12 research outputs found

    Pengecekan Kadar Asam Urat dan Kolesterol serta Penyuluhan Mengenai Hiperurisemia dan Hiperkolesterol pada Komunitas Jantung Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang

    Get PDF
    Hiperurisemia dan hiperkolesterol merupakan salah satu contoh penyakit tak menular yang dapat menyebabkan komplikasi di kemudian hari. Hiperurisemia adalah kondisi peningkatan asam urat ≥ 6 mg/dL pada perempuan, dan ≥ 7 mg/dL. Hiperkolesterol atau yang lebih dikenal masyarakat dengan sebutan penyakit kolesterol ditandai dengan meningkatnya kadar kolesterol dalam darah, ≥ 200 mg/dL. Hiperurisemia dan hiperkolesterol dapat menyebabkan komplikasi berupa penyakit ginjal, hingga penyakit jantung koroner dan stroke. Pendidikan kesehatan seperti penyuluhan dapat meningkatkan kepatuhan dan kualitas hidup pasien. Pemahaman mengenai peran diet, gaya hidup sehat dalam mengatasi serta mencegah hiperurisemia dan hiperkoleserol penting untuk diketahui dan dapat disampaikan melalui pendidikan kesehatan. Pengabdian masyarakati ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai hiperurisemia, hiperkolesterol dan dampaknya bagi kesehatan. Pengabdian masyarakat dilakukan dengan kegiatan penyuluhan dab sesi tanya jawab interaktif mengenai hiperurisemia, hiperkolesterol, dan dampaknya pada kesehatan serta pemeriksaan kadar asam urat dan kolesterol kepada komunitas jantung yang ada di RSI Sultan Agung Semarang. Penyuluhan ini terbukti meningkatkan pengetahuan masyarakat, terlihat dari nilai pretest dan posttest peserta mengenai asam urat maupun kolesterol mengalami peningkatan yang signifikan (p=0.00). Berdasatkan hasil kegiatan dapat disimpulkan bahwa penyuluhan mengenai hiperurisemia dan hiperkolesterol dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai hiperurisemia dan hiperkolesterol

    Hubungan Tingkat Pengetahuan HIV/AIDS dengan Stigma HIV/AIDS Siswa SMA

    Get PDF
    AbstrakPengetahuan HIV/AIDS (Human Immunodeficiency Virus/Acquired ImmunoDeficiency Syndrome) merupakan faktor yang berperan dalam pembentukan stigmaterhadap HIV/AIDS, Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkatpengetahuan HIV/AIDS dengan stigma HIV/AIDS pada siswa SMA. Desainpenelitian ini adalah observasional analitik melalui pendekatan cross sectional. Alatukur yang digunakan berupa kuesioner tertutup untuk mendapatkan data berupanilai pengetahuan dan stigma yang sudah dikategorikan pada siswa kelas XI SMAIslam Sultan Agung 1 Semarang yang berjumlah 80 orang. Data dianalisismenggunakan uji statistik korelasi rank spearman. Hasil penelitian mendapatkanbahwa tingkat pengetahuan kategori rendah dimiliki 20 orang siswa (25%), cukup19 orang siswa (23,8%), baik 41 orang siswa (51.2%) dan stigma kategori tinggidimiliki 4 orang siswa (5%), sedang 42 orang siswa (52,5%), rendah 34 orang siswa(42,5%). Hasil uji korelasi rank spearman mendapatkan nilai p sebesar 0,002(p<0,05) dengan koefisien korelasi (-0,340.) yang bermakna keeratan hubunganlemah. Kesimpulan penelitian ini adalah terdapat hubungan antara tingkatpengetahuan HIV/AIDS dan stigma HIV/AIDS dengan arah hubungan negatif yangbermakna semakin tinggi tingkat pengetahuan HIV/AIDS maka semakin rendahstigma HIV/AIDS dan begitu pula sebaliknya.Kata Kunci: Tingkat pengetahuan, Stigma, HIV/AIDS, SMA, Siswa

    Hubungan Kadar Hemoglobin Dengan Viral Load Studi Observasional Analitik pada Pasien Terinfeksi HIV/AIDS yang Mendapat Terapi Zidovudine di Balkesmas Semarang

