939 research outputs found
URGENSI BAHAN AJAR BAHASA ARAB SEBAGAI PENENTU DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR
Tulisan ini di latarbelakangi oleh realitas bahwa bahan ajar bahasa Arab yang digunakan saat ini masih bersifat umum, sementara pemberlakuan penggunaan bahan ajar bahasa Arab harus sesuai dengan disiplin keilmuan. Untuk itu perlu dilakukan pengembangan bahan ajar bahasa Arab dengan pendekatan tertentu. Maka tulisan ini adalah sakah satu kebutuhan terhadap pengembangan bahan ajar bahasa Arab untuk melihat pengembangan bahan ajar bahasa Arab, Adapun teknik analisis yang dilakukan dengan model interaktif. 1) pembuatan bahan ajar bahasa Arab berbasis keilmuan dibutuhkan karena mahasiswa akrab dengan bahasa-bahasa bidang keilmuannya, 2) tema pokok bidang yang dapat dikembangkan dalam pembelajaran bahasa Arab di jurusan masing-masing untuk menyesuaikan dengan materi-materi yang berkaitan dengan dasar keilmuan yang dipelajari, 3) bahan ajar bahasa Arab berbasis kebutuhan siswa pada tiap prodi yang dapat dikembangkan ialah tema-tema pokok dan didesain dengan empat keterampilan berbahasa, yakni maharah Al-Istima’, maharah Al-Kalam, maharah Al-Qiro’ah dan maharah Al-Kitabah
BAHASA ARAB DAN BAHAN PEMBELAJARANNYA
Tulisan ini dilatarbelakangi oleh realitas bahwa bahan pembelajaran bahasa Arab yang digunakan saat ini masih bersifat umum, sementara pemberlakuan menuntut penggunaan bahan ajar bahasa Arab sesuai disiplin keilmuan. Untuk itu perlu dilakukan pengembangan bahan ajar bahasa Arab dengan pendekatan tertentu. Maka tulisan ini adalah need assesment terhadap pengembangan bahan ajar bahasa Arab untuk melihat pengembangan bahan ajar bahasa Arab, Adapun teknik analisis yang dilakukan dengan model interaktif. 1) pembuatan bahan ajar bahasa Arab berbasis keilmuan dibutuhkan karena mahasiswa akrab dengan bahasa-bahasa bidang keilmuannya, 2) tema pokok bidang yang dapat dikembangkan dalam pembelajaran bahasa Arab di jurusan masing-masing untuk menyesuaikan dengan materi-materi yang berkaitan dengan dasar keilmuan yang dipelajari, 3) bahan ajar bahasa Arab berbasis kebutuhan siswa pada tiap prodi yang dapat dikembangkan ialah tema-tema pokok dan didesain dengan empat keterampilan berbahasa, yakni maharah Al-Istima’, maharah Al-Kalam, maharah Al-Qiro’ah dan maharah Al-Kitabah
Peran Metodologi dalam Pembelajaran Bahasa Arab
الطريقة تعني مصطلحيا، الطريق، النظام، على خط شيء ما وفي الوقت نفسه، فإن تعريف الطريقة هو من الناحية الاصطلاحية تقنية المعلم في تقديم الموضوع عند عملية التعلم. ومن حيث أصل الكلمة، يأتي مصطلح الطريقة من الكلمة اليونانية metodos التي تعني الطريقة والشعارات التي تعني العلم، بينما تعني الطريقة الدلالية العلم الذي يدرس الطرق أو المسارات المتخذة لتحقيق هدف بنتائج فعالة وكفؤة.وبالتالي، فإن الطريقة هي الطريقة التي يستخدمها المعلم في عملية تعلم اللغة من أجل إنشاء الأهداف المراد تحقيقها. المعلم في اختيار طريقة سيحدد بشكل كبير نجاح التعلم. قبل اختيار وتحديد طريقة معينة لاستخدامها في التعلم، يجب على المعلم مراعاة مبادئ معينة والانتباه إلى مستوى تطور فكره، والانتباه إلى الظروف الاجتماعية المحيطة في ذلك الوقت، ومراعاة الاختلافات في قدرات الطلبة في عرض المادة يجب أن تتم على مراحل.كما يتم شرح عناصر طريقة تعلم اللغة العربية، وبين الأهداف المراد تحقيقها وتحديد الطريقة المراد استخدامها، وبعض أساليب التعلم العربية التي غالبا ما تستخدم في إندونيسيا، وكذلك الاختلافات بين استراتيجيات التعلم وأساليبه وتقنياته.الكلمات المفتاحية: الطريقة، تعلم اللغة العربي
Meja kopi modular untuk rumah minimalis moden
Peningkatan populasi di seluruh dunia adalah sangat tinggi. Di Malaysia, kadar pertumbuhan populasi rakyat Malaysia meningkat kepada 1.1% iaitu sebanyak 32.4 bilion (2018) berbanding 31.1 bilion (2015) (Mahidin, 2019). Peningkatan populasi ini meningkatkan permintaan dan bekalan terhadap keperluan asasi seperti makanan, pakaian, peluang pekerjaan dan juga ruang kediaman. Ini turut mempengaruhi reka bentuk dan saiz kediaman bagi menempatkan kesemua rakyat Malaysia dan juga pekerja asing yang berkerja di negara ini. Menurut Harian Metro Online, tanah yang semakin berkurangan menyebabkan unit kediaman sekarang banyak dibina dengan keluasan yang terhad antara 650 hingga 800 kaki persegi (Satibi, 2018). Justeru, pemilihan perabot memainkan peranan penting dalam usaha untuk menampakkan kediaman lebih luas dan selesa (Ismail, 2020)
Improving Arabic Vocabulary Memorizing Skills for Grade VII Students of MTs Qamarul Huda Bagu 2022/2023
