kebangsaan, nilai ini dapat berupa nasionalis dan menghargai keberagaman. Kata kunci: nilai pendidikan, ramalan, jayabaya

    VARIASI BAHASA DALAM TRANSAKSI JUAL BELI DI PASAR JATIPURA KABUPATEN KARANGANYAR

    No full text
    Interaksi jual-beli menempatkan bahasa sebagai elemen penting dalam proses tawar menawar dan komunikasi antara penjual dan pembeli. Bentuk komunikasi bahasa antara penjual dan pembeli di pasar memiliki banyak variasi kebahasaan. Sifat heterogenitas pada penutur di lingkungan pasar memunculkan keberagaman variasi kebahasan yang timbul dari komunikasi transaksional. Sebagai bentuk fenomen kebahasaan yang unik, variasi bahasa dalam komunikasi transaksional diharapkan mampu terdokumentasi dengan baik melalui penelitian ini. Pendekatan sosiolinguistik digunakan sebagai teori dasar untuk menganalisis bentuk-bentuk variasi bahasa serta faktor yang melatarbelakangi munculnya  variasi  bahasa. Penelitian  ini  merupakan penelitian  deskriptif  kualitatif. Sumber data berupa tuturan penjual dan pembeli  di pasar Jatipura Karanganyar, yang disajikan dalam data berupa transkrip percakapan antara penjual dan pembeli. Pengumpulan data  menggunakan metode  simak dengan teknik dasar  lanjutan yang digunakan melalui teknik sadap dan rekam. Teknik ini digunakan untuk menyadap dan merekam pemakaian bahasa dari para penjual dan  pembeli  dengan memanfaatkan teknik lanjutan dari teknik sadap dan rekam yaitu teknik simak libat cakap. Data yang terkumpul kemudian dianalisis dan disajikan dengan metode informal dalam bentuk kata-kata. Penelitian ini dilakukan untuk memberikan jawaban atas hipotesa bahwa dalam pelibatan komunikasi transaksional antara penjual dan pembeli di pasar Jatipura Karanganyar memunculkan berbagai variasi bahasa dalam aspek sistemik dan ekstrasistemik. Faktor-faktor tersebut yang melatarbelakangi munculnya variasi-variasi bahasa

    NILAI KARAKTER PADA PERIBAHASA, PEPATAH DAN SALOKA JAWA SEBAGAI PEMBELAJARAN KARAKTER UNTUK GENERASI PENERUS BANGSA

    No full text
    Sifat atau karakter budi pekerti yang luhur diusahakan dan dibina. Bangsa Indonesia yang dulu sebagai bangsa yang ramah pada era modern menjadi sangat berkurang bahkan ada yang sudah sama sekali hilang. Rasa keprihatinan ini yang membuat penulis mengungkapkan dalam sebuah tulisan. Nilai karakter dari peribahasa, pepatah dan saloka meiliki nilai luhur yang sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia. Bangsa yang bermoral adalah bangsa yang menghargai dari nilai-nilai banganya sendiri. Padaperibahasan anak polah bapa kepradah, busuk ketekuk pinter keblinger, sedangkan saloka yaitu asu mbalang kalung wong. Peribahasa , pepatah, saloka dapat sebagai kiblat manusia menjadi pribadi yang lebih baik dan menjadi sosok panutan bagi anak dan keturunan sehingga terselamatkan anak dan cucu bagi kehidupan yang semakin hilang budayanya. Nilai pendidikan karakter yang baik   menjadikan pribadi bangsa yang baik. Pendidikan karakter dapatdigunakan untuk generasi penerus kita bangsa Indonesia. Kata Kunci: Nilai, Karakter , Peribahasa, Bebasan, Saloka
    corecore