100 research outputs found

    ANALISIS DESAIN BIOKLIMATIK PADA BANGUNAN RUMAH TINGGAL TROPIS (STUDI KASUS: RUMAH HEINZ FRICK SEMARANG)

    Get PDF
    Abstract: Global warming is one of the main causes of environmental quality deterioration. This phenomenon is closely related to the acceleration of industrialism and the increased of uncontrolled energy consumption. The building sector donates for 40% of global energy use and is responsible for 30% of the global greenhouse effect. This study discusses the implementation of bioclimatic design criteria in small buildings with Heinz Frick House in Semarang as the object of study. The research was conducted using a qualitative descriptive method. The data were analyzed using bioclimatic design theory in the book “Bioclimatic Housing – Innovative Design for Warm Climates” by Hyde (2012). The results showed that Heinz Frick House building has implemented the bioclimatic design criteria. This residential building applies 6 of 6 principles, 5 of 6 elements, and 2 of 3 bioclimatic design engineering strategies. The building concept “in harmony with the environment and able to support itself” is well realized through adaptive passive design and maximizing environmental conditions, as well as the fulfillment and independent resources processing.Abstrak: Pemanasan global merupakan salah satu penyebab utama penurunan kualitas lingkungan. Fenomena ini erat kaitannya dengan percepatan industrialisme dan konsumsi energi yang semakin tidak terkendali. Sektor bangunan menyumbang 40% dari penggunaan energi global dan bertanggung jawab atas 30% efek rumah kaca global. Penelitian ini membahas penerapan kriteria desain bioklimatik pada bangunan skala rendah dengan objek penelitian adalah Rumah Heinz Frick di Semarang. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif. Data yang telah terkumpul kemudian dianalisis menggunakan teori desain bioklimatik dalam buku “Bioclimatic Housing – Innovative Design for Warm Climates” karya Hyde (2012). Hasil penelitian menunjukkan bahwa bangunan Heinz Frick House telah memenuhi kriteria desain bioklimatik. Bangunan hunian ini menerapkan 6 dari 6 prinsip, 5 dari 6 elemen, dan 2 dari 3 strategi rekayasa desain bioklimatik. Konsep bangunan “selaras dengan lingkungan dan mampu menopang dirinya sendiri” diwujudkan dengan baik melalui desain pasif adaptif dan memaksimalkan kondisi lingkungan, serta pemenuhan dan pengolahan sumber daya secara mandiri.

    PEMBAYANGAN BIOKLIMATIK PADA FASAD BANGUNAN (STUDI KASUS: RUMAH HEINZ FRICK SEMARANG)

    Get PDF
    ABSTRAK. Iklim meso Kota Semarang yang relatif panas membuat bangunan-bangunan harus dirancang adaptif terhadap kondisi tersebut. Pembayangan merupakan salah satu strategi desain bioklimatik untuk dapat merespon kondisi lingkungan luar yang tidak bersahabat. Pembayangan bioklimatik bermanfaat untuk mengontrol penyerapan panas sehingga kenyamanan dalam bangunan tetap terjaga. Penelitian ini menerapkan metode simulasi komputer menggunakan program Google SketchUp Pro 2019 untuk melakukan pemodelan dan simulasi pembayangan bangunan dengan variasi orientasi bangunan menghadap empat arah mata angin yang berbeda. Obyek studi kasus penelitian adalah Rumah Heinz Frick di Semarang, sebuah rumah tinggal yang didesain dengan pendekatan bioklimatik. Lokasi dan tanggal simulasi diatur sedemikian rupa sehingga diharapkan memperoleh hasil simulasi yang seakurat mungkin. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui orientasi bangunan terbaik supaya mendapatkan profil pembayangan maksimal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bangunan mendapatkan profil pembayangan paling optimal ketika disimulasikan menghadap arah timur. Pada orientasi tersebut, rata-rata profil pembayangan harian mencapai 97,42%. Dari hasil simulasi ini juga diketahui bahwa elemen pembayangan bangunan berpengaruh secara signifikan dalam memberikan profil pembayangan bangunan yang optimal. Adanya kesamaan antara hasil penelitian dan kondisi eksisting, menandakan bahwa Rumah Heinz Frick telah didesain adaptif dengan kondisi alam setempat.Kata kunci: Bioklimatik, Orientasi bangunan, Pembayangan, SimulasiABSTRACT. The microclimate of Semarang City is relatively hot, making the buildings have to be designed adaptively to these conditions. Shading is one of the bioclimatic design strategies to respond to hostile external environmental conditions. Bioclimatic shading is useful for controlling heat absorption to maintain building comfort. This study applies a computer simulation method using the Google SketchUp Pro 2019 program to model and simulate building shading with variations in the orientation of the building facing four different points of the compass directions. The object of the research study is Heinz Frick House in Semarang, a residential house designed with a bioclimatic approach. The location and date of the simulation are set in such a way that it is expected that the simulation results will be as accurate as possible. This study aimed to determine the best building orientation to obtain the maximum shading profile. The results showed that the building got the most optimal shading profile when simulated facing east. In this orientation, the average daily shading profile reaches 97.42%. From the simulation results, it is also known that the building shading element has a significant effect in providing an optimal building shading profile. The similarities between the research result and the existing condition indicate that Heinz Frick's House has been designed to be adaptive to local natural needs. Keywords: Bioclimatic, Building orientation, Shading, Simulatio

