10 research outputs found
TRADISI MOOI INDIE DALAM IMAJI FOTOGRAFI KARTU POS INDONESIA
The visualization of postcards with mountain as the photo objects, rice fields framed in a natural scene becomes a very interesting thing to be observed. The objects, that usually become the favorite of a painting with indie Mooi style, are then adapted by photographer in a postcard sheet. Seeing the phenomenon, the author questioned why photographers still maintain the images that have been explored by the art of painting, to be re-production into the work of photography. It is interesting to examine, especially from the visual aspect with descriptive interpretive approach, by making an interpretation of what is seen, heard and understood, so it is expected to create diverse views on an existing problem.This study resulted a conclusion that, in terms of the needs of art lovers, the need for imaging Mooi indie when it is viewed from the perspective of tourists or foreign tourists, it is still very high. Travelers or foreign tourists need evidence that their journey to Indonesia - a tropical country with abundant light - is real. Photos in this case are powerful entities in the role of proof of existence. As a young artist from the heirs of culture and eastern artworks that have a high history and aesthetics in the context of tradition, Mooi Indie should begin to be abandoned and photo artists embark on an odyssey that puts forward newness or local wisdom in the work
Petatah-Petitih Sebagai Titik Tolak Penciptaaan Seni Grafis
Dengan adanya fenomena tersebut penulistertarik untuk mengangkat "Petatah-Petitih sebagai Titik Tolak Penciptaan Seni Grafis" untuk dijadikan karya dalam Tugas Akhir. Karya-karya dalam Tugas Akhir ini pada dasarnya merupakan bentuk pengalaman dari masa kecil penulis terhadap kehidupan bermasyarakat di Padang (Sumatera Barat) yang proses belajar mengandung pahatan kata, patokan hukum/norma-norma dalam adat. Minangkabau yang disebut dengan petatah-petitih yang mengatur kehidupan schari-hari. Petatah-petitih tersebut dijadikan tema dalam pembuatan karya seni grafis dengan menggunakan teknik cetak tinggi
ANALISIS TANDA VISUAL DALAM TAGAR CORONA ART MUSEUM
The gallery is a space of interaction between artists and audiences. In the era of pamdemik covid, gallery space was closed due to physical distancing. Imaginary space is built by utilizing communication and information technology. Instagram as a digital platform is widely used as a space for building artistic interactions. Through the hashtag of Corona Art Museum, the writer looks for some visual works to be used as object of analysis. Verbal and visual signs in the visual content will be dissected using the classification of signs: icons, indexes, symbols from Charles S. Peirce and the system of meaning production of codes using The Five Code: Hermeunetic, Narrative, Cultural, Semantik & Symbolic from Roland Barthes. The reading of visual signs will use the Sumbo Tinarbuko Triadik in looking at aspects of visual communication. The results of reading visual signs will reveal how visual content in an imaginary space can be a space of expression and the existence of an artist / designer
PENGUATAN PERAN IBU RUMAH TANGGA DALAM PENERAPAN FOOD GARDEN PADA LAHAN PEKARANGAN RUMAH YANG PRODUKTIF & EKONOMIS
Permasalahan yang terjadi pada mitra yaitu Ibu rumah tangga di wilayah RT 03 (RW 01 Sidabowa) Banyumas yakni, 1) Belum adanya kesadaran dalam pemanfaatan lahan pekarangan yang produktif, 2) Peran ibu rumah tangga hanya fokus pada aktivitas rumah tangga, sementara ada peluang kegiatan yang memberikan benefit yang tidak membutuhkan effort yang berlebih dan ramah terhadap lingkungan. Sehingga dari proses pemetaan masalah dan hasil observasi awal dengan tokoh masayarakat setempat didapati untuk melakukan langkah nyata dalam mencari solusi atas permasalahan mitra. Solusi yang dimaksud dalam kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah sebagai berikut, 1) Peningkatan pemahaman tentang pemanfaatan lahan pekarangan rumah tangga yang lebih produktif dan ramah lingkungan melalui penerapan iptek vertikultur dengan model tanaman horizontal maupun vertikal yang menggunakan media tanam paralon, 2) Memberikan alternatif tambahan pendapatan, utamanya untuk mitra yaitu ibu rumah tangga sebagai wujud keterlibatan atas upaya ketahanan ekonomi keluarga
