14 research outputs found
Pemanfaatan Lahan Sempit sebagai Tempat Budidaya Ikan Cupang di Mertasinga, Cilacap
Ikan cupang hias (Betta splendens) merupakan ikan hias yang bernilai ekonomis. Ikan ini memiliki keunggulan berupa keindahan warna dan naluri berkelahi serta siklus hidup yang relatif singkat. Ikan cupang masuk ke dalam kategori ikan yang mudah dibudidaya (dapat menggunakan lahan yang sempit dan seadannya). Ikan cupang hias (Betta splendens) merupakan satu diantara 70 spesies ikan cupang (Betta sp.) yang mengalami pengembangbiakkan. Proses tersebut meliputi pengembangan beberapa karakter mulai dari warna tubuh, ukuran dan bentuk sirip, baik untuk tujuan ornamental maupun aduan. Kedua tujuan tersebut, pembudidaya (breeder) biasanya melakukan optimalisasi lahan maupun indukan. Potensi ini dapat diimplementasikan dan dikembangkan kepada pembudidaya baru (new breeder) yang tergabung dalam Komunitas Peternak Cupang Cilacap (KPCC). Kegiatan pengabdian ini diharapkan dapat membantu permasalahan yang ada seperti cara optimalisasi lahan sempit untuk kegiatan budidaya ikan cupang dan penambahan pengetahuan mengenai potensi ikan cupang, khususnya pembudidaya baru (new breeder). Kegiatan ini terdiri dari 2 kelompok warga dan 1 kelompok mahasiswa. Solusi yang diberikan berupa diskusi mengenai prospek budidaya ikan cupang dan pelatihan yang terfokus mulai dari pemilihan indukan, proses pemijahaan, pemeliharaan telur dan larva serta burayak dan pemberian pakan guna meningkatkan semangat berwirausaha. Hasil yang diperoleh dari kegiatan ini, yaitu pemanfaatan lahan untuk tempat budidaya dan keberhasilan proses pemijahan yang menghasilkan individu baru baik oleh warga maupun mahasiswa dengan semangat berwirausaha
Pemanfaatan Lahan Sempit sebagai Tempat Budidaya Ikan Cupang di Mertasinga, Cilacap
Ikan cupang hias (Betta splendens) merupakan ikan hias yang bernilai ekonomis. Ikan ini memiliki keunggulan berupa keindahan warna dan naluri berkelahi serta siklus hidup yang relatif singkat. Ikan cupang masuk ke dalam kategori ikan yang mudah dibudidaya (dapat menggunakan lahan yang sempit dan seadannya). Ikan cupang hias (Betta splendens) merupakan satu diantara 70 spesies ikan cupang (Betta sp.) yang mengalami pengembangbiakkan. Proses tersebut meliputi pengembangan beberapa karakter mulai dari warna tubuh, ukuran dan bentuk sirip, baik untuk tujuan ornamental maupun aduan. Kedua tujuan tersebut, pembudidaya (breeder) biasanya melakukan optimalisasi lahan maupun indukan. Potensi ini dapat diimplementasikan dan dikembangkan kepada pembudidaya baru (new breeder) yang tergabung dalam Komunitas Peternak Cupang Cilacap (KPCC). Kegiatan pengabdian ini diharapkan dapat membantu permasalahan yang ada seperti cara optimalisasi lahan sempit untuk kegiatan budidaya ikan cupang dan penambahan pengetahuan mengenai potensi ikan cupang, khususnya pembudidaya baru (new breeder). Kegiatan ini terdiri dari 2 kelompok warga dan 1 kelompok mahasiswa. Solusi yang diberikan berupa diskusi mengenai prospek budidaya ikan cupang dan pelatihan yang terfokus mulai dari pemilihan indukan, proses pemijahaan, pemeliharaan telur dan larva serta burayak dan pemberian pakan guna meningkatkan semangat berwirausaha. Hasil yang diperoleh dari kegiatan ini, yaitu pemanfaatan lahan untuk tempat budidaya dan keberhasilan proses pemijahan yang menghasilkan individu baru baik oleh warga maupun mahasiswa dengan semangat berwirausaha
Pemanfaatan Lahan Sempit Sebagai Tempat Budidaya Ikan Cupang di Mertasinga, Cilacap
Betta splendens is an ornamental fish of economic value, this fish has the excellence color, fight instinct, and short life cycle. Betta fish into the category is easy to cultivate (narrow field). Betta splendens are one of 70 species of betta fish (Betta sp.) experienced breeding. The process begin several characters from body color, size and fin shape for ornamental and fight purposes. This potential can be implemented and developed to new breeders in members of breeder cilacap community, so as to improve the quality and quantity of betta fish. Existing problems i.e., how to optimize the unproductive narrow land more productive narrow land for the cultivation of betta fish and addition knowledges of betta cultivation, especially new breeders. This program 2 groups of citizens and 1 group of students. The solution provided, i.e., discussion about prospect of betta cultivation and focused training starting from selection of broodstock, process of breeding, egg and larvae breeding and feeding. The results from this activity is the use of land for the cultivation and the success of the spawning process new individuals both by citizens and students with entrepreneurship spirit.Sain
Penerapan Teknologi Budidaya Ikan Air Tawar Dengan Metode Maxiras dan Aquaponic (Studi Kasus: Kelompok Tani Ikan Desa Kalijaran)
Plant cultivation in the village of Kalijaran focuses on rice plants and fish farming with ponds. Some weaknesses of the ground pool are the condition of the soil that is prone to leakage, the ground pool is also difficult to control predatory animals, water discharge as well as water pressure, especially during heavy rain. Community service activities are carried out by applying the method of maxiras, namely carrying out the preparation of tools and materials, installation, training, mentoring and evaluation which are expected to enable more varied plants cultivation and more optimal fishery products, for example using the Ras Maxi method during agricultural activities with the aquaponic method. The purpose of this activity is to be able to create a creative community to cultivate fish and at the same time grow plants using the Maxi Race method. The result of this activity is an increase in the knowledge and skills of fish farmer groups about aquaculture with the Ras Maxi method so that the community can be more economically independent and creative
Aplikasi Berbagai Komposisi Bahan Baku Organik Terhadap Pertumbuhan Tanaman Cabai Rawit (Capsicum frutescens L.)