Bahasa arab merupkan salah satu bahasa asing yang banyak dipelajari oleh masyarakat Indonesia. Oleh karna itu perlu dikaji adanya pembelajaran bahasa yang tepat pembelajar non-Arab. Pembelajaran bhasa asing bisa dilakukan dengan berbagi cara dan metode. Demikian halnya dengan pembelajaran kosa kata (al-mufrodat). Kosa kata merupkan salah satu unsur yang harus dimiliki oleh pembelajar bahasa asing termasuk bahasa Arab. Perbendaharaan bahasa Arab yang memadai dapat menunjang seseorang dalam berkomunikasi dan menulis dengan bahasa tersebut.Untuk itu diperlukan metode dan strategi yang tepat dalam rangka pemelajaran kosakat bahasa Arab tercapai.Mempelajari bahasa tidak terlepas dari pembelajaran mufrodat, pembelajaran mufrodat bukan hanya sekedar mengajarkan kosakata kemudian menyuruh para siswa untuk menghafal, akan tetapi lebih dari itusiswa dianggap mampu menguasai mufrodat jika sudah mencapai indikator-indikator yang ada.Karena kurangnya pemahaman seorang pengajar terhadap strategi dan cara-cara mengjarkan mufrodat pada siswanya, maka proses pembelajaran mufrodat banyak yang kurang maksimal bahkan mengalami kegagalan
Ibadah Mengolah Sampah di Desa Grobog Wetan Kecamatan Pangkah Kabupaten Tegal
Having religion actually makes religious doctrine as an energy in solving the problems of humanity, one of them is the waste problem. The religious doctrine of the perfection of faith obtained by maintaining cleanliness must be realized by cooperating with multiple disciplines or other entities as an effort to create a clean and healthy society. The paradox of the society which is being busy with religious rituals, but neglecting the cleanliness of the environment continues until today, including in Grobog Wetan Village, Pangkah District, Tegal Regency. Initially this dedications was planned with the Almaghfiroh Foundation. However, in its development also with the Village Government, Youths, Fatayat, RT, RW and Nature Lovers Students.This dedication in dealing with the problem of garbage aims to bring up a paradigm of dealing with waste problems as a worshipping ritual, getting reward as in other rituals. It also makes waste as something which is close and can be treated as something economical. By using the society intervention method, the result of this service is a process in which the society developing a pattern of sorting and processing organic and inorganic waste. Organic waste is transformed into magot caterpillar food and inorganic waste is still in the process of being transformed into tradable goods. In addition, the fundamental achievement of this research-based dedication is the emergence of a new understanding for the society not to "hostile" waste, but to be close to the waste, which exists a daily life and eventually to "make friends" with waste. This service also recommends the village government to create a waste management budget on a larger scale. These achievements must also be interpreted and disseminated to the society as a form of worshipping.Beragama sejatinya menjadikan doktrin agama sebagai energy dalam memecahkan masalah kemanusiaan, salah satunya masalah sampah. Doktrin agama tentang kesempurnaan iman diperoleh dengan menjaga kebersihan harus direalisasikan dengan menggandeng berbagai disiplin atau entitas lain sebagai upaya mewujudkan masyarakat yang bersih dan sehat. Paradoks masyarakat sibuk ritual keagamaan namun abai dengan kebersihan lingkungan terus beralangsung hingga saat ini. Termasuk di Desa Grobog Wetan Kecamatan Pangkah Kabupaten Tegal. Awalnya pengabdian ini direncanakan bersama Yayasan Almaghfiroh. Namun dalam perkembangannya juga dengan Pemerintah Desa, Para Pemuda, Ibu-Ibu Fatayat, RT , RW dan Mahasiswa Pecinta Alam.Pengabdian dalam menangani masalah sampah ini bertujuan untuk memunculkan paradigma menangani masalah sampah sebagai ibadah, berpahala sebagaimana ibadah ritual lain. Juga menjadikan sampah sebagai sesuatu yang dekat dan bisa diperlakukan sebagai sesuatu yang ekonomis. Dengan menggunakan metode intervensi komunitas, hasil pengabdian ini berupa proses. Yaitu masyarakat mengembangkan pola pilah dan olah sampah organic dan an organic. Sampah organic ditransformasikan menjadi makanan ulat magot dan sampah an organic masih dalam tahap proses transformasi menjadi barang yang diperjual belikan. Selain itu, capaian mendasar dari pengabdian berbasis riset ini adalah munculnya pemahaman baru bagi masyarakat untuk tidak “memusuhi” sampah, melainkan dekat dengan sampah yang merupakan kenyataan dalam keseharian dan akhirnya “berteman” dengan sampah. Pengabdian ini juga merekomendasikan pemerintah desa untuk membuat anggaran penanganan sampah dalam skala yang lebih besar. Capaian-capaian ini pula harus dimaknai dan disemaikan kepada masyarakat sebagai bentuk ibadah.
