13 research outputs found

    KENDALA PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENUMBUHKAN CIVIC DISPOSITION PESERTA DIDIK DI MASA PANDEMI

    Get PDF
    ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk membahas secara mendalam mengenai kendala yang dihadapi guru PKn dalam menumbuhkan civic disposition peserta didik di sekolah. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Jenis Penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif. Subyek dalam penelitian ini yaitu peserta didik kelas X dan guru di SMK Negeri 5 Sukoharjo. Teknik pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh dan menyusun data penelitian adalah dengan wawancara, observasi serta dokumentasi. Sedangkan teknik analisis data menggunakan model analisis interaktif dengan tahap-tahap sebagai berikut: (1) Pengumpulan Data, (2) Reduksi Data, (3) Sajian Data, (4) Pengambilan Kesimpulan. Pendidikan Kewarganegaraan (Civic Education) merupakan subjek pembelajaran yang mengemban misi untuk membentuk kepribadian bangsa, yakni sebagai upaya sadar dalam “nation and character building.” Secara khusus PKn mempunyai peranan penting dalam membentuk civic disposition atau watak kewarganegaraan sehingga dapat menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggungjawab. Hal ini sekolah menjadi tempat untuk membentuk civic disposition peserta didik melalui pembudayaan karakter di lingkungannya. Implementasi dalam menumbuhkan civic disposition harus didukung dari keluarga, sekolah, dan masyarakat. Namun pada kenyataannya, dalam masa pandemi ini penumbuhan civic disposition sulit untuk dilakukan.  Permasalahan di lapangan terlihat dengan kurangnya kedisiplinan peserta didik dalam mengumpulkan tugas, kurangnya tanggungjawab dalam pengerjaan tugas-tugas dari guru, peserta didik kurang mandiri, dan guru hanya menekankan aspek kognitif saja.  ABSTRACTThis study aims to discuss in depth the obstacles faced by civics teachers in growing the civic disposition of students in schools. The approach used in this study is a qualitative approach. The type of research used is descriptive qualitative research. The subjects in this study were students of class X and teachers at SMK Negeri 5 Sukoharjo. Data collection techniques used to obtain and compile research data are interviews, observation and documentation. While the data analysis technique uses an interactive analysis model with the following stages: (1) Data Collection, (2) Data Reduction, (3) Data Presentation, (4) Conclusion Drawing. Civic Education is a subject of learning that carries a mission to shape the nation's personality, namely as a conscious effort in "nation and character building”.  In particular, Civics has an important role in shaping civic disposition or citizenship character so that it can become a democratic and responsible citizen. This makes the school a place to shape the civic disposition of students through cultivating characters in their environment. Implementation in cultivating civic disposition must be supported from family, school, and community. But in reality, in this pandemic period the growth of civic disposition is difficult to do. Problems in the field can be seen with the lack of student discipline in collecting assignments, lack of responsibility in carrying out tasks from the teacher, students being less independent, and teachers only emphasizing cognitive aspects

