36 research outputs found

    Persiapan air media pemeliharaan dan monitoring kualitas air budidaya ikan Nila (Oreochromis niloticus) di Kelurahan Kallabirang Kecamatan Minasatene, Pangkep

    Get PDF
    Budidaya ikan nila merupakan pilihan utama sebagian masyarakat Pangkep setelah budidaya udang dan ikan bandeng mengalami penurunan produksi karena kondisi perubahan salinitas yang rendah (<10 ppt) dan ikan nila adalah spesies air tawar yang dapat hidup dalam kondisi tersebut. Salah satu faktor penentu keberhasilan pada usaha budidaya ikan nila adalah persiapan air media dan monitoring kualitas air selama budidaya karena berpengaruh langsung terhadap sintasan dan pertumbuhan ikan nila. Namun, tidak semua petani pembudidaya memahami dengan baik tentang manajemen kualitas air pada usaha budidaya ikan nila. Oleh karena itu, tujuan dari kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat ini adalah melakukan pembinaan berupa pendampingan kepada pembudidaya ikan nila tentang persiapan air media pemeliharaan dan nomitoring kualitas air selama pemeliharaan. Manfaat dari pendampingan ini adalah meningkatkan penghasilan dan pendapatan pembudidaya ikan nila dengan memaksimalkan potensi lahan yang dimiliki dengan cara pemantauan kualitas air. Hasil pemantauan kualitas air selama pemeliharaan didapatkan konsentrasi oksigen terlarut 4,57 mg/L, suhu 26,2oC,  pH 7,07, kecerahan 35 cm, warna air kolam hijau pekat, kisaran nitrit 0,035–0,044 mg/L dan kisaran nitrat 0,667–0,972 mg/L. Rendahnya oksigen terlarut serta konsentrasi nitrit dan nitrat yang tergolong tinggi berdampak terhadap pertumbuhan ikan nila

    Peningkatan Immunemodulator Melalui Penambahan Pondguard untuk Pakan dan Media Air pada Pembesaran Udang Vaname

    Get PDF
    Pondguard  adalah immunemodulator yang berfungsi menjaga sistem imun udang agar tetap berfungsi normal. Apabila tingkat imunitas rendah maka akan ditingkatkan dan akan menekan reaksi sistem imun bila berlebihan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi tingkat efisiensi penggunaan pondguard  terhadap peningkatan produksi udang vaname secara intensif, dalam menjaga imunitas udang, fungsi metabolisme dasar tubuh udang, mengorganisir elemen-elemen dan mineral yang ada di dalam air dan meningkatkannya sampai tahap eksponensial, mengurangi tingkat stress udang, mengurangi load pathogen berbahaya (virus dan bakteri) di dalam lingkungan kolam. Metode yang digunakan adalah menambahkan pondguard  pada pakan dengan dosis 2 ml dan pada media air 0,1-0,2 ppm yang dilakukan pada 2 unit tambak. Hasil analisis menunjukkan bahwa tambak yang menggunakan pondguard  memiliki size 25,4 dan FCR 1,38 sedangkan yang tidak menggunakan aplikasi pondguard  memiliki size 27,2 dan FCR 1,36 selama umur pemeliharaan 139 hari. Dengan menggunakan pondguard, dapat menargetkan ADG (Average Daily Growth) yang lebih tinggi dengan memaksimalkan pakan yang diberikan sehingga udang yang didapat memiliki size yang lebih besar dan kualitas air tetap terjaga

    Karakteristik Nutrien di Perairan Pesisir Pantai Barat Sulawesi Selatan Nutrient Characteristics in Coastal Waters West Coast Sout Sulawesi

    Get PDF
    Sungai di sepanjang pantai barat Sulawesi Selatan memainkan peran penting dalam memobilisasi nutrisi ke \ud perairan Spermonde yang berdampak pada kesehatan terumbu karang. Namun, penyelidikan ilmiah tentang\ud karakteristik kimia perairan masih terbatas. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji secara komprehensif\ud karakteristik nutrisi anorganik terlarut (yaitu NO\ud 3\ud -N, NO\ud 2\ud -N, NH\ud 3\ud -N, PO\ud -P, silikat) dari empat sungai besar\ud (Jenneberang, Tallo, Maros, dan Pangkep) yang bermuara pada pesisir perairan Spermonde. Pengukuran\ud konsentrasi nutrien menggunakan Spektrofometer Shimadzu UV-A1800. Hasil penelitian menunjukkan\ud perbedaan karakteristik nutrien yang dipengaruhi oleh tingkat curah hujan dan aktivitas di sepanjang muara\ud sungai. Trend model grafik nutrien pada tingkat curah hujan tinggi didominasi oleh kandungan N total dan \ud silikat tertinggi pada muara sungai Tallo dengan konsentrasi nitrat berkisar 44.3 ??? 251.1 ??mol/L dan silikat\ud 4.6 ??? 15.1 ??mol/L. Sedangkan konsentrasi fosfor tertinggi pada muara sungai Maros dengan kisaran 2.3 ???\ud 11.8 ??mol/L. Pada tingkat curah hujan yang rendah juga didominasi oleh kandungan N total yang\ud ditemukan pada muara sungai Tallo yaitu berkisar 44.3 ??? 251.1 ??mol/L dan fosfor berkisar 2.3 ??? 11.8 ??mol/L. \ud Konsentrasi silikat tertinggi ditemukan di muara sungai Pangkep yaitu berkisar 4.3 ??? 56.3 ??mol/L.\ud