    PENERAPAN PRINSIP BANGUNAN TROPIS PADA MASJID AL MANSHUR WONOSOBO

    Get PDF
    Abstract: Indonesia is one of the regions that has a humid tropical climate. The humid tropics are located around the equator to approximately 15o north and south. One of the public buildings that must have good thermal comfort is the mosque. In this study, the object of the mosque is used because places of worship need to consider various aspects and one of them is thermal comfort. It is intended that users can perform worship solemnly. Meanwhile, this study aims to determine whether the mosque building which has a traditional Javanese design adequately responds to local climatic conditions where traditional Indonesian buildings should have taken into account the climatic conditions of the local area. From this research also resulted that the design of the Al Manshur Mosque building has responded to the surrounding climatic conditions. This is in terms of the shape of the roof, openings that have a solar heat barrier, crossing ventilation systems, and minimal openings in the west.Abstrak: Indonesia adalah salah satu wilayah yang memiliki iklim tropis lembab. Daerah Tropis lembab memiliki letak yaitu berada di sekitar khatulistiwa hingga kurang lebih 15o utara dan selatan. Salah satu bangunan publik yang harus memiliki kenyamanan termal yang baik adalah Masjid. Pada penelitian ini menggunakan objek masjid dikarenakan tempat ibadah perlu mempertimbangkan berbagai aspek dan salah satunya adalah kenyamanan termal. Hal ini bertujuan supaya pengguna dapat melakukan ibadah dengan khusyuk. Sedangkan dari penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui apakah bangunan Masjid yang memiliki desain tradisional Jawa ini cukup merespon kondisi iklim setempat yang mana bangunan tradisional asli Indonesia semestinya sudah mempertimbangkan kondisi iklim wilayah setempat. Dari penelitian ini pula dihasilkan bahwa bangunan Masjid Al Manshur ini desainnya sudah merespon kondisi iklim sekitar. Hal ini ditinjau dari Bentuk atap, Bukaan yang memiliki penghalang panas matahari, sistem ventilasi yang menyilang, dan bukaan yang minim pada arah barat

    HOTEL BISNIS DI KOTA SEMARANG

    Get PDF
    Semarang adalah Ibukota Jawa tengah dan merupakan salah satu kota besar di Indonesia. Semarang sebagai kota perdagangan dan jasa menyebabkan banyaknya orang melakukan bisnis dan metting/rapat-rapat. Hal itu menyebabkan banyak tumbuh berkembang hotel-hotel yang memiliki banyak ruang pertemuan, sehingga Kota Semarang berproses menuju wisata Kota Meeting, Incentive, Conference, dan Exhibition atau MICE. (Joko Susanto, 2015) Pemerintah Kota Semarang menargetkan pertumbuhan industri pariwisata sebanyak 20% seiring dengan potensi Semarang sebagai sebagai kota MICE (Meeting, Incentive, Convention, Exhibition).(Fahmi, 2014) Kota Semarang sendiri memiliki banyak potensi wisata salah satunya Kota Lama, Lawang Sewu, wisata religi dan bermacam pusat kuliner yang menarik wisatawan berkunjung di wilayah ini. Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang Masdiana Safitri mengatakan potensi MICE di Semarang terus ditonjolkan untuk menarik jumlah kunjungan wisatawan. Selain itu, wilayah ini memiliki keunggulan dari sisi infrastruktur bandara, pelabuhan dan adanya beberapa jumlah kampus. Dengan melakukan rapat dan study tour pengunjung bisa lama di Kota Semarang. Dengan para wisatawan datang, akan mampir ketempat kuliner untuk membeli buah tangan. Hal inilah yang menjadi keuntungan tersendiri sebagai salah satu faktor untuk mengembangkan perekonomian kota Semarang. Selain kuliner, sektor transportasi juga menyumbang nilai lebih pada bidang ekonomi. Perkembangan ekonomi di Kota Semarang meningkat tiap tahunnya, sehingga seiring meningkatnya perekonomian dan jumlah wisatawan yang berkunjung memerlukan sebuah hotel bisnis yang dapat mewadahi kegiatan bisnis dan wisata di Kota Semarang

