70 research outputs found

    PEMETAAN KOMPETENSI PEDAGOGIK, PROFESIONAL, KEPRIBADIAN DAN SOSIAL GURU FISIKA SMA/MA DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

    Get PDF
    Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui : (1) peta kompetensi guru fisika SMA/MA di tiga kabupaten di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta yakni Kebupaten Sleman, Bantul, dan Kulon Progo secara keseluruhan ditinjau berdasarkan jenis kompetensinya; (2) peta kompetensi guru fisika SMA/MA di tiga kabupaten tersebut ditinjau berdasarkan kabupatennya; (3) perbedaan antara kompetensi guru fisika SMA/MA di tiga kabupaten tersebut secara keseluruhan berdasarkan kabupatennya; (4) hubungan antara kompetensi guru fisika SMA/MA di tiga kabupaten tersebut secara keseluruhan dengan masa kerja; (5) hubungan antara kompetensi guru fisika SMA/MA di tiga kabupaten tersebut secara keseluruhan dengan golongan ruang gaji. Penelitian ini merupakan penelitian survey. Obyek penelitian adalah kompetensi professional, pedagogik, sosial, dan kepribadian. Populasi penelitian adalah guru Fisika SMA/MA yang berunit kerja di Kabupaten Sleman, Bantul, dan Kulon Progo. Berdasarkan acuan data hasil UKG gelombang 2 th 2012 populasi sebanyak 121 orang. Besar sampel ditentukan berdasarkan Nomogram Harry King diperoleh hasil sebanyak 85 orang, dengan rincian Sleman 32, Bantul 30, dan Kulon Progo 23 orang. Instrumen penelitian dikembangkan berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No.16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru, meliputi instrument untuk mengukur kompetensi professional, pedagogik, sosial, dan kepribadian. Validasi isi instrumen dilakukan oleh ahli, dan instrumen dinyatakan valid. Reliabilitas instrumen dilakukan dengan cara mengkorelasikan penilaian kompetensi guru oleh kepala sekolah dan teman sejawat, dan instrument dinyatakan reliabel. Analisis data dilakukan dengan klasifikasi berdasarkan skor rerata ideal dan simpangan baku ideal, serta analisis non parametrik dengan uji beda Kruskal-Wallis dan uji korelasi Spearman. Hasil penelitian menunjukkan : (1) tingkat kompetensi guru fisika di kabupaten Sleman, Bantul, dan Kulon Progo secara keseluruhan dalam kategori baik, kecuali kompetensi kepribadian dalam kategori sangat baik; (2) tingkat kompetensi professional guru fisika Kabupaten Bantul menduduki peringkat paling tinggi disusul Sleman kemudian Kulon Progo, tingkat kompetensi pedagogik guru fisika Kabupaten Sleman menduduki peringkat paling tinggi disusul Kulon Progo kemudian Bantul, tingkat kompetensi sosial guru fisika Kabupaten Sleman menduduki peringkat paling tinggi disusul Kulon Progo kemudian Bantul, tingkat kompetensi kepribadian guru fisika Kabupaten Bantul menduduki peringkat paling tinggi disusul Sleman kemudian Kulon Progo; (3) ada perbedaan yang signifikan masing-masing tingkat kompetensi ditinjau dari kabupatennya, kecuali kompetensi kepribadian antara Sleman-Bantul, dan Sleman-Kulon Progo tidak ada perbedaan yang signifikan; (4) tidak ada hubungan yang sigifikan antara masa kerja guru fisika dengan kompetensi professional, pedagogik, sosial, dan kepribadian; (5) tidak ada hubungan yang sigifikan antara golongan ruang gaji guru fisika dengan kompetensi professional, pedagogik, sosial, dan kepribadian

    Pengembangan Electronic Module IPA Berbasis Inkuiri untuk Memfasilitasi Keterampilan Proses Sains dan ICT Literacy.