    Nutrient N-p in Coastal Waters of Pangkep, South Sulawesi

    Full text link
    The coastal waters of Pangkep have received much run-off land from agricultural activities, along streams with aquaculture activities and agriculture which provide a large supply of fertilizers containing N and P. This study aims to determine and analyze the variability of N and P extraction from activity agriculture in the flow up to the estuary. Water sampling was conducted from July to August 2017 (dry season) in coastal waters of Pangkep river with stations based on run-off type ie agricultural and household disposal (P1); river flow (P2); pond disposal (P3); pond entrance (P4); river mouth (P5, P6, P7). The results showed that the concentration of N-P at each station ranged from 0.79-1.87 mg-N/L; 0.09-0.14 mg-P/L (P1), 0.61-1.55 mg-N/L; 0.07-0.17 mg-P/L (P2), 0.51-0.77 mg-N/L; 0.08-0.13 mg-P/L (P3), 0.42-1.0 mg-N/L; 0.05-0.12 mg-P/L (P4), 0.36-0.78 mg-N/L; 0.07-0.12 mg-P/L (P5), 0.74-1.88 mg-N/L; 0.06-0.13 mg-P/L (P6), 0.44-1.16 mg-N/L; and 0.07-0.10 mg-P/L (P7). Agricultural, household and aquaculture significant to the average of ammonia discharge to the coastal area of Pangkep with agricultural and household activities is the largest N element supplier that is about 21.56%

    Ratio of Nutrient and Diatom-dinoflagellate Community in Spermonde Waters, South Sulawesi

    Full text link
    Runoff of nutrients (N, P, Si) from the mainland would disrupt the balance of nutrients in the waters resulted in changing microalgae communities composition, especially between diatom and dino-flagellate (Dia/Dino). This study was aimed to analyze the relationship of nutrient ratios (N/P, N/Si, Si/P) in the waters, to the density ratio of the Dia/Dino in the coastal and marine waters of Spermonde archipelago, South Sulawesi, Indonesia, which experience nutrient enrichment. Nutrients and phyto-plankton samples were collected from the coastal waters of Tallo, Maros, Pangkep, and seawaters of Spermonde in three seasons (transition, wet, and dry). The results showed the average value (± stan-dard deviation) of Dia/Dino ratio in the coastal and sea waters is 1422±1742 and 1174±1290 in the transition season; 238±205 and 1039±2264 in the dry season; and 153±270 and 72±71in the rainy season. Meanwhile, in the marine waters the ratio of Dia/Dino ranges between 1 and 9839. The ratio of Dia/Dino was not different significantly (p>0,05) by spatial and temporal, but Dia/Dino ratio was different significantly (p<0,05) on the ratio of nutrients in coastal waters, where the value of N/Si ratio tends to ignite monospesies enrichment diatom (Chaetoceros) with a variant of 70,4%

    NUTRIEN N-P DI PERAIRAN PESISIR PANGKEP, SULAWESI SELATAN

    Get PDF
    Perairan pesisir Pangkep telah banyak mendapat run-off daratan dari kegiatan pertanian, sepanjang aliran sungai dengan kegiatan pertambakan dan pertanian yang banyak memberikan suplai dari penggunaan pupuk yang mengandung N dan P. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan dan menganalisis variabilitas jumlah buangan N dan P dari kegiatan pertanian dalam aliran hingga muara. Pengambilan sampel air dilakukan pada bulan Juli sampai bulan Agustus 2017 (musim kemarau) di perairan pesisir sungai Pangkep dengan stasiun berdasarkan jenis run-off yaitu buangan pertanian dan rumah tangga (P1); aliran sungai (P2); buangan tambak (P3); pintu tambak (P4); muara sungai (P5, P6, P7). Hasil penelitian menunjukkan Konsentrasi N-P pada tiap stasiun berkisar 0,79-1,87 mg-N/L; 0,09-0,14 mg-P/L (P1), 0,61-1,55 mg-N/L; 0,07-0,17 mg-P/L (P2), 0,51-0,77 mg-N/L; 0,08-0,13 mg-P/L (P3), 0,42-1,0 mg-N/L; 0,05-0,12 mg-P/L (P4), 0,36-0,78 mg-N/L; 0,07-0,12 mg-P/L (P5), 0,74-1,88 mg-N/L; 0,06-0,13 mg-P/L (P6), 0,44-1,16 mg-N/L; dan 0,07-0,10 mg-P/L (P7). Kegiatan pertanian, rumah tangga, dan pertambakan signifikan terhadap rata-rata buangan amoniak ke pesisir Pangkep dengan kegiatan pertanian dan rumah tangga merupakan pemasok unsur N terbesar yaitu sekitar 21,56 %. 