    Karakteristik Ulkus Diabetikum Pada Penderita Diabetes Melitus

    Get PDF
    Diabetes mellitus has a variety of chronic complications and the most frequently encountered is a diabetic ulcer. The incidence of diabetic ulcers annually is 2% among all patients with diabetes and 5-7.5% among diabetic patients with peripheral neuropathy. Objective: To understand the characteristics of diabetic ulcers in diabetes mellitus patients in RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Lampung in 2018. Research Method: This research is a type of descriptive research. The sampling technique used in this research is a total sampling. Result: From the 119 patients, the majority of diabetic ulcer patients is in the late elderly ages which about 55 peoples, based on gender are female with a total of 71 peoples, based on their family history of the disease, there is a family history of the disease as many as 101 peoples, based on length of hospitalization, it is at most 0-5 days with a total of 94 peoples, based on therapy, the most is with surgical procedures with a total of 98 peoples. Conclusion: The characteristics of diabetic ulcers are dominated by women in late elderly ages and the average ulcer patient has a family history of diabetes mellitus, they are treated at 0-5 days, and the therapy is used with surgeryDiabetes melitus memiliki berbagai macam komplikasi kronik dan yang paling sering ditemui adalah ulkus diabetikum. Insiden ulkus diabetikum setiap tahunnya adalah 2% di antara semua pasien dengan diabetes dan 5 – 7,5% di antara pasien diabetes dengan neuropati perifer. Tujuan : Mengetahui karakteristik ulkus diabetikum pada penderita diabetes melitus pada penderita Diabetes Melitus di RSUD dr.H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung tahun 2018. Metode : Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif. Teknik sampling yang digunakan pada penelitian ini adalah total sampling. Hasil : Dari 119 pasien, pasien ulkus diabetikum paling banyak pada usia lansia akhir sebanyak 55 sampel, berdasarkan jenis kelamin adalah perempuan dengan total 71 sampel, berdasarkan riwayat penyakit keluarga adanya riwayat penyakit keluarga sebanyak 101 sampel, berdasarkan lama rawat inap paling banyak pada 0-5 hari dengan total 94 sampel, berdasarkan terapi paling banyak dengan tindakan bedah dengan total 98 sampel. Simpulan : Karakterisitik ulkus diabetikum didominasi oleh perempuan berusia lansia dan rata-rata pasien ulkus memiliki riwayat keluarga yg memiliki penyakit diabetes melitus, dirawat pada 0-5 hari dan terapi yang digunakan dengan tindakan bedah

    HUBUNGAN KUALITAS TIDUR DAN POLA MAKAN (DIET DASH) DENGAN KEJADIAN PENYAKIT HIPERTENSI PADA USIA DEWASA MUDA DI PUSKESMAS SIMBARWARINGIN KECAMATAN TRIMURJO KABUPATEN LAMPUNG TENGAH PROVINSI LAMPUNG

    No full text
    Hipertensi menyebabkan sekitar 8 juta kematian setiap tahun, di mana 1,5 juta meninggal di Asia Tenggara, di mana sepertiga penduduknya menderita hipertensi, yang dapat menambah beban biaya pengobatan. Pola makan sangat berkaitan dengan frekuensi dan jenis makanan yang kita konsumsi dan ternyata perubahan pola makan seseorang sangat tidak lepas dari salah satu masalah hipertensi. Redline juga mengatakan, ahli jantung harus lebih memperhatikan pasien dengan kesulitan tidur atau kesulitan istirahat, karena gangguan tidur merupakan salah satu faktor yang dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah pada orang dewasa, anak-anak dan remaja. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan kualitas tidur dan pola makan (diet dash) dengan kejadian penyakit hipertensi pada usia dewasa muda di Puskesmas Simbarwaringin kecamatan Trimurjo, Kabupaten Lampung Tengah, Provinsi Lampung. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah analitik observasional. Metode sampling yang digunakan pada penelitian ini adalah teknik pengambilan sampel pada penelitian menggunakan accidental sampling pada responden di Puskesmas Simbarwaringin Kecamatan Trimurjo Kabupaten Lampung Tengah Provinsi Lampung. Terdapat 58 orang responden dalam penelitian ini. Hasil dari penelitian yang dilakukan di Puskesmas Simbarwaringin, Kecamatan Trimurjo, Kabupaten Lampung Tengah Provinsi Lampung menunjukan ada korelasi yang signifikan antara kualitas pola tidur dengan kejadian hipertensi (p value=0.518) dan ada korelasi searah yang signifikan antara faktor pola makan (diet dash) dengan kejadian hipertensi (nilai korelasi data yaitu 0.601). Pola tidur yang buruk dapat meningkatkan resiko tekanan darah tinggi dan pola makan (diet dash) apabila tidak rutin menjalaninya maka resiko hipertensi masih ada

    Perbandingan Tingkat Kesembuhan Pasien Covid-19 Dengan Komorbid Diabetes Mellitus (DM) Berdasarkan Tingkat Usia Di Rumah Sakit Natar Medika Lampung Selatan

