PENGARUH MOTIVASI INTRINSIK TERHADAP KREATIVITAS DENGAN MOTIVASI PROSOSIAL SEBAGAI VARIABLE MODERASI DAN PERSPESCTIVE TAKING SEBAGAI VARIABLE MEDIASI PADA PERUSAHAAN PERCETAKAN DI KOTA BANDA ACEH

ABSTRAKPenelitian ini menguji Pengaruh Motivasi Intrinsik terhadap Kreativitas pada Perusahaan Percetakan di Kota Banda Aceh dengan Motivasi Prososial sebagai Moderasi dan Pengambilan perspektif sebagai Mediasi. Data yang dikumpulkan yaitu pada karyawan Perusahaan Percetakan di Kota Banda Aceh. Sebanyak 103 responden dimasukkan. Menggunakan Analisis Regresi Linier Berganda, hasil penelitian menunjukkan bahwa : 1) Motivasi Intrinsik berpengaruh signifikan terhadap Kreativitas pada karyawan Perusahaan percetakan di Kota Banda Aceh. 2) Motivasi Prososial berpengaruh signifikan terhadap pengambilan perspektif pada karyawan Perusahaan percetakan di Kota Banda Aceh. 3) Motivasi Intrinsik berpengaruh signifikan terhadap Kreativitas dimoderasikan oleh Motivasi Prososial pada karyawan Perusahaan percetakan di Kota Banda Aceh. 4) Motivasi Intrinsik berpengaruh signifikan terhadap Kreativitas dimediasikan oleh Pengambilan Perspektif pada karyawan Perusahaan percetakan di Kota Banda Aceh. 5) Motivasi Intrinsik berpengaruh signifikan terhadap Kreativitas dimoderasikan oleh Motivasi Prososial dan dimediasikan oleh Pengambilan Perspektif pada karyawan Perusahaan percetakan di Kota Banda Aceh.Kata Kunci : Motivasi Intrinsik, Kreativitas, Motivasi Prososial, Pengambilan Perspektif

Muslim Utopia: Gerakan dan Pemikiran Politik Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Pasca-Reformasi

Hizbut Tahrir (HT), an organization founded by Taqiuddin al-Nabhani in 1953, is a political party with an Islamic ideology. Politics is the avenue through which HT pursues its mission, and its ideology is Islam. HT's struggle is aimed at making Islam its primary concern, guiding towards the reestablishment of the caliphate system, and upholding the laws descended by Allah in the reality of life. Through various political activities, HT intends to revive the Muslim community from decline, free Muslims from ideas, legal systems, and laws that are considered disbelieving, and seeks to break free from the domination of Western infidel states. HT aims to rebuild the Islamic Caliphate on Earth. What about Hizbut Tahrir Indonesia (HTI)? This writing presents the profile of HTI, from its origins, thoughts, to its political movements, especially in the post-reform era in Indonesia

PERBANDINGAN EFISIENSI BIAYA SEWA ALAT EXCAVATOR KOMATSU PC400 MENGGUNAKAN SISTEM MONITORING RITASE DI MTBU PT BUKIT ASAM TBK

PT Bukit Asam, Tbk merupakan pengelola pertambangan batubara Unit Pertambangan Tanjung Enim (UPTE). UPTE terbagi atas tiga lokasi penambangan yaitu Tambang Air Laya (TAL), Tambang Banko Barat, dan Tambang Muara Tiga Besar Utara (MTBU). Metode penambangan yang digunakan di Muara Tiga Besar Utara adalah metode penambangan terbuka strip mine dengan metode pengangkutan secara konvensional dengan kombinasi alat excavator Komatsu PC400 sebagai alat gali muat dan dump truck Hino FM 500 sebagai alat angkut. Penelitian ini dilakukan untuk menentukan perbandingan biaya sewa alat excavator Komatsu PC400 berdasarkan rencana, aktual dan teoritis yang berguna sebagai bahan evaluasi bagi perusahaan dan untuk menentukan penanganan kendala-kendala yang menyebabkan rendahnya ritase alat. Hal ini dilakukan dengan cara menghitung produktivitas alat excavator Komatsu PC400, menghitung biaya sewa alat, dan mengkaji penyebab rendahnya ritase alat. Hasil dari analisis dan pengolahan data adalah untuk bulan Februari rata-rata produktivitas rencana, aktual dan teoritis adalah 286 ton/jam, 281,65 ton/jam dan 320,14 ton/jam. Untuk bulan Maret produktivitas rencana, aktual dan teoritis adalah 286 ton/jam, 293,54 ton/jam, dan 310,18 ton/jam. Untuk besaran biaya sewa yang dibayarkan oleh perusahaan untuk bulan Februari adalah sebesar Rp. 1.281.900.000,- dan untuk bulan Maret sebesar Rp. 1.922.781.000,-. Setelah dilakukan kajian, perusahaan seharusnya dapat berhemat karena biaya sewa teoritis bulan Februari dapat ditekan menjadi Rp. 1.133.095.740,-. dan untuk bulan Maret sebesar Rp. 1.815.830.310,-. Penyebab selisih biaya ini disebabkan oleh rendahnya ritase alat yang disebabkan oleh kondisi jalan angkut yang tergolong sempit dan faktor keserasian alat yang kurang tepat (match factor)

