58 research outputs found
The Authorities and Responsibilities of the Commission of Regional General Election in the Dispute of the General Election Result of Regional Head in Constitutional Court
The General Election of Regional Head is the democracy party to elect Governor, Regent, and Mayor done directly by the people through the representative in legislative body. Governor, Regent, and Mayor have a function as regional government head of province, regency, and Municipality elected democratically, as organized in article 18 and verse (4) in The 1945 Constitutional of the Republic of Indonesia. Then to implement the mandate of Undang-Undang Dasar 1945, the legislators (Parliament and President) establish a constitution 32 in the year 2004 about Regional Government that is revised based on constitution 22 in the year 1999 about Regional Government. In Article 56 verse (1) state “regional head and regional head vice are elected democratically based on being direct, general, free, secret, honest, and fair. As an organizer is Regional General Election Commission legislated in Constitution 22 in the year 2007 about General Election Organizer, having been changed with Constitution 15 in the year 2011. In the process, the regional head election is originally in the regime of Regional Government. Since the birth of Constitution 22 in the year 2007 it is categorized as a part of General Election. The form of responsibility of Regional General Election Commission as an organizer, when the stipulation of vote calculation recapitulation result of the General Election of Regional Head is not accepted by the candidates of regional head, the solution is in Constitutional Court. The objecting side (regional head candidate) serves as the Petitioner, whereas Regional General Election Commission serves as the Petitioned Side. Keywords: the Regional General Election Commission, Responsible, For the Result of the General Election of the Regional Hea
Analisis Jatuh Tegangan dan Rugi-rugi Akibat Pengaruh Penggunaan Distributed Generation Pada Sistem Distribusi Primer 20 KV
Sistem distribusi adalah sistem tenaga listrik yang menyalurkan energi listrik dari sisi pembangkitan sampai ke konsumen, dengan menggunakan jaringan tegangan menengah sampai dengan tegangan rendah. Akibat menempuh jarak yang cukup jauh dari Gardu Induk untuk bisa sampai ke konsumen, dan pada saat penyalurannya memerlukan arus yang cukup besar. Menyebabkan terjadinya penurunan kualitas aliran daya sehingga terjadi jatuh tegangan, dan terdapat rugi-rugi yang pada saat penyaluran energi listrik tersebut. Distributed Generation (DG) sendiri merupakan sistem pembangkitan energi listrik berdaya kecil yang dibangkitkan dekat dengan pusat-pusat beban, tentunya pengaruh dari pemasangan DG pada dekat pusat beban harus dapat meningkatkan kualitas penyaluran tenaga listrik. Penelitian ini bertujuan mendapatkan nilai analisis perbandingan interkoneksi penggunaan atau tanpa penggunaan DG guna menghasilkan kualitas daya energi listrik pada saluran, serta mendapatkan besar nilai rugi energi yang dinyatakan dalam bentuk rupiah. Hasil penelitian menunjukkan interkoneksi DG dengan studi kasus PLTMH Aek Silang, dan PLTMH Aek Sibundong menghasilkan nilai jatuh tegangan sebesar 365,5 V tanpa menggunakan DG, sebesar 5,3 V dan 268,07 V menggunakan DG. Nilai rugi-rugi aktif didapat sebesar 17,52 kW, 11.620,18 kW, dan 17.032 kW, sedangkan nilai rugi-rugi reaktif sebesar 2,36 kVAR, 1.579,65 kVAR, dan 2.338,73 kVAR. Untuk besar rugi rupiah didapatkan nilai sebesar Rp 19.860, Rp 100.863, dan Rp 120.723. Simpulan dari hasil analisis menunjukkan bahwa penggunaan DG pada penyulang dapat memperbaiki kualitas daya dari penyaluran tenaga listrik
