256 research outputs found

    Penyuluhan Model Pendampingan dan Perubahan Status Gizi Anak Usia 6 – 24 Bulan

    Get PDF
    The outreach counseling model and nutritional status change in 6–24 months old childrenBackground: Insufficient knowledge on food and health of mothers will lead to inadequate food intake and high infection risk, especially diarrhea and acute respiratory tract infection (ARTI). Improvement of knowledge can be achieved by counseling. There are several model of counseling, one of them is the outreach model. This study aimed was to analyze the influence of outreach counseling model toward the change of nutritional status of 6–24 months old children. Methods: Research design was a quasi experiment with non randomized pre post test control group. Intervention group recieved outreach counseling model by outreach nutritionists (Tenaga Gizi Pendamping) and control group recieved conventional counseling from nutritionists of primary health care center (Tenaga Gizi Puskesmas). The study was done in Makassar City, South Sulawesi Province with the working area of Sudiang Raya\u27s Primary Health Care chosen as intervention area and Bira\u27s Primary Health Care as control site. Subjects were children aged 6–24 months with WAZ between -3 until 0 SD. The number of subjects in intervention group were 32 and control were 37 children. The observation variables were changes of mother\u27s knowledge, energy adequacy level, protein adequacy level, diarrhea and ARTI duration and nutritional status (WAZ, HAZ and WHZ) of the children. Data were analyzed using t-test and multivariate analysis by linear regression.Results: After 3 months of intervention, there were increase in mother\u27s knowledge, energy adequacy level, and the decrease of duration diarrhea was higher in the outreach counseling group than the control group. The WAZ and HAZ in outreach counseling group were better than control group, and there was an increase in WHZ in outreach counseling group with a decrease in the control group.Conclusions: Outreach counseling model is more effective than conventional counseling in lowering the decrease of nutritional status on 6–24 months old children

    Penyuluhan Model Pendampingan dan Perubahan Status Gizi Anak Usia 6 – 24 Bulan

    Full text link
    The outreach counseling model and nutritional status change in 6–24 months old childrenBackground: Insufficient knowledge on food and health of mothers will lead to inadequate food intake and high infection risk, especially diarrhea and acute respiratory tract infection (ARTI). Improvement of knowledge can be achieved by counseling. There are several model of counseling, one of them is the outreach model. This study aimed was to analyze the influence of outreach counseling model toward the change of nutritional status of 6–24 months old children. Methods: Research design was a quasi experiment with non randomized pre post test control group. Intervention group recieved outreach counseling model by outreach nutritionists (Tenaga Gizi Pendamping) and control group recieved conventional counseling from nutritionists of primary health care center (Tenaga Gizi Puskesmas). The study was done in Makassar City, South Sulawesi Province with the working area of Sudiang Raya's Primary Health Care chosen as intervention area and Bira's Primary Health Care as control site. Subjects were children aged 6–24 months with WAZ between -3 until 0 SD. The number of subjects in intervention group were 32 and control were 37 children. The observation variables were changes of mother's knowledge, energy adequacy level, protein adequacy level, diarrhea and ARTI duration and nutritional status (WAZ, HAZ and WHZ) of the children. Data were analyzed using t-test and multivariate analysis by linear regression.Results: After 3 months of intervention, there were increase in mother's knowledge, energy adequacy level, and the decrease of duration diarrhea was higher in the outreach counseling group than the control group. The WAZ and HAZ in outreach counseling group were better than control group, and there was an increase in WHZ in outreach counseling group with a decrease in the control group.Conclusions: Outreach counseling model is more effective than conventional counseling in lowering the decrease of nutritional status on 6–24 months old children

    FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KAPASITAS PARU PEKERJA PAVING BLOCK CV SUMBER GALIAN

    Get PDF
    Data WHO 2003, menunjukkan bahwa penyakit paru merupakan empat dari sepuluh penyebab kematian terbesar di dunia. Angka kesakitan akibat gangguan paru di Indonesia mencapai 70% dari pekerja yang terpapar debu. Desain penelitian yang digunakan adalah observasional dengan rancangan cross sectional study yang bertujuan untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan kapasitas paru seperti kadar debu, umur, masa kerja, lama kerja, kebiasaan merokok dan indeks massa tubuh. Jumlah populasi sebanyak 40 pekerja. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik exhaustive sampling yaitu keseluruhan populasi sebanyak 40 responden. Analisis data yang dilakukan adalah univariat dan bivariat dengan uji chi square. Hasil penelitian diperoleh variabel yang berhubungan dengan kapasitas paru yaitu kadar debu (p=0,016), umur (p=0,000), dan kebiasaan merokok (p=0,000), sedangkan variabel yang tidak berhubungan adalah variabel lama kerja (p=0,063) dan indeks massa tubuh (p=1,000). Kesimpulan dari penelitian ini bahwa ada hubungan kadar debu, umur dan kebiasaan merokok dengan kapasitas paru pada pekerja unit produksi paving block CV. Sumber Galian Kecamatan Biringkanaya Kota Makassar tahun 2014. Penelitian ini menyarankan bagi pihak instansi terkait agar dapat memfasilitasi pemantauan kesehatan berkala bagi pekerja dan juga memberikan fasilitas tempat beristirahat yang terpisah dari area produksi sehingga dapat mengurangi efek pajanan dari keterpaparan debu di udara

    FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELELAHAN KERJA PADA PEKERJA PT. MARUKI INTERNATIONAL INDONESIA: Factors Related to Work Fatigue on Workers at PT. Maruki International Indonesia

    Get PDF
    Kelelahan kerja yaitu salah satu dari gangguan kesehatan yang dialami oleh pekerja akibat dari pekerjaan yang dilakukan yang dapat menimbulkan risiko cedera tubuh. Beberapa faktor penyebab kelelahan kerja yaitu beban kerja fisik, masa kerja, status gizi yang tidak normal, lama kerja, posisi kerja yang tidak ergonomis, psikologi dari pekerja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan kelelahan kerja pada pekerja PT. Maruki International Indonesia.  Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini yaitu observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah pekerja bagian produksi PT. Maruki International Indonesia sebanyak 199 orang dan sampel sebanyak 131 orang. Data dianalisis secara univariat dan bivariat dengan menggunakan uji chi-square. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pekerja yang mengalami kelelahan kerja sebanyak 86 orang (65,6%) dan yang tidak mengalami kelelahan kerja sebanyak 45 orang (34,4%). Hasil chi-square menunjukkan bahwa beban kerja (p=0,002), masa kerja (p=0,001), status gizi (p=0,013), lama kerja (p=0,018), posisi kerja (p=0,006) merupakan faktor yang berhubungan dengan kelelahan kerja pada pekerja PT. Maruki International Indonesia, sedangkan stress kerja (p=0,286) tidak berhubungan dengan kelelahan kerja. Kesimpulan: Beban kerja, masa kerja, status gizi, lama kerja, posisi kerja berhubungan secara signifikan dengan kelelahan kerja, dan stress kerja tidak berhubungan secara signifikan dengan kelelahan kerja pada pekerja PT. Maruki International Indonesia. Saran penulis kepada pekerja untuk lebih memperhatikan kondisinya seperti apabila sudah merasakan lelah sebaiknya menggunakan waktu istirahat sebaik-baiknya, menjaga asupan gizi dengan mengonsumsi makanan gizi seimbang, dan menerapkan posisi kerja yang telah ditetapkan
    • …
    corecore