    Get PDF
    AbstrakKadar hemoglobin (Hb) merupakan salah satu parameter yang digunakan untukmengetahui derajat anemia. Zidovudine merupakan salah satu Anti Retro Viral(ARV) yang direkomendasikan WHO untuk pengobatan infeksi HIV khususnya untuknegara berkembang namun dapat menyebabkan anemia. Viral load merupakanjumlah Human Immunodeficiency Virus (HIV) di dalam darah yang dapatmenggambarkan progresivitas infeksi dan menilai efektifitas pengobatan ARV. HIVmerupakan virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh dan merupakan penyebabterjadinya Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS). Pemeriksaan viral loadmerupakan salah satu pemeriksaan yang sangat direkomendasikan namun biayapemeriksaan tersebut mahal dan tidak semua fasilitas pelayanan kesehatan mampumemeriksanya. Infeksi HIV dapat menyebabkan anemia. Penelitian hubungan kadarhemoglobin dengan viral load pada pasien terinfeksi HIV masih terbatas. Penelitianini merupakan penelitian observasi analitik dengan desain cross sectionalmenggunakan 96 rekam medis pasien terinfeksi HIV yang mendapat zidovudine yangmemenuhi kriteria inklusi dan eksklusi yang sudah ditetapkan. Pengambilan sampelmenggunakan metode nonprobability sampling dengan teknik consecutive sampling.Data berupa kadar hemoglobin dan viral load dalam rekam medis pasien terinfeksiHIV di Balai Kesehatan Masyarakat Semarang dianalisis hubungannya dengan ujikorelasi Spearman rho. Hasil penelitian didapatkan rata-rata kadar hemoglobinsebesar 13,54 ± 1,71 g/dL dan rata-rata viral load sebesar 2.418,95 ± 19.152,1copies/mL. Berdasarkan hasil analisis Spearman rho didapatkan nilai p sebesar0.665 (p>0,05) dengan nilai koefisien korelasi sebesar -0,045. Hasil penelitian inimenunjukkan tidak terdapat hubungan kadar hemoglobin dengan viral load padapasien terinfeksi HIV yang mendapat zidovudine di Balkesmas Semarang.Kata Kunci: HIV, Zidovudine, Kadar Hemoglobin, Viral load

    Duration of Zidovudine Consumption Correlates with Anemia in People Living with HIV

    Get PDF
    Anemia is the most common hematological disorder associated with Human Immunodeficiency Virus (HIV). WHO recommends zidovudine (AZT) as one of the first-line drugs for this infection. It is important to note that the drug has the adverse effect of causing anemia. Therefore, this study correlates AZT consumption duration and the incidence of anemia in HIV-infected individuals. This cross-sectional study was conducted at health service facilities using 213 participants. The data were obtained from medical records, and the assessed parameter was hemoglobin (Hb) level after less or more than a year of zidovudine administration. Furthermore, they were analyzed using a Pearson’s coefficient contingency test (p0.05) to evaluate the correlation between groups with and without anemia at each period of drug administration. The results showed a significant correlation (p0.05) between sex and age with anemia incidence in HIV patients administered AZT. The duration of this drug intake in HIV-infected individuals was correlated with anemia (p= 0.024; OR=0.369). This indicates the use of AZT for at least one year may be a protective factor for the incidence of anemia in patients with HIV compared to the group consuming this drug for less than one year

    The Effect of Date (Phoenix dactylifera) Juice on Haemoglobin Level An Experimental Study in Iron Supplemented Rats

    Get PDF
    There has been more research on the iron supplementation. Date juice has been shown to be rich in iron. It has been reported to increase the hemoglobin level in rats. Few studies has been conducted on the effect of date juice on the hemoglobin level in male white Wistar rats fed low iron diet.This research was conducted to evaluate the effect of (Phoenix dactylifera) juice on haemoglobin level in iron supplemented rats. In this experimental study using post test control group design, 24 male white Wistar rats were divided into 4 groups. G-I served as the control group (standard diet and aquadest). G II was given the low Fe diet and aquadest for 21 d. G-III,IV were given the low fe diet and aquadest plus date juice at the concentration of 50%, 100% respectively. The treatment was given for 14 days. Spectrophotometer was used to assess the haemoglobin level of rats. One way anova followed by Post Hoc LSD was applied for the data analysis. Mean of hemoglobin (g/dl) level for the four groups were 12,03, 7.72, 9.25, 10.35 respectively. Test resulted in p<0.05. Post Hoc LSD test resulted in a significant different between K-I and G-II, G-III, G-IV ;G-II and G-III, G-IV ;G-III and G-IV. In conclusion, date juice increases the haemoglobin level in male white rats fed on the low fe diet