Ibadah Mengolah Sampah di Desa Grobog Wetan Kecamatan Pangkah Kabupaten Tegal
Having religion actually makes religious doctrine as an energy in solving the problems of humanity, one of them is the waste problem. The religious doctrine of the perfection of faith obtained by maintaining cleanliness must be realized by cooperating with multiple disciplines or other entities as an effort to create a clean and healthy society. The paradox of the society which is being busy with religious rituals, but neglecting the cleanliness of the environment continues until today, including in Grobog Wetan Village, Pangkah District, Tegal Regency. Initially this dedications was planned with the Almaghfiroh Foundation. However, in its development also with the Village Government, Youths, Fatayat, RT, RW and Nature Lovers Students.This dedication in dealing with the problem of garbage aims to bring up a paradigm of dealing with waste problems as a worshipping ritual, getting reward as in other rituals. It also makes waste as something which is close and can be treated as something economical. By using the society intervention method, the result of this service is a process in which the society developing a pattern of sorting and processing organic and inorganic waste. Organic waste is transformed into magot caterpillar food and inorganic waste is still in the process of being transformed into tradable goods. In addition, the fundamental achievement of this research-based dedication is the emergence of a new understanding for the society not to "hostile" waste, but to be close to the waste, which exists a daily life and eventually to "make friends" with waste. This service also recommends the village government to create a waste management budget on a larger scale. These achievements must also be interpreted and disseminated to the society as a form of worshipping.Beragama sejatinya menjadikan doktrin agama sebagai energy dalam memecahkan masalah kemanusiaan, salah satunya masalah sampah. Doktrin agama tentang kesempurnaan iman diperoleh dengan menjaga kebersihan harus direalisasikan dengan menggandeng berbagai disiplin atau entitas lain sebagai upaya mewujudkan masyarakat yang bersih dan sehat. Paradoks masyarakat sibuk ritual keagamaan namun abai dengan kebersihan lingkungan terus beralangsung hingga saat ini. Termasuk di Desa Grobog Wetan Kecamatan Pangkah Kabupaten Tegal. Awalnya pengabdian ini direncanakan bersama Yayasan Almaghfiroh. Namun dalam perkembangannya juga dengan Pemerintah Desa, Para Pemuda, Ibu-Ibu Fatayat, RT , RW dan Mahasiswa Pecinta Alam.Pengabdian dalam menangani masalah sampah ini bertujuan untuk memunculkan paradigma menangani masalah sampah sebagai ibadah, berpahala sebagaimana ibadah ritual lain. Juga menjadikan sampah sebagai sesuatu yang dekat dan bisa diperlakukan sebagai sesuatu yang ekonomis. Dengan menggunakan metode intervensi komunitas, hasil pengabdian ini berupa proses. Yaitu masyarakat mengembangkan pola pilah dan olah sampah organic dan an organic. Sampah organic ditransformasikan menjadi makanan ulat magot dan sampah an organic masih dalam tahap proses transformasi menjadi barang yang diperjual belikan. Selain itu, capaian mendasar dari pengabdian berbasis riset ini adalah munculnya pemahaman baru bagi masyarakat untuk tidak “memusuhi” sampah, melainkan dekat dengan sampah yang merupakan kenyataan dalam keseharian dan akhirnya “berteman” dengan sampah. Pengabdian ini juga merekomendasikan pemerintah desa untuk membuat anggaran penanganan sampah dalam skala yang lebih besar. Capaian-capaian ini pula harus dimaknai dan disemaikan kepada masyarakat sebagai bentuk ibadah.
