20 research outputs found

    Bianglala Budaya Rekam Jejak 95 Tahun Kongres Kebudayaan 1918-2013

    Get PDF
    Selama ini kalau berbicara tentang Kongres Kebudayaan (KK), perhatian orang lebih tertuju pada KK yang diselenggarakan sesudah Indonesia merdeka. Belum pernah terdengar pembicaraan bahwa sebelum Indonesia merdeka juga pernah diselenggarakan kongres yang sama. Termasuk di kalangan budayawan dan seniman, peristiwa budaya itu tidak banyak yang memperbincangkannya. Sebelum Indonesia merdeka telah berlangsung 7 kali kongres. Kongres kebudayaan terakhir diselenggarakan tahun 2008 di Bogor. Dengan demikian, sejak Indonesia merdeka tahun 1945 sampai dengan tahun 2008 telah berlangsung sebanyak 8 kali KK. Mengapa peristiwa budaya dan termasuk peristiwa bersejarah itu justru tidak pernah diperbincangkan orang?Mungkin karena kongres sebelum Indonesia merdeka dianggap belum memiliki arti penting bagi perkembangan kebudayaan bangsa. Sebagai peristiwa budaya Kongres Kebudayaan tidak seharusnya dibiarkan tersembunyi dan tidak diketahui apa yang sesungguhnya telah terjadi. Setelah selesai mengumpulkan data penyelenggaraan Kongres Kebudayaan dan kemudian diterbitkan dengan judul "Kongres Kebudayaan 1918-2003" tahun 2007, timbul niat penulis untuk merevisi buku tersebut dengan memasukkan Kongres Kebudayaan Indonesia 2008 di Bogor. Dalam perjalanan melakukan pengumpulan data, ditemukan banyak data penyelenggaraan kongres-kongres lainnya seperti kongres: Pancasila, kebudayaan daerah, bahasa, linguistik, sastra, kesenian, sejarah, arkeologi, antropologi, kebatinan, ilmu pengetahuan, dan sebagainya. Kesemuanya itu merupakan unsur dari kebudayaan sehingga juga menjadi bagian dari perjalanan sejarah kebudayaan bangsa

    Kongres kebudayaan sebelum dan sesudah Indonesia merdeka.

    Get PDF
    Data yang ada di Museum Sonobudoyo Yogyakarta menunjukkan bahwa pada tahun 1918 telah diselenggarakan Kongres Kebudayaan, meski masih terbatas pada kebudayaan Jawa. Nama kongres itu adalah Congres voor Javaansche Cultuur Ontwikkeling (Kongres Guna Membahas Pengembangan Kebudayaan Jawa). Temuan ini amat menarik untuk disimak, karena ternyata selama masa tahun 1918 hingga Indonesia merdeka, telah diselenggarakan 7 kali kongres. Enam dari tujuh kongres itu diselenggarakan oleh 'JAVA-INSTITUUT' sebuah lembaga penelitian kebudayaan yang lahir berdasarkan keputusan Kongres Kebudayaan yang diselenggarakan pada tahun 1918 itu

    Bianglala budaya rekam jejak 95 tahun kongres kebudayaan 1918-2013

    Get PDF
    Menurut Prof. Dr. Daoed Joeseof, peristiwa berdirinya Boedi Oetomo (BO) yang kemudian dikenal sebagai Kebangkitan Nasional pada 20 Mei 1908 mengutamakan budi luhur (budi utama) sebagai dasar perjuangannya. Dasar perjuangan itu lahir sebagai hasil perpaduan antara semangat nasional yang mulai hidup bernyala dalam membasmi sebab pokok kemiskinan, yaitu penjajahan, dengan kesadaran intelektual tentang kemajuan nasional demi peningkatan kecerdasan anak pribumi. Caranya melalui pencerahan akal budi yang dimungkinkan sekali oleh pengembangan pendidikan dan budaya kemajuan. Jelas sekali betapa sepak terjang para pemuda-pelajar pendiri dan penggerak BO secara esensial memotori satu gerakan budaya, yang dengan sadar dan sengaja mengarahkan gerakan mereka ke arah (pembentukan) masa depan. Sebuah masa depan yang bermuara pada pembentukan satu negara-bangsa yang ketika itu masih disebut "Hindia-Belanda", dengan tidak membedakan asal-usul, keturunan,agama, dan keadaan kaya atau pun miskin

    A Comparison of the Motor Development of Deaf Children of Deaf Parents and Hearing Parents