    Edukasi Jenis Pemeriksaan Laboratorium dalam Mendiagnosis COVID-19

    Get PDF
    Diagnosis dini dan akurat infeksi SARS-CoV-2 sangat penting untuk pencegahan dan pengendalian pandemi. Heterogenitas presentasi klinis, dari individu tanpa gejala hingga kasus yang parah, dan keragaman yang relevan dari manifestasi klinis non-spesifik COVID-19, memperkuat kebutuhan akan tes komplementer dengan sensitivitas dan spesifisitas yang baik. Hasil tes diagnostik memiliki implikasi serius, yaitu kemungkinan kontaminasi anggota keluarga. Pemeriksaan laboratorium COVID-19 yang tersedia saat ini yaitu tes antigen dan PCR. Pada kondisi pandemi, setiap orang memiliki kemungkinan telah melakukan setidaknya satu tes COVID-19. Namun tidak banyak masyarakat umum yang mengetahui jenis tes yang dilakukan, kekuatan, dan kelemahan dari tes yang bermacam-macam ini. Kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk menambah pengetahuan para warga desa sehingga dapat menerapkan protokol kesehatan dengan benar sebagai upaya pencegahan dan pengendalian pandemi. Edukasi dilakukan pada kelompok usia dewasa hingga lansia masyarakat di Desa Sambiroto Semarang. Penyampaian materi edukasi meliputi jenis pemeriksaan laboratorium untuk mendiagnosis COVID-19. Adanya kegiatan edukasi ini membuat peserta memiliki tambahan pengetahuan terkait jenis pemeriksaan laboratorium dalam mendiagnosis COVID-19. Berdasarkan hasil kegiatan disimpulkan bahwa terdapat peningkatan pengetahuan dan pemahaman peserta terkait dengan jenis pemeriksaan laboratorium untuk mendiagnosis COVID-19.Early and accurate diagnosis of SARS-COV-2 infection is essential for pandemic prevention and control. Heterogeneity of clinical presentations, from individual symptoms to severe cases, and the relevant diversity of non-specific clinical manifestations of COVID-19, strengthening the need for complementary tests with good sensitivity and specificity. Diagnostic test results have serious implications, that is the possibility of family members contamination. COVID-19 laboratory examination available today is an antigen and PCR test. In the pandemic conditions, everyone has the possibility of having done at least one COVID-19 test. But not many common people know the type of tests, the strengths, and weaknesses of this assassination test. These community service activities aim to add to the knowledge of villagers to apply the health protocol properly as a pandemic prevention and control. Education is performed in an adult age group to the elderly of society in the village of Sambiroto Semarang. The delivery of educational materials includes a type of laboratory examination to diagnose COVID-19. The existence of this educational activity makes the participants have additional knowledge related to the type of laboratory examination in diagnosing COVID-19. Based on the results of the activity, there is an increase in the knowledge and understanding of participants related to the type of laboratory examination to diagnose COVID-19

    PENGARUH PEMBERIAN MINYAK BUAH MERAH TERHADAP KADAR ALT DAN TNF-α SERUM TIKUS SPRAGUE DAWLEY YANG MENGALAMI KERUSAKAN HEPAR KARENA INDUKSI CCl4 THE EFFECTS OF RED FRUIT OIL ON ALT AND TNF- α SERUM LEVELS OF INJURED LIVER SPRAGUE DAWLEY RAT INDUCED BY CCl4