    No full text
    ABSTRACT Coronavirus Disease (COVID-19) is a highly contagious viral infection caused by Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus (SARS-CoV-2). This disease was first discovered in Wuhan, China, and has spread to 190 worldwide. On March 12, 2020, the World Health Organization (WHO) announced that COVID-19 is a global pandemic. COVID-19 can affect all ages, the elderly group with a history of comorbidities has a higher risk factor and has a higher risk of complications. The severity of COVID-19 is influenced by endurance, age, and several comorbid diseases, including asthma, diabetes mellitus, and hypertension. Especially for those with diabetes, it is the second most common comorbidity found, about 8% of cases, after hypertension, and with a mortality rate three times that of patients in general. This study aims to compare the recovery rate of COVID-19 patients with comorbid diabetes mellitus (DM) based on age level at Natar Medika Hospital, South Lampung in 2021. This study used an observational analytical method with a cross-sectional approach. The sample population used in patients who have confirmed COVID-19 with the Swab-PCR test and are hospitalized at the Natar Medika Hospital in South Lampung in 2021.  The results of the Covid-19 study with comorbid DM at the pre-elderly age were obtained as many as 14 (82.4) patients recovered, and 3 patients died (17.6). Meanwhile, in the elderly, 20 (62.5) patients recovered and 12 (37.5) died. From the results of bivariate analysis using the Chi-Square method, a p-value of 0.202 (p>0.005) was obtained. There is no significant comparison between pre-elderly DM comorbid Covid patients with 19 elderly patients at Natar Medika Hospital, South Lampung, where p = 0.202 (p>0.005).  Keywords: Healing Rate, COVID-19, Diabetes Mellitus, Age Level. ABSTRAK Coronavirus Disease (COVID-19) adalah infeksi virus yang mudah menular disebabkan oleh Severe Acute Respiratory Syndrom Coronavirus (SARS-CoV-2).Penyakit ini pertama kali ditemukan di Wuhan,China dan menyebar ke 190 di seluruh dunia. Pada 12 Maret 2020 World Health Organization (WHO) mengumumkan bahwa COVID-19 sebagai pandemik global.COVID-19 dapat menyerang segala kalangan usia, kelompok usia lanjut dengan riwayat komorbid memiliki faktor resiko lebih tinggi dan memiliki risiko lebih tinggi terjadinya komplikasi%).Tingkat keparahan COVID-19 dipengaruhi oleh daya tahan tubuh, usia, dan beberapa penyakit komorbid, diantaranya adalah asma, diabetes melitus, dan hipertensi. Khusus untuk mereka dengan diabetes, merupakan komorbiditas kedua tersering ditemukan, sekitar 8% kasus, setelah hipertensi , dan dengan angka kematian tiga kali lipat dibandingkan penderita secara umum. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan tingkat kesembuhan pasien covid-19 dengan komorbid diabetes mellitus (DM) berdasarkan tingkat usia di rumah sakit Natar Medika lampung selatan tahun 2021. Penelitian ini menggunakan metode Analitik observasional dengan pendekatan cross sectional. Dengan populasi sampel yang digunakan yaitu pasien yang terkonfirmasi COVID-19 dengan test Swab-PCR dan di rawat inap di Rumah Sakit Natar Medika lampung selatan tahun 2021. Covid-19 dengan komorbid DM pada usia Pra Lansia didapatkan sebanyak 14 (82,4) pasien Sembuh, dan pasien Meninggal sebanyak 3  (17,6). Sedangkan  pada usia Lansia sebanyak 20 (62,5) pasien sembuh dan pasien Meninggal sebanyak 12 (37,5)..Dari hasil analisis bivariat dengan menggunakan metode Chi-Square didapatkan p-value sebesar 0,202 (p>0,005). Tidak Terdapat perbandingan yang signifikan  antara pasien Covid komorbid DM pada pra lansia dengan pasien lansisa 19 di Rumah Sakit Natar Medika lampung selatan. Kata Kunci : Tingkat Kesembuhan, COVID-19, Diabetes Melitus, Tingkat Usi

    HUBUNGAN ANTARA PEKERJAAN DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KEJADIAN DIABETES MELLITUS DI KLINIK MARDI WALUYO KABUPATEN LAMPUNG TENGAH