    Get PDF
    Tujuan dari penelitian ini adalah menghasilkan e-module IPA berbasis inkuiri yang layak digunakan sebagai suplemen bahan ajar dan diharapkan dapat memfasilitasi keterampilan proses sains dan ICT literacy peserta didik secara efektif. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan dengan model 4D yang terdiri dari tahap define, design, develop, dan disseminate. Pengembangan e- module IPA dilakukan melalui tahap analisis kebutuhan, desain produk, pengembangan produk, dan penyebarluasan produk. Tahap pengembangan terdiri dari tahap uji ahli dan uji coba, baik dalam uji coba skala terbatas maupun uji coba di kelas pembelajaran. Kelayakan produk diketahui dari hasil penilaian ahli materi dan ahli media dengan didukung hasil penilaian kepraktisan oleh guru. Tahap uji coba dilaksanakan di SMP N 6 Temanggung. Subjek uji coba skala terbatas terdiri dari sembilan peserta didik kelas VIII. Subjek uji coba di kelas pembelajaran terdiri dari 32 peserta didik kelas VIII A sebagai kelas eksperimen dan 32 peserta didik kelas VIII E sebagai kelas kontrol. Penentuan sampel menggunakan teknik simple random sampling. Uji coba di kelas pembelajaran menggunakan pretest-posttest control group design. Pembelajaran di kelas eksperimen menerapkan e-module IPA berbasis inkuiri yang dikembangkan, sedangkan pembelajaran di kelas kontrol menggunakan buku Siswa IPA yang biasa digunakan oleh guru. Pengumpulan data menggunakan instrumen tes berupa soal pilihan ganda beralasan untuk menilai keterampilan proses sains dan lembar observasi untuk menilai keterampilan proses sains dan ICT literacy peserta didik. Intrumen non-tes berupa lembar angket untuk mengetahui kelayakan produk, kepraktisan produk, keterbacaan produk, dan ICT literacy peserta didik. Analisis data menggunakan uji deskriptif, uji independet sample t-test dengan nilai taraf signifikansi 0,05, dan uji effect size. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) e-module IPA berbasis inkuiri yang dikembangkan layak untuk digunakan, (2) e-module IPA berbasis inkuiri dapat memfasilitasi keterampilan proses sains peserta didik, dan (3) pembelajaran menggunakan e-module IPA berbasis inkuiri dapat memfasilitasi ICT literacy peserta didik. Mengacu pada hasil tersebut maka e-module IPA yang dikembangkan dapat menjadi salah satu alternatif suplemen bahan ajar IPA yang layak digunakan untuk memfasilitasi keterampilan proses sains peserta didik SMP. Suplemen e-module IPA yang dikembangkan juga mendukung penguasaan keterampilan abad 21 yaitu ICT literacy

    Pembelajaran Sains Berbasis Kearifan Lokal

    Get PDF
    Tidak dapat dipungkiri, hingga kini pun guru-guru dipandang tetap sebagai orator verbalist dalam pembelajaran, termasuk pembelajaran sains. Mengacu pada fenomena para guru yang cenderung stagnan sebagai orator verbalist, perlu upaya-upaya yang mampu mengubah peran guru tersebut menjadi guru yang memiliki kemampuan menciptakan suasana dan lingkungan belajar yang kondusif. Untuk memenuhi hal tersebut, Semiawan (1991) mengemukakan bahwa “Pemenuhan persyaratan guru profesional akan mengubah peran guru yang semula sebagai orator yang verbalistis menjadi yang berkekuatan dinamis dalam menciptakan suatu suasana dan lingkungan belajar yang kondusif”. Suasana dan lingkungan belajar yang kondusif seperti apa yang dapat diciptakan untuk pembelajaran sains tentu tidak terbatas atau dengan kata lain beragam, tetapi dalam salah satu sudut pandang, misalnya dalam sudut pandang ‘konteks’, siswa akan lebih tepat jika mengoptimalkan local genius, kearifan lokal atau keunggulan lokal. Akan tetapi justru nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat lokal yang penuh dengan nilai-nilai kearifan lokal diabaikan dalam berbagai pembelajaran, termasuk pembelajaran sains maupun fisika di sekolah (Suastra, 2005). Untuk itulah, dalam makalah ini dibicarakan tentang pembelajaran sains berbasis kearifan lokal mengacu pada “Landasan Yuridis Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal” dalam upaya mengembalikannya sebagai modal berharga dalam pembelajaran agar belajar dan mengajar sains menjadi lebih bermakna

