10 research outputs found

    PROYEKSI INDONESIA BERGABUNG DALAM TRANS-PACIFIC PARTNERSHIP

    Get PDF
    This article discusses the projection high standard free trade cooperation of the Trans-Pacific Partnership (TPP) which attracts Indonesia to join under President Joko Widodo (Jokowi). It is analyzed predictively calculation of the situation that occurred if Indonesia was determined to join TPP in the future. This is analyzed using the concept of political communication, the concept of neoliberalism, and the critical theory of neomarxism, supported by qualitative research methods and data collection from secondary sources. Found evidence indicating the inability of Indonesia's competitiveness against majority member states of TPP. As a result, they have the potential to engage in exploitative, dependent, and monopoly relationships with Indonesia's economic and social if join TPP at this time. Therefore, it is recommended to reject TPP until Indonesia has the optimal competitiveness ability to refer to the effectiveness, efficiency, and productivity of the population, low poverty, high gross national income percapita, high value human development index, high value global competitive advantage, anti-corruption business bureaucracy, and adequate infrastructure. Keywords: Trans-Pacific Partnership (TPP), Indonesia, Neoliberalism, Neomarxism     Abstrak   Artikel ini membahas proyeksi kerja sama perdagangan bebas berstandar tinggi Trans-Pacific Partnership (TPP) yang menarik minat Indonesia dibawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk bergabung di dalamnya. Ia dianalisis prediktif mengenai kalkulasi situasi yang terjadi apabila Indonesia nekat bergabung dalam TPP di masa depan. Ini dianalisa menggunakan konsep komunikasi politik, konsep neo-liberalisme, dan teori kritis neo-marxisme, didukung metode penelitian kualitatif dan pengumpulan data dari sumber sekunder. Ditemukan bukti-bukti yang mengindikasikan ketidakmampuan Indonesia bersaing dengan mayoritas negara-negara anggota TPP. Akibatnya, mereka berpotensi melakukan hubungan eksploitatif, ketergantungan, dan monopoli ekonomi dan sosial indonesia jika memutuskan bergabung dalam TPP saat ini. Oleh sebab itu, direkomendasikan untuk menolak TPP sampai Indonesia memiliki kemampuan daya saing optimal mengacu efektivitas, efisiensi, dan produktifitas populasi, kemiskinan rendah, pendapatan nasional perkapita tinggi, indeks pembangunan manusia tinggi, keunggulan nilai dalam menghadapi persaingan global, birokrasi bisnis anti-korupsi, dan infrastruktur yang memadai.   Kata Kunci: Trans-Pacific Partnership (TPP), Indonesia, Neoliberalisme, Neomarxisme &nbsp

    Jurnal Asia Pacific Studiesejournal.uki.ac.id/index.php/japs/article/view/619Volume1 Number2/ July -December 2017pp. 169-184169PROYEKSI INDONESIA BERGABUNG DALAMTRANS-PACIFIC PARTNERSHIP

    Get PDF
    This article discusses the projection high standard free trade cooperation of the Trans-Pacific Partnership (TPP) which attracts Indonesia to join under PresidentJoko Widodo (Jokowi).It is analyzed predictively calculation of the situation that occurred if Indonesia was determined to join TPP in the future. This is analyzed using the concept of political communication, the concept of neoliberalism, and the critical theory of neomarxism, supported by qualitative research methods and data collection from secondary sources. Found evidence indicating the inability of Indonesia's competitiveness against majority member states of TPP. As a result, they have the potential to engage in exploitative, dependent, and monopoly relationships with Indonesia's economic and social if join TPP at this time.Therefore, it is recommended to reject TPP until Indonesia has the optimal competitiveness ability to refer to the effectiveness, efficiency, and productivity of the population, low poverty, high gross national income percapita, high value human development index, high value global competitive advantage, anti-corruption business bureaucracy, and adequate infrastructur

    Pink Tide: Neo-developmentalism in Brazil and Argentina

    Get PDF
    This study aims to trace the pink tide model with the neo-developmentalism state in Brazil and Argentina. The pink tide model in both countries seeks to unite the market and the state in the national economic development so that welfare and social equality can be achieved. However, in practice, pink tide with social equality discourse is not fully successful in the hands of the left leader, there is an increase in poverty and social inequality. To uncover the problem in applying the pink tide model run by leftist leaders, this study will use the concept of globalization by David Harvey and the term of class by Karl Marx qualitatively. This study has two results. Firstly, globalization has a significant impact on the integration of the pink tide model of development which based on the market and the state in Latin America. Secondly, class exploitation has collectively led to the economic crisis in Brazil and Argentina