    No full text
    Diabetes mellitus merupakan penyakit kronik yang dapat terjadi disaat tubuh tidak dapat memproduksi insulin yang cukup yaitu hormon tubuh yang dapat mengatur gula dalam darah yang disebabkan karena adanya gangguan pada pankreas, atau kondisi dimana tubuh tidak dapat menggunakan insulin yang diproduksi oleh tubuh. Diabetes mellitus adalah salah satu dari 4 penyakit tidak menular yang perlu ditindak lanjuti. Faktor resiko penyakit tidak menular khususnya diabetes ini seringkali  berkaitan dengan gaya hidup, angka kematian yang disebabkan oleh penyakit tidak menular seperti  diabetes mellitus ini lebih sering terjadi di negara yang berkembang dibanding negara yang maju. Tujuan Penelitian ini adalah Untuk mengetahui adanya hubungan antara pekerjaan dan aktivitas fisik dengan kejadian diabetes  mellitus di Klinik Mardi Waluyo Lampung Tengah tahun 2020. Metode Penelitian ini bersifat observasional analitik dengan pendekatan cross  sectional, data yang diperoleh berupa data sekunder yang diperoleh dari rekam medis pasien  diabetes mellitus dan data primer berupa kuesioner Aktivitas Fisik. Penelitian dilakukan dari bulan Oktober 2020 hingga Februari 2021. Pengambilan sampel dengan menggunakan rumus Lemeshow dengan populasi tidak diketahui sehingga mendapatkan 126 sampel.Analisis  yang akan digunakan adalah analisis bivariat dengan uji Korelasi Spearman.  Hasil yang didapat Dari 126 responden suspect diabetes mellitus, sebanyak 93 orang responden mengalami diabetes mellitus (73,8%). Dari 93 orang responden yang mengalami diabetes mellitus, sebanyak 47 orang responden beraktivitas fisik rendah (94,0%) dengan nilai (p=0000) dan sebanyak 42 orang responden (89,4%) tidak memiliki pekerjaan dengan nilai (p=0.002). Kesimpulan pada penelitian ini adalah Terdapat hubungan antara pekerjaan dan aktivitas fisik dengan kejadian diabetes mellitus di Klinik Mardi Waluyo Lampung Tengah tahun 2020

    HUBUNGAN KADAR HbA1c DENGAN KADAR TRIGLISERIDA PADA PENDERITA DM TIPE 2 DI RUMAH SAKIT PERTAMINA BINTANG AMIN BANDAR LAMPUNG

    No full text
    Abstrak: Hubungan Kadar HbA1c Dengan Kadar Trigliserida Pada Penderita Diabetes Melitus Tipe 2 Di Rumah Sakit Pertamina Bintang Amin Bandar Lampung. Diabetes melitus merupakan penyakit yang ditandai dengan terjadinya hiperglikemia serta gangguan metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein yang dihubungkan dengan kekurangan secara absolut atau inefektif dari kerja ataupun sekresi insulin. Dislipidemia adalah keadaan dimana terjadinya gangguan metabolisme lipid. Lipid berupa trigliserida, kolesterol total, dan fosfolipid. Trigliserida adalah salah satu jenis lemak didalam tubuh yang beredar didalam darah serta berbagai organ tubuh. Di Rumah Sakit Pertamina Bintang Amin Bandar Lampung  tercatat sebanyak 492 pasien diabetes melitus tipe-2 yang berobat ke poli penyakit dalam tahun 2021. Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui hubungan kadar HbA1c dengan kadar trigliserida pada penderita diabetes melitus tipe 2 di rumah sakit pertamina bintang amin Bandar Lampung. Jenis penelitian ini menggunakan metode analitik observasional dengan metode cross sectional menggunakan teknik total sampling. Data yang digunakan menggunakan data primer berupa pemeriksaan laboratorium. Didapatkan sampel penelitian berjumlah 30 pasien DM tipe 2 dengan nilai minimal dari Kadar Hba1c yang terdapat di data 6.1%, nilai maksimal dari kadar HbA1c yang terdapat di data >14 % mg/dl, untuk kadar trigliserida didapatkan nilai maksimal yang terdapat di data yaitu 552.4mg/dL, nilai minimal kadar trigliserida yang terdapat di data 63.1mg/dL. Hasil korelasi spearmen didapatkan nilai p=0,03 , karena nilai p=0,03 < 0,05 sehingga dapat dinyatakan terdapat hubungan antara kedua variabel yang diteliti, atau terdapat hubungan antara kadar HbA1c dengan kadar trigliserida pada pasien DM tipe 2 di Rumah Sakit Pertamina Bintang Amin Bandar Lampung