    PEMBELAJARAN DAN KOMPETENSI PENDIDIK ABAD-21

    Get PDF
    PEMBELAJARAN DAN KOMPETENSI PENDIDIK ABAD-2

    The Effect of the Surrounding Environment As a Learning Resource on the Mastery Concept and Creative Thinking on Elementary School

    Get PDF
    The objectives of this study were to examine The effect of the Surrounding Environment as a Learning Resource on The Mastery Concept and Creative Thinking. This study used the quantitative method. The study design was quasi-experimental with the pretest and the posttest group design. The study population included all the fourth graders of SD Negeri Se-Gugus Kartini Warureja Tegal. The samples in this study were determined by simple random sampling technique so that the fourth grade of SD Negeri Warureja 02 classes were given treatment by utilizing the surrounding environment as a learning resource, the fourth grade of SD N Warureja 01 was treated with conventional learning. The research instruments used include concept mastering test and creative thinking. Normality test was done by Kolmogorov-Smirnov method and homogeneity test using Box’M test.The Data were analysed by hypothesis testing beginning with univariate mean difference test using independent sample t-test and MANOVA test with T2 Hotteling formula. The result of this research are as follow (1) the utilization of the Surrounding Environment as a Learning Resource had an effect on Mastery Concept (2) the utilization of the Surrounding Environment as a Source of Learning Approach affects the Creative Thinking (3) the utilization of the Surrounding Environment as a Source of Learning affects the Mastery concepts and Creative Thinking together.     Keywords: Learning Resources; Surrounding Environment; Concept Matery; Creative Thinking

    Pengembangan Perangkat Pembelajaran IPA Berbasis Potensi Lokal untuk meningkatkan Capaian Nature of Science (NOS)

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk: (1) menghasilkan perangkat pembelajaran IPA berbasis potensi lokal yang valid dan (2) menganalisis keefektifan perangkat pembelajaran IPA berbasis potensi lokal dalam meningkatkan ketercapaian nature of science (NOS) peserta didik SMP. Model pengembangan dalam penelitian ini adalah modifikasi model pengembangan 4D dan Borg & Gall yang meliputi: (1) define (researh and information collecting); (2) design (planning); (3) develop (develop preliminary from of product, preliminary field testing and main product revision; dan(4) disseminate (main field testing, operational product revision). Instrumen penelitian meliputi lembar validasi seluruh komponen perangkat, tes keterampilan dan penguasaan konsep, lembar observasi, dan angket. Hasil penelitian menunjukan bahwa perangkat pembelajaran IPA berbasis potensi lokal yang dikembangkan valid dan efektif dalam meningkatkan ketercapaian NOS