    Edukasi 3 M (Memakai Masker, Mencuci Tangan, Menjaga Jarak) Dan Berita Hoax Kepada Anak-Anak RW 010 Kelurahan Cawang, Jakarta Timur

    Get PDF
    Virus Corona atau dikenal sebagai COVID-19 sedang menghantui dunia. Bermula dari Cina, ia menyebar ke seluruh dunia. Meski telah menyebabkan banyak kematian, faktanya banyak orang yang masih kurang peduli dengan bahaya virus Corona termasuk di Indonesia. Hal tersebut tidak hanya nampak pada perilaku orang dewasa namun juga pada anak-anak. Program pengabdian kepada masyakarat yang dilakukan oleh para dosen dan mahasiswa dari Program studi Ilmu Hubungan Internasional dan Ilmu Komunikasi Fisipol berupaya untuk meningkatkan kesadaran anak-anak di RW 10 kelurahan cawang, Jakarta Timur akan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Edukasi 3 M bertujuan untuk meningkatkan kesadaran anak untuk selalu memakai masker di ruang publik, rajin mencuci tangan dengan sabun dan menjaga jarak sementara edukasi berita hoax bertujuan untuk mengingatkan anak-anak agar waspada terhadap berita yang mereka konsumsi dari media TV dan media online. Metode yang digunakan dalam kegiatan ini adalah dengan metode presentasi dan perlombaan. PKM dilaksanakan secara onsite dan online. PKM ini diikuti oleh 60 anak berusia 6 sampai 11 tahun. Hasil dari edukasi ini adalah tumbuhnya kesadaran anak-anak di RW 10 kelurahan cawang, Jakarta Timur untuk menggunakan masker, rajin mencuci tangan, menjaga jarak dan mengenali berita - berita Hoax. Selain itu, perlombaan seperti melukis di atas masker, menggambar, mewarnai dan membuat video tentang aku dan corona berhasil membangkitkan semangat anak-anak untuk beraktivitas setelah menjalani pendidikan jarak jauh sejak bulan Maret 2020. Kata kunci: virus Covid-19, 3M, Hoax, anak – anak Rw 10 kelurahan cawang Jakarta Timu

    Penerapan Portal PEDULI WNI dalam Upaya Perlindungan Warga Negara Indonesia di Luar Negeri

    Get PDF
    Melindungi WNI merupakan amanat konstitusi. Upaya peningkatan pelindungan WNI dilaksanakan antara lain melalui pembangunan sistem pelindungan, termasuk melalui inovasi teknologi seperti Portal PEDULI WNI. Portal PEDULI WNI merupakan sistem yang memfasilitasi pendataan WNI di Luar Negeri melalui fitur lapor diri, serta memudahkan WNI untuk mengajukan layanan baik secara online, maupun booking online untuk datang langsung ke perwakilan, serta memudahkan WNI untuk mengajukan pengaduan secara mandiri langsung melalui aplikasi. Portal ini telah diterapkan di seluruh Perwakilan RI di luar negeri sejak Januari 2019. Program pengabdian kepada masyakarat yang dilakukan oleh para dosen dan mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Kristen Indonesia tanggal 6 September 2021 berupaya untuk meningkatkan pemahaman para pelajar Indonesia di Toronto terkait penggunaan Portal PEDULI WNI. Metode yang dilaksanakan dengan mengenalkan program melalui zoom dan interaksi tanya jawab serta penjelasan aplikasi secara daring. Diharapkan dengan adanya sosialisasi dan diseminasi ini, para pelajar Indonesia di Toronto akan mendapatkan pelayanan dan pelindungan dari Perwakilan Indonesia di Luar Negeri secara maksimal. Kata Kunci : Portal PEDULI WNI; Pelindungan WNI; Diplomas

    Human Ecosystem Approach to The Dynamics of Sustainable Development in Komodo National Park, Indonesia