Perbaikan Keandalan Sistem Distribusi
Energi listrik merupakan komoditi utama untuk menunjang kehidupan manusia di era digital saat ini. Penyaluran energi listrik dilakukan melalui pusat pembangkit besar di sejumlah lokasi. Sejak tiga dekade terakhir, terdapat banyak penelitian yang memfokuskan pada penggunaan DG untuk minimasi kerugian jarigan dan regulasi tegangan namun, sedikit yang memfokuskan kepada keandalan dari sistem jaringan distribusi energi listrik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak yang dihasilkan jika mengkoneksikan DG ke jaringan distribusi energi listrik. Data uji yang digunakan adalah system distribusi radial IEEE 33-bus. Algoritma PSO digunakan sebagai optimasi penentuan lokasi dan kapasitas dari DG. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan system jaringan distribusi radial tanpa DG, dengan 1 DG dan 2 DG. Total rugi-rugi system distribus tanpa DG adalah 208,52 KW dan 334,38 KVAr, sedangkan 1 DG menghasilkan rugi-rugi 1,94% dari total rugi-rugi dan 2 DG menghasilkan 1,09% dari total rugirugi. Indicator keandalan system SAIDI tanpa DG yakni 4,7 jam/pelanggan.tahun dan mengalami perbaikan sebesar 27% dengan 2 DG. Sedangkan, inkator keandalan system SIAFI tanpa DG yakni 1,47 frekuensi/pelangggan.tahun mengalami perbaikan sebesar 4% dari dengan 2 DG. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penambahan DG dengan algoritma optimasi PSO menunjukkan hasil berupa pengurangan rugi-rugi, perbaikan profil tegangan disetiap bus, serta perbaikan keandalan sistem distribusi
Rancang Bangun Penjadwalan Lampu Otomatis Pada Rumah Pintar
Era revolusi industry 4.0 saat ini sudah mulai memasuki segala aspek dalam kehidupan, salah satunya adalah pada bidang property yakni rumah. Perangkat pintar dapat dengan mudah kita dipasaran seperti lampu, kunci pintu, air conditioner(AC), dan lain-lain. Tetapi, setiap perangkat tersebut berdiri sendiri menggunakan aplikasi masing-masing untuk melakukan pengendalian. Pengendalian pada perangkat pintar tersebut belum dapat menyelesaikan permasalahan Ketika penghuni rumah sedang bepergian dan keadaan rumah sedang tidak berpenghuni. Rumah dengan sistem keamanan yang canggih memerlukan biaya yang besar dalam implementasinya. Permasalahan berikutnya adalah perangkat cerdas yang belum terintegrasi tersebut membutuhkan perintah fisik untuk mengendalikan kondisi yang diinginkan. Penggunaan sistem penjadwalan otomatis dengan penerapan jaringan saraf tiruan mampu meminimalisir penggunaan perintah fisik serta dapat meningkatkan keamanan rumah tak berpenghuni. Jaringan saraf tiruan diberikan data pembelajaran kondisi setiap lampu dan menggunakan fungsi aktifasi sigmoid sehingga didapatkan banyaknya epoch adalah 15.000 dengan waktu 7,15 detik dengan menghasilkan error sebesar 0,2
PERBANDINGAN PENEMPATAN PANEL FOTOVOLTAIK DI ATAS TANAH (GROUND MOUNTING PV) ATAU DI ATAS ATAP (ROOFTOP PV) SEBAGAI IMPLEMENTASI PEMANFAATAN PLTS YANG EFISIEN DI ITERA