Reformasi Hukum Islam Menurut ‘Abd Allah al-Na’im

The article discusses the thought of ‘Abd Allah Ahmad al-Na’im, a contemporary Sudanese Muslim scholar. He offers ideas concerning sensitive issues in Islam, especially in interpreting al-Qur’an and its relation to sharia. This sensitiveness results from the fact that certain verses have dichotomous meaning. Certain Muslim scholars allow interpreting such verses, whereas other do not. As a result, there are unveiled meanings in al-Qur’an that prevent the advancement of Islam. In dealing with the challenge of modernity, ijtihad in the light of sharia is no longer sufficient because there are so many problematic legal aspects and principles in, such as constitutional law, criminal law, international law and human rights. Those rulings are based on texts of al-Qur’an and Hadith which have definite and clear meaning. Therefore, new line of interpretation towards understanding of al-Qur’an, especially those concerning Islamic law, is necessary for Islamic law to remain relevant in our time

DARI NII KE ISIS: Transformasi Ideologi dan Gerakan dalam Islam Radikal di Indonesia Kontemporer

Serangkaian aksi teror dan tindak kekerasan oleh sekelompok organisasi Islam yang terjadi kurang lebih satu dasawarsa terakhir telah menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara yang mendapatkan kecaman dunia internasional. Akibatnya timbul semacam islamophobia dan memandang bahwa Indonesia adalah negara sarang teroris. Gerakan radikalisasi agama dalam wujud apa pun termasuk yang paling ekstrem teror bom sebetulnya sudah ada sejak era tahun 1950-an. Fase pertama dimulai dengan munculnya gerakan DI/ TII Kartosoewirjo. Fase kedua, munculnya gerakan Komando Jihad 1970-an hingga 1980-an yang beberapa aktor utamanya adalah mantan anggota DI/TII era Kartosoewirjo. Nama Abdullah Sungkar dan Abu Bakar Ba’asyir, yang kemudian dikenal luas sebagai amir Jamaah Islamiyah (JI), telah mulai menyeruak pada masa itu. Fase ketiga, berbagai gerakan teror dan kekerasan yang terjadi saat dan pascareformasi, akhir 1990-an hingga saat ini. Dan fase keempat, ditandai dengan berkembangnya kelompok-kelompok Islam radikal baru, terutama dari kelompok muda, yang sebetulnya masih mempunyai keterkaitan dengan para tokoh generasi sebelumnya. Radikalisasi mereka lebih dipengaruhi oleh berbagai peristiwa global. salah satu contoh organisasi ini adalah ISIS (Islamic State of Iraq and Syiria). Gerakan radikalisasi agama dalam alur sejarah perkembangannya sebenarnya bukanlah gerakan murni jihad atas nama agama, melainkan juga mengusung kepentingan politik dan ekonomi dalam kaitannya dengan konspirasi global. Dengan kata lain, paham keagamaan hanya dijadikan kedok untuk mewujudkan kepentingan pihak tertentu. A series of acts of terror and violence by Moslem organizations which occur approximately the last decade has made Indonesia as one of the countries that receive international condemnation. Consequently arise islamophobia and saw that Indonesia is a terrorist state. Movement of religious radicalization in whatever form, including the most extreme terrorist bombings have actually been around since the 1950 era. The first phase began with the emergence of DI/TII Kartosoewirjo. The second phase, the emergence of Komando Jihad movement of the 1970 until the 1980 that some of the main actor is a former member of DI/TII Kartosoewirjo era. The name Abdullah Sungkar and Abu Bakar Bashir, who came to be known widely as the amir of Jamaah Islamiyah (JI), have begun to burst at that time. The third phase, the various movements of terror and violence that occurred during and after the reformation, the late 1990 to the present. And the fourth phase, characterized by the development of radical Islamic groups, mainly from the younger groups, who actually still has a link with the previous generations of leaders. Radicalization they are more influenced by global events. One example of this organization is the ISIS (Islamic State of Iraq and Syria). Movement of religious radicalization in the course of history of its development is not actually pure movement jihad in the name of religion, but also carries political and economic interests in relation to the global conspiracy. In other word, religious sect is only used as a cover to realize the interests of certain parties.</p