    Get PDF
    This article aims to present the dynamics of sustainable development in Komodo National Park (KNP) using a human ecosystem model. The Human Ecosystem model is a coherent system of biophysical and social factors capable of adaptation and sustainability over time. A rural village in Komodo island, Labuan Bajo, East Nusa Tenggara, Indonesia can be considered a human ecosystem because it has identifiable boundaries, essential ecosystem functions, resource flows, social structures, social processes (including adaptive responses to changed conditions), and dynamic continuity over a period. In 2020, the “Jurassic Park” tourism project in Komodo National Park has become a hot topic on social media after a photo of a Komodo dragon blocking a truck popped up. The project’s rejection became the most popular topic on Twitter with the hashtag #savekomodo. Various groups believe that the project will destroy the Komodo dragon’s natural habitat, evict the local population, and be carried out solely for financial gain. As a result, it is critical to understand the current situation there. The HEM helps us identify the critical resources and the social systems, as well as the key flows that contribute to the dynamic of the human ecosystem in KNP. This article yields three important findings that should be considered in the future management of KNP. First and foremost, the Komodo dragon population is still stable, but it has the potential to decline in the long term due to changes in spatial planning, an increase in tourists, a decrease in food, and poaching. Second, expanding large-capital corporations that can replace local businesses such as boat rentals, car rentals, homestay businesses, restaurants, souvenirs, and tour guides/rangers will reduce local people’s income from tourism. Third, kinship relationships between Komodo dragons and the clan of Ota Moda are eroding because of fewer encounters between Komodo dragons and the island’s indigenous tribal communities. Artikel ini bertujuan untuk menyajikan dinamika pembangunan berkelanjutan di Taman Nasional Komodo (TNK) dengan menggunakan model human ekosistem. Model human ekosistem adalah system koheren dari faktor biofisik dan sosial yang mampu beradaptasi dan berkelanjutan dari waktu ke waktu. Sebuah desa di pulau Komodo, Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur, Indonesia dapat dianggap sebagai human ekosistem karena memiliki batas-batas yang dapat diidentifikasi, fungsi ekosistem esensial, aliran sumber daya, struktur sosial, proses sosial (termasuk respons adaptif terhadap kondisi yang berubah), dan kontinuitas dinamis selama suatu periode. Pada tahun 2020, proyek wisata “Jurassic Park” di Taman Nasional Komodo menjadi topik hangat di media sosial setelah muncul foto Komodo yang menghalangi truk. Penolakan proyek tersebut menjadi topik paling populer di Twitter dengan tagar #savekomodo. Berbagai kalangan percaya bahwa proyek tersebut akan menghancurkan habitat alami komodo, menggusur penduduk setempat, dan dilakukan semata-mata untuk keuntungan finansial. Akibatnya, sangat penting untuk memahami situasi saat ini di sana. HEM membantu untuk mengidentifikasi sumber daya penting dan sistem sosial, serta arus utama yang berkontribusi pada dinamika human ekosistem di TNK. Artikel ini menghasilkan tiga temuan penting yang harus dipertimbangkan dalam pengelolaan TNK di masa mendatang. Pertama dan terpenting, populasi komodo masih stabil, tetapi berpotensi menurun dalam jangka panjang karena perubahan tata ruang, peningkatan wisatawan, penurunan makanan, dan perburuan liar. Kedua, ekspansi perusahaan modal besar yang dapat menggantikan usaha lokal seperti persewaan kapal, persewaan mobil, usaha homestay, restoran, cinderamata, dan pemandu wisata/ranger akan mengurangi pendapatan masyarakat lokal dari pariwisata. Ketiga, hubungan kekerabatan antara komodo dan klan Ota Moda terkikis karena lebih sedikit pertemuan antara komodo dan komunitas suku asli pulau itu

    Kekuasaan Pendisiplinan: Fantasi Donald Trump dan Xi Jinping

    No full text
    Kekuasaan adalah fantasi. Efek dari kekuasaan adalah pengetahuan dan efek pengetahuan adalah kekuasaan. Fantasi kekuasaan Amerika Serikat di bawah Donald Trump dan Cina di bawah Xi Jinping menjadi sesuatu yang menarik untuk diteliti. Ia akan ditelusuri dan dianalisis menggunakan pendekatan kekuasaan yang digagas oleh Michel Foucault. Melalui pembacaan ganda, strategi tekstual, dan dekonstruksi, dapat digali dan ditemukan bahwa fantasi kekuasaan global dibawah Trump berbentuk simulacra kekuasaan yang berkontribusi pada hegemon global AS. Sedangkan fantasi kekuasaan global dibawah Xi Jinping berbentuk diskursus statolatri kawasan yang bertujuan pada pembangunan damai melalui belt and road initiative. Diskursus ini berdampak pada kekuasaan pendisiplinan tubuh kawasan. &nbsp
    corecore