    HUBUNGAN ANTARA OBESITAS DENGAN KEJADIAN NEPHROLITHIASIS DI RSUD DR. H. ABDUL MOELOEK PROVINSI LAMPUNG

    No full text
    Abstrak: Hubungan antara Obesitas dengan Kejadian Nephrolithiasis diRSUD DR. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung. Nephrolithiasis (Batu Ginjal)yaitu keadaan tidak normal di dalam ginjal, dimana didalamnya mengandungkomponen kristal dan matriks organik. Salah satu faktor resiko yang memungkinkanseseorang menalami nephrolithiasis adalah kegemukan (Obesitas). Index MassaTubuh (IMT) merupakan sebuah alat untuk memantau bagaimana status gizi orangdewasa. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui adakah hubungan antaraobesitas dengan kejadian nephrolithiasis di ruang rawat inap bedah RSUD Dr. H.Abdul Moeloek provinsi lampung. Penelitian ini bersifat observasional analitik.Dengan menggunakan metode cross sectional. Teknik pengambilan sampel dalampenelitian ini adalah Total Sampling. Analisis bivariat yang digunakan adalah uji ChiSquare. Dengan jumlah sampel sebanyak 68 responden, didapatkan 37 responden(69,8%) yang obesitas pada pasien nephrolithiasis, sedangkan untuk tidak obesitaspada pasien nephronlithiasis sebanyak 16 responden (30,2%). Pada pasien bukannephrolithiasis didapatkan 4 responden (26,7%) yang obesitas, dan 11 responden(73,3%). Berdasarkan hasil uji fisher exact test hasil penelitian menunjukkan nilai pvalue sebesar 0,007 (≤0,05) yang berarti bahwa terdapat hubungan yang signifikanantara obesitas dengan kejadian nephrolithiasis OR = 6. Terdapat hubungan yangsignifikan antara obesitas dengan kejadian nephrolithiasis di RSUD Dr. H. AbdulMoloek Provinsi Lampung

    Visualoutcome Pada Pasien Retinopati Diabetik Pasca Operasi Pars Plana Vitrektomi Di Rumah Sakit Pertamina Bintang Amin Provinsi Lampung Tahun 2020/2021