    Get PDF
    Latar Belakang : Minyak buah merah (MBM) kaya β−karoten dan α−tokoferol yang merupakan antioksidan pemutus rantai. Sampai saat ini penelitian tentang pengaruh MBM terhadap tubuh masih sedikit, termasuk pemakaiannya untuk mengobati penyakit hepar masih mengundang pro dan kontra di kalangan kesehatan. Tujuan Penelitian : Membuktikan adanya pengaruh pemberian MBM terhadap kadar ALT dan TNF-α serum tikus Sprague Dawley yang mengalami kerusakan hepar karena induksi CCl4. Desain dan Metoda : Penelitian eksperimental laboratorik menggunakan randomized pretest postest control group design. Tikus Sprague Dawley jantan 24 ekor dibagi menjadi 4 kelompok yaitu KN (kontrol negatif), KP (kontrol positif), kelompok P1 diinduksi CCl4 kemudian diberi MBM, kelompok P2 diberi MBM selanjutnya diinduksi CCl4. Diperiksa kadar ALT dan TNF-α serum. Uji beda menggunakan uji non parametrik Kruskal Wallis dan Mann Whitney. Hasil : δ kadar ALT ± SD (IU/l) KN:-0,53±7,19, KP:-18,7±8,33, P1:-19,72±11,45, P2:104,67±74,26. Uji Kruskal Wallis mendapatkan p<0,001. Uji Mann Whitney antar kelompok mendapatkan p< 0,05 kecuali antara KP dengan P1. δ kadar TNF-α serum (pg/ml) KN:-12,02±22,64, KP:8,50±28,23, P1:6,72±15,91, P2: 14,53±11,12. Uji Kruskal Wallis mendapatkan p > 0,05. Simpulan: MBM tidak menurunkan kadar ALT dan TNF-α serum pada kerusakan hepar karena induksi CCl4 namun menghambat peningkatan kadar ALT apabila diberikan sebelum induksi CCl4. Saran : Penelitian lanjut pengaruh pemberian MBM pada pemakaian jangka panjang Background: Red fruit oil (MBM) is known to contain β carotene and α tocoferol that has been suggested as breaking chain antioxidant. There has been few studies investigating the effects of MBM on human organs and its usage for treating injured liver is a subject of controversy among medical practitioners. Aims: To prove the effect of MBM administration on ALT and TNF-α serum levels of injured liver Sprague Dawley rat induced by CCl4. Design and Method: An experimental study using randomized pretest post test control group. Twenty four male Sprague Dawley rats were divided into four groups including negative control (KN), positive control (KP), group treated CCl4 prior to the red fruit administration(P1) and group treated with red fruit oil prior to CCl4 administration(P2).The serum levels of ALT and TNF-α were assessed. Non parametric test of Kruskal Wallis and Mann Whitney was applied. Results : δ of serum levels of ALT for the four groups were 0.53 ±7.19 ; 18.7 ± 8.33; 19.72 ± 11.45; 104.67 ± 74.26 respectively. Kruskal Wallis test resulted in p< 0, 001. Mann Whitney test resulted in p < 0, 05 except between KP and P1. δ of serum levels of TNF-α for the four groups were 12.02 ± 22.64; 8.50 ± 8.23; 6.72 ± 15.91; 14.53 ± 11.12 respectively. Kruskal Wallis test resulted in p> 0, 05. Conclusion: MBM administration does not lower the serum level of ALT and TNF-α in the CCl4-induced hepatotoxicity, but inhibits the increase of the levels of ALT when it is given before CCl4 induction. Suggestion: More studies are needed to find out the effects of long term usage of MBM

    Hubungan Antara Neutrophil Lymphocyte Ratio dan Absolute Lymphocyte Count dengan Mortalitas Pasien Covid-19 (Studi Observasional Analitik pada Pasien COVID-19 yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang Periode Mei–Agustus 2021)

    Get PDF
    Latar Belakang: SARS-CoV-2 merupakan virus penyebab COVID-19. Peran penanda inflamasi cukup besar dalam menilai perjalanan penyakit COVID-19, salah satunya Neutrophil Lymphocyte Ratio (NLR) dan Acute Lymphosit Account (ALC) yang menggabungkan neutrofil sebagai komponen inflamasi aktif serta limfosit sebagai regulator dan komponen protektif dalam satu kesatuan parameter. Penelitian mengenai hubungan antara NLR dan ALC dengan mortalitas pasien rawat inap COVID-19 masih terbatas. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara NLR dan ALC dengan mortalitas pasien COVID-19 yang dirawat inap di RSI Sultan Agung Semarang.Metode: Penelitian observasional analitik dengan desain kohort retrospektif dengan subjek sebanyak 153 orang pasien COVID-19 yang dirawat inap di RSI Sultan Agung Semarang pada bulan Mei - Agustus 2021. Data diperoleh melalui pencatatan dari rekam medis. Data berskala kategorik dan diuji dengan metode korelasi spearman menggunakan aplikasi SPSS versi 22.Hasil: Didapatkan rerata nilai NLR pasien COVID19 yang sembuh adalah 3,17 dan yang meninggal adalah 14,4. Rerata nilai ALC pasien COVID-19 di RSI Sultan Agung Semarang yang sembuh adalah 2200 /µL dan yang meninggal 1158 /µL. Hasil analisis menunjukkan nilai p = 0,001 dengan nilai r = 0,59 untuk hubungan antara nilai NLR dengan mortalitas pasien COVID dan r = 0,261 untuk hubungan antara nilai ALC dengan mortalitas pasien COVID-19.Kesimpulan: Penelitian ini menunjukan terdapat hubungan bermakna antara nilai NLR dan ALC dengan mortalitas pasien rawat inap COVID-19 di RSI Sultan Agung Semarang.