The use of photovoltaic panels (PV) as the latest material technology to conversion solar energyinto electrical energy, so as it can become a Solar Power Plant (PLTS) which is more continues to growin this world, including Institut Teknologi Sumatera (ITERA). As a new campus technology-based inLampung Province which also has high solar potential, it is considered appropriate to be able to applyphotovoltaic as the key to the use of renewable energy. The PV panel studied is a comparison with theplacement conditions, specifically placement on the rooftop and on the groundmounting. In order to getthe best efficiency from the comparison of the installed photovoltaic panels, it is necessary to design anequivalent circuit with a load or no load in designing, as well as making observations for 7 days withthe same conditions. The results show that the placement of PV on the rooftop is 1,129.91 Wh for aloaded condition and 3,961.91 Wh for a no-load condition, while the placement of PV on thegroundmounting is 1,064.83 Wh for a loaded condition and 3,880.13 for a no-load condition. Fromthese results, it becomes the basis for the placement of PV as needed before planning the constructionof PLTS.Pemanfaatan panel fotovoltaik (PV) sebagai teknologi material terkini untuk mengubah cahayamatahari yang dikonversi menjadi energi listrik, sehingga dapat menjadi Pembangkit Listrik TenagaSurya (PLTS) terus berkembang di dunia, tak terkecuali di Institut Teknologi Sumatera (ITERA).Sebagai perguruan tinggi negeri (PTN) baru di Provinsi Lampung yang berbasis teknologi juga memilkipotensi matahari yang cukup tinggi, dinilai tepat untuk dapat menerapkan fotovoltaik sebagai kuncipemanfaatan penggunaan energi terbarukan. Panel PV yang diteliti adalah perbandingan dengan kondisipenempatan, yaitu di atas atap dan diatas tanah. Agar mendapatkan efisiensi terbaik dari perbandinganpanel fotovoltaik yang dipasang, diperlukan rangkaian ekivalen dengan kondisi berbeban maupun tanpabeban dalam merancang, serta melakukan pengamatan selama 7 hari dengan kondisi yang sama. Hasilmenunjukkan penempatan PV di atas atap didapatkan nilai sebesar 1.129,91 Wh untuk kondisi berbebandan 3.961,91 Wh untuk kondisi tanpa beban, sedangkan penempatan PV di atas tanah sebesar 1.064,83Wh untuk kondisi berbeban dan 3.880,13 untuk kondisi tanpa beban . Dari hasil tersebut menjadi dasaruntuk penempatan PV yang sesuai kebutuhan sebelum perencanaan pembangunan PLTS
PRODUKSI GAS HIDROGEN (H2) DARI LIMBAH TEKSTIL SEBAGAI SUMBER ENERGI BARU TERBARUKAN (EBT)
Energi merupakan hal yang sangat erat dengan kehidupan manusia, keberlanjutannya menjadi isu serius di berbagai negara terutama Indonesia. Tingginya konsumsi energi fosil mengakibatkan berkurangnya cadangan minyak bumi dan batubara, sehingga diperlukan solusi baru untuk mengatasi masalah tersebut. Salah satunya dengan mengembangkan Energi Baru Terbarukan (EBT) berupa bahan bakar gas hidrogen (H2). Gas hidrogen (H2) dapat diperoleh dengan berbagai proses salah satunya yang mudah diterapkan yaitu proses elektrolisis air menggunakan elektroda logam. Pada penelitian ini dilakukan produksi gas hidrogen (H2) dari limbah tekstil dengan dua tahap proses yaitu pengolahan limbah tekstil dengan alat elektrokoagulator dan dilanjutkan proses produksi gas hidrogen (H2) menggunakan reaktor oxyhydrogen.Pada Produksigashidrogen (H2) ditambahkan beberapa katalis yaitu Natrium Hidroksida (NaOH), Kalium Hidroksida (KOH), Natrium Klorida (NaCl), dan Natrium Bikarbonat (NaHCO3) dengan konsentrasi tetap 0,5 M. Tujuan dari penambahan katalis yang berbeda yaitu ingin melihat katalis yang mana yang terbaik untuk memproduksi gas hidrogen (H2) dari limbah tekstil. Katalis yang paling baik untuk memproduksi gas hidrogen (H2) dengan konsentrasi 0,5 M dari limbah tekstil adalah katalis KOH dengan laju alir produksi gas sebesar 6,4184 mL/s dengan jumlah H2 558 mg/m3 dan O2 13,49% volume