    GEDUNG EKSHIBISI DI MAGELANG

    Get PDF
    Perkembangan teknologi informasi yang sangat cepat di masa sekarang ini, menjadikan terjadinya banyak inovasi dan informasi yang selalu baru di setiap saat. Kegiatan ekshibisi atau pameran menjadi salah satu gerbang menyebarnya informasi tersebut, dalam hal ini jenis kegiatan tersebut lebih dikenal secara internasional dengan istilah MICE ( Meeting, Incentive, Convention, Exhibition ). Gedung Ekshibisi sebagai salah satu wadah terselenggaranya kegiatan MICE, dijadikan sebagai tempat yang memiliki kekuatan untuk menjadi landmark dan dapat menunjukkan tingkat kualitas kota atau daerah yang maju dan profesional. Seiring banyaknya kegiatan ekshibisi yang meningkat setiap tahunnya di kota magelang dengan visi kota magelang yang mengusung untuk menjadi kota yang maju dan profesional di bidang jasa, maka itu perlu adanya perencanaan dan perancangan yang baik untuk tempat yang mampu mewadahi kegiatan tersebut, yaitu Gedung Ekshibisi. Kota Magelang terletak di tengah - tengah Provinsi Jawa Tengah yang berada pada jalur strategis antara kota Semarang dan Yogyakarta. Sehingga kota ini sudah memiliki potensi antara lain, transportasi, penginapan, tempat hiburan, dan kondisi kota magelang yang aman dan nyaman, sehingga sangat baik untuk terselenggaraanya kegiatan MICE yang maju dan profesional

    EVALUASI DISAIN TRITISAN PLAT BETON UNTUK PERUMAHAN DI SEMARANG

    Get PDF
    Disain tritisan suatu bangunan tropis sangatlah bervariasi. Hal ini sangat penting dalam usaha mengatasi pancaran sinar matahari dan tampias curah hujan yang masuk dalam bangunan.Kecenderungan yang berkembang di lapangan, pemakaian tritisan sudah tidak lagi memperhatikan fungsi awalnya. Hal ini ditunjukkan dengan pemakaian tritisan diatas pintu & jendela-jendela pada bangunan di kota Semarang yang berdimensi kurang dari 1.00m.Tulisan ini bertujuan untuk mengevaluasi kembali ketepatan pemakaian tritisan datar kecil tersebut dan bagaimana sebaiknya untuk bangunan perumahan di Kota Semarang ?Penelitian yang didukung dengan sarana simulasi komputer ini, memungkinkan kita untuk mendapatkan banyak animasi dan variasi temuan, disamping effisensi waktu dibanding penelitian lapangan. Pada akhirnya didapatkan bahwa bangunan dikota Semarang harus lebih serius mempertimbangkan bentuk dan dimensi tritisan orientasi ke Utara. Rasio tinggi bangunan dan lebar tritisan 2:3 untuk orientasi Utara dan 1:3untuk orientasi Selatan

    LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

    Get PDF
    Sarjana Teknik Lingkungan sangat dibutuhkan kehadirannya dalam masyarakat saat ini. Universitas Diponegoro merupakan sebagai salah satu universitas yang terdapat jurusan teknik lingkungan. Jurusan Teknik Lingkungan Universitas Diponegoro berdiri berdasarkan surat keputusan direktur jendral pendidikan tinggi no.377/DIKTI/KEP/1998 yang ditetapkan pada tanggal 21 Oktober 1998. Jurusan Teknik Lingkungan menyelenggarakan program studi S-1 Teknik lingkungan dan ekstensi dari program studi D3. Melakukan penerimaan mahasiswa baru pertama pada tahun ajaran 1999/2000. Selama 17 tahun berdiri Jurusan Teknik Lingkungan Universitas Diponegoro belum memiliki gedung kuliah sendiri dan menyelenggarakan kegiatan perkuliahannya di gedung kuliah bersama fakultas teknik. Ditambah lagi Jurusan Teknik Lingkungan sedang didorong untuk membuka program studi S-2 oleh pihak rektorat Universitas Diponegoro namun belum memiliki ruangan yang mencukupi untuk menampung kegiatan belajar mengajar jika dibukanya program studi baru. Kehadiran Kampus Jurusan Teknik Lingkungan Universitas Diponegoro dengan penekanan desain Universal Design, diharapkan mampu memenuhi kebutuhan ruang perkuliahan yang mencukupi, aman, nyaman, dan dapat diakses semua orang. Kata Kunci : Jurusan Teknik Lingkungan,Gedung Kuliah, Kampus, mencukupi
    • …
    corecore