    The Effect of Dates Juice on The Bleeding Time An Experimental Study of Male Wistar Strain Rats that Induced by Aspirin.

    Get PDF
    Juice of dates (Phoenix dactylifera) is widely used to reduce the risk of spontaneous bleeding by shorting the bleeding time, for example on hemorrhargic fever and the consequence of consuming drugs (e.g. aspirin, anti coagulant, anti cancer, diuretic, etc). This study aimed to investigate the effect of dates juice on the bleeding time of male Wistar strain rats that induced by aspirin. This study was experimental research with post test only control group design. In this study, 10 male Wistar strain rats were randomly divided into 2 groups. The first group (positive control) were only treated by aspirin and the second group (treatment group) were treated by aspirin and palm dates juice. Mean of the bleeding time in first group was 42,6 + 11,5 seconds and in second group was 28,0 + 3,0 seconds. Distribution of data was normal but not homogenous, so that data was analyzed by non parametric statistic test Mann-Whitney. The result showed that there was significant difference between the first and the second group. This study concluded that juice of dates affects the bleeding time of male Wistar strain rats that induced by aspirin

    Hubungan Antara Tingkat Aktivitas Fisik dan Asupan Protein dengan Hand Grip Strength

    No full text
    AbstrakSinusitis Infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) mengakibatkan perusakan sistem imunitas tubuh pada manusia sehingga menyebabkan AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome). Jumlah total limfosit merupakan salah satu parameter yang digunakan sebagai skrining awal untuk menilai respon imun seluler pada penderita HIV. Salah satu penyebab penurunan jumlah total limfosit adalah adanya efek mengkonsumsi antiretroviral (ARV) khususnya Zidovudine. Viral loadmerupakan pemeriksaan untuk menilai jumlah virus HIV dalam darah. Pemeriksaan Viral load dapat digunakan untuk menentukan keefektifan dari terapi ARV sehingga dapat memastikan keberhasilan maupun kegagalan dari terapi tersebut. Infeksi HIV dapat dimonitoring dengan pemeriksaan viral load tetapi tidak direkomendasikan di Indonesia karena biayanya yang kurang terjangkau. Pemeriksaan hubungan jumlahtotal limfosit dan viral load perlu dilakukan sebagai salah satu parameter untuk monitoring terapi pada penderita HIV. Desain penelitian adalah observasi analitik dengan pendekatan cross sectional. Data pada penelitian ini menggunakan 40 rekam medis pasien HIV berupa jumlah total limfosit dan viral load di Balkesmaa Semarang. Pasien penderita HIV dipilih sesuai kriteria inklusi dan ekslusi dengan menggunakan uji korelasi yaitu Kendall tau correlation. Hasil penelitian didapatkan bahwa rerata kadar limfosit subjek penelitian ini adalah 1835,37 per mL. Viral load pasien HIV yang terdeteksi (>40 copi/mL) sebanyak 11 orang (27,5%) dan hasilviral load tidak terdeteksi (<40 copi/mL) sebanyak 29 orang (72,5%). Berdasarkan uji korelasi Spearman diperoleh nilai p sebesar 0,038 (p<0,05) yang menunjukan bahwa terdapat hubungan antara jumlah total limfosit dengan viral load. kesimpulan penelitian ini menunjukan bahwa terdapat hubungan antara jumlah total limfosit dengan viral load pada pasien HIV yang mendapat Zidovudine di Balkesmas Semarang.Kata kunci : HIV, Jumlah Total Limfosit, Viral Load, Zidovudin
    corecore