TERAPI BEHAVIOR DALAM PERSPEKTIF ISLAM (Upaya Penanganan Perilaku Maladaptif Remaja Pecandu Game Online)

Remaja merupakan tahap kritis yang memerlukan perhatian khusus agar ia terhindar dari perilaku yang menyimpang dan maladaptif yang dapat menimbulkan konflik, pertengkaran, tindak kekerasan dan perilaku antisosial lainnya. Salah satu pemicunya diakibatkan intensitas dan kecanduan mereka memainkan game online. Berbagai hasil penelitian membuktikan bahwa terapi atau konseling behavioral mampu mengubah perilaku maladaptif seseorang kepada perilaku yang baru. Tulisan ini bermaksud untuk mengetahui konsep terapi behavioral dalam perspektif Islam dan konsep tersebut mampu mengatasi perilaku maladaptif remaja. Kajian ini merupakan hasil studi literatur yang bertujuan untuk mendeskripsikan tentang konsep terapi behavioral dalam pandangan Islam dan implementasinya dalam menangani perilaku maladaptif remaja pecandu game online. Data dalam tulisan ini bersumber dari literatur yang berkaitan dengan tema permasalahan, kemudian dianalisis dan disajikan secara deskriptif. Diketahui bahwa terapi behavioral dalam perspektif Islam disebut juga dengan istilah taubat. Dimana ini merupakan suatu aktivitas perubahan perilaku maladaptif yang dilakukan seorang individu menuju perilaku yang sesuai dengan aturan yang berlaku. Penerapan terapi ini berguna untuk memperoleh tingkah laku baru, penghapusan tingkah laku para remaja yang maladaptif serta memperkuat dan mempertahankan tingkah laku yang diinginkan. Tujuannya adalah memiliki perilaku yang sesuai dengan ajaran Islam agar mencapai kebahagian hidup di dunia dan akhirat. Kata kunci: terapi behavior, perilaku maladaptif, remaj

TERAPI RUQYAH TERHADAP KLIEN PSIKOSOMATIK

Dari sekian banyak manusia yang hidup saat ini, dapat dipastikan setiap individunya memiliki keluhan penyakit di dalam tubuhnya. Apakah hal itu disebabkan oleh fakor yang berasal dari luar maupun dari dalam tubuhnya, baik dalam gangguan dari bentuk fisik maupun gaib. Apabila keluhan penyakit tersebut tidak segera ditangani, maka hal tersebut akan mempengaruhi jiwa dan raganya. Untuk itu, ruqyah sebagai metode islami yang di dalamnya terdapat lantunan ayat al-Qur’an terbukti mampu mengatasi permasalahan atau penyakit yang diderita oleh pasien psikosomatik. Yaitu keluhan penyakit fisik yang diderita seorang pasien yang disebabkan oleh ketidaktenangan jiwa. Untuk itu, metode ruqyah ini mampu mengobati dan mengembalikan kondisi fisik dan jiwa seseorang menjadi lebih baik

MANAJEMEN EMPATI KONSELOR (Analisis Problematika Koselor dalam Menghadapi Emosi Negatif Klien)

Empati adalah suatu keterampilan konselor yang mampu merasakan kondisi emosional kliennya, sehingga bisa membina relationship yang akrab baik secara kognitif maupun afektif. Dalam praktiknya, terdapat kontradiksi terkait empati. Terutama saat konselor mengahadapi klien sedang meluapkan emosi negatifnya. Konselor dituntut untuk turut merasakan apa yang dirasakan kliennya sebagai wujud empatinya. Namun, di sisi lain konselor juga tidak mungkin menunjukkan perilaku yang merefleksikan pertimbangan untuk tidak mementingkan diri sendiri demi kebaikan orang lain dengan cara larut ke dalam emosi negatifnya klien. Kondisi seperti inilah yang harus dibedakan antara efektivitas penggunaan empatinya. Atas dasar asumsi tersebut, tulisan ini bermaksud untuk membedakan penggunaan empati yang efektif konselor saat menghadapi emosi negatif klien, dan bagaimana dalam proses layanan konseling