Fertilizer is a nutrient that is the main need for plants. One of the organic materials that is widely used as organic fertilizer is chicken manure which can have an influence on the availability of nutrients and improve the structure of soil which is very deficient in organic nutrients and can also fertilize plants. One of the dry leaves that has the potential to be used as organic fertilizer is ketapang leaves, which have a C-Organic nutrient content of 60.32%; N-Total 0.55 % ; P-Total 0.14 % ; K-Total 0.20%. In addition, the nutrient content of chicken feces is N 1%; P 0.80% ; K 0.40% and water content 55%. The wood powder content consists of chemical components such as cellulose, hemicellulose, lignin and extractive substances. This research method uses a completely randomized design, consisting of 5 treatments of various raw material compositions of chicken manure, dry ketapang leaves and wood dust. The ratio of the use of organic fertilizer and soil is 50: 50. This research aims to determine the height growth and number of leaves for cayenne pepper based on from various raw material compositions of chicken manure, ketapang leaves and wood dust. This research consisted of 5 treatments of various raw material compositions of chicken manure, dry ketapang leaves and sawdust. The ratio of organic fertilizer and soil was 50: 50. The results from observing plant height were that P1 was 6 cm high and the highest number of leaves on P2 was 7 pieces. However, the addition of organic fertilizer with various compositions does not have much effect on the growth of cayenne pepper seeds
Biokonsentrasi Faktor Logam Berat Timbal (Pb) pada Ikan di Pantai Kemiren Cilacap, Jawa tengah
Kegiatan industri di Kabupaten Cilacap seperti pembangkit listrik tenaga uap dan proses kilang minyak bumi yang mayoritas menggunakan batu bara sebagai bahan bakar berpotensi menyumbang limbah padat yang mengandung logam berat seperti timbal (Pb). Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui biokonsentrasi faktor logam timbal pada ikan tongkol, tuna dan kembung di Pantai Kemiren, Cilacap, Jawa Tengah. Sampel air diambil sebanyak 2 liter pada 3 titik lokasi daerah perairan pasang surut Pantai Kemiren. Sampel ikan berupa hasil tangkapan ikan yang terdiri dari 3 jenis ikan konsumsi di TPI Pantai Kemiren, Cilacap. Sampel air dan ikan dianalisis kadar Pb nya dengan Spektroskopi Serapan Atom. Hasil penelitian ini menemukan bahwa air laut di Pantai Kemiren telah mengalami pencemaran timbal dengan konsentrasi rata-rata sebesar 0,213 ppm. Konsentrasi rata-rata logam berat Pb dalam sampel ikan tongkol, tuna dan kembung di TPI Pantai Kemiren berturut-turut adalah 1,585 ppm, 1,561 ppm, dan 0,978 ppm yang memiliki konsentrasi yang cukup tinggi dan melebihi baku mutunya. Nilai biokonsentrasi faktor logam Pb dalam ikan di TPI Pantai Kemiren mengalami penurunan dengan urutan ikan tuna > ikan tongkol > ikan kembung, dimana hasil ketiganya masuk dalam kategori akumulasi rendah
Analisis Pengendalian Limbah Kantong Semen (Reject) Menjadi Kantong Kemasan Souvenir dengan Teknik Ecoprint (Studi Kasus : PT. Solusi Bangun Indonesia Tbk)
Kebutuhan perusahaan terhadap bahan baku kantong semen semakin tinggi, apabila semakin tinggi penggunaan kertas, maka semakin besar upaya yang dilakukan untuk mendatangkan seluruh bahan baku ke pabrik yang selanjutnya diolah menjadi kantong semen dan semakin banyak kertas yang digunakan untuk pembuatan kantong, maka potensi penggunaan energi semakin tinggi serta timbulnya sampah kertas juga akan semakin tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengendalian limbah kantong semen (reject) menjadi kantong kemasan souvenir dengan teknik ecoprint di PT. Solusi Bangun Indonesia Tbk Pabrik Cilacap. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data aktual di lapangan yang di ambil pada Bulan Januari β Agustus 2021 dan 2022. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif komparatif dengan membandingkan kantong semen yang rusak karena proses production bag menjadi kantong souvenir selama 2 tahun. Proses implementasi pemanfaatan limbah kantong semen ke masyarakat di lakukan menggunakan teknik ecoprint karena merupakan suatu Teknik yang ramah lingkungan. Berdasarkan hasil yang di dapat, jumlah total kantong semen yang dihasilkan pada tahun 2021 lebih banyak di bandingkan dengan tahun 2022, sedangkan kantong semen yang rusak karena proses production bag yang gagal produksi / reject pada tahun 2021 memiliki jumlah yang sangat banyak dari ke 4 jenis bahan baku yang di gunakan dengan total kerusakan 58.534 pcs untuk tahun 2021 dan 17.235 pcs untuk tahun 2022. Implementasi yang sudah dilkukan dalam pemanfaatan kantong semen rusak menjadi kantong souvenir yang sudah di lakukan di 3 kelurahan yaitu Kelurahan Kebonmanis, Kelurahan Tegalreja dan Kelurahan Gunung Simpin
Karakteristik Morfologi Famili Arcidae Di Perairan Yang Berbeda (Karangantu Dan Labuan, Banten)
Kekerangan adalah organisme laut yang kosmopolit, mendiami substrat perairan dan bersifat sedenter(bivalvia) sehingga organisme tersebut sangat rentan terpengaruh oleh Perubahan lingkungan. DiPerairan Indonesia terdapat beberapa jenis kekerangan. Salah satunya pusat penyebaran danpenangkapan kekerangan di Indonesia adalah Perairan Karangantu dan Labuan, Provinsi Banten. Jeniskekerangan yang dominan di perairan tersebut adalah famili Arcidae. Kondisi lingkungan perairan yangberbeda akan mempengaruhi morfologi dari setiap spesies kekerangan. Penelitian ini bertujuan untukmengidentifikasi morfologi pada famili Arcidae di Perairan Karangantu dan Labuan. Metode penelitianyang digunakan adalah deskriptif komparatif dengan teknik survei. Lokasi penelitian yang dipilih yaituPerairan Karangantu dan Labuan, masing-masing dua stasiun. Setiap stasiun memiliki karakteristikkondisi lingkungan yang berbeda, seperti daerah Muara Sungai dan daerah industri. Sampel kerangdiambil dengan metode sapuan menggunakan alat tangkap kerang (garuk). Sampel dari setiap spesiesditangkap sebanyak 25 individu/stasiun. Setiap spesies memiliki karakteristik morfologi yang berbeda,walaupun beberapa individu memiliki kesamaan ciri morfologi antara satu stasiun dengan stasiun lainnya.Potensi sumberdaya kekerangan di Perairan Karangantu yaitu A. granosa dan A. antiquata, sedangkan diPerairan Labuan yaitu A. granosa, A. scapha dan B. barbata. Secara umum potensi sumberdayakekerangan di provinsi Banten yaitu A. granosa dengan ukuran cangkang terbesar di Perairan La
Making Charcoal from Nipah (Nypa fruticans) Frond Waste as an Adsorbent to Extend the Shelf Life of Fresh Bread
Fresh bread has high potential for creating food waste that increases every year, because of its relatively short shelf life of 3-4 days after leaving the baking process. One way to extend the shelf life of bread is by using charcoal. Nipah fronds contain lignin elements that are good for charcoal. This study aims to determine the characteristics of charcoal from nipah fronds, the effectiveness of charcoal's ability to extend the shelf life of fresh bread, the effect of burning time, particle size and adsorbent mass on the storage time of fresh bread, the effect of the ratio of nipah frond adsorbent to commercial silica gel on the storage time compared to quality requirements of fresh bread of SNI 01-3840-1995 2013. Charcoal characterization includes quality tests based on SNI No. 06-3730-1995 on technical charcoal, namely water content and iodine absorption parameters and also Scanning Electron Microscopy (SEM) test. Based on the results of the study, charcoal from nipah frond waste has characteristics of water content that have met the quality standards of SNI 06-3730-1995 and in iodine absorbency only samples with pyrolysis time of 4 hours that have met the quality standards of SNI 06-3730-1995. Giving variations in charcoal burning time, mass and particle size of adsorbent powder affects the shelf life and quality requirements of fresh bread. Adsorbent packaging using teabags and silica gel paper can extend the shelf life of fresh bread up to 27 hours compared to those without adsorbent