66 research outputs found

    Evaluasi Penetapan Tarif Kereta Api Sancaka (Studi Kasus: Kereta Api Sancaka Jurusan Yogyakarta – Surabaya)

    Get PDF
    Dalam menentukan moda angkutan yang akan digunakan oleh pengguna jasa angkutan umum, sangat dipengaruhi oleh banyak faktor. Salah satunya yaitu jenis pelayanan moda angkutan yang disediakan oleh penyedia jasa angkutan umum. Moda angkutan itu antara lain adalah KA Sancaka Yogyakarta-Surabaya dengan perjalanan sejauh 311 Km ditempuh dalam waktu kurang dari 5 jam. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui besarnya biaya operasional kereta api, membandingkan besarnya tarif lapangan dengan tarif berdasar BOKA, kemampuan dan kemauan penumpang untuk membayar. Obyek penelitian adalah KA Sancaka Jurusan Yogyakarta–Surabaya dengan tipe CC 203. Waktu penelitian pada hari Senin, 29 November 2010, Jum’at, 2 Desember 2010, Sabtu, 3 Desember 2010. Data-data yang diperlukan berupa data primer (karakteristik kereta api atau stamformasi kereta, fasilitas, jumlah awak dan data kuisioner) dan data sekunder (nama dan jumlah stasiun pemberhentian, komponen biaya operasional kereta api, jadwal dan frekuensi perjalanan kereta api, jumlah penumpang, serta tarif KA. Sancaka). Biaya operasi kereta api (BOKA) sebesar Rp 15.457.268.228,00 per tahun terdiri dari biaya operasi langsung (BOL) sebesar Rp 12.529.674.600,00 dan biaya operasi tak langsung (BOTL) sebesar Rp 2.927.593.628,00. Besar tarif KA Sancaka berdasarkan analisis dengan load faktor 86.13% untuk KA Sancaka eksekutif Rp 76.780,00/pnp, bisnis Rp 55.020. Tarif berdasar kemampuan membayar (Ability To Pay) eksekutif Rp 71.999,00, bisnis Rp 34.095, kemauan membayar (Willingness To Pay) eksekutif sebelum perbaikan Rp 66.899,00, setelah perbaikan Rp 83.499,00, bisnis sebelum perbaikan Rp 50.099,00, setelah perbaikan Rp 56.799,00. Tarif yang layak diberlakukan oleh PT KAI untuk KA Sancaka Eksekutif Rp 107.400,00 dan Bisnis Rp 77.980,00

    Evaluasi Persepsi Pejalan Kaki Dan Pedagang Kakilima Terhadap Fungsi Fasilitas City Walk ( Studi Kasus Jl. Slamet Riyadi Surakarta Jawa Tengah

    Get PDF
    Penduduk yang bermukim di tengah perkotaan adakalanya merasakan kejenuhan yang disebabkan oleh padatnya aktifitas dan kapasitas ruang gerak perkotaan sebagai pusat perekonomian City Walk Jl. Slamet Riyadi Surakarta adalah salah satu bentuk Urban Space yang berfungsi untuk memfasilitasi penduduk khususnya pejalan kaki dan pedagang kakilima. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pengguna untuk memilih fasilitas ini sebagai fasilitas pemenuh kebutuhan mereka, salah satunya adalah tingkat kualitas dan perfoma dari fasilitas itu sendiri. Dari hal tersebut dapat diketahui karakterisitik pengguna, persepsi dan harapan dari pengguna yang kemudian dapat disimpulkan sebagai tingkat kepuasan serta nilai selisih persepsi dan harpan pengguna atau nilai kesenjangan (GAP) terhadap tingkat kualitas dan perfoma dari City Walk Jl. Slamet Riyadi Surakarta. Metode penelitian dalam peneLitian ini pada tahap awal adalah peneNtuan jumlah sampel untuk penyebaran kuisioner, kemudian dari variabel-variabel pertanyaan yang sudah ada maka di uji validitas dan reliabilitas, untuk mengetahui apakah variabel-variabel tersebut sudah valid dan reliabel. Kemudian setelah variabel pertanyaan dinyatakan valid dan reliabel maka kuisioner sudah siap untuk disebar kepada responden City Walk. Setelah semua data yang dibutuhkan terkumpul, maka dapat dihitung dan diketahui apa yang yang akan ditinjau, yaitu kepuasan, gap, kesedian merekomendasikan, minat penggunaan ulang dan karakteristik pengguna jasa. Karakteristik responden pengguna City Walk pejalan kaki adalah perempuan 60% dan untuk pedagang kakilima adalah laki-laki dan perempuan masing 50%, semua responden kedua kategori tersebut bersedia untuk menggunakan ulang dan merekomendasikan kepada relasi atau kerebat mereka. Sebagian besar variabel masuk pada kuadran B dan kuadran C, maka bisa diambil kesimpulan bahwa pada tingkat pelaksanaannya telah sesuai dengan persepsi dan harapan pelanggan namun ada beberapa variabel yang harus diperbaiki agar bisa memuaskan pengguna City Walk. Nilai kesenjangan persepsi harapan untuk pejalan kaki rata-rata 0,84 dan untuk pedagang kakilima 1,71, maka harapan pengguna lebih besar dari realita yang ada. Dengan demikian Pemda Surakarta selaku pihak penyedia jasa harus meningkatkan kualitas fasilitas City Walk Jl. Slamet Riyadi Surakarta