Psikopat: Ciri, Penyebab dan Solusinya dalam Islam

This article describes psychopaths related to the characteristics, causes, and solutions to overcome them in Islamic teachings. In completing this article, the author uses a qualitative approach, namely by studying literature or reviewing literature related to psychopaths and the teachings of Islam. This study identifies three factors that cause psychopathic behavior: genetic, environmental, and traumatic factors. The solution in Islam is to read the Qur'an, pray at night, hang out with pious people, fast, and remember. These five actions are known as Islamic psychotherapy, which can overcome psychopathic behavior. Abstrak Artikel ini bertujuan untuk mendeskripsikan tentang psikopat yang berkaitan dengan ciri-ciri, penyebab, dan solusi untuk mengatasinya dalam ajaran Islam. Dalam menyelesaikan artikel ini, penulis menggunakan pendekatan kualitatif yaitu dengan studi literatur atau kajian kepustakaan yang berkaitan dengan psikopat dan ajaran agama Islam. Kajian ini mengidentifikasi bahwa terdapat tiga faktor yang menyebabkan perilaku psikopat yaitu faktor genetik, lingkungan, dan traumatis. Adapun solusinya dalam Islam adalah dengan membaca al-Qur’an, Shalat malam,  Bergaul dengan orang saleh, Puasa, dan Zikir. Kelima tindakan tersebut dikenal dengan istilah psikoterapi Islam yang dapat digunakan untuk mengatasi perilaku psikopat

PERAN TEUNGKU DALAM PERSPEKTIF KONSELING ISLAM

Abstrak Bimbingan konseling merupakan kebutuhan manusia, karena manusia tidak luput dari masalah, untuk itu terserah kepada manusia itu sendiri mau menggunakan jasa atau siapa yang dianggap mampu memberikan jalan keluar dari permasalahan mereka. Islam meyakini bahwa Nabi dan Rasul itu adalah konselor agung yang dipersiapkan Allah untuk manusia. Mereka sanggup memberikan solusi terhadap berbagai macam keluhan dan permasalahan  umatnya. Ulama (teungku bhs Aceh) merupakan pewaris dari Nabi dengan segala tugasnya, tidak terkecuali memberikan solusi terhadap aneka ragam permasalahan umat, dengan berbagai macam metode yang diwariskan oleh Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasalam

KOMUNITAS PUNK; SEBAB, AKIBAT DAN METODE PEMBINAAN DALAM PERPEKTIF ISLAM

Komunitas Punk adalah sekelompok remaja/pemuda yang mempunyai gaya hidup yang sangat menyimpang dari norma-norma masyarakat setempat. Komunitas ini lebih dikenal dari hal fashion yang dikenakan dan tingkah laku yang mereka perlihatkan, seperti potongan rambut mohawk dan diwarnai dengan warna-warni yang terang, memakai sepatu boots, hiasan rantai, berpakaian hitam, jaket kulit, celana jeans ketat dan baju yang lusuh. Bagi kebanyakan orang, perilaku social dari kelompok punk ini dinilai negatif dan seringkali bermasalah dengan hokum maupun norma-norma sosial yang ada di masyarakat sekitar. Untuk itu Pemerintah sudah berusaha banyak dalam membendung komunitas ini. Tapi nampaknya belum ada metode yang ampuh untuk mencegahnya. Dalam hal ini penulis menawarkan metode Yang Islami dalam menangani mereka. Kata Kunci: Komunitas Punk,Motode Pembinaan, Perspektif Islam

Improving the Melting Duration of a PV/PCM System Integrated with Different Metal Foam Configurations for Thermal Energy Management

Data Availability Statement: Not applicable.Copyright: © 2022 by the authors. The melting duration in the photovoltaic/phase-change material (PV/PCM) system is a crucial parameter for thermal energy management such that its improvement can realize better energy management in respect to thermal storage capabilities, thermal conditions, and the lifespan of PV modules. An innovative and efficient technique for improving the melting duration is the inclusion of an exterior metal foam layer in the PV/PCM system. For detailed investigations of utilizing different metal foam configurations in terms of their convective heat transfer coefficients, the present paper proposes a newly developed mathematical model for the PV/PCM–metal foam assembly that can readily be implemented with a wide range of operating conditions. Both computational fluid dynamic (CFD) and experimental validations proved the good accuracy of the proposed model for further applications. The present research found that the average PV cell temperature can be reduced by about 12 °C with a corresponding improvement in PCM melting duration of 127%. The addition of the metal foam is more effective at low solar radiation, ambient temperatures far below the PCM solidus temperature, and high wind speeds in nonlinear extension. With increasing of tilt angle, the PCM melting duration is linearly decreased by an average value of (13.4–25.0)% when the metal foam convective heat transfer coefficient is changed in the range of (0.5–20) W/m2.K. The present research also shows that the PCM thickness has a positive linear effect on the PCM melting duration, however, modifying the metal foam configuration from 0.5 to 20 W/m2.K has an effect on the PCM melting duration in such a way that the average PCM melting duration is doubled. This confirms the effectiveness of the inclusion of metal foam in the PV/PCM system.Funding: This research received no external funding