    Get PDF
    Differences in linguistic, cognitive, and social skills are known to exist between Deaf children of Deaf parents and hearing parents; differences in motor development, however, are not known between the two groups. This study was designed to compare the motor development of 14 Deaf children of Deaf parents and 15 Deaf children of hearing parents. The 11 girls and 18 boys were 4 – 9 years old; 16 were in the 4-6 age group, and 13 were in the 7 - 9 age group. The Test of Gross Motor Development (TGMD) was used to assess the motor development of 29 participants who attended two schools for students who are Deaf. Modifications to the procedure for administering the TGMD included visual demonstrations, the use of signing to communicate instructions, and video recordings of performance. The results of the study indicated no significant differences on motor development between Deaf children of Deaf parents and Deaf children of hearing parents

    Sejarah kelembagaan kebudayaan dalam pemerintahan dan dinamikanya

    Get PDF
    Sejak diproklamasikan kemerdekaan Indonesia 17-8-1945, secara 'de facto' dan 'de jure' bangsa dan negara Indonesia lahir. Sejak saat itu, lahir pula kebudayaan nasional Indonesia, sehingga permasalahan mendasar bagi negara adalah bagaimana menciptakan iklim dinamika interaktif antara kebudayaan nasional dan kebudayaan daerah agar dalam perkembangannya dapat saling mendorong dan mendukung. Kebudayaan Indonesia yang beranekaragam memiliki potensi untuk terjadinya konflik antarsuku bangsa. Sementara itu keanekaragaman juga memiliki potensi komparatif dan kompetitif, sehingga perlu diperkenalkan dalam berbagai fora internasional dalam guna mendorong perkembangan kebudayaan , membangun kebanggaan nasional, cinta tanah air dan memperkukuh jati diri bangsa

    Potret Museum Nasional dulu kini & akan datang

    Get PDF
    Berisikan gambaran sejarah Museum Nasional, saat dilakukan pameran pada tahun 2014 dan rencana pengembangan di masa mendatang

    Sejarah permuseuman di Indonesia

    Get PDF
    Menurut Azyumardi Azra (2010}, museum memiliki posisi konstruksi identitas nasional. Melalui otoritas yang museum miliki dalam hal "warisan sejarah nasional" museum dapat menjadi lembaga otentifikasi identitas nasional tersebut di masa silam dan sekaligus memproyeksikannya ke masa depan. Museum di Indonesia memiliki peranan strategis dalam kehidupan berban3sa dan bernegara, karena museum dalam operasionalisasinya berpegang pada tiga pilar kebijakan permuseuman Indonesia, yaitu ,mencerdaskan bangsa, memperkuat kepribadian bangsa dan ketahan nasional serta wawasan nusantara. Sayangnya buku tentang permuseuman bisa dikatakan masih langk, baik buku untuk kalangan pekerja museum, maupun untuk khalayak umum. Menyadari kenyataan itL. Direktorat Permuseuman dalam rangka menyukseskan program Revitalisasi Museum dan Gerakan Nasional Cinta Museum 2010-2014, sengaja menerbitkan buku Sejarah Permuseuman di Indonesia, dengan maksud menjawab sebagian kebutuhan insan permuseuman Indonesia

    Dialog budaya spiritual

    Get PDF
    Direktorat Jenderal Kebudayaan, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (sekarang Depdiknas), pada tanggal 18 s.d. 20 Juni 1999, bertempat di Hotel Mars '91, Cipayung, Bogor telah menyelenggarakan dialog budaya dengan para pakar dari berbagai disiplin ilmu dan para penghayat kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Dialog, membahas tentang kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dari berbagai disiplin ilmu dan sudut pandang, dengan tujuan memperoleh wawasan baru mengenai kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan memperoleh masukan bagi pengambilan kebijakan Direktorat Jenderal Kebudayaan dalam upaya pelestarian kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa sebagai perwujudan kebudayaan bangsa

    Kongres kebudayaan (1918-2003)

    No full text
    Buku ini berisi tentang rekaman data dan sekilas tinjauan tentang kongres kebudayaan yang diselenggarakan sebelum dan sesudah Indonesia merdeka.xxi, 478 hlm.; 14 cm

    Kongres kebudayaan (1918-2003)

    No full text
    Buku ini berisi tentang rekaman data dan sekilas tinjauan tentang kongres kebudayaan yang diselenggarakan sebelum dan sesudah Indonesia merdeka.xxi, 478 hlm.; 14 cm
    corecore