    RATIO OF NUTRIENT AND DIATOM-DINOFLAGELLATE COMMUNITY IN SPERMONDE WATERS, SOUTH SULAWESI

    Get PDF
    Runoff of nutrients (N, P, Si) from the mainland would disrupt the balance of nutrients in the waters resulted in changing microalgae communities composition, especially between diatom and dino-flagellate (Dia/Dino). This study was aimed to analyze the relationship of nutrient ratios (N/P, N/Si, Si/P) in the waters, to the density ratio of the Dia/Dino in the coastal and marine waters of Spermonde archipelago, South Sulawesi, Indonesia, which experience nutrient enrichment. Nutrients and phyto-plankton samples were collected from the coastal waters of Tallo, Maros, Pangkep, and seawaters of Spermonde in three seasons (transition, wet, and dry). The results showed the average value (± stan-dard deviation) of Dia/Dino ratio in the coastal and sea waters is 1422±1742 and 1174±1290 in the transition season; 238±205 and 1039±2264 in the dry season; and 153±270 and 72±71in the rainy season. Meanwhile, in the marine waters the ratio of Dia/Dino ranges between 1 and 9839. The ratio of Dia/Dino was not different significantly (p>0,05) by spatial and temporal, but Dia/Dino ratio was different significantly (p<0,05) on the ratio of nutrients in coastal waters, where the value of N/Si ratio tends to ignite monospesies enrichment diatom (Chaetoceros) with a variant of 70,4%. Keywords: nutrient ratios, diatom, dinoflagellate, coastal, Spermond

    Kualitas Perairan dan Kesehatan Ekosistem Pesisir Indonesia dalam Tekanan Pengayaan Nutrien: Studi Empiris Gejala Primer dan Sekunder di Perairan Pesisir Sulawesi

    Get PDF
    Tekanan pengayaan nutrien terhadap kualitas perairan pesisir dipelajari dengan melihat dampak yang ditimbulkan dalam bentuk gejala primer (produksi mikroalga, makroalga, dan berkurangnya kecerahan perairan) dan sekunder (menurunnya kadar oksigen terlarut, hilangnya vegetasi bawah laut, dan bloom alga berbahaya). Komposisi nutrien (N,P,Si) di perairan estuaria pantai Sulawesi Selatan diinvestigasi untuk mendapatkan gambaran umum kondisi perairan yang mengalami banyak tekanan dari buangan material daratan akibat pertanian, pertambakan, dan pembangunan perkotaan. Penelitian ini dilakukan utamanya diperairan pesisir pantai barat Sulawesi Selatan (Kota Makassar, Kabupaten Maros, dan Kabupaten Pangkajene Kepulauan) pada tahun 2013 dan 2014. Studi perbandingan di lakukan di perairan pesisir Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengayaan nutrien terjadi di semua perairan pesisir. Rasio (N:P:Si) yang dihasilkan memberikan karakter pembeda ranah sumber. Gejala primer dan sekunder dari tingginya nutrien dapat menjadi rujukan pada penentuan status tekanan

    DISSOLVED SILICATE IN COASTAL WATER OF SOUTH SULAWESI

    Get PDF
    ABSTRACT Dissolved silicate (DSi) in coastal waters plays a crucial role in phytoplankton growth particularly diatom. This study aimed to determine DSi concentration seasonally in waters of the western coast of South Sulawesi in relation to coastal water quality indicator. Water, chlorophyll-a, and diatom samples were collected from the coastal areas of the Tallo-Makassar, Maros, and Pangkep, in April 2013 (transitional season), June 2013 (dry season), and February 2014 (wet season). Factorial analysis of variance was used to identify significant seasonal and temporal variations, and linear regression was used to test the relationship of chlorophyll-a and diatom abundance to DSi concentrations. The results showed that the DSi concentration was higher in the wet season of 35.2-85.2 µM than in the other seasons (transitional season: 10.8-68.4 µM, dry season: 9.59-24.1 µM). The abundance of diatoms during the transitional season reached ~9.7x107 cell/m3 in the Pangkep river, 2.3x107 cell/m3 in the Tallo river, and 1.3 x 107 cell/m3 in the Maros river. Chaetoceros, Nitzschia, and Rhizosolenia dominated the diatom composition. The mean concentration of chlorophyll-a in the Makassar coastal waters was 4.52±4.66 mg/m3, while in the Maros and Pangkep waters of 1.40±1.06, and 2.72±1.94  mg/m3, respectively. There was no strong linear corelation between DSi and diatom abundances, nor chlorophyll-a. These results suggested that DSi become a non-limiting factor for the diatom growth and potentially reduce the water quality via eutrophication and diatom blooms. Keywords: dissolved silicate, diatom, chlorophyll-a, coastal waters, South Sulawes
    corecore