Using liminality to understand mothers’ experiences of long-term breastfeeding: ‘Betwixt and between’, and ‘matter out of place’

© 2015, © The Author(s) 2015. Breastmilk is widely considered as the optimum nutrition source for babies and an important factor in both improving public health and reducing health inequalities. Current international/national policy supports long-term breastfeeding. UK breastfeeding initiation rates are high but rapidly decline, and the numbers breastfeeding in the second year and beyond are unknown. This study used the concept of liminality to explore the experiences of a group of women breastfeeding long-term in the United Kingdom, building on Mahon-Daly and Andrews. Over 80 breastfeeding women were included within the study, which used micro-ethnographic methods (participant observation in breastfeeding support groups, face-to-face interviews and online asynchronous interviews via email). Findings about women’s experiences are congruent with the existing literature, although it is mostly dated and from outside the United Kingdom. Liminality was found to be useful in providing insight into women’s experiences of long-term breastfeeding in relation to both time and place. Understanding women’s experience of breastfeeding beyond current usual norms can be used to inform work with breastfeeding mothers and to encourage more women to breastfeed for longer

Effect of dietary intervention on serum lignan levels in pregnant women - a controlled trial

<p>Abstract</p> <p>Background</p> <p>Mother's diet during pregnancy is important, since plant lignans and their metabolites, converted by the intestinal microflora to enterolignans, are proposed to possess multiple health benefits. Aim of our study was to investigate whether a dietary intervention affects lignan concentrations in the serum of pregnant women.</p> <p>Methods</p> <p>A controlled dietary intervention trial including 105 first-time pregnant women was conducted in three intervention and three control maternity health clinics. The intervention included individual counseling on diet and on physical activity, while the controls received conventional care. Blood samples were collected on gestation weeks 8-9 (baseline) and 36-37 (end of intervention). The serum levels of the plant lignans 7-hydroxymatairesinol, secoisolariciresinol, matairesinol, lariciresinol, cyclolariciresinol, and pinoresinol, and of the enterolignans 7-hydroxyenterolactone, enterodiol, and enterolactone, were measured using a validated method.</p> <p>Results</p> <p>The baseline levels of enterolactone, enterodiol and the sum of lignans were higher in the control group, whereas at the end of the trial their levels were higher in the intervention group. The adjusted mean differences between the baseline and end of the intervention for enterolactone and the total lignan intake were 1.6 ng/ml (p = 0.018, 95% CI 1.1-2.3) and 1.4 ng/mg (p = 0.08, 95% CI 1.0-1.9) higher in the intervention group than in the controls. Further adjustment for dietary components did not change these associations.</p> <p>Conclusion</p> <p>The dietary intervention was successful in increasing the intake of lignan-rich food products, the fiber consumption and consequently the plasma levels of lignans in pregnant women.</p> <p>Trial registration</p> <p><b>ISRCTN21512277, <url>http://www.isrctn.org</url></b></p

A Stable Biologically Motivated Learning Mechanism for Visual Feature Extraction to Handle Facial Categorization

The brain mechanism of extracting visual features for recognizing various objects has consistently been a controversial issue in computational models of object recognition. To extract visual features, we introduce a new, biologically motivated model for facial categorization, which is an extension of the Hubel and Wiesel simple-to-complex cell hierarchy. To address the synaptic stability versus plasticity dilemma, we apply the Adaptive Resonance Theory (ART) for extracting informative intermediate level visual features during the learning process, which also makes this model stable against the destruction of previously learned information while learning new information. Such a mechanism has been suggested to be embedded within known laminar microcircuits of the cerebral cortex. To reveal the strength of the proposed visual feature learning mechanism, we show that when we use this mechanism in the training process of a well-known biologically motivated object recognition model (the HMAX model), it performs better than the HMAX model in face/non-face classification tasks. Furthermore, we demonstrate that our proposed mechanism is capable of following similar trends in performance as humans in a psychophysical experiment using a face versus non-face rapid categorization task