E-COMMERCE SEBAGAI PEMAKSIMALAN PENJUALAN PRODUK USAHA UNTUK PENINGKATAN PEREKONOMIAN WIRAUSAHA MASYARAKAT DESA SAWANGAN SELAMA MASA NEW NORMAL
Covid 19 telah membawa dampak yang buruk terhadap perekonomian yang ada di Desa Sawangan. Keterbatasan SDM yang memiliki kepedulian dan pengetahuan terhadap teknologi sehingga organisasi dari BUMDes menjadi salah satu masalah krusial yang sedang dihadapi. Padahal jika dilihat dari teori ekonomi, bahwa kecakapan manajerial sebuah unit usaha menjadi nafas untuk sebuah bisnis bisa berkembang dengan baik. Disisi yang lain BUMDes Desa Sawangan juga mengalami banyak keterbatasan selain SDM yang mumpuni, juga kesulitan menemukan potensi SDM yang aware terhadap teknologi yang bisa dijadikan core SDM dari unit usaha BUMDes Desa Sawangan tersebut. Berlatar belakang permasalahan BUMDes yang ada di Desa Sawangan tersebut maka pengabdian masyarakat ini terfokus dan menitikberatkan pada peningkatan keahlian pada strategi pemasaran dengan menggunakan e-commerce selama masa new normal ini
Komunikasi Visual Kuliner Banyumas sebagai Media Pendukung City Branding "Better Banyumas"
Abstrak
Better Banyumas menjadi tagline city branding dari Kabupaten Banyumas. Dalam implementasinya identitas dari perumusan tersebut belum dapat dipahami sebagai jaringan asosiasi atau persepsi dalam benak konsumen mengenai produk (dalam hal ini kota). Beberapa produk Banyumas memiliki diferensiasi dengan kota lainnya, seperti bahasa, geografis alam, dan kuliner yang unik. Kuliner Banyumas dapat menjadi salah satu identitas yang diangkat sebagai simbol keunikan untuk mempopulerkan Banyumas. Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif. Pengumpulan data diperoleh dari hasil studi lapangan, studi literatur, dan dokumentasi kuliner Banyumas. Dalam penelitian ini, peneliti mengambil sampel berdasarkan kuisioner yang telah disebarkan kepada 143 responden. Dari 17 populasi kuliner yang ada, diambil 13 sampel yang dijadikan data perancangan pada penelitian. Sampel tersebut diambil secara purposive sampling dengan melihat perolehan responden lebih dari 5%. Dari hasil pengambilan sampling, kuliner Banyumas tersebut kemudian dibagi menjadi tiga kategori, yaitu makanan, minuman, dan oleh-oleh khas Banyumas. Hasil dari penelitian ini adalah rumusan pemanfaatan media komunikasi visual dalam konten media sosial yang mudah ditemui oleh masyarakat luas. Fungsi komunikasi visual dapat menjadi media identifikasi, informasi, dan persuasi yang diharapkan mampu menjadi media pendukung dalam upaya pemerintah untuk memperkenalkan Banyumas melalui kuliner. Di lain sisi, komunikasi visual ini bertujuan meningkatkan citra Banyumas sebagai salah satu destinasi wisata.
Kata kunci: Banyumas, city branding, komunikasi visual, kuliner
Â
Abstract
Better Banyumas became the city branding tagline of the Banyumas district. In the implementation, the identity of the formulation has not understood as network associations or perceptual within the mind of the customer (in this case is the city). Some of Banyumas products have Differentiation with other cities, such as language, natural geography, and unique culinary. Banyumas culinary can be one of the identities appointed as a symbol of uniqueness to popularize Banyumas. This research used descriptive qualitative. Data ware obtained from the research field studies, literature studies, and Banyumas culinary documentation. In this research, researchers took samples based on questionnaires that have distributed to 143 respondents. From 17 existing culinary populations, 13 samples ware taken and used as design data in the study. The sample had taken in purposive sampling by looking at the respondent'sacquisition of more than 5%. From the results sampling, Banyumas culinary divided into three categories, which are foods, drinks, and typical souvenirs of Banyumas. The results of this research are the use of visual communication media in social media content easily found by the wider society. The visual communication function can be a medium of identification, information, and persuasion which expected to become supporting media in the government order to introduce Banyumas through culinary. On the other hand, visual communication aims to improve Banyumas Image as one of the tourism destinations.