Preventing Violence and Extremism in Indonesian Educational Institutions: Policies and Strategies

This article discusses the policies and strategies of the Indonesian government for preventing the influence of radical and extreme religious ideologies in schools and universities. In their survey, PPIM UIN Jakarta in 2019 and the Wahid Institute in 2020 found that Indonesian educational institutions, from high schools to universities, were vulnerable to the influence of extreme views and intolerance. This article examines a number of elements that play a strategic role in preventing violence and extremism in educational institutions, such as government regulations; education curriculum; and the role of internal and external stakeholders, including teachers, parents, students, government officials, and civil society. The authors argue that the strategies and policies of each university and school in preventing radicalism among students have different levels of effectiveness. Synergies involving stakeholders also contribute to the success and failure of securing educational institutions from the dangers of violence and extremism. The results of this study are based on in-depth interviews with a number of selected sources. This paper recommends the need to synchronize strategies and policies related to the prevention of extremism and violence in educational institutions and the more effective participation of all stakeholders. Keywords: preventing violence–extremism, educational institutions, strategies, policies, effectivenes

Phenotype and Genotype of Enterococcus faecalis Isolated form Root Canal and Saliva of Primary Endodontic Patients

This study was carried out to investigate the phenotype and genotype of E. faecalis isolated from the root canal and saliva of primary endodontic patients with periapical lesions. Eighteen adult male and female individuals suffering from primary endodontic infection, either had or had not periapical lesions, were involved in this study. Root canal scraping and saliva were collected from each subject and used for bacterial quantitation using a real-time polymerase chain reaction (RT-PCR). Enterococci were isolated using ChromAgar medium and then identified using both biochemical (Gram staining and catalase tests) and molecular biology (conventional PCR) methods. Gelatinase activity, polysaccharide capsul profile and mRNA ace expression level were determined using microbiological, biochemical and molecular biology approach, respectively.  Genotype of E. faecalis was determined based on nucleotide sequence of ace and gelE genes analyzed using web-based 3730xl DNA Analyze software. The results showed that high proportion of E. faecalis found in both root canal and saliva of is related to the incidence of periapical lessions in the primary endodontic patients. This is contrast to the insignificant relationship found between Cps polymorphism, gelatinase activity, and mRNA ace expression with periapical lesions in the patients, respectively.DOI: 10.14693/jdi.v23i1.96

TRADISI WAKAFA DI MASYARAKAT TAHTUL YAMAN DALAM SUASANA LEBARAN IDUL FITRI STUDI LIVING QUR'AN

Tradisi silaturahmi merupakan tradisi yang biasa dilakukan oleh masyarakat Indonesia dengan tujuan untuk mempererat tali persaudaraan. Masing-masing wilayah tentu berbeda-beda dalam menjalin hubungan silaturahmi. Sama halnya dengan tradisi yang ada di Tahtul Yaman, tradisi ini bernama wakafa. Tradisi wakafa merupakan tradisi yang sejak dulu sudah melekat pada masyarakat Tahtul Yaman melalui warisan dari nenek moyang dahulu. Tradisi ini menjadi wadah bagi masyarakat untuk menjalin silaturahmi, dengan secara berkelompok beramai-ramai mengunjungi rumah yang telah ditentukan, yang membuat tradisi ini tampak unik dan menarik. Tradisi wakafa juga mencerminkan suatu peristiwa sosial terkait dengan kehadiran Al-Quran yang disebut dengan living Quran, yang proses pelaksanaannya terjadi pada suasana hari raya Idul Fitri. Jenis penelitian ini ialah penelitian lapangan (field research) dalam tehnis penelitian deskriptif kualitatif, dengan metode pendekatakan kajian living Quran, dan pendekatan fenomenologi sebagai pendukung kajian living Quran dalam melihat dan mendengar lebih dekat dan terperinci penjelasan dan pemahaman individual terkait pelaksanaan tradisi wakafa. Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasilnya penulis menemukan bahwa dibalik dilaksanakannya tradisi wakafa di masyarakat Tahtul Yaman merupakan sebagai bentuk ungkapan rasa syukur atas nikmat yang Allah berikan berupa nikmat Islam. Dengan dilandasi oleh Q.S. Al-Maidah:3, masyarakat mensyukuri atas nikmat terbesar Allah yang pengaruhnya sampai ke akhirat, sebagai penentu selamat dan celakanya seseorang. Tradisi ini juga menjadi sebuah ajang silaturahmi bagi masyarakat mengingat tradisi ini dilaksanakan dalam suasana lebaran Idul Fitri