    No full text
    ABSTRACT: VISUAL RESULTS OF DIABETES RETINOPATHY PATIENTS POST PARS PLANA VITRECTOMY OPERATION AT PERTAMINA BINTANG AMIN HOSPITAL Background: Diabetic retinopathy is a neovascular complication that is very specific for type 1 diabetes and type 2 diabetes. Based on data according to Basic Health Research (RISKESDAS) in 2018, diabetes mellitus in 2013 reached 1.5% of patients with diabetes, and is increasing. to 2.0% in 2018. Treatment of diabetes mellitus patients with complications of diabetic retinopathy by performing pars plana vitrectomy surgery which is anoperative management that can improve eye visual or restore visual fuction. Research Objectives: To determine the visual outcome in diabetic retinopathy patients after pars plana vitrectomy surgery at Pertamina Bintang Amin Hospital, Lampung Province in 2020.Research Methods: This type of research was cross -sectional. Sampling was done by total sampling. Bivariate data analysis using Paired T-Test.Results: Statistical analysis using Paired T-Test showed the p-value for visualoutcome analysis in diabetic retinopathy patients before and after pars plana vitrectomy surgery was 0.000 (p-value <0.05).Conclusions: There are significant changes in diabetic retinopathy patients visualoutcome before pars plana vitrectomy surgery and after pars plana vitrectomy surgery at Pertamina Hospital Amin Star Lampung Province 2020. Keywords: Diabetic retinopathy, pars plana vitrectomy operation, Visualoutcome INTISARI: VISUALOUTCOME PADA PASIEN RETINOPATI DIABETIK PASCA OPERASI PARS PLANA VITRECTOMY DI RUMAH SAKIT PERTAMINA BINTANG AMIN  Latar Belakang: Retinopati diabetik adalah komplikasi neovaskular yang sangat spesifik untuk diabetes tipe 1 dan diabetes tipe 2. Berdasarkan data menurut Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) pada tahun 2018, penyakit diabetes melitus di tahun 2013 mencapai 1,5% pasien pengidap diabetes, dan meningkat menjadi 2,0% pada tahun 2018. Penanganan pada pasien diabetes melitus dengan komplikasi retinopati diabetik diantaranya adalah dengan dilakukannya operasi pars plana vitrektomi yang merupakan penatalaksanaan operatif yang dapat memperbaiki visus mata atau memulihkan fungsi penglihatan . Tujuan Penelitian: Untuk mengetahui visualoutcome pada pasien retinopati diabetik pasca operasi pars plana vitrektomi di Rumah Sakit Pertamina Bintang Amin Provinsi Lampung Tahun 2020.Metode Penelitian: Jenis penelitian ini adalah potong silang (Cross-sectioal). Pengambilan sampel dilakukan secara total sampling. Analisis data bivariat dengan Paired T-Test.Hasil Penelitian: Analisis statistik menggunakan uji Paired T-Test menunjukkan p-value untuk analisa visualoutcome pada pasien retinopati diabetic sebelum dan sesudah operasi operasi pars plana vitrektomi sebesar 0,000 (p-value < 0,05).Kesimpulan: Terdapat perubahan yang signifikan pada visualoutcome pasien retinopati diabetik sebelum operasi pars plana vitrektomi dan sesudah operasi pars plana vitrektomi di Rumah Sakit Pertamina Bintang Amin Provinsi Lampung Tahun 2020. Kata Kunci: Retinopati Diabetik, Operasi Pars Plana Vitrektomi, Visualoutcom

    LITERATURE REVIEW THE EFFECT OF GIVING EXTRACTS OF BASIL (Ocimum basilicum L.) TO THE SGOT AND SGPT LEVELS IN WHITE RAT (Rattus norvegicus) STRAIN MALE WISTAR WITH HIGH FAT FED

    No full text
    Background: Fatty liver (fatty liver) or Non-lcoholic Fatty Liver Disease (NAFLD) is an excessive accumulation of fat (lipids) in liver cells. Fatty liver is generally associated with metabolic syndrome, obesity, diabetes, and hyperlipidemia. Insulin resistance causes an increase in the entry of Free Fatty Acids (FFA) into the liver and occurs due to the failure of insulin to suppress hormone-sensitive lipases. Basil contains chemical compounds such as phenolic compounds and flavonoids that act as antioxidants that can ward off free radicals. Experimental animals use mice because they have physiological similarities to humans and are easy to keep experimental animals. Purpose: This study aims to determine the effect of basil extract (Ocimum basilicum L.), the effective dose and the duration of the effective dose in reducing SGOT and SGPT levels. Methods Research: The research design used was a descriptive research design. Literature review using the PubMed database and ncbi.mlm.nih.gov using keywords used in data searches to search for journals related to basil extract, SGOT, SGPT, rats, and high-fat diets. Results: The results of the research from 8 journals that have been reviewed found that the levels of SGOT and SGPT had decreased significantly. Basil extract (Ocimum basilicum L.) has been proven preclinically and clinically to reduce AST and ALT levels. Conclusion: The conclusion that can be drawn is that the extract of basil (Ocimum basilicum L.) can reduce levels of SGOT and SGPT. Keywords: Basil Extract, High Fat Diet, NAFLD, SGOT, SGPT, White Ra
    corecore