Keywords: Banyumas, city branding ,culinary, visual communicatio
MITOS ILUSTRASI FOTO FERDI SAMBO DALAM PEMBERITAAN MEDIA ONLINE
In today's information technology era, modern society is greatly spoiled by the ease of access to news. One of the information media is online media reporting, which offers news content in written form as well as color photo illustrations, making it easier for readers to understand the content of the news. However, photo illustrations as news content can sometimes be confusing, such as in the reporting of the premeditated murder committed by Ferdi Sambo. Therefore, it is important to deeply understand the meaning of the photo illustrations from the news content about Ferdi Sambo so as not to be trapped in a superficial interpretation of a news story. The interpretation of Ferdi Sambo's photo illustrations in online media uses a qualitative methodology with a semiotic approach by Roland Barthes regarding denotation and connotation meanings. The results of the analysis conducted on the photo illustrations of Ferdi Sambo in online media reporting indicate that some objectives and interests can be concluded as resistance or defense conducted through body gestures and fashion to address the case being faced
MAKALAH PENTINGNYA PENDIDIKAN HUKUM ADAT DALAM MASYARAKAT KONTEMPORER
Eksistensi hukum adat ini berupa nilai-nilai yang hidup di tengah masyarakat sekalipun tidak tertulis, sehingga walaupun hukum adat tersebut tidak ditetapkan oleh negara (positifisasi), tetap berlaku ditengah-tengah masyarakat. Oleh Karena itu, hukum adat sebagai hukum yang berlaku tidaklah mesti harus dilihat dari adanya penerapan sanksi, akan tetapi hukum adat telah cukup dinyatakan berlaku apabila ada pernyataan-pernyataan yang diungkapkan sebagai pernyataan rasa keadilan dalam perhubungan pamrih, yang dinyatakan berlaku sebagai uger-ugeran, sehingga hukum adat lebih menjamin rasa keadilan yang dibutuhkan masyarakat
Air dan Diri
Objek air hadir dalam setiap karya yang diciptakan sebagai representasikan fenomena lingkungan, seperti alam maupun sosial, yang berhubungan dengan diri. Penelusuran ini berangkat dari asumsi penulis bahwa segala kesenjangan sosial, keserakahan, kebencian, keegoisan dan pergulatan sosial dipengaruhi oleh masing-masing individu dengan kondisi sosialnya. Hubungan air dan diri sangat kelihatan pada bagaimana konstitusi diri digambarkan oleh masyarakat Minangkabau. Tubuh dijelaskan sebagai air yang mengalir yang melewati tiga bagian utama dari tubuh. Bagian itu terdiri dari bagian kepala (akal), dada (perasaan) dan perut (nafsu). Ketiga komponen yang dilalui ini senantiasa harus diposisikan secara seimbang. Konsepsi ini merupakan pemahaman masyarakat Minangkabau untuk membuat keseimbangan antara wilayah mikrokosmos (keseimbangan diri) dan makrokosmos (keseimbangan dengan lingkungan, baik alam maupun sosial). Melalui permasalahan diatas, penulis berupaya menuangkan gagasan dan ide pemikiran yang diaplikasikan kedalam karya seni rupa dengan jumlah 11 karya dalam tugas akhir ini. Teknik yang penulis gunakan adalah mengadopsi salah satu teknik seni grafis yaitu cetak tinggi. Dicetak secara monoprint ke atas permukaan kanvas dengan pewarnaan menggunakan kuas. Beberapa karya terdapat eksplorasi pada bidang, seperti penggunaan dakron untuk membentuk relief, hingga membentuk bidang bergelombang, patah-patah dan bulat yang bertujuan untuk menunjang ide dan gagasan yang akan di visualkan