Perancangan Sistem Monitoring dan Kontrol Daya Berbasis Internet Of Things
Energi listrik merupakan suatu bentuk energi yang berasal dari sumber arus yang biasanya dinyatakan dalam Watt hour. Energi yang digunakan oleh peralatan listrik merupakan laju penggunaan energi (daya) selama peralatan tersebut digunakan. Untuk menghemat daya listrik yang terpakai maka konsumen harus mengetahui pemakaian listrik tiap harinya. Untuk memberi batasan pemakaian dan memperkirakan pemakain listrik, maka dari itu konsumen harus dapat memonitoring dan mengontrol pemakaian daya listrik dengan sistem yang memudahkan dan tidak membingungkan. Salah satu teknologi saat ini yang memudahkan untuk memonitoring adalah sistem yang berbasis IoT. PEMoS merupakan alat yang dirancang untuk memonitoring serta mengontrol pemakaian daya listrik. Perangkat yang digunakan dilengkapi dengan sensor tegangan dan arus yang dapat membaca tegangan dan arus secara realtime dengan komukasi NodeMCU untuk mengirimkan data ke user menggunakan jaringan internet. PEMoS memiliki dua bagian yaitu client dan server yang berkomunikasi secara wireless. Data yang dibaca oleh sensor harus terlebih dahulu diterima oleh server sebelum dikirimkan ke cloud server. PEMoS juga memiliki aplikasi android yang digunakan untuk mengontrol client dan memonitoring daya listrik yang bersumber dari PLN. Setelah dilakukan pengujian pada alat, didapatkan nilai galat pada pembacaan sensor tegangan sebesar 1.60% dimana itu masih dalam batas toleransi. Untuk pengujian sensor arus didapatkan galat sebesar 9.93%. Pada komunikasi antara client dan server terdapat keterlambatan pengiriman data selama ±6s
Implementasi Ekseskusi Akta Jaminan Fudisia yang Dilakukan secara Win-Win Solution di Wahana Ottomitra Multiartha (WOM) Finance Kabupaten Kudus
Skripsi yang berjudul “Implementasi Eksekusi Akta Jaminan Fidusia Yang Dilakukan Secara Win–Win Solution Di Wom Finance Kabupaten Kudus” ini secara umum bertujuan untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang proses utang piutang dan pelaksanaan utang jaminan fidusia pada Wom Finance Cabang Kudus, Proses eksekusi akta jaminan Fidusia yang tidak didaftarkan Fidusia (secara bawah tangan) yang dilakukan oleh dealer WOM Finance Cabang Kudus dan Hambatan yuridis dan tehnis yang dialami dealer WOM Finance Cabang Kudus dalam mengeksekusi akta jaminan Fidusia.
Metode penelitian, pengumpulan data dilakukan studi pustaka yaitu kajian dokumen. Kajian dokumen dilakukan terhadap bahan hukum terdiri dari bahan hukum dan data diperoleh melalui studi pustaka dan survey lapangan di WOM Finance Kabupaten Kudus dengan alat pengumpulan data kajian dokumen dan wawancara berdasarkan analisis kualitatif.
Setelah data diperoleh, maka disusun secara sistematis dan selanjutnya dianalisis secara kualitatif, sehingga diperoleh kejelasan mengenai permasalahan yang dibahas dan selanjutnya disusun sebagai skripsi yang bersifat ilmiah.
Dari hasil penelitian dapat ditunjukkan bahwa, Proses Utang Piutang dan Pelaksanaan Utang Jaminan Fidusia pada WOM Finance Cabang Kudus Pemberian kredit dengan jaminan fidusia di WOM Finance Cabang Kudus yang diberikan kepada debitor biasanya untuk barang bergerak berwujud misalnya sepeda motor, harus melalui tahapan–tahapan tertentu sebelum diproses dengan jaminan fidusia.