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHAFAL MUFRADAT SISWA KELAS VII SMP NURUL HUDA MENEMENG
This research explain the personality of students were still unable to pronounce and write correctly, it is difficult to understand the meaning of Arabic words both in oral communication and written communication such as understanding reading texts. In addition, they are still not able to use Arabic vocabulary in the context of the right sentence. Therefore, this study aims to provide one method that can be applied in learning Arabic vocabulary is the singing method. This research uses a qualitative research method, which was carried out in seventh grade students of SMP Nurul Huda in Menemeng as the object of research, and the subject the research is the researcher himself who is also the data collector. The data collection techniques in the form of interviews, questionnaires, field data, documents, notes, and other notes. From the results of this study indicate that the use of the singing method to improve the ability of memorize Arabic mufrodat for students of Class VII SMP Nurul Huda Menemeng is effective, as well as the teacher tries harder to be able to mastering the students with the good atmosphere of class, so that all students can catch more lessons and memorization, without any coercion and without any sense of pressure in memorizing of vocabulary.
Keywords: memorize, vocabulary, improve
Abstrak: Penelitian ini berangkat dari kepribadian dimana banyaknya siswa yang masih belum mampu mengucapkan dan menuliskan dengan benar, sulit memahami makna kata bahasa Arab baik dalam komunikasi lisan maupun dalam komunikasi tertulis seperti memahami teks bacaan. Selain itu mereka masih belum mampu menggunakan kosa kata bahasa Arab dalam konteks kalimat yang tepat. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan memberikan salah satu metode yang dapat diterapkan dalam pembelajaran kosa kata Bahasa Arab, yaitu metode bernyanyi. Penelitian ini menggunakan metode jenis penelitian kualitatif, yang dilakukan pada siswa kelas VII SMP Nurul Huda di Menemeng sebagai objek penelitian, dan yang menjadi subjek penelitiannya adalah peneliti sendiri yang sekaligus sebagai pengumpul data. Adapun teknik pengumpulan data berupa wawancara, angket, data lapangan, dokumen, nota, dan catatan lain. Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan metode bernyanyi untuk meningkatkan kemampuan menghafal mufrodat Bahasa Arab bagi siswa dan siswi Kelas VII SMP Nurul Huda Menemeng efektif, begitu jga dengan guru berupaya lebih keras untuk bisa menguasai siswa dan suasana kelas dengan baik, agar semua siswa bisa menangkap pelajaran maupun hafalan lebih banyak,tanpa ada paksaan dan tanmpa ada rasa tekanan dalam menghafal mufrodat.
Kata Kunci: menghafal, mufradat, peningkatan
 
The development of fluency, syntactic complexity, and grammatical accuracy in oral presentations: a case of Egyptian EFL learners
Processing theories (Clahsen, 1984; Pienemann, 1997) have argued that the production of subordinate clauses is the last stage in the development of the second language learner. However, these theories did not refer to details about the development of accuracy and frequency of the production of subordinate clauses in second language learners\u27 speech. They also did not investigate the relation between proficiency level and the production of complex syntax. Thus, more knowledge was required about the development of frequency and accuracy of complex syntax in EFL learners, and the relation between this development and proficiency level. Moreover, both second language and first language research (i.e. Salaberry& Lopez-Ortega, 1998) found that the production of subordinate clauses was greatly influenced by the nature of the task or the discourse genre. Most of first language research also found that the frequency of complex syntax increased in expository discourse more than other genres (i.e. Nippold et al., 2007). However, second language research did not focus on the development of complex syntax in oral expository discourse. This highlighted the need to investigate the development of complex syntax through expository discourse. Hence, the purpose of this study was to investigate the development of complex syntax across three proficiency levels of EFL learners through oral expository discourse. An exploratory quantitative design was used. A number of syntactic structures were targeted to measure fluency, grammatical accuracy, and syntactic complexity. The speech of adult Egyptian EFL learners was observed and audio-recorded in general English classes at the School of Continuing Education at the American University in Cairo. Each participant delivered an expository oral presentation on their plans to achieve success in their lives. Each presentation was transcribed and coded for investigating eleven syntactic variables including error-free utterances, and three types of subordinate clauses (nominal, adverbial, relative). Subordinate clauses were also coded for errors to investigate the development of syntactic and grammatical accuracy. Finally, all data was quantitatively analyzed using ANOVA. Results showed statistically significant differences for all variables except for MLU, erroneous relative clauses, adverbial clauses and erroneous adverbial clauses. The most sensitive indicators of oral proficiency development included word/minute and Error-Free utterances/minute. Other variables showed development across all levels except between intermediate and advanced. These variables were percentage of error-free utterances, clausal density and nominal clauses. Finally, variables that showed development only across non- consecutive levels were relative clauses and erroneous nominal clauses. Pedagogical implications included the use of the findings in the assessment of oral proficiency and in guiding course designers
- …