Penerjemahan Komunikatif Kitab Aqidah Al-Tifli Al-Muslim Karya Amr Abdul Mun’im Bin Salim

This study aims to determine the translation of the book 'Aqîdah al-Tifli al-Muslim, which was translated from Arabic into Indonesian using the communicative method &nbsp;and to find out how to apply the strategy in translating the book 'Aqîdah al-Tifli al-Muslim with the communicative method, considering This book discusses the Aqidah of Tauhid which is a very basic science in religion that Muslims must know. The method used in this study is a qualitative method with a descriptive approachbased on research on the text 'Aqîdah al-Tifli al-Muslim as the &nbsp;. After translating the data object as a whole, academic accountability is carried out by applying the communicative translation method and the strategies used in the translation. The results of this study are that &nbsp;&nbsp;six translation strategies are used to translate the book; throw away/hadzf 35%, replace/tabdil 20%, prioritize and end/taqdim wata'khir 23%, add/dziyadah 20%, transposition 8%, and modulation 4%. So this shows that the communicative method for translating the book 'Aqîdah al-Tifli al-Muslim is very effective and suitable because the communicative method is a translation method that produces translations that are acceptable to readers, and each resulting translation provides conformity of the information contained in ST with TT and generate communicative language so that it is easily understood and digested by speakers of the target language

Constructing Muslim Identity in a Secular State: The Strategic Role of Two Singapore Islamic Organizations

In Singapore, Islamic identity matters mainly because Muslims and Malays have special constitutional status. However, state policies seem to contradict the status while the community is still dealing with the problem of backwardness in educational and economic development. This article examines the profile and strategic role of two Islamic organizations, MUIS (Majlis Ugama Islam Singapura, the Islamic Religious Council of Singapore) and Pergas (Persatuan Ulama dan Guru-Guru Agama Islam Singapura, Singapore Islamic Scholars, and Religious Teachers Association), in accommodating the expression and reconstructing Singaporean Muslim identity. Through intensive library research and using an interdisciplinary approach from social constructivist and fiqh of minorities’ perspectives, this article found that both have played a very important role in the expression and construction of Singaporean Muslim identity. There have been dynamic contestation and cooperation between the state policies towards the Muslim community. However, the global effect of Islamist extremism and terrorism has united them in terms of religious thought, attitude, and the formulation of the ideal Singaporean Muslim identity. The changing process of their stances toward the government’s policies was effective due to the function of fiqh of minorities in contextualizing Islamic teachings in the context of Singapore as a secular state.Bagi negara sekuler dan masyarakat multikultural seperti Singapura identitas Muslim menjadi masalah terutama karena Muslim dan Melayu memiliki status khusus secara konstitusional tetapi kebijakan negara tampak berlawanan dengan posisi tersebut, selain ketertinggalan komunitas tersebut dalam bidang pendidikan dan ekonomi dibandingkan dengan komunitas-komunitas Cina dan India. Artikel ini mengulas peran strategis dua organisasi Islam paling berpengaruh di Singapura, yakni Majlis Ugama Islam Singapura (MUIS) dan Persatuan Ulama dan Guru-Guru Agama Islam Singapura (Pergas) dalam mengonstruksi identitas Muslim di Singapura terutama ketika merespons kebijakan negara. Melalui studi literatur, artikel ini menemukan bahwa dua organisasi besar Islam, MUIS dan Pergas memainkan peranan sangat penting dalam konstruksi identitas Muslim Singapura dan terdapat respons yang dinamis kedua organisasi Islam tersebut terhadap kebijakan-kebijakan negara. Berbeda dengan kebanyakan ahli yang menekankan faktor dominan imaginasi dan diskursus pemerintah, konstruksi identitas Muslim tersebut sangat bergantung pada internal komunitas Muslim sendiri terutama kedua organisasi Islam tersebut termasuk dalam merespons kebijakan negara terhadap komunitas Muslim