Proses Eksekusi Jaminan Akta jaminan Fiducia dilakukan dengan Win-win Solution terlebih dahulu melakukan komunikasi dengan nasabah dengan melalui telepon atau Sending Message Service (SMS) dan bagi yang tidak
mempunyai telepon yaitu dengan mengunjungi untuk mengingatkan.
Dalam proses eksekusi tersebut tidaklah mudah karena terdapat beberapa Hambatan-hambatan dalam pengembilan barang jaminan tergantung pada: barang jaminan di jual, barang jaminan di gadaikan, penerima fasilitas tidak mampu lagi, Pendapatan bulanan penerima jaminan yang tidak menentu, penerima fasilitas atas nama (bukan penerima fasilitas secara riil), kurangnya pemahaman penerima
fasilitas atas isi Perjanjian, penerima fasilitas pindah alamat (tidak diketahui), identitas barang telah diubah, wilayah kerja Remedial Field dan Dept Collector
(DC) yang luas dan karakter masyarakat
Forecasting of Using Electricity Consumption at ITERA (Institut Teknologi Sumatera) until 2025, to Improve Application of Renewable Energy in Lampung Province
Institut Teknologi Sumatera (ITERA) is a new campus located in Lampung province- Indonesia. It is almost 6 years old, within large data on the total population human activity in this 275-hectare campus around 9500 persons, so that necessary to forecasting energy demand in the future, ITERA can project programs that are in line with the Indonesian government, specifically increasing using of renewable energy. which the government has a national energy policy in 2025 of 23%. Mostly in Lampung province, the electricity produced is still dominated by fossil energy (e.g., coal, diesel, etc), therefore as a campus with a technological background, ITERA must be able to bring a paradigm shift to be used from electricity consumption in the surrounding areas. The results of this study will project electricity usage in ITERA over the next 5 year, where electricity usage in ITERA 2019 is 2.472 GWh or 6,775 KWh/day, expected with a development strategy to implementing the efficiency of green energy, so that can meet the challenges of reducing CO2 emissions and energy-saving behavior, also keep sustainable impact for Indonesia
Quality of Service Packet Loss Pada Sistem Home Monitoring Water Flow Berbasis Internet of Things
Perilaku boros air bersih menyebabkan semakin banyak orang yang kehilangan akses terhadap air bersih. Penggunaan air di dalam rumah tangga selama ini masih sangat sulit untuk dilakukan pengelolaan dalam penggunaan air secara efektif. Kelangkaan air bersih adalah situasi saat terjadinya kekurangan air untuk memenuhi kebutuhan manusia. Penelitian ini menmbangun sistem Home Water Flow Monitoring (HEROIG) berbasis Internet of Things (IoT) untuk melakukan monitoring dan controlling penggunaan air pada rumah. Perangkat keras menggunakan NodeMCU sebagai mikrokontroler serta mengirimkan hasil sensing debit air oleh sensor water flow yang akan dikirimkan ke cloud server. Pengontrolan dapat dilakukan melalui aplikasi android HEROIG yang telah dibuat dan terintegrasi dengan sistem IoT yang harus bekerja dalam koneksi jaringan yang baik. Pengujian kualitas koneksi jaringan atau Quality of Services (QoS) khususnya packet loss menggunakan dua parameter yaitu dari waktu dan jarak. Hasil pengujian packet loss parameter waktu dengan pengujian enam detik sekali dalam waktu satu menit memiliki nilai rata-rata packet loss 1,13%, kemudian untuk pengujian parameter jarak dengan selisih setiap jarak adalah empat meter memiliki nilai rata-rata packet loss 0,15%. Hasil pengujian tersebut menunjukan kualitas pengiriman data sensor ke cloud server memiliki parameter QoS packet loss kategori sangat baik, karena memiliki nilai packet loss <3%
- …