    Developing an Authentic Assessment Model in Elementary School Science Teaching

    Get PDF
    This study aims at developing a model of authentic assessment, which can reveal the students’ creativity and the potential , develop their character and fulfill the requirements of a good assessment. The developed assessment model instrument consists of three kinds: (1) performance assessment, which consists of tasks and assessment rubrics; (2) assessment of the character of the students and its assessment criteria; and (3) assessment questionnaire of the scientific attitude. The problems formulated in this study are: (1) What is the procedure in developing authentic learning assessment model of SD/MI grades IV and V in this study? (2) What is the quality of the product? The Authentic Assessment Model (AAM) in teaching science at elementary schools (SD/MI) in this study was developed by using the Research and Development method based on the model of learning development by Borg & Gall, which was modified. The procedure was divided into three stages of development, namely the planning stage, development stage and trial stage. The subjects of the try out were student of grades IV and V in eight elementary schools (SD / MI) in Sleman and Magelang. The data analysis techniques used were qualitative and quantitative. The qualitative approach was used to analyze the input from experts and teachers and, the quantitative approach was used to analyze the results of experts’ validation using Aikends validity, inter-rater reliability using Kappa formula, and reliability of the instrument using the Alpha formula , and factor analysis using SPSS and Lisrel. Conclusions of this study are as follows: (1) The procedure of the authentic assessment model development follows the stages of research and development. The stages include presurvey research, problem analysis, analysis of curriculum, research studies, experts’ consultation, and drafting a model. The stages of development include experts’ validation, reliability test, materialized test, teacher training, limited trials, and expanded trials. The try out testing was carried out in eight elementary schools in Sleman and Magelang (2) The quality of the developed products (a) the developed authentic assessment model has a valid criterion as a model, in terms of aspects of the task, rubrics, authentic assessment principles, learning activities, and teaching implementation, and all these aspects meet a very good criterion and can be used without revision. (b) The instruments of AAM in teaching science classes IV and V have met the criteria as a valid, reliable, objective, systematic, and practical instrument. Keywords: authentic assessment, teaching science, elementary school

    PENYUSUNAN SSP (SUBJECT SPECIFIC PEDAGOGY)IPA BERKARAKTER BAGI GURU-GURU IPA SMP/MTs KABUPATEN SLEMAN

    Get PDF
    Workshop penyusunan subject spesific pedagogy (SSP) berkarakter untuk guru IPA SMP telah dilaksanakan pada tanggal 17, 24, dan 31 Mei 2014. Program tersebut diikuti oleh 31 guru di Kabupaten Sleman. Monitoring dan evaluasi (monev) dari program tersebut dilakukan setelah sebulan setelah workshop. Target dari program tersebut adalah produk hardcopy SSP yang disusun oleh guru IPA dan selanjutnya dievaluasi dengan monev. Metode workshop yang dipakai yaitu ceramah, penugasan, presentasi, dan diskusi. Monev menggunakan beberapa teknik untuk mengumpulkan data kemampuan guru IPA dalam menyusun dan mengimplementasikan di sekolah. Analisis dokumentasi dan observasi saat guru IPA melaksanakan proses pembelajaran di kelas. Hasil dari monev dianalisis dengan skala Likert 5 dengan kategori sangat (5), baik (4), kurang baik (3), tidak baik (2), dan sangat tidak baik (1). Hasilnya menunjukkan kemampuan guru dalam :(1) menyusun renana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan kategori sangat baik dan baik sebanyak 85,71%, (2) melakukan pembelajaran IPA terpadu dengan kategori sangat baik dan baik sebanyak 78,57%, dan (3) menyusun penilaian dengan kategori sangat baik dan baik sebanyak 71,41%

    Discovery Learning Model-based Virtual Lab on Photoelectric Effect Material to Improve Critical Thinking Skills

    Get PDF
    This article provides an overview and explanation of a product in virtual laboratory media based on the development of discovery learning with a focus on the material of the photoelectric effect. The paper also outlines the readability and practicality aspects for both students and teachers in the virtual lab while explaining the effectiveness of the virtual lab in enhancing students' critical thinking skills. The product discussed in this article was developed using the 4D model and scheme. It has undergone expert validation and product testing. The research presented in this article was conducted at two public high schools in Yogyakarta. The study utilized questionnaires, observation sheets, expert validation sheets, readability sheets, practicality sheets, and tests. The research data was analyzed using Gregory's analysis for expert validation and Manova's analysis for field testing. The study results indicate that the virtual lab is deemed appropriate as a learning medium based on expert validation for the photoelectric effect material. From the perspectives of readability and practicality, the developed product falls into the excellent category. This study, using the Manova test, effectively illustrated a substantial enhancement in the critical thinking abilities of students, notably in the areas of analysis, elaborating on concepts, and forming conclusions. Consequently, this paper offers a detailed insight into the creation of novel educational tools and presents robust empirical data supporting their role in improving critical thinking in students, with a specific focus on the subject of the photoelectric effect
    • 

    corecore