    Implementasi Kebijakan Transmigrasi Umum Di Kota Semarang

    Full text link
    Pemenuhan kebutuhan merupakan salah satu indikator pencapaiankesejahteraan penduduk, namun peningkatan jumlah penduduk yang tinggitidak diiringi dengan peningkatan sumberdaya manusia sehingga menimbulkanpeningkatan angka pengangguran, atau dengan kata lain di tempat yang jumlahpenduduknya tinggi akan lebih sulit untuk mendapatkan pekerjaan. Salah satuprogram yang dapat dilakukan untuk memecahkan masalah tersebut adalahTransmigrasi. Adanya Transmigrasi masyarakat diharapkan lebih mandiri untukmeningkatkan kesejahteraan hidupnya. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 15Tahun 1997 tentang Ketransmigrasian, bahwa penyelenggaraan transmigrasidilaksanakan sebagai upaya untuk lebih meningkatkan kesejahteraan dan peranserta masyarakat, pemerataan pembangunan daerah, serta memperkukuhpersatuan dan kesatuan bangsa melalui persebaran penduduk yang seimbangdengan daya dukung alam dan daya tampung lingkungan serta nilai budaya danadat istiadat masyarakat.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan kondisi sosialekonomi dan kemampuan implementor dengan implementasi kebijakantransmigrasi umum di Kota Semarang. Penelitian menggunakan teoriimplementasi kebijakan dari Van Meter dan Van Horn, serta Weimer danVinning. Tipe penelitian eksplanatori dengan sampel 48 responden, pengujianhipotesis menggunakan rumus Koefisien Korelasi Rank Kendall, KoefisienKonkordasi Kendall dan Koefisien Determinasi.Hasil penelitian menunjukan adanya hubungan yang positif dansignifikan antara kondisi sosial ekonomi dengan implementasi kebijakan yangdiperoleh dari perhitungan Zhitung (5,11) > Ztabel (1,96) pada taraf signifikan5%. Hubungan yang positif dan signifikan antara kemampuan implementordengan implementasi kebijakan yang diperoleh dari perhitungan Zhitung (4,57)> Ztabel (1,96) pada taraf signifikan 5%. Hubungan yang positif dan signifikanantara kondisi sosial ekonomi dan kemampuan implementor denganimplementasi kebijakan yang diperoleh dari perhitungan ƒÓ2hitung (78,817) >ƒÓ2tabel (5,99) pada taraf signifikan 5%

    Perbandingan Model Pembelajaran Problem Based Learning Dengan Guided Discovery Learning Terhadap Keaktifan Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Ngawi Tahun Pelajaran 2013.2014

    Full text link
    - The purpose of this research is to know the comparison of problem based learning models with Guided discovery learning to activities of students of X grade students at SMA Negeri 1 Ngawi in academic year 2013/2014. This study was a quasi experimental research. The research design was used post-test only nonequivalent control group design. This research applied problem based learning models and Guided Discovery Learning at experimental group. The population of this research was all of X grade students at SMA Negeri 1 Ngawi in academic year 2013/2014. Sampling techniques used cluster sampling that choosed X MIPA 4 experiment group I and X MIPA 6 as Experiment group II. Techniques of collecting data were test and non-test methods. The test method examination test. The non-test method included observation of activities student and documentation. The hypotheses analyzed by t-test. This research concluded that there are differences activities of student to application of problem based learning and Guided Discovery Learning of grade students at SMA Negeri 1 Ngawi in academic year 2013/2014

    Calculation and Determination of Acquisition Duty Land and Building Rights

    Full text link
    The calculation and determination the land sales tax rate (BPHTB and PPH) for both seller and buyer is deemed unfair, because the calculation is based on market prices and not by sale value of tax objects. In addition, the calculation and determination of market prices doesn't have a legal basis and unclear authority, and gives the impression of arbitrariness. Determination of market prices as basis for calculating BPHTB and PPh, only considers interests of increasing regional original income (PAD), without considering tax burden for sellers and buyers. Likewise, in determining NPOPTKP, it is felt to be unfair, because regardless with selling value, limit for NPOPTKP remains the same, even between regencies/cities the amount not much different

    Global occorrence of Plasmodium vivax-like human malaria parasite

    No full text
    Centers for Disease Control and Prevention. Division of Parasitic Diseases. Malaria Branch. Atlanta GA, USA.Centers for Disease Control.Division of Parasitic Diseases, National Center for Infectious Diseases. Malaria Branch. Atlanta, Georgia, USA.Ministério da Saúde .Fundação Serviços de Saúde Pública. Instituto Evandro Chagas. Belém, PA, Brasil.Papua New Guinea Institute of Medical Research. Goroka, Papua New Guinea.Hôpital Claude Bernard. Paris. France.Papua New Guinea Institute of Medical Research. Goroka, Papua New Guinea.Ministry of Health. Republic of Indonesia. Jayapura.Centers for Disease Control and Prevention. Division of Parasitic Diseases. Malaria Branch. Atlanta GA, USA.A Plasmodium vivax-like human malaria parasite was recently identified from Madang, a holoendemic malarious region in Papua New Guinea. The complete nucleotide sequence of the circumsporozoite (CS) protein gene of this parasite is presented here. The CS protein of this parasite has an 11-mer repeat sequence and is different from the other known CS protein genes of human malaria parasites. However, it is identical to the CS protein gene of a monkey malaria parasite, Plasmodium simiovale. This P. vivax-like malaria parasite was found in Sepik, another malarious region of Papua New Guinea, and in Brazil, Indonesia, and Madagascar. No pure isolate of this parasite was identified. Specific oligonucleotide probes were used to determine relative proportion of the P. vivax-like parasite in P. vivax (type 1 and type 2) mixed field isolates. Compared with P. vivax or Plasmodium falciparum, the circumsporozoite protein of P. vivax-like parasites showed markedly less polymorphism
    corecore